Anda di halaman 1dari 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Reaksi Oksidasi–Reduksi
Sub Materi Pokok : Konsep Redoks dan Tata Nama Senyawa
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 30 menit
I. Standar Kompetensi
3. Memahami sifat–sifat larutan non–elektrolit dan elektrolit serta reaksi oksidasi reduksi.
II. Kompetensi Dasar
3.2 Menjelaskan perkembangan konsep oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata
nama senyawa serta penerapannya.
III. Indikator
1. Menyimpulkan tata nama senyawa oksida bukan-logam
2. Menyimpulkan tata nama senyawa oksida logam
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1. Siswa dapat menyimpulkan tata nama senyawa oksida bukan-logam
2. Siswa dapat menyimpulkan tata nama senyawa oksida logam
Afektif
1. Siswa dapat menyelesaikan masalah tata nama senyawa dengan cara melihat
keterkaitan antara bilangan oksidasi dengan rumus kimia.
Psikomotor
1. Siswa terampil menuliskan lambang atom dalam senyawa kimia
2. Siswa terampil menuliskan rumus molekul dalam senyawa
3. Siswa terampil menuliskan tata nama senyawa kimia
V. Strategi Pembelajaran
Model : Induktif
Pendekatan : konsep
Metode : Inkuiri
Media : Papan tulis

VI. Langkah Pembelajaran


1
a. Apersepsi
G: “Pada pertemuan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep bilangan oksidasi (BO), ada
yang masih ingat?”
S: “masih, pak!”
G: “coba apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi (BO)?”
S: “Bilangan oksidasi (BO) adalah bilangan yang menyatakan arah perpindahan dan jumlah
elektron dari atom untuk berikatan.”
b. Motivasi
Dengan mengetahui BO suatu unsur, kita dapat meramalkan rumus kimia senyawa antara 2
unsur berbeda (senyawa biner), sehingga kita dapat menuliskan rumus molekul suatu
senyawa yang terbentuk pada reaksi kimia.
G: “dari rumus molekul yang telah kita ketahui tersebut materi selanjutnya adalah memberi
nama senyawa kimianya atau sering disebut TATA NAMA SENYAWA (dituliskan
dipapan tulis).”
1. Tata nama Oksida bukan-logam
a. Orientasi
G: “Senyawa yang terbentuk antara suatu unsur dengan oksigen disebut?”
S: “Oksida.”
G: “jika unsur dalam senyawa tersebut bukan-logam berarti oksida apa?”
S: “oksida bukan-logam.”
G: “bagus, benar sekali.”
b. Merumuskan masalah
G: “jika bapak punya senyawa oksida bukan-logam dengan rumus molekul CO, maka
namanya apa?”
c. Merumuskan hipotesis
G: “dari data tersebut, apa yang dapat kalian amati?”
S: “ada unsur karbon dan oksigen dalam bentuk senyawa okisda.”
d. Mengumpulkan data
G: “benar, selanjutnya berapa jumlah masing-masing atom karbon dan oksigen pada senyawa
CO?”
S: “pada senyawa CO, atom karbon dan oksigen masing-masing satu;
G: “Apakah awalan dalam kimia yang menyatakan bilangan satu?”
S: “satu = mono (awalan kimia).”
e. Interpretasi data
2
G: “coba beri nama untuk senyawa CO dengan awalan kimia tadi!”
S: “CO namanya (mono)karbon monoksida.”
G: “Benar sekali, gimana mudah bukan?”
S: “ya”
Keterangan: awalan diantara tanda kurung dapat dihilangkan.
f. Membuat kesimpulan
G: “nah coba simpulkan dari hasil penamaan oksida bukan-logam tersebut menjadi aturan
penamaan oksida bukan-logam!”
S: “jadi kesimpulannya untuk penamaan oksida bukan-logam adalah :
(awalan+nama unsur bukan logam) (awalan+oksida).”
2. Tata nama Oksida logam
a. Orientasi
G: “Senyawa yang terbentuk antara suatu unsur logam dengan oksigen disebut?”
S: “oksida logam.”
b. Merumuskan masalah dan hipotesis
G: “jika bapak punya senyawa oksida logam dengan rumus molekul CaO, maka namanya
apa?”
c. Merumuskan hipotesis
G: “dari data tersebut, apa yang dapat kalian amati?”
S: “ada unsur kalsium dan oksigen dalam bentuk senyawa okisda.”
d. Mengumpulkan data
G: “apa nama unsur dari Ca?”
S: “kalsium.”
e. Interpretasi data
G: “kalau begitu apa nama dari senyawa CaO?”
S: “kalsium oksida.”
G: “Benar sekali, gimana mudah bukan?”
S: “ya”
G: (pinter)
G: “bagaimana kalau bapak punya senyawa oksida logam yang bilangan oksidasinya lebih
dari satu, misalnya FeO? Apakah sama tata nama oksida logamnya yang BO-nya lebih dari
satu?”
S: “beda, karena kalau sama susah membedakan antara BO +2 dengan +3 kalau namanya besi
oksida.”
3
G: “bagaimana cara membedakannya?”
S: “untuk penamaan oksida logam yang BO-nya lebih dari satu adalah :nama unsur logam+
(BO*)+ oksida”
G: “untuk membedakan BO Fe +2 dengan +3 ada nama lain tidak?”
S: “ada, dengan menggunakan nama Latin.”
G: “coba jelaskan tata nama menggunakan nama Latin!”
S: “nama Latin besi adalah ferrum, karena besi memiliki BO +2 dan +3 maka untuk
membedakannya BO lebih kecil akhiran um diganti dengan o sedangkan BO lebih besar
akhiran um diganti dengan i.”
G: “jadi nama lain dari senyawa Fe2O3 apa?”
S: “nama senyawa Fe2O3 adalah ferro oksida.”
G: “coba simpulkan semua tata nama oksida bukan-logam dan logam!”
f. Membuat kesimpulan
G: “nah coba simpulkan dari hasil penamaan oksida logam tersebut menjadi aturan penamaan
oksida logam!”
S: “jadi kesimpulannya untuk penamaan oksida logam adalah :
nama unsur logam+(BO*)+ oksida”
Ket: tambahan (harga BO*) bila unsur logam memiliki lebih dari sebuah harga BO
G: “coba simpulkan tata nama senyawa oksida yang telah tadi dibahas!”
S: “jadi kesimpulannya untuk penamaan oksida bukan-logam adalah :
(awalan+nama unsur bukan logam) (awalan+oksida).”
S: “sedangkan untuk penamaan oksida logam adalah :
nama unsur logam+(BO*)+ oksida”
S: “ dan tata nama lain untuk penamaan oksida logam adalah :
(nama Latin unsur logam+o/i*)+ (oksida)”
G: “ya bagus, ada yang ditanyakan?”
Sekian untuk hari ini. Kemudian coba kalian kerjakan soal pada LLS halaman 20-21,
pertemuan berikutnya dikumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai