Anda di halaman 1dari 3

Tuesday, November 24, 2009

Presiden Bantah Masalah Aliran Dan aCentury

Video Presiden Bantah Dana Century Untuk Kampanye, hal tersebut


dikemukakannya sehubungan dengan isu yang berkembang di masyarakat selam ini.
Yang mana banyak desas - desus yang menyatakan bahwa Dana Century mengalir saat
Pilpres 2009.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menepis kabar yang menyebutkan ada dana
talangan untuk PT Bank Century Tbk yang masuk ke dirinya dan tim kampanye SBY-
Boediono saat pilpres lalu.

Presiden Yudhoyono, ungkap Menhuk dan HAM Patrialis Akbar, mengatakan bahwa
dana talangan yang dikucurkan ke Bank Century-kini PT Bank Mutiara-dapat
dipertanggungjawabkan.

"Saya bilang clear 100%. Tidak ada masalah dengan Bank Century. Isu, fitnah yang
menyatakan ada dana ke Pak SBY, ke tim pilpres, segala macam, enggak ada. Ini dapat
dipertanggungjawabkan sepenuhnya," ujarnya mengutip Presiden, seusai sidang kabinet
paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Patrialis menuturkan Presiden tidak menghalangi usulan hak angket terkait kasus Bank
Century yang tengah menggelinding di DPR, sekaligus menegaskan tidak ada masalah
dalam upaya penyelamatan bank tersebut. Pengajuan hak angket, tuturnya, merupakan
hak parlemen.

Penegasan serupa, tutur Menhuk dan HAM, telah disampaikan Presiden dalam pertemuan
dengan para menteri dari partai politik pendukung koalisi yang digelar di Wisma Negara,
Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu malam.

Selain Patrialis (dari PAN), pertemuan antara Presiden, yang juga menjabat Ketua Dewan
Pembina Partai Demokrat, dengan para menteri dari partai politik juga dihadiri a.l.
Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonomian
Hatta Rajasa, Menteri Sosial Salim Segaff Aljufrie, Menteri Kehutanan Zulkifli Hassan,
Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, Menteri Agama Suryadharma Ali,
Menpora Andi Mallarangeng, dan Mensesneg Sudi Silalahi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan seluruh data yang berkaitan
dengan upaya penyelamatan Bank Century telah diserahkan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

"Kalau mau dibuka, buka aja, supaya tidak menimbulkan fitnah, [sekarang] seperti ada
black box," tuturnya.

Kejanggalan
Disodori pertanyaan mengenai notulensi rapat Komite Stabilisasi Sektor Keuangan
(KSSK) pada 21 November 2008 yang menunjukkan banyak kejanggalan seperti
diungkap ekonom yang juga politisi PAN Dradjad H. Wibowo dalam suatu acara dialog
pada Rabu lalu, Sri Mulyani balik bertanya: "Pak Dradjad dapat data dari mana ya? Itu
namanya apa, confidential dan rahasia." Notulensi yang disampaikan Dradjad
menunjukkan pada rapat yang dimulai pukul 00.15 banyak yang tidak sependapat dengan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono bahwa masalah Century bisa berdampak
sistemik.

Sumber Bisnis menyebutkan hasil audit investigasi BPK terkait masalah Bank Century
batal diserahkan ke pimpinan DPR hari ini, dan kemungkinan baru akan dilakukan pada
Selasa mendatang.

Sementara itu, Koalisi Masyarakat Darurat Keadilan mempersoalkan kepemimpinan


Presiden Yudhoyono yang dinilai lamban merespons rekomendasi Tim Delapan atau Tim
Independen Verifikasi Fakta dan Proses Hukum Kasus Wakil Ketua (nonaktif) KPK Bibit
Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah.

Koalisi, yang terdiri dari 34 LSM itu, menilai kelayakan Presiden Yudhoyono untuk
memimpin sangat dipertanyakan.

"Apakah dia masih layak menjadi presiden jika hasil rekomendasi itu tidak dilaksanakan?
Tim itu adalah hasil dari bentukan dari Presiden, tapi yang dikhawatirkan adalah tidak
ada tindak lanjut dari [hasil] rekomendasi," ujar Danang Widoyoko, Koordinator
Indonesia Corruption Watch (ICW), yang bertindak selaku juru bicara koalisi, kemarin.

Rekomendasi Tim Delapan adalah menghentikan kasus Bibit dan Chandra, memberikan
sanksi kepada pejabat yang bertanggung jawab terhadap pemaksaan proses hukum,
reformasi institusional, memberantas mafia hukum hingga penuntasan kasus dugaan suap
oleh PT Masaro Radiokom.

Danang menuturkan Presiden harus menentukan sikap, salah satunya dengan mencopot
Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji.
(m01/m03/Tomy Sasangka) (ratna.ariyanti@bisnis.co.id/irsad.sati@
bisnis.co.id/anugerah.perkasa@bisnis. co.id)

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh


masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang berlebihan seperti aksi kekerasan dalam
menyikapi masalah hubungan antara Indonesia dan Malaysia.
Dengan dapat dicegahnya ketegangan, saya yakin persahabatan dan hubungan
bilateral Indonesia dan Malaysia akan berkembang lebih pesat.
-- Presiden SBY

Menurut Presiden, kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, namun menambah


masalah. "Kekerasan sering memicu terjadinya kekerasan lain. Harapan untuk selesaikan
masalah ini dengan serius dan tepat tanpa aksi yang destruktif juga saya terima dari
rakyat Indonesia yang saat ini berada di Malaysia," kata Presiden di Markas Besar TNI di
Cilangkap, Rabu (1/9/2010).

Presiden mengaku bisa merasakan keprihatinan, kepedulian, bahkan emosi masyarakat


terkait insiden penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan oleh Polisi
Diraja Malaysia. Presiden berjanji akan menuntaskan kasus itu.

"Indonesia akan terus dorong Malaysia untuk benar selesaikan perundingan batas wilayah
yang sering memicu insiden dan ketegangan. Dengan dapat dicegahnya ketegangan, saya
yakin persahabatan dan hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia akan berkembang
lebih pesat," kata Presiden.

Dalam pidatonya, Presiden kembali menegaskan bahwa pemerintah telah menangani


insiden itu dengan cepat.

"Saya langsung beri berbagai instruksi. Pertama saya minta tiga petugas Kementerian
Kelautan dan Perikanan segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Kedua saya
memerintahkan usut tuntas apa yang terjadi dalam insiden itu. Segera setelah itu, Menko
Polhukam dan Mentri Luar Negeri lakukan tindakan cepat untuk tangani insiden itu,"
kata dia.

Presiden mengatakan, "Terhadap insiden ini kita semua prihatin. Saya ingin masalah ini
diselesaikan secara tuntas dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi. Saya ingin
mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini pemerintah telah bertindak, sistem pun telah
bekerja."

Anda mungkin juga menyukai