1. Akhirnya saya tiba juga di London. Stasiun kereta api itu besar dan gelap.
Saya tidak mengetahui
arah ke hotel saya menginap, jadi saya bertanya kepada seorang porter. Saya tidak hanya hati- hati dalam berbicara bahasa inggris, saya juga berbicara dengan sangat jelas, tetapi tetap saja, porter itu tidak dapat mengerti apa yang saya ucapkan. Beberapa kali saya mengulangi pertanyaan saya dan pada akhirnya ia mengerti. Porter itu menjawab pertanyaan saya, namun suaranya terdengar sangat pelan dan tidak jelas. “saya orang asing”, ucapku. Kemudian ia berbicara pelan, tetapi saya tidak mengerti apa yang ia ucapkan. Guru saya tidak pernah berbicara bahasa inggris seperti itu! Kami saling bertatapan dan tersenyum. Lalu ia mengatakan sesuatu dan saya mengerti itu, “anda akan segera belajar bahasa inggris!” ujarnya. Saya bingung. Di inggris, setiap orang berbicara dengan aksen yang berbeda. Mereka mengerti satu sama lain, tetapi saya tidak mengerti mereka! Apakah mereka berbicara bahasa Inggris? 2. Ketika anda mengunjungi London, hal pertama yang akan anda lihat adalah Big Ben. Jam yang sangat terkenal, dimana seluruh dunia dapat mendengarnya melalui BBC. Jika saja gedung parlemen tidak terbakar pada tahun 1834, mungkin jam besar itu tidak akan pernah dibangun. Nama Big Ben diambil dari nama Sir Benjamin Hall sebagai orang yang membuat jam besar itu ketika gedung parlemen yang baru sedang dibangun. Jam yang dibuat tidak hanya berukuran besar, tetapi juga sangat akurat. Petugas dari Greenwich memeriksanya setiap dua hari sekali. Melalui BBC, anda bisa mendengarnya berdentang karena terdapat mikrofon yang tersambung ke jam tersebut. Big Ben sangat jarang menunjukkan kesalahan. Sekali waktu, Big Ben pernah salah menunjukkan waktu yang tepat. Dikarenakan seorang tukang cat yang sedang bekerja menggantungkan ember cat nya pada salah satu jarum jam sehingga memperlambat gerakannya. 3. Pendeta kami selalu mengumpulkan uang untuk suatu hal atau yang lainnya, tetapi Ia tidak pernah berhasil mendapatkan uang yang ckup banyak untuk memperbaiki lonceng gereja. Lonceng besar yang biasanya berdentang sepanjang hari, telah rusak selama bertahun-tahun dan telah berhenti berdentang sejak saat itu. 4. Pagalaram, Sumatera Selatan: sebuah kontes kecantikan untuk waria telah menjadi perhatian baru Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kontes yang diadakan pada hari sabtu oleh ketua Badan Legislatif Daerah / DPRD bertepatan dengan pemilu 9 April di Taman Kota Nandagung, Pagaralam, Sumatera Selatan. Menurut Ketua MUI, Deni Priansyah, kontes semacam itu dapat merusak citra kabupaten sebagai daerah wisata yang bernuansa islami.