Anda di halaman 1dari 8

HUKUM ISLAM

Disusun oleh:

• Hasbi Widagdo ~ 8215088058


• Teguh Kurnaen ~ 8215088088
• Rasyid Ayurbi ~ 8215088067

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2010
I. Pendahuluan

Islam sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia, tentu sangat berpengaruh
terhadap pola hidup bangsa Indonesia. Perilaku pemeluknya tidak lepas dari syari'at yang
dikandung agamanya. Melaksanakan syari'at agama yang berupa hukum-hukum menjadi salah
satu parameter ketaatan seseorang dalam menjalankan agamanya.

Islam adalah agama dan cara hidup berdasarkan syari’at Allah yang terkandung dalam kitab Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik Muslim mahupun bukan Muslim. Selain
berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
Maka oleh sebahagian penganut Islam, Syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan
sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.

Terkait dengan susunan tertib Syari'at, Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36 mengajarkan bahwa
sekiranya Allah dan RasulNya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak
diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa
jika terdapat suatu perkara yang Allah dan RasulNya belum menetapkan ketentuannya maka
umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh
ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan
ketentuannya sudah dimaafkan Allah.

II. Permasalahan
Era mekanisasai dan modernisasi telah menempatkan manusia menjadi bagian dan
perkembangan yang penuh dengan kontroversi, tantangan dan persaiangan yang menyebabkan
munculnya nilai dan kebutuhan baru bagi mereka yang tidak lagi sekedar sederhana. Eksistensi
syari’at Islam yang konsisten pada prinsip dan asasnya tidaklah harus statis, tetapi justru harus
fleksibel dan dapat mereduksi perkembangan dan kemajuan kehidupan manusia.
III. Pembahasan
Kata hukum yang dikenal dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab hukm yang berarti
putusan (judgement) atau ketetapan (Provision). Dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam, hukum
berarti menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya.3 Sementara dalam A Dictionary of
Law dijelaskan tentang pengertian hukum sebagai berikut
"Law is "the enforceable body of rules that govern any society or one of the rules making up the
body of law, such as Act of Parliament."

"Hukum adalah suatu kumpulan aturan yang dapat dilaksanakan untuk mengatur/memerintah
masyarakat atau aturan apa pun yang dibuat sebagai suatu aturan hukum seperti tindakan dari
Parlemen." Bagi kalangan muslim, jelas yang dimaksudkan sebagai hukum adalah Hukum Islam,
yaitu keseluruhan aturan hukum yang bersumber pada AIquran, dan untuk kurun zaman tertentu
lebih dikonkretkan oleh Nabi Muhammad dalam tingkah laku Beliau, yang lazim disebut Sunnah
Rasul.

Sumber Hukum Islam

Al-Qur'an
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'
QS 34:28). Sebagai sumber Ajaran Islam juga disebut sumber pertama atau Asas Pertama Syara'.

Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang turun dari serangkaian kitab suci lainnya yang
pernah diturunkan ke dunia.

Dalam upaya memahami isi Al Quran dari waktu ke waktu telah berkembang tafsiran tentang isi-
isi Al-Qur'an namun tidak ada yang saling bertentangan.

Al Hadist
Hadist adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad. Hadits sebagai sumber hukum
dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah
Al-Qur'an.

Ijtihad

Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.
Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad telah wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan
pada beliau tentang suatu hukum namun hal-hal ibadah tidak bisa diijtihadkan. Beberapa macam
ijtihad antara lain
o Ijma', kesepakatan para ulama
o Qiyas, diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
o Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
o 'Urf, kebiasaan

Azas-azas Hukum Islam


Azas secara etimologi memiliki makna adalah dasar, alas, pondamen (Muhammad Ali, TT : 18).
Adapun secara terminologinya Hasbi Ash-Shiddiqie mengungkapkan bahwa hukum Islam
sebagai hukum yang lain mempunyai azas dan tiang pokok sebagai berikut :

1. Azas Nafyul Haraji --- meniadakan kepicikan, artinya hukum Islam dibuat dan diciptakan
itu berada dalam batas-batas kemampuan para mukallaf. Namun bukan berarti tidak ada
kesukaran sedikitpun sehingga tidak ada tantangan, sehingga tatkala ada kesukaran yang
muncul bukan hukum Islam itu digugurkan melainkan melahirkan hukum Rukhsah.

2. Azas Qillatu Taklif --- tidak membahayakan taklifi, artinya hukum Islam itu tidak
memberatkan pundak mukallaf dan tidak menyukarkan.

3. Azas Tadarruj --- bertahap (gradual), artinya pembinaan hukum Islam berjalan setahap demi
setahap disesuaikan dengan tahapan perkembangan manusia.

4. Azas Kemuslihatan Manusia --- Hukum Islam seiring dengan dan mereduksi sesuatu yang
ada dilingkungannya.

5. Azas Keadilan Merata --- artinya hukum Islam sama keadaannya tidak lebih melebihi bagi
yang satu terhadap yang lainnya.

6. Azas Estetika --- artinya hukum Islam memperbolehkan bagi kita untuk
mempergunakan/memperhatiakn segala sesuatu yang indah.

Dasar Pemikiran dan perkembangan Mazhab hukum Islam

Menurut Bahasa “mazhab” berasal dari shighah mashdar mimy (kata sifat) dan isim makan (kata
yang menunjukkan tempat) yang diambil dari fi’il madhi “dzahaba” yang berarti “pergi”.
Sementara menurut Huzaemah Tahido Yanggo bisa juga berarti al-ra’yu yang artinya
“pendapat”.
Sedangkan secara terminologis pengertian mazhab menurut Huzaemah Tahido Yanggo, adalah
pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau
mengistinbatkan hukum Islam. Selanjutnya Imam Mazhab dan mazhab itu berkembang
pengertiannya menjadi kelompok umat Islam yang mengikuti cara istinbath Imam Mujtahid
tertentu atau mengikuti pendapat Imam Mujtahid tentang masalah hukum Islam.

A. Madzhab-madzhab fiqih dari golongan Sunni


1. Madzhab Hanafi
Madzhab ini didirikan oleh Abu Hanifah yang nama lengkapnya al-Nu’man ibn Tsabit ibn Zuthi
(80-150 H). Ia dilahirkan di kufah, ia lahir pada zaman dinasti Umayyah tepatnya pada
zamankekuasaan Abdul malik ibn Marwan.
Pada awalnya Abu hanifah adalah seorang pedagang, atas anjuran al-Syabi ia kemudian menjadi
pengembang ilmu. Abu Hanifah belajar fiqih kepada ulama aliran irak (ra’yu). Imam Abu
Hanifah mengajak kepada kebebasan berfikir dalam memecahkan masalah-masalah baru yang
belum terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Ia banyak mengandalkan qiyas (analogi) dalam
menentukan hukum.

Imam Abu Hanifah dikenal sebagai ulama yang luas ilmunya dan sempat pula menambah
pengalaman dalam masalah politik, karena di masa hidupnya ia mengalami situasi perpindahan
kekuasaan dari khalifah Bani Umayyah kepada khalifah Bani Abbasiyah, yang tentunya
mengalami perubahan situasi yang sangat berbeda antara kedua masa tersebut.

Ulama Hanafiyah menyusun kitab-kitab fiqih, diantaranya Jami’ al-Fushulai, Dlarar al-
Hukkam, kitab al-Fiqh dan qawaid al-Fiqh, dan lain-lain. Dasar-dasar Madzhab Hanafi adalah :

o Al-Qur’anul Karim
o Sunnah Rosul dan atsar yang shahih lagi masyhur
o Fatwa sahabat
o Qiyas
o Istihsan
o Adat dan uruf masyarakat
2. Madzhab Maliki
Madzhab ini dibangun oleh Maliki bin Annas. Ia dilahirkan di madinah pada tahun 93 H. Imam
Malik belajar qira’ah kepada Nafi’ bin Abi Ha’im. Ia belajar hadits kepada ulama madinah
seperti Ibn Syihab al-Zuhri.

Karyanya yang terkenal adalah kitab al-Muwatta’, sebuah kitab hadits bergaya fiqh. Inilah kitab
tertua hadits dan fiqh tertua yang masih kita jumpai. Dia seorang Imam dalam ilmu hadits dan
fiqih sekaligus. Orang sudah setuju atas keutamaan dan kepemimpinannya dalam dua ilmu ini.
Dalam fatwqa hukumnya ia bersandar pada kitab Allah kemudian pada as-Sunnah. Tetapi beliau
mendahulukan amalan penduduk madinah dari pada hadits ahad, dalam ini disebabkan karena
beliau berpendirian pada penduduk madinah itu mewarisi dari sahabat.

Dasar madzhab Maliki dalam menentukan hukum adalah :


o Al-qur’an
o Sunnah
o Ijma’ ahli madinah
o Qiyas
o Istishab / al-Mashalih al-Mursalah
2. Madzhab Syafi’i
Madzhab ini didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris al-Abbas. Madzhab fiqih as-Syafi’i
merupakan perpaduan antara madzhab Hanafi dan madzhab Maliki. Ia terdiri dari dua pendapat,
yaitu qaul qadim (pendapat lama) di irak dan qaul jadid di mesir. Madzhab Syafi’i terkenal
sebagai madzhab yang paling hati-hati dalam menentukan hukum, karena kehati-hatian tersebut
pendapatnya kurang terasa tegas.

Di antara buah pena/karya-karya Imam Syafi’i, yaitu :

o Ar-Risalah : merupakan kitab ushul fiqih yang pertama kali disusun.


o Al-Umm : isinya tentang berbagai macam masalah fiqih berdasarkan pokok-pokok pikiran
yang terdapat dalam kitab ushul fiqih.

Prospek dan potensi Hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional

Hukum Islam memiliki prospek dan potensi yang sangat besar dalam pembangunan hukum
nasional. Ada beberapa pertimbangan yang menjadikan hukum Islam layak menjadi rujukan
dalam pembentukan hukum nasional yaitu:13

1. Undang-undang yang sudah ada dan berlaku saat ini seperti, UU Perkawinan, UU
Peradilan Agama, UU Penyelenggaraan Ibadah Haji, UU Pengelolaan Zakat, dan UU
Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam serta beberapa undang-undang lainnya yang
langsung maupun tidak langsung memuat hukum Islam seperti UU Nomor 10 Tahun 1998
tentang perbankan yang mengakui keberadaan Bank Syari'ah dengan prinsip syari'ahnya.,
atau UU NO. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama yang semakin memperluas
kewenangannya, dan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

2. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih kurang 90 persen beragama Islam akan
memberikan pertimbangan yang signifikan dalam mengakomodasi kepentingannya.

3. Kesadaran umat Islam dalam praktek kehidupan sehari-hari. Banyak aktifitas


keagamaan masyarakat yang terjadi selama ini merupakan cerminan kesadaran mereka
menjalankan Syari'at atau hukum Islam, seperti pembagian zakat dan waris.

4. Politik pemerintah atau political will dari pemerintah dalam hal ini sangat menentukan.
Tanpa adanya kemauan politik dari pemerintah maka cukup berat bagi Hukum Islam untuk
menjadi bagian dari tata hukum di Indonesia.
Bila dilihat dari realitas politik dan perundang-undangan di Indonesia nampaknya eksistensi
hukum Islam semakin patut diperhitungkan seperti terlihat dalam beberapa peraturan
perundangan yang kehadirannya semakin memperkokoh Hukum Islam.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai prinsip-prinsip dan azas-azas hukum Islam diatas, yang
menjadi inti pemahaman prinsip-prinsip dan azas-azas hukum Islam dpat diketahui atau
diarahkan pada tujuan penyariatan syariat Islam itu sendiri dan apa yang akan dibawa hukum
Islam untuk mencapau tujuannya. Hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Islam telah meletakkan di dalam undang-undang dasarnya, beberapa prinsip yang mantap dan
kekal, seperti prinsip menghindari kesempitan dan menolak mudarat, wajib berlaku adil dan
bermusyawarah dan memelihara hak, menyampaikan amanah, dan kembali kepada ulama
yang ahli untuk menjelaskan pendapat yang benar dalam menghadapi peristiwa dan kasus-
kasus baru, dan sebagainya berupa dasar-dasar umum yang merupakan tujuan diturunkannya
agama-agama langit, dan dijaga pula oleh hukum-hukum positif dalam upaya untuk sampai
kepada pengwujudan teladan tertinggi dan prinsip-prinsip akhlak yang telah ditetapkan oleh
agama-agama namun hukum-hukum masih tetap menghadapi krisis keterbelakangan dari
undang-undang atau hukum yang dibawa oleh agama-agama langit.
2. Dalam dasar-dasar ajarannya, Islam berpegang dengan konsisten pada perinsip
mementingkan pembinaan mental individu khususnya, sehingga ia menjadi sumber kebaikan
bagi masyarakat, karena apabila individu telah menjadi baik maka masyarakat dengan
sendirinya akan baik pula.
3. Syari‟at Islam, dalam berbagai ketentuan hukumnya, berpegang dengan konsisten pada
prinsip memelihara kemaslahatan manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat.
http://www.docstoc.com/docs/7664189/Hukum-Islam

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Islam

http://jodisantoso.blogspot.com/2008/01/prinsip-prinsip-dan-asas-asas-hukum.html

http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/KONTRIBUSI-%20HUKUM%20ISLAM.pdf

http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/WACANA%20HUKUM%20ISLAM/PRINSIP
%20HUKUM%20ISLAM.pdf

http://dien84.wordpress.com/2009/12/31/sejarah-timbulnya-madzhad-madzhab-
dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai