Anda di halaman 1dari 2

.:The Home of Budaya Tionghoa :.

Biografi : Bao Zheng / Bao Qingtian ( Hakim Bao)


Contributed by Purnama Sucipto
Thursday, 04 December 2008
Last Updated Thursday, 04 December 2008

Bao Zheng (Hanzi: ï) (999-1062) adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada jaman Dinasti Song Utara. Karena
kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian (R)) yang berarti Bao si langit biru, sebuah nama pujian bagi pejabat
bersih. Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi (ÑP) yang artinya si hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama
kehormatannya adalah Xiren (Á).

***

Kehidupan

Bao dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, provinsi Anhui). Kehidupan awalnya banyak
mempengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya
dengan baik.

Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia
banyak berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal ini membuatnya
membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang berpengaruh besar pada
kehidupannya adalah Liu Yun, seorang pejabat kehakiman di Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur
serta adil dan membenci kejahatan. Dia juga seorang yang menghargai intelektual dan bakat Bao. Di bawah pengaruh
Liu, Bao bertekad untuk memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya pada negara dan rakyat.

Pada usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari kaisar hingga
menyandang gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat
ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai
Kabupaten Jianchang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena sebagai anak berbakti dia memilih
pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun. Baru setelah kematian
orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Provinsi Tianchang. Ketika itu
dia telah berumur 40 tahun.

Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat
banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Renzong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting
termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng), ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak
kenal kompromi terhadap korupsi diantara pejabat pemerintahan saat itu. Dia menegakkan keadilan bahkan menolak
untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru Besar Pangž*, ayah
mertua kaisar yang merangkap guru besar yang membimbing putra mahkota sehingga Pang sangat menganggap Bao
sebagai musuhnya.

Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih
dari 30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan
korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah
selama dianggapnya sesuai kebenaran.

Enam kali dia melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir
kelas atas kerajaan, tujuh kali untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan kaisar, bahkan dia pernah
beberapa kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor
kerajaan dia selalu sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan bagi dirinya, padahal dalam sejarah banyak
juru sensor telah mengalami nasib yang buruk, seperti misalnya Sima Qian, sejarawan dan filsuf Dinasti Han yang
dikebiri karena Kaisar Han Wudi tidak bisa menerima pendapatnya.

Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama
pangeran ke delapan (k‹7, Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani
memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan
yang salah. Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan
pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun kuil
untuk mengenangnya (l`).

***

Bao Zheng dalam legenda

Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering
http://joomla.budaya-tionghoa.net Powered by Joomla! Generated: 3 January, 2010, 00:04
.:The Home of Budaya Tionghoa :.

ditampilkan dalam opera dan drama, kebanyakan kisah-kisah ini didramatisasi. Dalam opera biasanya dia digambarkan
sebagai pria berjenggot dengan wajah hitam dan tanda lahir berbentuk bulan sabit di dahinya (beberapa versi
menyebutkan tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk
menunjukkan baktinya).

Disebutkan juga bahwa kaisar menganugerahi Bao tiga gilotin (alat penggal) dalam tugasnya sebagai hakim. Ketiga
gilotin itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya. Guilotine kepala
anjing untuk menghukum rakyat jelata, kepala macan untuk menghukum pejabat korup, dan kepala naga untuk
menghukum bangsawan jahat. Dia juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh kaisar sebelumnya untuk menghukum
kaisar sendiri bila bersalah dan pedang pusaka kerajaan sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun termasuk
anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan dulu dari kaisar.

Dalam tugasnya dia dibantu oleh enam deputinya yaitu polisi Zhan Zhao, sekretaris Gongsun Zhi, dan empat pengawal
Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, dan Zhao Hu. Selain itu juga lima pendekar dari dunia persilatan yang dijuluki lima
pendekar tikus. Keduabelas orang ini disebut “tujuh pendekar lima ksatria” ( ”I, qi xia wu yi).

***

Beberapa kisah legendanya yang terkenal adalah :

* XŽH, mengisahkan Bao Zheng mengeksekusi Chen Shimei, seorang sarjana yang meninggalkan anak istrinya setelah
lulus ujian kerajaan dan menikahi seorang wanita bangsawan, Chen bahkan mencoba membunuh istrinya dengan
mengirim pembunuh bayaran.

* •“Û*P, mengisahkan Bao membongkar konspirasi dalam istana, dimana bayi putra mahkota ditukar dengan anak kucing
ketika baru dilahirkan. Dalam kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya pada awal
karirnya, Guo Huai sehingga Bao harus memilih antara perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan
keadilan. Bao menyamar sebagai dewa Yama, raja neraka untuk membongkar kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya
mengakui segalanya karena dia mengira telah berada di neraka.

***

Bao Zheng dalam budaya populer

Kisahnya yang difilmkan oleh sebuah perusahaan film Taiwan dengan judul Justice Bao (R)) meraih popularitas luar
biasa di Asia pada dekade 90-an, tak lama kemudian untuk mengikuti kesuksesannya, Hongkong pun ikut menggarap
kisah ini dengan aktor pemeran Bao yang sama pula, Jin Chaoqun, namun tidak sesukses versi Taiwannya. Di Indonesia
serial ini dulu ditayangkan di dua stasiun TV sekaligus yaitu RCTI dan TPI.

Hampir semua kisah dalam serial ini adalah fiksi yang dihubungkan dengan kehidupannya, namun sarat dengan nilai-
nilai tradisional Tiongkok, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada negara, dan kehormatan.

http://joomla.budaya-tionghoa.net Powered by Joomla! Generated: 3 January, 2010, 00:04

Anda mungkin juga menyukai