TUJUAN ISNTRUKSIONAL
Setelah mengikuti siaran ini pemirsa diharapkan mampu :
1. Menunjukkan pengertian pemabaharuan niat
2. Menyebutkan tiga dalil Al Qur’an maupun hadits tentang perintah untuk memperbaharui niat
3. Termotivasi untuk senantiasa memperbaharui niatnya
4. Menyertakan niat yang baik dalam setiap aktifitas hariannya.
POKOK-POKOK MATERI
1. Ta’rif Niat
Dalam bahasa Arab, niat sering didefinisikan sebagai : Suara/getaran hati terhadap sesuatu yang
dihadapi sesuai dengan keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau menghindarkan
kerugian. Dalam pengertian selanjutnya yang populier dalam ilmu syar’iy niat didefinisikan
sebagai : Keinginan untuk melakukan amal perbuatan karena mengharap ridha Allah.
3. Kedudukan niat
a. Niat akan menentukan diterima atau tidaknya amal perbuatan seseorang. Sabda Nabi :
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya….
b. Niat akan menentukan balasan yang Allah berikan kepada seseorang. Rasulullah SA
bersabda : Manusia itu ada empat macam: Orang yang dikaruniai ilmu dan harta dan ia
amalkan ilmunya pada hartanya, lalu ada seseorang yang (melihatnya) dan berkata” Jika
saja Aallah memberikan kepadaku seperti yang diberikan kepadanya maka saya akan
berbuat seperti yang ia perbuat. Maka kedua orang ini sama pahalanya. Dan orang yang
dikaruniai harta tanpa ilmu, sehinga ia tersesat dengan hartanya, lalu ada orang yang
(melihatnya) dan berkata : “Jika saja Allah berikan kepadaku seperti harta yang diberikan
kepadanya maka saya akan berbuat seperti yang ia perbuat. Maka keduanya sama dosanya"
HR Ibn Majah. Seseorang yang berniat baik diberi pahala sebelum beramal, dan yang
berniat buruk berdosa sebelum berbuat.
c. Untuk membedakan antara ibadah dengan bukan ibadah, seperti orang yang duduk di
masjid, pakah hanya sekedar istirahat atau I’tikaf, dsb.
d. Untuk membedakan satu ibadah dengan ibadah lainnya. Seperti orang yang berpuasa di luar
bulan Ramadhan, apakah karena kifarat, nazar, qadha’, atau puasa sunnah.
b. Kisah Yazid bin Al Ahnas dengan anaknya. Yazid bersedekah beberapa dinar dan
meletakkannya di belakang seseorang yang sedang shalat di masjid. Sebelum orang itu
mengambilnya, datang anaknya yanr bernama Ma’n bin Yazid. Melihat ada sedekah Ma’n
mengambilnya. Ketika ia tunjukkan kepada ayahnya (Yazid), ayahnya berkata : “Saya tidak
ingin memberikannya kepadamu”. Akhirnya Ma’n mengadukan hal itu kepada Rasulullah.
Dan Rasulullah memutuskan :”Wahai Yazid, kamu telah memperoleh pahala niatmu
(bersedekah), dan kamu berhak memperoleh apa yang kau ambil wahai Ma’n” HR Al
Bukhariy.
c. Dari Abu Musa Al Asyariy berkata : Rasulullah ditanya tentang seseorang yang berperang
karana syaja’ah (berani), hamiyyah (fanatis), dan riya (pamer), siapakah di antara mereka
yang berjihad fi sabilillah? Rasulullah menjawab: “Yang berperang untuk meninggikan
kalimah Allah-lah yang berjihad fi sabilillah” Muttafaq alaih.
d. Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua tertutup batu besar, hingga mereka
berkesimpulan tidak akan ada yang menyelamatkan dirinya kecuali berdoa kepada Allah
dengan menyertakan amal shaleh yang pernah diperbuat. Lalu berdoalah orang pertama
dengan pengabdiannya kepada orang tua, yang kedua dengan sikap iffah (menahan diri dari
perbuatan dosa pada saat mampu melakukannya, dan ketiga berdoa kejujurannya memenuhi
hak orang lain (membayar gaji karyawan), hingga mereka bisa keluar selamat dari bahaya
itu. Hadits muttafaq alaih.
e. Dsb.
Wallah a’lam