Disusun Oleh:
Sujatmoko
260110100130
Fakultas Farmasi
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda
yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat
panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang
diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh
ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794).
Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius.
Teori Kalor Dasar :
1. Kalor yang diterima sama dengan (=) kalor yang dilepas : Azas/asas
Black
- Penemu adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris.
2. Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan
- Penemunya adalah Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika
Serikat
3. Kalor adalah salah satu bentuk energi
- Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 - 1878)
4. Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik.
- Digagas oleh James Prescott (1818 - 1889)
Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu
rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu
akan naik/turun atau wujud benda berubah.
BEBERAPA PENGERTIAN KALOR
1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air
sebesar 1ºC.
1 kalori = 4.18 joule
1 joule = 0.24 kaloriKapasitas kalor (H) adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan suhunya 1ºC (satuan
kalori/ºC). Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau
kkal/kg ºC). Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu
tanpa mengubah wujud zat:
Q = H . Dt
Q = m . c . Dt
H=m.c
Q = kalor yang di lepas/diterima
H = kapasitas kalor
Dt = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda:
Q=m.L
m = massa benda kg
L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor
sublim, kalor lenyap) ® t/kg
Jadi kalor yang diserap ( â ) atau yang dilepas ( á ) pada saat terjadi
perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu
benda konstan ). Diagram Perubahan Wujud Benda karena Pengaruh Kalor
Laten
Pertukaran kalor
Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang
suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah
akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.
Menurut asas Black
Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
Catatan:
Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi tergantung
pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah kecil
maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat bila dipanaskan. Pada setiap
penyelesaian persoalan kalor (asas Black) lebih mudah jika dibuat diagram
alirnya.
Perambatan kalor
Kalor dapat merambat melalui tiga macam cara yaitu:
1. Konduksi
Perambatan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat
perantaranya, biasanya terjadi pada benda padat.
H = K . A . (DT/ L)
H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
DT/L = gradien temperatur (ºK/m)
K = koefisien konduksi
A = luas penampang (m²)
L = panjang benda (m)
2. Konveksi
Perambatan kalor yang disertai perpindahan bagian-bagian zat,
karena perbedaan massa jenis.
H = K . A . DT
H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
K = koefisien konveksi
DT = kenaikan suhu (ºK)
3. Radiasi
Perambatan kalor dengan pancaran berupa gelombang-gelombang
elektromagnetik. Pancaran kalor secara radiasi mengikuti Hukum Stefan
Boltzmann:
W = e . s . T4
W = intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per satuan luas per
satuan waktu
s = konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.ºK4
e = emisivitas (o < e < 1) T = suhu mutlak (ºK)
Benda yang dipanaskan sampai pijar, selain memancarkan radiasi
kalor juga memancarkan energi radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang 10-6 s/d 10- 5 m. Untuk benda
ini berlaku hukum PERGESERAN WIEN, yaitu:
lmax . T = C
C = konstanta Wien = 2.9 x 10-3m ºK
Kesimpulan:
Semua benda (panas/dingin) memancarkan energi radiasi/kalor.
Semakin tinggi suhu benda. Semakin besar radiasinya dan semakin pendek
panjang gelombangnya. Koefisien emisivitas benda tergantung pada sifat
permukaannya.Benda hitam sempurna mempunyai nilai e = 1 merupakan
pemancar dan penyerap kalor yang paling baik.
BAB II
PANAS
Panas adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan
SI untuk panas adalah Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi-dalam yang berhubungan
dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya. Energi-
dalam ini directly proportional terhadap suhu benda. Ketika dua benda
dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal
sampai suhu kedua benda tersebut seimbang.
Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar.
Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi internal.
Perbedaanya adalah panas dihubungkan dengan pertukaran energi internal
dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Mengerti perbedaan ini dibutuhkan
untuk mengerti hukum pertama termodinamika Radiasi inframerah sering
dihubungkan dengan panas, karena objek dalam suhu ruangan atau di
atasnya akan memancarkan radiasi kebanyakan terkonstentrasi dalam
"band" inframerah-tengah
BAB IV
HUKUM KEKEKALAN ENERGI
ΔU = q + W (6)
” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.”
Karena itu hukum ini disebut juga hukum kekekalan energi .
2. Kalor (q) yang masuk sistem bertanda positif (+), sedangkan yang keluar
bertanda negatif (-)
3. Kerja (w) yang dilakukan sistem (ekspansi) bertanda negatif (-) , dan
yang dilakukan lingkungan (kompresi) bertanda positif
W=-P(V1-V2) (7)
PANAS JENIS