Anda di halaman 1dari 7

Browse » Home » Pertanian » Metabolisme asam amino

Kamis, 05 November 2009

Metabolisme asam amino


Metabolisme asam amino -- asam amino adalah salah satu senyawa yang ada didalam tubuh
makhluk hidup yang diantaranya hewan dan manusia yang berguna untuk sebagai sumber bahan
utama pembentukan protein dalam tubuh.

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-
COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit:
keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan,
asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam
amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya
sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina
(NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau
disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino
lainnya.

Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus
karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus
amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.

Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi
empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah,
hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
[sunting] Isomerisme pada asam amino
Dua model molekul isomer optis asam amino alanina

Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—kecuali glisina—
memiliki isomer optik: l dan d. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran
dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi pembaca).
Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-amina maka ini
adalah tipe d. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah
tipe l. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R -
NH2).

Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe l meskipun
beberapa siput laut menghasilkan tipe d. Dinding sel bakteri banyak mengandung asam amino
tipe d.
[sunting] Polimerisasi asam amino
Lihat juga artikel tentang ekspresi genetik.
Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida

Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer-
monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil milik satu
monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut
translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.

Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam
amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan
membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino
yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.
[sunting] Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.

Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap
sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R
yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino
menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi
bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis
asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion.
Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik
lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk
zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Diposkan oleh Tegar Abdullah di 10:03
Label: Pertanian
http://mastegar.blogspot.com/2009/11/metabolisme-asam-amino.html
METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN
Dr. Suparyanto, M.Kes

ASAM NUKLEAT

 Asam nukleat atau asam inti, dikatakan demikian karena asam tersebut pertama kali
diketemukan didalam inti sel
 Didalam inti sel asam nukleat ada dalam bentuk: DNA dan RNA
 DNA (Deoksiribo Nukleic Acid) merupakan bahan genetik yang disebut Gen
 RNA (Ribo Nukleic Acid) merupakan bahan cetakan (template) informasi genetic

NUKLEOPROTEIN

 Nukleoprotein → asam nukleat + protein


 Asam nukleat → gabungan nukleotida
 Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
 Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
 Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa pirimidin

MACAM ASAM NUKLEAT

Macam asam nukleat:

1. DNA (deoksiribonucleic acid)


2. RNA (ribonucleic acid)

DNA:

 Pentosa: deoksiribosa
 Basa: adenin, guanin, sitosin, timin

RNA:

 Pentosa: ribosa
 Basa: adenin, guanin, sitosin, urasil

PURIN DAN PIRIMIDIN


 Inti Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat
RNA dan DNA
 Derivat Purin berupa senyawa: Adenin dan Guanin
 Derivat Pirimidin berupa senyawa: sitosin, urasil dan timin

 Basa Purin (adenin, guanin)


 Basa Pirimidin (sitosin, urasil, timin)
 Nukleosida diberi nama sesuai nama basa pembentuknya: adenin nukleisida (adenosin), guanin
nukleisida (guanosin), urasil nukleosida (uridin), timin nukleisida (timidin), sitosin nukleisida
(sitidin)

NUKLEOSIDA ALAM

 Adenin nukleotida /Adenosin Mono fosfat (AMP)


 Guanin nukleotida /Guanosin Mono fosfat (GMP)
 Hipoksantin nukleotida/Inosin Mono fosfat (IMP)
 Urasil nukleotida/Uridin Mono fosfat (UMP)
 Sitidin nukleotida/Sitidin Mono fosfat (SMP)
 Timin nukleotida/Timidin Mono fosfat (TMP)

 Adenosin Trifosfat (ATP) → ikatan energi tinggi


 Uridin Trifosfat (UTP) → ikatan energi tinggi

BEDA DNA DAN RNA

MACAM RNA
 mRNA (messenger RNA): membawa kode genetik dari inti ke ribosom (sebagai tempat sintesa
protein), kode terdiri 3 nukleotida yang disebut Kodon
 tRNA (transfer RNA): membawa bahan sintesa protein dari sitoplasma ke ribosom, sesuai kode
yang dibawa mRNA, kode dalam rRNA disebut: Antikodon
 rRNA (ribosomal RNA): tempat sintesa protein

PURIN DAN PIRIMIDIN

 Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim, (NAD, NADP, ATP, UDPG)
 Contoh Purin: (adenin, guanin, hipoxantin, xantin) → dimetabolisme jadi asam urat
 Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan NH3

KATABOLISME ASAM NUKLEAT

 Nukleoprotein dalam pencernakan akan dipecah jadi molekul yang lebih kecil → Nukleoprotein
→ asam nukleat + protein
 Asam nukleat → Nukleotida → Nukleosida + asam fosfat
 Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
 Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa pirimidin

KATABOLISME PURIN

 Adenosin → Inosin → Hiposantin → Santin → Asam Urat


 Guanosin → Guanin → Santin → Asam Urat
 Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tsb banyak terdapat di:
hati, ginjal, usus halus
 Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi
penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi

KATABOLISME PIRIMIDIN

 Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3


 Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3
 Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati

ASAM URAT

 Asam urat dibentuk dari metabolisme purin


 Asam urat diekskresi melalui ginjal
 Jika produksi purin meningkat atau ekskresi menurun → penumpukan asam urat dalam darah →
penyakit Gout
PENYAKIT GOUT

 Gout adalah penyakit artritis berulang pada sendi articulatio matatarso falangealis akibat
peningkatan kadar asam urat
 Peningkatan asam urat disebabkan:
 Produksi meningkat (leukemia, pneumonia)
 Ekskresi menurun (gangguan ginjal)
 Terapi:
 Mengurangi produksi (kolkisin, alopurinol)

 Gout adalah penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan,
baik akibat produksi yang meningkat, atau pembuangan melalui ginjal yang menurun, atau
akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
 Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi.

 Gout ditandai dengan:


 Serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut
 Kkadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus
 Deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan
 Cedera pada ginjal.
 Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)

PENGOBATAN GOUT

 Ketika terjadi serangan arthritis akut, penderita diberikan terapi untuk mengurangi
peradangannya.
 Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat analgesik/NSAID, kortikosteroid, tirah baring,
atau dengan pemberian kolkisin.

 Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk menurunkan kadar asam urat dalam
tubuh.
 Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kolkisin atau obat yang memacu pembuangan asam
urat lewat ginjal (misal probenesid) atau obat yang menghambat pembentukan asam urat (misal
allopurinol).

PENCEGAHAN GOUT
 Pasien gout juga harus menghindari penggunaan obat yang dapat menaikkan kadar asam urat
dalam darah.
 Contoh dari obat tersebut adalah diuretik, aspirin, dan niasin.
 Alkohol merupakan sumber purin dan juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal
sehingga disarankan tidak sering mengonsumsi alkohol.

 Pasien juga disarankan untuk meminum cairan dalam jumlah banyak karena jumlah air kemih
sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya akan membantu pembuangan urat dan meminimalkan
pengendapan urat dalam saluran kemih

 Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya purin, antara lain daging, baik daging sapi,
babi, kambing, jerohan, bebek, angsa, merpati, ayam, sapi atau makanan dari laut (seafood),
kacang-kacangan, bayam, jamur, dan kembang kol.

REFERENSI

1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry


2. Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
3. Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
4. Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
5. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
6. Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press

Anda mungkin juga menyukai