Anda di halaman 1dari 9

Managerial Accounting

Tugas: Perhitungan HPP menggunakan


Activity Based Costing (ABC)

Oleh:
Indah Apriliana Sari 2508.201.002
Suwardi Gunawan 2509.205.342
Budiono 2509.205.202

Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya - November 2010
1. Latar Belakang
Melihat gaya hidup masyarakat modern saat ini yang gemar untuk
mengkonsumsi segala macam makanan terlebih makanan import membuat tingkat
kesehatan masyarakat menurun. Berbagai macam penyakit telah diderita oleh
sebagian besar penduduk di Indonesia yang pada umumnya disebabkan oleh
makanan yang berkolesterol tinggi. Akibat dari mengkonsumsi makanan yang
berlebih menyebabkan kegemukan dan pada akhirnya menderita diabetes.
Oleh sebab itu, salah satu rumah sakit negeri di Kota Surabaya mendirikan
sebuah lembaga yang khusus menangani orang-orang yang menderita penyakit
diabetes. Lembaga tersebut membeli sebuah alat canggih yang bernama
Hyperbaric Oxygen (HBO) yang tidak hanya mampu menangani masalah diabetes
saja. Alat tersebut juga digunakan untuk menjaga kebugaran tubuh, mengatasi
masalah susah tidur, penyembuhan luka untuk menghindari amputasi, serta
mempercepat penyembuhan luka pasca operasi. Cara kerja dari mesin tersebut
adalah memberikan oksigen bertekanan tinggi kedalam tubuh pasien yang seolah-
olah dibawa menyelam dilaut selama 2.30 jam. Selama didalam mesin, pasien
diberi tekanan oksigen murni, dan berikut adalah gambar dari mesein HBO
tersebut.

Gambar 1. HBO Chamber


Banyak masyarakat yang ingin menggunakan terapi HBO sebagai media
untuk penyembuhan penyakit. Mereka rela mengeluarkan dana yang besar untuk
mengikuti terapi tersebut, sehingga lembaga yang menanganinyapun kualahan.
Sedangkan di Indonesia ini hanya ada 2 rumah sakit yang memiliki alat HBO.
Maka dari itu, salah satu dokter yang bekerja pada lembaga tersebut berinisiatif
untuk membuka klinik HBO di daerah Sidoarjo. Akan tetapi, beliau masih ragu
untuk memulainya karena harga jasa yang belum pasti. Jika beliau mengikuti
harga di rumah sakit, beliau sanksi apakah harga tersebut menguntungkan atau
malah merugikan. Sedangkan beliau harus membeli dan membiayai sendiri semua
fasilitas yang akan digunakan kelak. Oleh sebab itu, melalui tugas akuntansi
managerial ini akan diberikan perhitungan yang lengkap menggunakan metode
ABC untuk menentukan berapa biaya jasa yang akan dikenakan pada pasien
dengan harga yang kompetitif, sehingga dokter tersebut dapat segera memutuskan
untuk mulai membuka usahanya.

2. Pengertian Activity Based Costing (ABC)


Supriyono (1994) berpendapat bahwa ABC adalah sebuah sistem yang
terdiri atas dua tahap. Tahap pertama yaitu dengan melacak biaya melalui
berbagai aktivitas, dan tahap kedua adalah melacak biaya ke berbagai produk. Jika
menurut Amin Widjaja (1992), ABC tidak hanya memberikan kalkulasi biaya
produk yang lebih akurat, akan tetapi juga memberikan kalkulasi apa yang
menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya. Sedangkan menurut Mulyadi
(1993), ABC merupakan metode yang berfungsi untuk menentukan harga pokok
produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi secara cermat bagi
kepentingan managemen.
Kelebihan dari metode ABC adalah memandang bahwa biaya overhead
dapat dilacak pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan
oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional
disebut sebagai biaya variabel. Berikut adalah konsep dari metode ABC (Femala,
2007).
Gambar 2. Konsep ABC (Hansen et.al, 2005 dikutip oleh Femala, 2007)

Adapun prosedur pembebanan biaya overhead dengan sisitem ABC


melalui dua tahap kegiatan:
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis
atau homogen, terdiri dari 4 langkah :
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas
2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya kedalam berbagai aktifitas, pada langkah ini
biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit
level activity costing, Batch related activity costing, product sustaining activity
costing, facility sustaining activity costing.

Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


- Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities)
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit
bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh,
menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut
cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
- Aktivitas Berlevel batch (batch level activities)
Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang
ada pada batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan
pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel batch.

- Aktivitas berlevel produk (product level activities)


Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya
dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau
dijual. Sebagai contoh merancang produk atau mengiklankan produk.

- Aktivitas berlevel fasilitas (facilities level activities)


Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi
perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan
volume. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk
yang berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor,
penyediaan jaringan komputer dan sebagainya.

b. Tahap kedua
pada tahap kedua kegiatan yang dilakukan adalah menelusur dan
membebankan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost
driver.
Adapun manfaat dari penentuan harga berdasarkan aktivitas yang
dilakukan antara lain (Supriyono, 2002 dikutip oleh Femala, 2007):
1) Memperbaiki mutu pengambilan keputusan Dengan informasi biaya produk yang
lebih teliti, kemungkinan manajer melakukan pengambilan keputusan yang salah
dapat dikurangi. Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting artinya
bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang tajam.
2) Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap
kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. Sistem ABC mengidentifikasi biaya
overhed dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan
overhead harus mencerminkan jumlah permintaan overhead (yang dikonsumsi)
oleh setiap produk. Sistem ABC mengakui bahwa tidak semua overhed bervariasi
dengan jumlah unit yang diproduksi. Dengan menggunakan biaya berdasarkan unit
dan non unit overhead dapat lebih akurat ditelusuri ke masing-masing produk.
3) Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.
Karena sistem ABC menyediakan informasi biaya yang relevan yang dihubungkan
dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, maka manajemen akan
menghasilkan kemudahan dalam memperoleh informasi yang relevan dengan
pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.

3. Perhitungan ABC
Data-data yang tersedia adalah sebagai berikut:
Biaya pembelian alat atau Chamber HBO Rp. 1.600.000.000
Jenis Biaya Satuan Besar biaya
Biaya sewa gedung Tahun Rp. 5.000.000
Listrik Watt/bulan Rp. 2.000.000
Air / PDAM Bulan Rp. 100.000
Dokter spesialis 2 orang Rp. 2.000.000
Perawat 2 orang Rp. 1.000.000
Administrasi 1 orang Rp. 500.000
Cleaning service 1 orang Rp. 400.000
Satpam 1 orang Rp. 700.000
Oksigen Tabung Rp. 7.500.000
Absorben (penyerap CO2) Kerdus Rp. 50.000
Permen Kantong/Bulan Rp. 50.000
Air minum Bulan Rp. 180.000
Pewangi ruangan Bulan Rp. 20.000
Promosi Bulan Rp. 150.000
Biaya total Rp. 19.650.000

Catatan :
1. 1 bulan = 20 hari kerja
2. 1x putaran/operasi = 7 orang pasien, 1 hari = 2x putaran, 1 bulan = 40 putaran
3. Biaya terapi (hasil benchmark) = Rp. 180.000/terapi/orang
4. Jam mesin = 100 jam/bulan (2.30 jam * 2 putaran * 20 hari)
5. Jam tenaga kerja = 2.30 jam = 100 jam/bulan

Yang pertama harus dilakukan adalah mencari berapa besar angsuran yang harus
dibayar untuk pembelian alat chamber HBO. Diasumsikan, pengembalian modal
untuk pembelian alat tersebut selama 15 tahun dengan suku bunga 10%. Maka
biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha ini tiap bulannya adalah sebesar :

Rp. 1.600.000.000

i ( 1+i )n 0.10∗( 1+0.10 )15


A=P
[ ( 1+i )n−1] =1.600 .000
[
.000
( 1+0.10 )15−1 ]
1.600 .000 .000(0.4177)
A= =210.348 .734,7/ tahun
3.1772
A = Rp. 17.529.061,23/bulan  biaya ini dinilai terlalu besar sehingga lama
pengembalian modal diperpanjang hingga 20 tahun.
i ( 1+i )n 0.10∗( 1+0.10 )20
A=P
[ ( 1+i )n−1] =1.600 .000
[
.000
( 1+0.10 )20−1 ]
1.600 .000 .000(0.6728)
A= =187.949.367,1 /tahun
5.7275
A = Rp. 15.662.447,26/bulan

Klasifikasi biaya
Jenis biaya Cost driver Besar biaya
Direct labor - Dokter (2 orang) Rp. 2.000.000
- Perawat Rp. 1.000.000
- Administrasi Rp. 500.000
Jenis biaya Cost driver Besar biaya
- Operator mesin HBO Rp. 1.000.000
Total Rp. 4.500.000
Direct Material - Oksigen Rp. 7.500.000
Manufacturing Overhead
Unit Level - Listrik (15.000 Watt) Rp. 2.000.000
- Pembersih alat Rp. 25.000
(maintenance)
Total Rp. 2.025.000
Batch Level - Air PDAM Rp. 200.000
- Permen untuk pasien Rp. 50.000
- Air minum pasien Rp. 180.000
Total Rp. 430.000
Product sustaining level - Pewangi ruangan Rp. 50.000
- Absorben Rp. 50.000
Total Rp. 100.000
Facility level - Sewa gedung Rp. 416.667
- Promosi Rp. 150.000
- Satpam (security) Rp. 700.000
- Angsuran HBO/hari Rp. 783.122,4
Total Rp. 2.049.789,4

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung:


- Rp. 4.500.000 : (8 jam x 20 hari) = Rp. 28.125

Perhitungan biaya material langsung:


- Rp. 7.500.000 : 20 hari = Rp 375.000 : 2 putaran/hari = Rp 187.500 : 14
orang = Rp. 13.392,9

Perhitungan biaya overhead:


- Unit level
Listrik : (Rp 2.000.000 : 15000 watt) = Rp 133,3
Maintenance : (Rp 25.000 : 40 kali putaran) = Rp 625

- Batch level
Air : (Rp. 200.000 : 40 putaran) = Rp. 5.000
Permen : (Rp. 50.000 : 20 hari) = Rp. 2.500 : 14 (7 org
x2put/hari) = Rp 178,6

- Product Sustaining level


Pewangi ruangan : Rp. 50.000 : 30 hari = Rp 1.667
Absorben : Rp. 50.000 : 30 hari = Rp. 1.667

- Facility level
Sewa gedung : Rp. 416.667 : 30 hari = Rp. 13.888,9
Promosi : Rp. 150.000 : 100 lembar = Rp. 1.500
Satpam : Rp. 700.000 : 30 hari = Rp. 23.333,3
Angsuran HBO : Rp. 15.662.447,26 : 20 hari = Rp. 783.122,4/hari : 14
orang = Rp 55.937,3

Perhitungan biaya jasa terapi HBO per-orang adalah sebagai berikut;


Jenis biaya Besar biaya
Direct labor Rp. 28.125
Direct material Rp. 13.392,9
Listrik Rp. 133,3
Maintenance Rp. 625
Air Rp. 5.000
Permen Rp. 178,6
Pewangi ruangan Rp. 1.667
Absorben Rp. 1.667
Sewa gedung Rp. 13.888,9
Promosi Rp. 1.500
Satpam Rp. 23.333,3
Angsuran HBO Rp. 50.937,3
Total biaya jasa HBO Rp. 140.448,3

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan ABC didapatkan bahwa biaya jasa terapi HBO per-
orang sebesar Rp. 140.448,3. Apabila dibandingkan dengan harga kompetitor
yang mana telah menetapkan harga jasa sebesar Rp. 180.000/orang, maka harga
tersebut dapat dikatakan overapplied.

Anda mungkin juga menyukai