BAR 01
# Kamis, 19 November 2009
Bar itu terletak di sudut kota, bagian paling gelap dari Jakarta. Bar itu bisa b
uka mulai dari pagi hingga pagi lagi, tanpa pernah kelihatan tutup. Hampir selur
uh pengunjungnya adalah laki-laki pemabuk, preman, pembuat onar. Wanita, sangat
jarang, atau bisa dikatakan tidak pernah datang atau mengenali tempat itu. Mulai
dari pukul 12 siang, sejumlah preman sudah mulai minum-minum, membuat pengunjun
g yang peminum biasa cepat-cepat pergi meninggalkan bar itu. Empat dari mereka b
ermain bola sodok dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan Rony. Sekitar pu
kul tujuh malam seorang sosok wanita masuk. Ia sama sekali tidak cocok dengan te
mpat itu.
Selly, wanita itu, sudah dijanjikan akan dijemput oleh pacarnya sekitar pukul tu
juh, dan pacarnya mengatakan agar ia berpakaian seksi dan sensual. Bagi Selly se
ndiri, itu bukan masalah. Ia menghabiskan sepanjang sore berbelanja dan berdanda
n. Ia kemudian mengenakan gaun malam hitam. Bagian dadanya lumayan rendah membua
t belahan dadanya terlihat, tapi tidak terlalu banyak. Buah dada Selly tidak bes
ar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun ia tidak mengenakan BH se
kalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun malam itu. Selly terl
ihat tinggi karena di kakinya ia memakai sepatu dengan hak setinggi sepuluh sent
i. Panjang gaun malam itu hanya sampai sepuluh senti di atas lutut Selly, membua
t kaki Selly yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus. Karena ketatnya ga
un yang ia pakai, Selly harus berjalan perlahan, masuk ke dalam bar itu. Rambut
Selly yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya. Secara keseluruhan
penampilan Selly membuat bar itu semakin terasa panas.
Pacarnya bilang bahwa ia akan menjemput Selly untuk makan malam, tapi sekarang S
elly sendiri tidak yakin apakah memang tempat ini yang dimaksudkan, setelah mata
nya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia sendiri harus bertanya beberapa kali un
tuk bisa sampai ke tempat ini. Selly yang tidak melihat teman kencannya, memutus
kan untuk memesan soft drink dan menunggu sebentar. Selly menghampiri tempat dud
uk kosong di sebelah meja bola sodok, dan duduk di situ berharap teman kencannya
akan segera datang dan membawanya pergi dari situ.
Keempat orang yang sedang bermain bola sodok memandanginya sejenak dan mengenali
Selly, mereka berkata bahwa mereka adalah fans berat Selly dan mengajaknya untu
k ikut dalam permainan bola sodok mereka. Dengan sopan Selly mengucapkan terima
kasih dan menolak tawaran itu, dan mengatakan bahwa ia sedang menunggu temannya.
Masing-masing dari keempat orang itu menatap Selly untuk beberapa saat, dan Sell
y sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati
bibir mereka setiap kali mata Selly beradu pandang dengan mereka. Setelah minum-
minum beberapa gelas kemudian, suasana semakin menakutkan bagi Selly. Mereka ber
diri di sebelah Selly sambil mengusapi selangkangan mereka menunggu giliran untu
k menyodok bola. Mereka mulai melontarkan kata-kata jorok seakan-akan Selly tida
k ada di situ.
Hei Non, gimana kalo lo buka kaki lo, jadi kita bener-bener punya lubang beneran
buat disodok! seseorang dari mereka berkata.
Gimana kalo kita nyanyi sama-sama di ranjang Non? yang lain menimpali.
Selly berusaha mengacuhkan mereka, tapi mereka terus melontarkan kalimat-kalimat
jorok itu. Selly memutuskan untuk menunggu teman kencannya di luar sehingga ia
tidak harus melihat orang-orang itu. Tapi seseorang segera mendekatinya dan mene
mpatkan tangannya di bahu Selly serta mendorongnya duduk kembali sementara ia se
ndiri duduk di sebelah Selly.
Taruhan yuk?!, Kalo gue bisa masukin bola di sudut itu, lo kulum punya gue di mul
ut lo! katanya keras, sambil kemudian menjilat dan mencium telinga Selly.
Selly hanya bisa memandangi dia dengan mulut terbuka tak percaya. Ia sama sekali
tidak percaya mendengar perkataan laki-laki itu. Seumur hidupnya belum pernah a
da orang yang berbicara sedemikian vulgar kepadanya. Ketika Selly tidak mengatak
an apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Selly, merabai pahanya
dan berusaha membuka kaki Selly. Selly meronta dan memandang sekelilingnya denga
n tatapan memelas mohon pertolongan. Orang yang lain kemudian berteriak bahwa se
karang giliran laki-laki itu untuk main. Ketika laki-laki itu bangkit, Selly mer
asa lega, tapi tidak lama. Laki-laki lain menggantikan orang itu dan dua orang l
ainnya menghadangnya di depan. Laki-laki yang bertaruh tadi menyodok bolanya. Ia
kemudian melemparkan tongkatnya ke atas meja, memandang Selly sambil menyeringa
i, dan perlahan berjalan mendekati Selly.
Lo utang satu kali sama gue! katanya singkat.
Rony segera berlari mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang menarik Selly yan
g meronta dan menjerit, dari atas tempat duduknya. Kedua laki-laki itu berkata k
alau Selly bisa berteriak sekuat tenaga, tapi tetap akan melayani mereka apapun
yang terjadi! Wajah Selly memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk
melepaskan dirinya. Selly berkata, dirinya tidak membawa banyak uang, tapi mere
ka bisa mengambil kartu kredit dan semua uang yang ada di dompetnya kalau mereka
melepaskan dirinya. Laki-laki yang menang taruhan tadi hanya tertawa dan menuru
nkan ritsluiting celananya.
Gue nggak butuh duit lo! Lo bisa simpen duit lo! Tapi yang pasti lo nggak bakalan
bisa nyimpen badan lo cuma buat lo sendiri! katanya.
Selly akan segera diperkosa beramai-ramai. Selly hanya mempunyai dua pilihan. Me
lawan dan berharap bisa melarikan diri, atau berusaha rileks dan berdoa mereka t
idak melukai dirinya. Ketika Selly melihat sepuluh orang mengeliling dirinya, Se
lly menyadari ia harus menyerahkan dirinya.
Tiba-tiba, Selly dipaksa untuk berlutut. Rony tadi memegang rambut dan kepala Se
lly hingga tidak dapat bergerak. Laki-laki yang bertaruh tadi maju mendekati Sel
ly. Ketika ia mengeluarkan penisnya, ia memerintahkan Selly untuk segera mengulu
mnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia akan merontokan gigi Selly dan mel
anjutkan memperkosa mulut Selly. Rony tadi mendorong kepala Selly ke depan. Laki
-laki di depan Selly memajukan penisnya mendekati muka Selly. Ketika penisnya su
dah tegang dan keras, ia menjepit hidung Selly untuk membuat Selly membuka mulut
nya.
Ketika Selly kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, ia mend
orong penisnya ke dalam mulut Selly. Laki-laki itu berhenti begitu bibir Selly t
elah melingkar di penisnya dan membiarkan Rony di belakang Selly membantunya. Ro
ny tadi mulai mendorong dan menarik kepala Selly. Kepala Selly bergerak maju dan
mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Selly yang berwarna merah menempel d
i batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggo
rokannya Selly tersedak, tapi Rony tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk
lebih dalam di tenggorokan Selly. Selly dipegangi hingga tak bergerak dengan pe
nis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama la
in.
Lumayan! Anget dan empuk! Tapi gue pikir dia musti banyak berlatih soal beginian.
Kata laki-laki di depan Selly.
Mungkin dia belon pernah pake mulutnya? Gimana? Lo udah pernah pake mulut lo Sell
y sayang? tanya yang lain.
Tentu aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau?! Liat aja tuh b
ibir, punya lo kayak dijepit sama tuh bibir kan? kata Rony sambil melihat dari ba
hu Selly.
Laki-laki pertama tadi lalu mendorong Rony untuk menjauh. Tangannya kemudian men
jambak rambut Selly dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kemba
li bergerak keluar masuk di mulut Selly. Semua orang dapat mendengar suara dahi
Selly yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Selly yang terdengar setiap kal
i penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.
Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem ia mendorong kepala Selly hingga hid
ung Selly terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas.
Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Selly. Dan dari sudut mulut Sell
y sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Selly. Kemudian
orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh d
ari leher Selly ke atas gaun hitam yang dikenakan Selly. Ketika akhirnya ia mena
rik penisnya dari mulut Selly, Selly megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batu
k memuntahkan sperma yang masih ada di tenggorokannya.
Dua orang kemudian memegangi Selly sementara yang lain mulai melepaskan pakaian
mereka. Selly sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja ia men
galami shock karena sperma yang disemburkan masuk ke dalam mulutnya, tapi mereka
tetap memeganginya.
Ketika semuanya telah telanjang bulat, ia diangkat dan diletakan di atas meja bo
la sodok dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegan
gi tangan dan kakinya. Kaki Selly terbuka lebar dan tubuhnya telentang, lampu di
atas kepala Selly membuat matanya terpejam karena silau. Rony mendekat dan naik
ke atas meja.
Perlahan ia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Selly. Yang lain hanya bisa
memandang iri pada penis Rony yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu ia yang
mendapat kesempatan pertama. Rony memerintahkan orang di dekat kepala Selly unt
uk mengangkat kepala Selly hingga Selly bisa melihat ketika penis Rony mulai mas
uk ke vagina Selly. Orang yang memegangi kaki Selly berusaha membuka kaki Selly
lebih lebar, tapi terhalang oleh gaun yang dikenakan Selly. Rony langsung menari
k gaun tersebut robek hingga pinggang Selly.
Orang-orang berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Selly di bawah gaunn
ya. Ia mengenakan stocking warna hitam dengan celana dalam sutra berenda yang mi
rip dengan bikini. Orang yang memegang tangan Selly lalu menarik gaun bagian ata
s, terlihatlah BH warna hitam yang menutupi separuh dari buah dada Selly. Puting
susu Selly tampak mencuat dari balik BH yang tipis dan berenda itu.
Gila! Lo pake pakaian kayak gini dan lo musti dipaksa buat ngulum punya dia! Kata
Rony.
Mungkin lo nggak suka sama kita semua ya? Lo anggep kita nggak pantes lo layanin,
gitu? Jadi lo pikir cuma Roy yang berhak nidurin lo? Lo dandan kayak gini biar
Roy napsu sama lo kan? Asal lo tau aja Selly, buat sementara waktu Roy atau siap
apun juga nggak bisa nidurin lo! Karena mereka semua musti nunggu lo selesai nge
layanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya lo! .
Selly terpana, menyadari nama teman kencannya adalah Roy! Roy yang mengajak diri
nya makan malam! Roy yang meminta agar Selly berpakaian seksi! Roy yang memintan
ya agar menunggu di bar ini Roy telah menjual tubuh Selly untuk para preman ini!
Bersambung ke bagian 02
BAR 02
# Kamis, 19 November 2009
Sambungan dari bagian 01
Setelah menarik lepas celana dalam dan BH Selly, Rony menyuruh orang-orang yang
memegangi Selly melepaskannya. Selly berusaha meronta dan menendang Rony, tapi i
a kalah cepat. Rony langsung memegang kedua pergelangan tangan Selly yang rampin
g dengan satu tangan dan menekannya di atas meja dekat kepala Selly, sementara i
a menempatkan pinggulnya diantara kedua kaki Selly. Rony kemudian berusaha membu
ka kaki Selly dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke
vagina Selly dengan bantuan tangannya yang masih bebas. Dengan satu kali dorong
an, Rony dengan keras memasuki vagina Selly. Selly menjerit sekeras-kerasnya, da
n makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Rony memperkosa dirinya. Rony sen
diri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Selly. Ia menyeringai setiap ka
li Selly menjerit kesakitan.
Ketika Rony sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Selly dengan
mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tub
uh Selly. Mereka mulai dengan memainkan buah dada Selly dan mengisapi puting sus
unya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya. Seseo
rang menutup mulut Selly dengan tangannya sehingga seluruh jeritan Selly hanya b
erupa erangan tak jelas. Kaki Selly diangakat tinggi-tinggi dari atas meja semen
tara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Selly. Seseorang berusaha
membuka belahan pantat Selly dan sesuatu yang basah dimasukkan ke liang duburny
a. Dua buah penis menampari wajah Selly, mengenai pipi dan matanya.
Beberapa menit kemudian jeritan Selly hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Ro
ny memperkosa Selly tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudi
an, Rony menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Selly, ia m
engerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga. Kepala Selly terdongak dan j
eritan melengking terdengar, melolong panjang keluar dari mulut Selly yang masih
tertutup oleh tangan. Rony mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali,
dan penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Selly. Sperma, bercampur dengan
darah, mulai mengalir keluar dari vagina Selly. Sperma Rony menyembur tanpa hen
ti, hingga mengalir dan tergenang di atas meja bola sodok. Laki-laki yang lain k
emudian melepaskan pegangan mereka pada diri Selly dan bertengkar mengenai gilir
an siapa selanjutnya.
Selly hanya bisa berbaring tak bergerak ditindih oleh Rony, kaki dan tangannya m
asih terbuka lebar, ia menangis histeris. Satu-satunya yang telah Selly jaga, mu
lai dari SMA, universitas, hingga kini, adalah keperawanannya. Selly ingin menyi
mpan keperawanannya itu untuk malam pertama di hari pernikahannya. Ia telah dipe
rkosa dan keperawanannya telah hilang.
Gila! Dia masih perawan! Gue taruhan si Roy pasti nggak tau soal ini! Artis kayak
lo masih ada yang perawan juga ya Selly, gue pikir lo udah kasihin ke produser
lo! kata Rony.
Ia menatap Selly yang masih terus menangis.
Udah dong Selly, jangan nangis terus! Perawan lo udah ilang sekarang, nasi udah j
adi bubur! Lo mustinya bangga ama diri lo, soalnya punya lo masih sempit banget!
Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah gue pake! Lagipula kita baru
aja mulai! katanya pada Selly.
Rony kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Sell
y menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vagina Selly. Seorang
laki-laki segera naik ke atas meja setelah Rony turun. Ia tidak terlalu terburu
-buru. Sekarang, Selly dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuk
a dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercer
min di wajah Selly, ketika ia merasa tubunnya seperti dirobek oleh penis yang ma
suk.
Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi
, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka! bentak ora
ng itu.
Perkataan orang itu membuat apa yang telah ia takutkan selama ini menjadi nyata.
Selly akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan ia
tidak punya pilihan sama sekali. Selly hanya bisa menyerahkan dirinya dan melaya
ni mereka hingga selesai. Sekarang Selly hanya berharap ia bisa keluar dari situ
hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alam
i.
Selly kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cep
at berakhir. Ia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah di
lihatnya. Ia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang
pria cepat mencapai orgasme.
Selly kemudian melingkarkan tangannya ke leher laki-laki yang ada di atas tubuhn
ya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir laki-laki itu. Selly lalu meling
karkan kakinya ke tubuh laki-laki itu dan menggosokan kakinya yang terbungkus st
ocking ke pinggul dan pantatnya. Walaupun rasa sakit masih terus menyerang kewan
itaan Selly, Selly terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan me
nariknya hingga penis laki-laki itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Selly, dib
arengi oleh Selly dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Selly mengusapi r
ambut laki-laki itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya. Ia me
nciumi dan mengulum lidah laki-laki itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan
ia menikmati semuanya. Selly berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah
dilihatnya, berusaha membuat laki-laki yang sedang memperkosanya segera mengala
mi orgasme.
Berhasil! Ia menyemburkan spermanya ke dalam vagina Selly yang sudah terisi oleh
sperma Rony. Lalu dengan segera orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian
laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Selly. Sell
y berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya Selly tidak bis
a lagi menahan semua itu. Ia tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan ia sudah keh
abisan tenaga melayani laki-laki itu. Selly lalu menangis dan memohon pada semua
nya agar melepaskan dirinya. Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada
Selly keras-keras hingga Selly menjerit kesakitan.
Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi! be
ntaknya pada Selly.
Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Selly. Selly s
udah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa berbaring dengan mata terpej
am erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. I
a sama sekali tidak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan pen
isnya ke muka Selly. Dan tepat sebelum orang itu orgasme Selly membuka matanya.
Sperma segera menyembur ke seluruh wajah Selly. Seseorang memegangi kepala Selly
, hingga seluruh sperma itu keluar menyembur dari penis itu. Ketika orang itu pu
as ia menarik rambut Selly dan menamparkan penisnya ke wajah Selly.
satu-satunya yang boleh lo mohon cuma ini tau? Lo sendiri yang masuk ke sini pake
pakaian kayak gini dan lo mohon kita berhenti? Lo bercanda apa? Lo musti ngelay
anin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti Orang itu membentak Selly.
Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan S
elly sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisny
a keluar, merangkak di atas dada Selly, dan memyemprotkan sperma mereka ke selur
uh wajah dan buah dada Selly kemudian menarik rambut Selly untuk membersihkan pe
nis mereka. Dan ketika orang yang terakhir selesai Selly berbaring hampir tak sa
darkan diri.
Wajah, buah dada, dan puting susu Selly seluruhnya dilumuri sperma. Sperma itu m
engalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Selly. Selly tidak
bisa membuka matanya karena semuanya tertutup oleh sperma. Selly harus bernafas
melalui mulutnya karena sperma sudah masuk ke hidungnya. Rambut Selly yang kecok
latan terlihat kusut karena terkena sperma yang mengering di rambutnya. Ketika o
rang-orang itu beristirahat sejenak, Selly hanya berbaring di atas meja bola sod
ok, kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, menunggu or
ang selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Selly tampak memar, memerah, dan tera
sa sakit karena baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.
Dua orang menarik tubuh Selly turun dari meja bola sodok itu dan menyeretnya ke
kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Selly dengan kertas tisu yang ka
sar dari sperma yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Selly me
lihat meja bola sodok tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan. Di tengah ruang
an itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berd
iri mengelilinginya. Selly didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingg
a ia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat t
ubuhnya. Selly merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendoo
rng dan mengangkat tubuhnya. Ketika Selly membuka matanya ia melihat seseorang t
elah berbaring telentang di bawah tubuhnya.
Orang itu adalah si Rony, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina S
elly kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Selly ditur
unkan mengarah ke penis Rony. Denga sisa-sisa sperma yang ada, penis itu dapat l
ebih mudah masuk ke dalam vagina Selly. Dan Selly sendiri hanya mengerang, meras
akan kembali sakit walaupun tidak lagi menyengat ketika pertama kali ia diperkos
a oleh Rony tadi. Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain me
ndekati mulutnya. Selly dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tidak
akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke ten
ggorokan Selly dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Selly merasakan sebuah tan
gan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka b
elahan pantatnya. Selly panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu.
Dengan merangkak Selly membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorok
annya.
Hei, lo suka juga akhirnya! Kalo gitu ayo mulai aja sayang! kata orang yang memasu
kan penisnya ke mulut Selly sambil tersenyum.
Ia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Selly yang terd
orong mundur karena gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di lian
g anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Selly, kemb
ali menyengat seluruh tubuhnya. Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang
tidak pernah dirasakan Selly sebelumnya. Pikiran Selly menjerit-jerit kesakitan,
sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis
yang keluar masuk. Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu m
ulai bergerak berirama. Tubuh Selly seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis it
u bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya. Dua orang kemudian mendek
at memegangi tubuh Selly hingga ia tidak terjatuh ke samping. Semua lubang di tu
buh Selly, mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu
mereka secara bersamaan. Kemudian dua orang terkahir tadi menarik tangan Selly,
melingkarkan jari-jari Selly di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengoc
ok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Selly, da
n menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.
Sekarang Selly sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tuj
uh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Selly untuk membuat me
reka puas. Tidak seorang pun peduli dan melihat bahwa Selly sama sekali tidak bi
sa bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Selly.
Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai bisa ditekan oleh Selly. Selly terus
memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempe
rgunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Ia hanya berharap semua itu segera sel
esai, karena dirinya hampir tidak bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhn
ya.
Orang di anus Selly lebih dulu orgasme. Ketika ia selesai dan menarik penisnya k
eluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan sperma orang yang pertama, ia me
lumasi penisnya dan memasukannya ke anus Selly. Lalu orang di mulutnya menyembur
kan sperma, membuat Selly tersedak tak bisa bernafas, berusaha sekuat tenaga men
elan sperma orang itu. Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, ya
ng kali ini lebih besar. Selly berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tidak s
abar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak. Ia mendorong pen
isnya dalam-dalam dan tidak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggor
okan Selly. Selly kemudian merasakan getaran dari tubuh Rony di bawahnya dan cai
ran hangat mengalir ke dalam vaginanya, segera setelah itu orang lain menggantik
an posisi Rony tadi.
Orang-orang tadi bergantian memperkosa Selly di seluruh lubang yang ada, ia teru
s menelan semua sperma yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wa
jahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Selly.
Ketika Selly melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya d
an kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian sperma kembali mas
uk ke dalam vagina Selly, dua detik kemudian sperma menyembur ke anusnya.
Penis lain kembali masuk ke vagina Selly. Selly kembali memejamkan matanya, ia s
ekarang hanya bisa mengeluarkan suara erangan, yang semakin tinggi ketika penis
lain masuk ke anusnya. Ketika ia membuka matanya lagi, Selly melihat sebuah peni
s diarahkan ke wajahnya. Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik
kemudian sperma menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang
tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.
Sepanjang malam Selly terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat
bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali. Dan keti
ka orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Selly, tubuh Selly tetap tak
bergeming dalam posisi merangkak, Selly lalu mengangkat wajahnya berusaha melih
at orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap dan tubuhnya jat
uh tersungkur tak sadarkan diri.
TAMAT
SAAT ITU
# Rabu, 18 November 2009
Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denga
nku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-
perempuan tersebut adalah Rere, Vinvin (nama samaran) yang ada hubungannya denga
n ceritaku ini.
Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan
aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan mei 99 kemarin, aku ada meeting di Surab
aya dan kebetulan hari itu ulang tahun Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan t
ingginya 170, branya 36 dan bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok). Seh
abis meeting, aku iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya.
Kemudian aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai j
uga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin. Acara pesta tersebut berlangsun
g sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku kalau minggu depan
dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi, lalu Rere cerita masa-masa di
a naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tah
unan nggak jumpa. Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan b
uatku untuk tinggal lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementa
ra di rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga nggak
ada.
Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali
-sekali melirikku, aku sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahuny
a si Vinvin main serobot saja. Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-
kiss pipiku (Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan s
edikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda kental yang bik
in aku naik. Habis itu Vinvin membisikan kalau dia masih kepingin denganku, teru
s aku responin juga kalau aku kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mung
il kemerah-merahan itu. Vinvin langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memel
ukku dari belakang tapi tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam ha
ti ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan
cemberut merasa kalah duluan. Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh saja, ku
tarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis. Gila! nafsunya b
esar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup terus ke bawah sambil tan
ganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal. Pas kukecup di belahan buah dad
anya, Vinvin berteriak, Sstt aahh dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah
masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya sekalian. Kelihatan buah dadan
ya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah dadanya sa
mpai dia menggelinjang keenakan dan suara yang sstt sstt aahh Setelah itu tanganku
pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihat
an bugil tapi masih pakai CD.
Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarn
ya saja. Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Vinvin sambil buah dadan
ya terus kuhisap ke dalam kamar Rere. Terus aku telentangi Vinvin di tempat tidu
r Rere, aku lihat Vinvin sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, eh
h ternyata bulu Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama
CD-ku sampai aku bugil ria. Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku sepan
jang 22 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Vinv
in. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina
Vinvin, uhh seret banget, dan kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak, Aa
kkhh eegghh Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas sep
rei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya
saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kus
odok lebih keras, Vinvin langsung saja teriak kencang sekali. Masa bodoh, aku te
ruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti dire
mas-remas dan hangat-hangat basah.
Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin sudah agak tenang lagi, tapi rupanya
dia meringis menahan sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik pen
isku pelan-pelan dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya
geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-pejam keenakan sambil
teriak, Sstt aahh sshh egghh Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja a
ku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya, Bleesshh Vinvin berteriak, aahh.. Kira-k
ira 5 menitan vagina Vinvin terasa seret. Setelah itu vaginanya baru terasa lici
n hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku semakin kupercepat
sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Vinvin kurang agresif. T
erus kusuruh Vinvin menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti
gerakanku. Baru beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau
orgasme. Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang sekali s
embari memelukku kencang-kencang, lama sekali Vinvin memelukku sampai akhirnya d
ia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih menancap di vaginanya. Sekilas ku
lihat kalau Rere melihatku sambil menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami b
erdua kemudian bertanya Bagaimana tadi? Aku senyum saja sambil penisku masih kutan
capkan di vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku.
Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja.
Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentan
gi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap menancap di vagina Vinvin, tida
k ketinggalan kuremas-remas buah dada Rere sambil matanya terpejam menikmati lum
atan bibirku dan remasan tanganku.
Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya semp
oyongan seperti vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere semen
tara tangannya sudah merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya
sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba CD-n
ya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celana
nya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere pegang penisku sampai mu
ka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan. Setelah
itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya. Kemudian Rere b
ertanya kalau dia mau diapakan. Aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek kevag
inanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil m
atanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas menyentuh vaginan
ya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah, Aahh , sementara aku sibuk meremas-r
emas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan keliha
tan puting buah dadanya semakin munjung keatas.
Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vag
inanya. Rere diam saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin
tiba-tiba saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedor
ong masuk kedalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras, aakkh sakit Sonny, a
pa-apaan kamu , sambil badan Rere menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya
menahan pinggulku. Sedangkan Vinvin bilang ke Rere kalau sakitnya hanya sebentar
saja, terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Rere
biar tidak menahan gerakan pinggulku. Rere kelihatan menahan sakit sambil menggi
git bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere kelihatan mulai mengatur
nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu beberapa m
enit sambil mencumbu Rere biar dia tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil
tadi melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rer
e sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisk
u pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali. Tib
a-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat jendela kamar lalu pakai
bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin ngeloyor pergi sambil ngomong, Nya
ntai saja, terusin biar aku yang nemuin , tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku y
ang sempat terhenti, aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri
dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku. Rupanya
vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh.
Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin
cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggun
gku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil memelukku dan berteri
ak aagghh , kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat k
eluar dari vaginanya hingga menambah rasa nikmat. Rupanya dia orgasme beruntun,
setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambi
l mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku am
bil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-
muntir putingku sambil tersenyum manis. Makin lama gerakanku semakin kupercepat
sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah
mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengik
uti irama genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot leb
ih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama aku mau keluar
kutarik penisku biar ejakulasi di luar. Dia malah menahan pantatku biar nggak d
itarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia erat-erat sambil
teriak, Aargghh.. eegghh.. , kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi d
i dalam vagina Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan
aku dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus kucabut penisku dan
kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek
karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Vinvin yang keras dan tiba-t
iba tadi.
Sementara itu Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rer
e itu ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak lama
kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku, Mau kenalan nggak sama teman
ku? aku jawab, Masa aku bugil begini mau dikenalin , Cuek saja, lagian tadi aku sama
dia sudah ngintip lu waktu sama Rere tadi , aku bengong saja terus Vinvin membisik
an sesuatu ke Rere terus Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere mem
bisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich. Lalu Vinvin
dan Rere yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebent
ar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin. Setelah itu Vinvin
kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi)
supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa i
ni. Lalu Vinvin bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengang
guk saja lalu Vinvin menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas ke
palanya dan Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja
Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu Vinvin pin
dah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode k
e aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Vinvin dimasukan ke dalam br
a punya Christ, aku menurut saja sambil mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh
seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau diterusk
an, aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ
supaya posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan t
etap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan berteriak-teriak Jangan ,
lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku
biar diteruskan saja, langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahany
a yang putih dan bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau
peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya menendang-nendang hi
ngga aku kesulitan. Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa
sampai di bawah lututnya terus aku berdiri sedikit buat melepas CD-nya tadi habi
s itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat
ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu.
Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Ch
rist agak diam nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerak
an pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok penisku se
keras-kerasnya ke vaginanya, sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak terta
han selama aku dorong masuk penisku tadi sampai mentok, seret banget dan masih a
gak licin, aku lihat Vinvin masih melumat bibir Christ sementara Rere melihat pe
nisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi, setelah aku diamkan be
berapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ ke
mbali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai
melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Vinvin sudah
nggak melumat bibirnya tadi. Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku se
makin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik T-shirtnya sampai menyentuh b
uah dadanya yang masih terbungkus bra. Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vi
nvin membantu membukakan bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan peganga
n tangannya dan Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit b
ibirnya sambil terus melihatku yang lagi ngerjain Christ dengan ganas, lalu Vinvin
ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras samb
il kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta
desahan dan rintihan Christ yang menambah nafsuku.
Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan
aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekenca
ng-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggul
nya, aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil me
nggigit telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sem
entara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat karena cairan yan
g keluar dari vaginanya tadi. Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai l
emas di samping tubuh Christ lalu Vinvin kembali ke tempat tidur lagi dan kami b
erempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya.
TAMAT
OH SUKABUMI
# Kamis, 12 November 2009
Waktu itu tahun 1988 saat saya baru saja menjadi mahasiswa semester satu sebuah
perguruan tinggi komputer terkenal di Depok (di sebelah sebuah universitas neger
i beken). Seluruh mahasiswa baru ketika itu diwajibkan ikut kegiatan Jambore dan
Bakti Sosial (Jambaksos) yang diadakan di sebuah areal perkemahan di daerah Suk
abumi, Jawa Barat.
Pada hari yang ditentukan, siang hari kami semua bersiap-siap di kampus tercinta
, kemudian segera diberangkatkan dengan menggunakan beberapa truk bak terbuka. S
etelah menempuh perjalanan lebih kurang tiga sampai empat jam, diakibatkan ada s
alah satu truk yang salah jalan sehingga semua truk lain harus diam menunggu sej
enak di suatu tempat, akhirnya kami tiba di tempat tujuan kami. Hari sudah mulai
gelap. Kulihat sekeliling kami. Uh, seram juga. Suasana sunyi dan gelap, maklum
di daerah pegunungan yang tidak terlalu banyak penduduknya. Yang terdengar hany
a suara mesin diesel truk yang cukup berisik. Akhirnya dengan konvoi truk satu p
ersatu, kamu menuju tempat terbuka sebagai tempat parkir truk-truk yang kami tum
pangi tersebut. Sudah sampai?, Belum! Kami masih harus berjalan kaki lagi bebera
pa jauh melalui jalan setapak untuk mencapai tempat di mana kami akan mendirikan
tenda-tenda kami.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat kami memasuki areal perkemahan. Wah
! Ternyata areal perkemahan sudah diterangi oleh beberapa lampu sorot yang cukup
besar kekuatannya, yang sudah disiapkan oleh tim panitia yang telah mendahului
kami ke sana satu hari sebelumnya. Mereka juga telah mendirikan dua buah MCK dar
urat. Satu khusus cewek dan satu khusus cowok. Dengan tubuh sedikit letih akibat
perjalanan yang cukup jauh, kami pun mendirikan tenda masing-masing dengan bimb
ingan beberapa orang panitia. Satu tenda diisi oleh satu grup yang terdiri dari
empat sampai lima orang. Cewek dan cowok pisah tenda. Katanya sih, takut terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan! Saya memang sial, grup saya semuanya terdiri dar
i anak-anak yang belum saya kenal. Saya memang orangnya pemalu dan agak penakut,
sehingga kurang cepat dalam bergaul. Setelah makan malam dan sedikit waktu isti
rahat, diadakan briefing mengenai jadwal kegiatan Jambaksos di hari-hari berikut
nya. Briefing inilah satu-satunya acara yang diadakan pada hari pertama itu.
Tengah mengikuti briefing, tiba-tiba saya merasa ingin pipis. Saya ragu-ragu unt
uk turun ke MCK yang didirikan di tepi sungai yang mengalir dekat perkemahan kam
i. Saya yang memang dasar penakut, urung ke MCK tersebut. Habis jalan ke sana cu
kup jauh lagipula gelap sekali. Sementara untuk meminta dampingan salah seorang
panitia malu rasanya. Akhirnya saya putuskan pergi ke balik semak yang sekelilin
gnya sepi dan agak tersembunyi serta agak jauh dari kerumunan orang-orang yang s
edang mengikuti briefing.
Ah , Lega rasanya setelah saya mengeluarkan seluruh isi kandung kemih saya. Mungki
n kalau ditampung di botol, setengah liter ada. Saya memang menahan pipis dari w
aktu masih di daerah Bogor saat perjalanan menuju kemari. Apalagi ditunjang oleh
dinginnya udara pegunungan di sini sampai ke sumsum tulang.
Hi hi hi hi , Hei, ngapain kamu di situ?! Tampak dua orang panitia datang ke arah sa
ya sambil cengengesan. Saya mengenal mereka, yang satu namanya Alfa (bukan nama
sebenarnya), yang rambutnya sepundaknya sedikit kecoklatan, sedangkan yang rambu
tnya hitam pekat dipotong pendek adalah Pratiwi (juga bukan nama sebenarnya). Ke
dua-duanya tinggi tubuhnya hampir sama. Sama-sama cantik dan sama-sama sensual.
Payudara merekapun termasuk berukuran besar dan membulat, dengan milik Pratiwi s
edikit lebih besar ketimbang milik Alfa. Ini kelihatan dari balik kaus oblong cu
kup ketat yang mereka kenakan. Mereka berdua adalah anggota seksi P3K.
Saya , saya lagi buang air, Kak , jawab saya dengan takut-takut. Tapi Alfa dan Pratiw
i malah mendekati dan melompat turun ke tempat persembunyian saya yang letaknya
sedikit di bawah areal perkemahan itu.
Kenapa kamu pipis di sini, hah?, Bukannya kita sudah punya MCK sendiri di sana? , t
anya Alfa.
Habis, saya takut, Kak. Saya masukkan penis saya dan saya naikkan kait retsleting
celana saya. Alfa dan Pratiwi tertawa melihat perbuatan saya.
Eit! Ini garasi jangan ditutup dulu , kata Pratiwi sambil meremas selangkangan saya
. Ouch! Kemudian tangannya membuka kembali retsleting yang sempat saya tutup.
Wow! Fa, lihat, doi nggak pake celana dalam! , Saya memang jarang mengenakan celana
dalam bila pergi ke mana-mana.
Mana, Wi? Gue mau lihat , sahut Alfa mendekati selangkangan saya. Pratiwi memberi t
empat kepada Alfa. Alfa memasukkan tangan kanannya ke dalam celah ritsluiting sa
ya. Dia mengelus-ngelus senjata saya dengan tangannya yang hangat, membuat saya
mulai menggelinjang menahan nikmat.
Wi, doi belum disunat! Kamu pernah main sama penis yang belum disunat? , Alfa menge
luarkan penis saya dari dalam sangkarnya. Pratiwi hanya mengangkat bahunya saja.
Eh, Oom Senang. Ini hukuman kamu karena sudah buang air sembarangan! Sekarang kam
u diam aja yah! , kata Alfa sedikit melotot.
Alfa mendekatkan penis saya ke mulutnya. Beberapa detik kemudian mulutnya telah
asyik melumat penis saya. Ah, penis saya itu semakin mengeras. Ini menambah keas
yikan tersendiri bagi Alfa yang terus mengulum penis saya yang meskipun tidak te
rlalu panjang namun berdiameter cukup besar. Mata saya hampir mencelat keluar se
waktu Alfa menjilat-jilati ujung penis saya yang tegang menjulang. Gelitikkan li
dahnya yang nikmat mulai membangkitkan gairah birahi saya yang selama ini terpen
dam.
Fa! Bagi dong gue! Jangan kamu habisin sendiri! , Pratiwi tidak mau kalah. Ia menga
rahkan tangannya ke belakang pinggang saya, lalu dipelorotkannya celana panjang
saya ke bawah sehingga menampakkan penis saya yang tampak sudah siap tempur. Din
ginnya udara malam yang menusuk kulit paha saya yang telanjang tidak terasa, ter
hapus oleh kenikmatan yang sedang saya alami di selangkangan saya. Kemudian Prat
iwi mendekatkan bibirnya yang ranum dengan sapuan lipstik tipis ke penis saya. L
alu dengan lahapnya mereka berdua menguasai penis saya dengan kuluman dan jilata
n lidah mereka yang bertubi-tubi, membuat tubuh saya seperti tersentak-sentak me
rasakan kenikmatan yang aduhai ini.
aah , Kak , saya sudah mau keluar , kata saya mendesah-desah. Tapi Alfa dan Pratiwi tida
k mempedulikannya. Mereka masih asyik menjelajahi seluruh permukaan selangkangan
saya dengan mulut dan lidah mereka yang seperti ular. Akhirnya dengan dua-tiga
kali kedutan, saya memuntahkan seluruh cairan kental isi penis saya ke wajah Alf
a.
Ma Maaf, Kak. Saya nggak sengaja. Alfa bukannya marah melainkan malah tersenyum sen
ang. Dijilatinya air mani saya yang ada di wajahnya.
Mengetahui bahwa dirinya tidak kebagian cairan nikmat saya, Pratiwi menjulur-jul
urkan lidahnya ke arah wajah Alfa. Ia ikut menjilat-jilati wajah Alfa seperti me
minta bagian. Alfa tampaknya mengalah. Tiba-tiba bibirnya yang merah merekah men
cium bibir Pratiwi. Dan Pratiwi pun membalasnya. Sementara tangannya mulai merem
as-remas dua tonjolan bulat yang ada di dada Alfa.
Ah.. Wi Terusin Ah Persetujuan Alfa ini membuat Pratiwi melanjutkan kegiatannya. Ia m
elepaskan kaus oblong yang dikenakan Alfa. Kemudian tangan kirinya diselipkan ke
balik BH Alfa yang berwarna putih. Diremas-remasnya payudara mulus Alfa yang bu
lat membusung. Sesudah itu tangannya beralih ke punggung Alfa. Dibukanya pengika
t BH Alfa. Dan tak terhalangi lagi payudara Alfa yang indah seperti buah mangga
harumanis yang ranum, dengan puting susunya yang tinggi menjulang menggemaskan d
ikeliling oleh lingkaran kemerahan yang cukup lebar. Tanpa mau melepaskan kesemp
atan emas ini, mulut Pratiwi langsung melumat puting susu Alfa yang mulai menega
ng. Dengan lidahnya yang menjulur-julur seperti ular, dijilatinya ujung puting s
usu yang menggairahkan itu. Sekali-sekali disedotnya puting susu itu, membuat ma
ta Alfa mendelik kenikmatan.
Melihat perbuatan kedua senior saya itu, tak saya sadari, penis saya yang tadi s
udah loyo bangkit kembali dan semakin mengeras.
Sekonyong-konyong Alfa melepaskan diri dari jamahan Pratiwi. Ia memandangi teman
nya dengan wajah seperti memohon. Pratiwi pun memahami apa maksud Alfa. Ia menan
ggalkan semua pakaian yang dikenakannya, lalu merebahkan tubuh bugilnya yang mul
us di rumput dengan beralaskan pakaian yang telah dilepasnya tadi. Mulut Alfa la
ngsung menyergap payudara Pratiwi yang berukuran besar laksana buah pepaya bangk
ok tapi tampak kenyal dan kencang. Lidahnya menjelajahi setiap inci bagian payud
ara temannya yang memang indah dan membusung itu, termasuk celah-celah yang memb
elah kedua bukit kembar dengan ujungnya yang mencuat tinggi itu. Dengan mahir Al
fa menggesek-gesekkan ujung lidahnya yang basah ke ujung puting susu Pratiwi yan
g tinggi dan keras, membuat Pratiwi menggerinjal keras sementara mulutnya mendes
is-desis bak ular yang siap menerkam mangsanya. Sementara tangan kirinya menelus
uri selangkangan Pratiwi. Ia mempermainkan clitoris memerah yang ada di bibir va
gina Pratiwi. Diusap-usapnya daging kecil pembawa nikmat itu dengan halusnya den
gan jari tengahnya. Diimbangi dengan gerakan naik-turun pantat Pratiwi yang bahe
nol itu. Kemudian dengan sekali gerakan, Alfa menyodokkan jari telunjuk, jari te
ngah, dan jari manisnya sekaligus ke dalam vagina Pratiwi, membuat tubuh temanny
a ini terhentak keras ke atas. Pratiwi tampak memejamkan matanya merasakan kenik
matan yang tidak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini ketika Alfa memainkan
ketiga jarinya itu masuk-keluar vagina Pratiwi, makin lama makin cepat.
Menyaksikan pemandangan yang indah ini, insting kelaki-lakian saya mendorong say
a menghampiri kedua cewek yang tengah dilanda nafsu birahi itu. Dengan sedikit r
asa takut dan ragu-ragu, saya pegang pinggang Alfa. Setelah menyadari tidak adan
ya penolakan, membuat rasa keberanian saya timbul, ditambah oleh rasa aneh di se
langkangan saya yang sudah minta untuk dilampiaskan. Saya membuka retsleting cel
ana panjang Alfa kemudian saya turunkan celana panjang itu berikut celana dalam
yang dipakainya sampai sebatas mata kaki. Seketika itu juga tercium aroma khas n
an segar dari selangkangan Alfa yang terpampang bebas. Tanpa menunda-nunda lagi,
saya segera menghunjamkan penis saya ke dalam vagina Alfa dengan keras dari bel
akang, membuat cewek itu menjerit kecil, Ouuhh
Ah , terusin , lebih kencang , lebih dalam ,. Ouhh , Desah-desahan penuh kenikmatan dari
a membuat saya tambah bernafsu. Saya semakin mempertinggi intensitas masuk-kelua
rnya gerakan penis saya di dalam vagina Alfa, mengakibatkan tubuh molek gadis it
u berguncang-guncang dengan keras. Kedua payudaranya yang menggantung molek di d
adanya dan ikut bergoyang-goyang mengimbangi guncangan tubuhnya sedang dilumat o
leh Pratiwi. Puting susunya yang menjulang itu tengah diisap-isap oleh temannya,
semakin membuat Alfa mendesah-desah hebat. Sementara di bagian bawah, saya masi
h mempermainkan penis saya terus-menerus di dalam vaginanya, membuat Alfa kehila
ngan keseimbangan. Tubuhnya yang putih dan mulus jatuh menindih tubuh Pratiwi ya
ng ada di bawahnya. Namun ini tidak menghentikan permainan kita.
uuh , Kak , Saya sudah mau keluar , Mau , di dalam , atau , di luar ? , Saya merasakan sud
k mampu lagi menahan gejolak yang ada di burun saya.
hh , Di dalam aja , Ouhh , jawab Alfa sambil terus menggerinjal.
Akhirnya permainan kita usai sudah, diakhiri dengan ditembakkannya lagi cairan-c
airan kental berwarna putih dari penis saya ke dalam vagina Alfa. Saya dengan pe
nis masih berada di dalam vagina Alfa terkulai lemas di samping tubuh cewek itu
yang dengan lemas masih menindih tubuh Pratiwi yang kelihatannya kurang puas.
Kamu masih punya hutang lho sama gue , kata Pratiwi mengingatkan saya. Saya tidak m
enjawab, hanya mengangguk saja.
Lima menit lamanya kami terdiam. Setelah itu kami bangkit dan membereskan pakaia
n kami kembali, bersamaan dengan selesainya acara briefing malam itu. Dengan men
gendap-endap setelah menengok ke sekeliling terlebih dahulu kami bertiga keluar
dari tempat persembunyian kami, kemudian dengan perasaan sepertinya tidak pernah
terjadi apa-apa, kami kembali ke tenda kami masing-masing untuk bergabung denga
n teman-teman lainnya.
Eh, kamu tadi ngapain bertiga sama Kak Tiwi dan Kak Alfa? , tanya salah seorang tem
an saya satu tenda. Saya hanya tersenyum penuh arti.
TAMAT
PAGI DI ITALY
# Senin, 9 November 2009
Nama saya Vivian, umur 25 tahun, kulit putih bersih dan bentuk badan yang penuh
lekuk (dada 36B, pinggang 28, pinggul 36,5 inch). Saya bekerja sendiri, mengelol
a pabrik garment keluarga dan orang tua saya sekarang tinggal di Singapore. Saya
tinggal bebas sendirian di sebuah apartemen di daerah Jakarta Barat.
Saya selalu merasa agak berbeda sebagai wanita yang lahir di bumi timur ini kare
na saya sangat menikmati seks semenjak pengalaman pertama saya. Saya banyak memb
aca buku-buku erotis dan selalu terbuka untuk mencobanya. Bagi saya, seks adalah
kesenangan yang ingin saya dapatkan setiap saat saya sedang mood. Seks juga bag
i saya tidak mesti dengan suami atau hanya pacar saja. Kalau lagi kosong, saya s
uka ke café-café yang bertebaran di ibukota ini sambil mencari-cari. Siapa tahu ada
lelaki ganteng yang bisa menolong saya memuaskan nafsu yang besar ini.
Saya baru kenal Erick sekitar 3 bulan di O Reylis café dan baru saja tidur pertama k
ali dengannya awal bulan Juli ini. Pengalaman pertama dengannya sangat mengesank
an karena ternyata Erick juga sangat liar di tempat tidur, saya seperti bertemu
pasangan yang serasi untuk pertama kali, dan dia juga dapat bertahan cukup lama,
malam itu saya tiga kali orgasme. Hmm , lumayan. Dan bagi Erick, malam itu dia me
ndapat pengalaman yang tak terlupakan . Saya tidak keberatan sama sekali dengan ora
l seks dan saya rasa telah melakukan tugas saya dengan baik. Erick seorang pengu
saha, ia mengimpor sepatu dan tas dari Italy dan Spanyol. Kebetulan weekend kema
rin Erick ada bisnis meeting di Italy, jadi saya di ajak juga olehnya ke sana.
Kami tiba di Italy jam 11.30 malam waktu setempat dan karena berjam-jam di atas
pesawat plus perbedaan waktu jadi kami berdua langsung tergeletak di tempat tidu
r, kecapaian. Pagi itu saya bangun lebih dulu daripada Erick. Saya suka memandan
g wajahnya yang sedang tidur, begitu tenang tapi tetap macho. Erick punya badan
yang kekar, kulit agak kecoklatan, tapi yang paling saya suka dari wajahnya yait
u rambut di sekitar rahangnya, hmm Saya mulai mengelus rahangnya, terus ke leher
dan dadanya (Oh ya, kami terbiasa tidur tanpa busana), sesudah itu tangan saya m
ulai turun ke daerah pangkal pahanya dan mengelus kemaluannya yang lembut terkul
ai. Puas dengan tubuhnya, saya bangun dan pergi ke kamar mandi. Saya sedang meng
gosok badan saya dengan busa bersabun ketika saya merasakan kehadiran Erick di b
elakang tubuh saya.
Oww , Erick, apa yang kamu lakukan kata saya, sambil saya bisa merasakan kemaluannya
menjadi keras pas di atas belahan pantat saya yang putih dan bulat. Mungkin kare
na pemandangan itu juga dia menjadi sangat terangsang. Erick sering bilang bahwa
pantat sayalah bagian terindah dari tubuh saya, putih, bulat dan nungging menan
tang, katanya. Kemudian Erick mengambil busa dari tangan saya dan mulai menggoso
k badan saya. Shh , santai saja, saya mau mandiin kamu katanya. Kemudian Erick mulai
menyabuni saya, seluruh tubuh mulai dari leher, terus ke dada saya , dengan gerak
an memutar Erick menggosokkan busa itu ke kedua bukit saya perlahan. Puting saya
langsung mengeras dan berwarna merah jambu kecoklatan tanda saya mulai terangsa
ng, mata saya tertutup menikmatinya kemudian saya merasa bibir Erick sudah mengu
lum bibir saya dan kita saling berpagutan dengan hotnya. Saya ambil busa itu dar
i tangan Erick kemudian gantian saya yang menggosok seluruh tubuhnya. Karena say
a sudah terangsang, liang kewanitaan saya terasa panas, cepat-cepat kita bilas t
ubuh kami berdua kemudian saya menjilati puting Erick. Lidah saya bergerak memut
ari putingnya dan setelah keras, saya gigit perlahan sehingga terdengar erangan
Erick. Perlahan sambil dibawah pancuran saya berlutut di depan kemaluannya dan m
ulai menjilati kepalanya, saya gerakkan lidah saya mendorong lubang di kepala pe
nisnya agak cepat sampai dia mengerang antara geli dan nikmat lalu saya masukkan
semua penisnya di dalam mulut saya dan saya hisap dengan gerakan cepat.
Erick sangat suka kalau saya hisap penisnya dengan cepat dan kuat, Oh, Viv , kamu h
ebat, ayo , goyang, cepat! Erick sudah mengerang sedemikian dahsyat, perlahan saya
kurangi gerakan lidah dan sedotanku. Saya jilati lagi kepala penisnya lalu saya
kejutkan dengan sekali isapan yang dalam dan keras lalu saya berdiri. Saya angka
t kaki sebelah saya ke atas pinggangnya lalu saya pegang penisnya dan saya arahk
an ke dalam liang senggama saya yang sudah basah sejak tadi Mulanya agak sulit ma
suk karena liang kewanitaan saya agak sempit tapi Erick terus menggoyangkan ping
gulnya maju mundur sehingga basah kuyup liang kewanitaan saya lalu blesh , masuklah
semua kemaluan Erick ke dalam liang senggama saya sambil Erick mengangkat kedua
kaki saya keatas pinggulnya. Aduh, enaak sekali rasanya bercinta dengan penisnya
yang besar. Oh Erick, nikmat sekali , ah , goyang terus sayang, yang dalam sayang, a
duh besar deh, nikmat yang lagi, lagi begitulah kita saling bergerak naik turun.
Saya tak mampu menguasai perasaan nikmat di dada sehingga erangan kenikmatan ter
us terdengar dari mulut saya. Terus yang, terus hampir oh, hampir, lagi.. lagi.. o
h, aku mau keluar, aku udah nggak kuat lagi yeah, oh , oh , Ohh Satu jeritan dahsyat sa
ya lontarkan karena orgasme yang begitu intens dari Erick. Sementara Erick tidak
sedikit pun melambatkan goyangan pinggulnya tapi justru mempercepatnya, saya ta
hu badan Erick sudah mulai bergetar nikmat. Desah Erick, Tunggu sebentar lagi say
ang, oh, saya juga mau keluar. Oh, oh, kita keluarin barengan.. ohm , ohm , yes, yes
,.. nikmat kan sayang? Tanya saya sambil terus menjilati daerah-daerah sensual E
rick, sementara Erick agak menunduk mencari puncak bukit saya kemudian dihisap d
an digigitnya dengan gemas. Lalu desahnya kemudian, Oh, aku mau keluar sayang.. , l
alu saya merasa aliran hangat di dalam liang kewanitaan saya, Erick sudah selesa
i juga. Oh ya saya lupa bilang bahwa kami sangat berisik kalau bercinta. Apakah
mungkin karena kita berdua cukup ahli dan sama buasnya? Kami lalu merampungkan k
egiatan kami, membilas lalu saling mengelap badan dengan handuk. Tok.. tok.. oh,
sarapan datang, Erick memakai baju mandinya lalu keluar membukakan pintu, saya d
engar dia bilang Terima Kasih.. lalu pintu ditutup, saya keluar bugil dan langsung
disambut dengan ciuman Erick yang hangat, kami berciuman lumayan lama. Untuk per
mainan kita yang menyenangkan .
TAMAT
SEKRETARIS BOSS
# Rabu, 11 November 2009
Saya bekerja di sebuah perusahaan export-import di daerah Kuningan, di tempat ke
rjaku, sekretaris bosku (sebut saja namanya Ina) kalau melihat gelagatnya termas
uk bispak , tapi karena segan sama bos, saya tidak pernah berani macam-macam sama d
ia.
Suatu hari bosku pergi ke luar kota dan dia menugaskan saya untuk mengerjakan tu
gas yang agak confidential sehingga dia menyuruhku mengerjakan tugas di ruangannya
, sedangkan untuk bahan-bahan tugasnya dia menyuruhku minta sama si Ina karena d
ia yang tahu persis file-filenya ada di mana. Tadinya saya tidak ada pikiran mac
am-macam sama si Ina, tapi anehnya si Ina seperti mancing-mancing saya, kalau me
mberi file atau memberi tahu sesuatu mukanya selalu mendekat ke mukaku apalagi s
aat itu bajunya memperlihatkan belahan dadanya, mau tidak mau pikiran saya langs
ung ngeres.
Maka ketika dia sekali lagi menyodorkan file ke saya, langsung kupegang tanganny
a lama dan kuremas-remas, Ina tidak menolak sama sekali, malah dia membalas meme
gang leherku sambil mengusap-ngusapnya, saya makin kalap dan tanganku segera pin
dah ke pahanya, si Ina kelihatannya tidak mau kalah dia langsung memeluk saya. S
aya benar-benar sudah lupa diri kalau saat itu saya masih di kantor, maka langsu
ng saja saya cium dia, saya lumat bibirnya dan saya masukin lidah ke dalam mulut
nya, si Ina juga membalas memainkan lidahnya, sementara tanganku sudah naik lebi
h lanjut ke dalam celana dalamnya, saya pegang-pegang klitorisnya yang makin lam
a makin mengeras dan liang kewanitaannya makin membasah. Tangan diapun sudah mas
uk ke celanaku dan meremas-remas penisku yang makin lama makin menegang.
Saya jilati telinganya dan dia melenguh Arghh seolah-olah sedang menikmati permain
an ini, lama-lama kelihatannya dia sudah tidak tahan akhirnya saya pelorotkan ce
lana dalamnya dan dia juga membuka celana saya, terus dia tiduran di atas meja d
engan posisi mengangkang liang kewanitaannya seolah menantang dengan bulunya yan
g berwarna kecoklatan diantara pahanya yang putih mulus, saya sudah tidak sabar
lagi saya masukkan penis ke dalam liang senggamanya, dia mengerang entah sakit a
tau nikmat, lalu saya dorong lebih dalam lagi dan seterusnya dengan gerakan yang
makin lama makin cepat sementara tanganku memegang buah dadanya yang masih keny
al. Setelah sekian lama akhirnya dia tidak tahan tiba-tiba tangannya mencengkram
tanganku dan kukunya melukai tanganku, sementara saya sendiri juga sudah hampir
ke puncak dan akhirnya keluarlah sperma yang kutunggu-tunggu arghh aku berteriak
demikian juga si Ina, untung ruangan bossku kedap suara.
Akhirnya selesailah permainan ini, bersamaan dengan itu terdengar suara ketukan
di pintu, saya dan Ina cepat-cepat membereskan pakaian, dan membuka pintu, terny
ata security kantor saya lagi patroli, karena teman-teman yang lain sudah pulang
, untung pertempurannya sudah selesai, kalau tidak kan saya bisa dipecat heehehh
ehe.
TAMAT
KENIKMATAN
# Kamis, 12 November 2009
Setelah Pelajaran Berharga , kualitas aktivitas bersenggama kami semakin membaik wa
laupun dari segi kuantitas belum seperti yang saya harapkan. Namun ada saat-saat
yang tidak kuduga, istriku tercinta sudah suka meminta bahkan tidak ragu-ragu u
ntuk memulai.
Seperti dini hari ini, istriku tiba-tiba memeluk dan meraba. Karena tidak ada pi
kiran ke arah itu, saya diamkan dan tetap mencoba untuk tidur kembali. Makin lam
a rabaannya menuju daerah sensitifku, akhirnya ku balikkan badan dan berhadapan
muka. Dia memelukku makin erat dan menciumi pipiku.
Ma , apa-apaan ini? , tanyaku dengan rasa senang.
Mama mau dong , bisiknya mesra.
Mau apaan, masih dingin nich , jawabku sambil balas meraba daerah sensitifnya.
Mau neng , oneng , oneng , sambil menarik penisku keluar sarangnya.
Ugh , istri saya mulai meremas dan mengocok penisku.
Ma , 69 yuk , ajakku mesra
Nggak ah , nanti saja kalau baru mandi , balasnya sambil memainkan penisku.
Kalau begitu ayo mandi , bisikku.
Tadi katanya masih dingin , bisiknya menimpali.
Siapa yang nggak kepanasan kalau diginiin , sambil menyingkap bibir kemaluannya. Uh ,
Papa nakal , balasnya dengan agak genit.
Nakal untuk Mama khan , kucoba meraih payudaranya dari balik blus yang dipakainya.
Jangan , itu punya Tari (nama putri kami) , cegahnya sambil mencekal tanganku mencapa
i payudaranya.
Kan ini milik Papa rajukku.
Papa, Tari kan susah nenennya. Nanti malah tidak mau lagi , timpalnya genit.
Tapi Papa kan nggak ngerokok ini bujuk saya, tetapi usaha itu tetap tidak berhasil.
Hampir istriku mogok, untuk saat ku masukkan jari tengah ke kewanitaannya, istri
ku terangsang kembali dan merapatkan kedua pahanya. Kusibakkan pahanya dengan me
masukkan kakiku, dan istriku makin melebarkan kakinya mempersilakan penisku mema
suki gerbangnya. Akhirnya masuklah penisku dengan sukses menghantarkan kenikmata
n yang tidak terkatakan. Ma , kalau tahu kawin itu nikmat, mengapa tidak dari dulu-
dulu kita kawin yah godaku sedikit nakal.
Enak saja jawab istriku sambil merem-melek menikmati goyangan yang tidak ada pengat
urnya.
Sambil tetap goyang pinggul dengan semangatnya, saya cium muka istriku dengan me
sra. Ku coba meraih putingnya yang masih terbungkus blus. Karena tidak ada usaha
pencegahan, akhirnya blus itu ku lepaskan dengan bantuannya.
Pa , ayo nenen Pa , pintanya mesra.
Mana nenennya , godaku sedikit nakal.
Papa nakal yah , sambil menghantarkan putingnya ke mulutku seperti hendak menenenkan
Tari. Tanpa menunggu permintaan kedua kalinya, kuserbu putingnya dengan penuh s
emangat, istriku turut membantu dengan membusungkan dadanya agar semua payudaran
ya merasakan hisapan mulutku.
Pa goyang dong Pa pinta istriku, mendengar permintaan itu dan tahu istriku mau orgasm
e, ku percepat goyangan pinggulku yang diikutinya dengan melingkarkan kakinya ke
kakiku.
Ugh , akhirnya istriku sampai dan langsung tergeletak lemas.
Mama sudah sampai yach , bisikku pelan.
Iya, Papa belum? , balas istriku.
Kok nggak ada yang nyemprot? , godaku mesra.
Ayo , Papa ingat yang di cerita 17Tahun itu yach , Papa ragu? , balasnya sambil mencubi
t bahuku.
Akhirnya ku akui istriku memang tidak menyemburkan cairan orgasmenya, namun yang
pasti istriku merasakan orgasme juga. Kadang bisa berkali-kali bila memang seda
ng terangsang.
TAMAT
RASANYA
# Kamis, 12 November 2009
Saya punya kisah nyata, begini , saya punya teman-teman cewek di sini (Amerika)..,
nah diantara teman-temanku ada yang bernama Lia, yang baru 19 tahun. Dia tingga
l berdua di apartement mewah dekat kampusku, saya senang bergaul dengan mereka s
oalnya mereka baik dan sedikit vulgar kalau bicara, jadi asyiklah , nah suatu saat
saya sedang ke apartemen mereka dan mulailah bercerita-cerita.
Eh Lia apa kabar cowok kamu , saya mulai bertanya.
Saya masih kangen nih soalnya kan baru minggu kemarin dia pulang, sekarang saya k
esepian lagi nih , desahnya.
Tenang aja, kan di sini ada saya dan teman-teman yang lain, iya kan , jawabku.
Iya tapi kan sekarang tidurnya sendiri , jawabnya enteng.
Eh.., gimana pelayanan cowok kamu , tanyaku sambil bercanda.., eh Lia malah jawab s
erius
Gini Sin , saya bingung sama barang cowok saya, punyanya besar lho kemarin saya uku
r panjangnya 17 cm tapi kenapa saya kok tidak pernah bisa merasakan orgasme ya p
adahal dia sudah bertahan 15 menit , oh nasib, nasib , Bisiknya dengan muka sedikit s
edih.
Eh kamu beneran mau tahu rasanya orgasme gimana, kalau kamu mau saya bisa bantu,
tidak usah sampai penetrasi kok , jawabku sambil tersenyum
Mau , jawabnya cepat.
Tapi syaratnya kamu mesti tenang dan berusaha untuk menikmatinya oke , jawabku.
Cepat saja kubuka kancing bajunya satu persatu , terlihat payudaranya yang kecil t
api montok dan putih. Lalu kucium dia mulai dari bibirnya yang tipis terus turun
ke leher dan kumainkan putingnya yang masih kecil itu. Dia mengerang kegelian d
an kelihatannya dia sudah mulai terangsang. Lalu mulai kumasukkan tanganku ke ro
k mininya, dan ternyata liang kewanitaannya sudah basah. Saya mainkan clitorisny
a dan sedikit sedikit kumasukkan jariku, dia terlihat enjoy sekali.
Mau saya cium memek kamu Li..? bisikku pelan.
Mau, jawabnya cepat.
Lalu kubuka celana dalamnya dan terlihat jelas liang kewanitaannya, begitu basah
dan merah. Akhirnya kucium dan kumainkan dengan lidahku.
Gimana rasanya sudah naik belum, tanyaku.
Iya nikmat kayaknya saya bisa deh, katanya sambil mengerang.
Sin masukin aja yah, bisiknya manja.
Oke, jawabku singkat, secepat kilat kukeluarkan penisku yang sudah menegang. Saya
setubuhi dia dari depan dengan kedua kakinya terbuka, saya mainkan dia sampai 10
menit, kemudian dia bilang Kok saya belum bisa sih , katanya mendesah.
Tenang Li , kita ganti posisi sekarang kamu di atasku , balasku mesra.
Nah ini baru nikmat , katanya.
Setelah 10 menit, dengan posisi itu belum ada tanda-tanda dia akan orgasme, wala
upun posisi itu menurut buku seks paling nikmat buat cewek. Nah saya ingat penga
laman pertamaku waktu bikin puas temanku yang lain.
Li ini gaya yang paling nikmat, saya di belakangmu dan kamu rapatkan kakimu , bisik
ku mesra, segera saja terasa liang kewanitaannya yang semakin rapat dan Lia teru
s berteriak keenakan.
Terus Sin teruss , saya hampir nih , ahh , desahnya terdengar sampai ke luar kamar.
Gimana , tanyaku.
Wah nikmat sekali rasanya yah , terlihat mukanya yang lucu itu kelihatan senang sek
ali.
Boleh aku yang keluar , tanyaku.
Boleh yang cepat ya , pintanya. Lalu saya kocok penisku sampai saya keluar di dalam
liang senggamanya, terlihat dia panik.
Sin kok di dalam sih nanti saya hamil gimana , bisiknya dengan sedikit protes.
Tenang aja , jawabku, kan ada Pil KB nanti saya beli di apotek , terlihat dia tenang da
langsung memelukku.
Wah kamu hebat Sin, sudah bertahun-tahun aku meginginkan ini, terima kasih , ucapny
a berulang-ulang sambil menciumku.
Wah ternyata barang yang lebih kecil lebih oke yah , ucapnya. Kontan saja saya mera
h mukanya dan tertawa.
Nah biar cuma 13 centi tapi yang penting permainannya kan? , godaku nakal, dia meng
angguk malu dan tertawa lucu sekali.
Cup cup besok lagi ya , bisiknya.
TAMAT
MALAM MINGGU
# Jumat, 13 November 2009
Aku bernama Iwan Budi, saya adalah pemilik PT. Prima, yang bergerak di bidang ko
mputer. Sebenarnya saya telah memiliki seorang istri yang setia dan telah memili
ki beberapa orang anak. Mungkin karena istri saya sendiri terlalu pasif dalam me
lakukan hubungan badan, maka saya mulai tidak berselera kepadanya. Saya memiliki
seorang sekretaris yang bernama Yanti, ia masih muda dan berparas cukup cantik.
Karena hubungan intim dengan istri kurang memuaskan, maka saya mulai mencari-ca
ri wanita lain. Ke Lokalisasi saya takut kena penyakit AIDS, karena itu saya mul
ai tertarik dengan Yanti.
Hari sabtu, seperti biasanya para karyawan kerja cuma sampai jam satu siang. Tap
i saya telah menyuruh agar Yanti lembur saja karena banyak surat-surat yang belu
m terselesaikan. Pada saat itu waktu telah menunjukkan pukul tiga lebih seperemp
at, kami (saya dan Yanti) hanya berduaan saja di kantor. Saya masih bimbang, mam
pukah saya menyeleweng dengan sekretaris sendiri ?, saya takut ia menolak dan saya
akan sangat malu. Oh !! Ternyata setan lebih kuat, saya mulai mengadakan aksi per
tama, saya dekati dan pegang pundaknya, ia menatap wajah saya dan pada saat itu
kami beradu pandang dan ia tersipu malu.
Saya tanya, Apakah nanti malam kamu ada acara?
Tidak ada jawabnya datar.
Saya semakin berani beraksi, aku pegang tengkuknya, ia diam saja, lalu aku bisik
kan rayuan dan dia tertawa kecil. Aku sebenarnya masih muda dan cukup ganteng, m
aka dengan mudah sekretarisku itu jatuh dalam pangkuanku, dan selanjutnya dia pu
n sepertinya telah lama menaruh hati padaku, maka ketika aku ajak dia makan mala
m, ia setuju saja.
Malam minggu, malam yang panjang bagi kita semua. Malam itu setelah makan malam
di restaurant Chinese food, maka mobil panther warna merahku meluncur ke arah ma
nggarai untuk mengantar Yanti pulang. Tapi rupanya setan datang lagi, maka aku m
engajak Yanti ke Motel, ternyata dia juga nurut saja.
Setelah sampai di Motel, dia lalu mandi, dan aku telah memakai baju tidur. Sebag
ai orang yang baru pertama kali menyeleweng, maka aku gemetar ketika dia duduk d
i sisi tempat tidur, dia hanya dililit selembar handuk, lalu dia tersenyum kecut
dan aku pun membalas senyumannya. Aku rangkul dia, kuciumi seluruh bagian tubuh
nya, lalu kujilati liang kewanitaannya yang sepertinya masih suci karena bentukn
ya masih indah diselimuti bulu halus dan warna memeknya masih merah muda bergera
jul lembut. Kuhisap liang kewanitaannya dan ia pun mengerang menahan nikmat yang
mungkin baru kali ini ia rasakan. Tidak lama kemudian menyemburlah cairan cinta
dari liang kewanitan seluruh cairan itu aku sedot dan telan , oh terasa manis dan
nikmat, ia pun berkelonjotan menahan nikmat.
Setelah puas dengan acara jilat memek, maka akupun mulai beraksi membuka seluruh
baju tidurku dan kutarik dia ke tengah tempat tidur dan aku pun merayap diatas
tubuhnya lalu menghepaskan posisi penisku tepat di bibir kemaluannya. Setelah te
pat menempel, maka ku ayunkan secara teratur maju dan mundur yang disertai bunyi
deritan ranjang, ia memberi respon dengan menghentak-hentakkan pantatnya dan me
nggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sehingga rambutnya acak-acakan. Ketik
a kemaluanku sebetulnya agak sulit masuk ke liang senggamanya karena liang sengg
amanya masih perawan, jadi masih sempit.
Setelah 20 menit melakukan aksi, dia menjerit pelan dan memeluk diriku erat seka
li, rupanya ia orgasme lagi. Setelah ia orgasme maka lorong kewanitaannya tambah
licin lagi dan 15 menit kemudian, aku mulai merasakan adanya cairan yang memaks
a keluar dari kemaluanku, aku tekan kuat-kuat penisku sehingga membentur bagian
yang paling dalam dari liang kewanitaan wanita dan akupun mencapai orgasme sehin
gga liang senggama Yanti banjir dengan cairan maniku. Setelah itu tubuhku terasa
lemas tak berdaya, tapi hati ini sangat puas karena baru saja menikmati liang k
emaluan perawan.
Malam makin larut, Yanti telah terlelap. Aku masih belum tidur, karena aku masih
suka memandangi tubuh Yanti yang putih mulus tanpa busana di sisiku. Aku termen
ung, melamun dan akhirnya aku teringat akan anak dan istriku yang telah aku boho
ngi bahwa ada rapat di luar kota, Lelaki macam apakah aku ini?
Aku manusia yang kotor seperti binatang, tapi aku tak kuasa menahan nafsu , pikira
n berdosa terus berkecamuk di otakku sampai akhirnya akupun terlelap juga.
TAMAT
PESONA KOTA
# Senin, 16 November 2009
Aku adalah seorang Computer Engineer yang selalu dinas keliling Indonesia guna mel
ayani customer perusahaan tempatku bekerja. Satu saat tepatnya bulan Juni 1994,
aku ditugaskan ke kota Y. Sesampai di stasiun kereta api jam 8 pagi aku langsung
naik becak dan melintas jalan M yang cukup terkenal lalu meminta kepada tukang
becak untuk segera diantar ke hotel yang mempunyai cukup fasilitas. Aku menurunk
an tas koperku di depan hotel M. Setelah cukup istirahat aku berniat ingin sarap
an, karena semalam di kereta api aku tidak makan. Namun ketika keluar dan akan m
engunci pintu kamar, aku terkejut melihat beberapa wanita memakai pakaian swimsu
it melintas di belakangku. Ada apa gerangan? , dalam hati aku bertanya.
Rasa ingin tahuku begitu besar, sehingga membuat perutku rasanya menjadi kenyang
. Aku coba mengikuti para wanita tersebut dari belakang dan , woww , betapa bahenoln
ya pantat mereka. Sesaat aku berhenti dan , ternyata mereka adalah pengujung biasa
yang hanya ingin latihan fitness.
Beberapa saat aku memperhatikan mereka, dan ketika itu juga terdengar suara wani
ta menggoda menyapaku Mau fitness juga Mas? , aku mencoba berbalik badan , ya ampun!,
seorang wanita memakai swimsuit warna pink dengan body yang aduhai dan mempunya
i rambut lurus terurai hingga pundak menghampiriku sambil tersenyum.
Wah senyumnya begitu menggoda pikirku dalam hati , hingga aku sejenak terdiam bagai
patung tapi biji mataku berjalan dari atas ke bawah memperhatikan wanita terseb
ut yang mempunyai kaki begitu panjang dan indah. Ohh , tidak!, hanya lihat-lihat sa
ja , jawabku.
Mas , dari Jakarta? wanita tersebut kembali bertanya.
Iya , saya sedang tugas ke sini, dan kebetulan saya menginap di hotel ini, anda sen
diri sedang apa disini? aku memberanikan diri balik bertanya.
Sebenarnya aku ke sini mau fitness, tapi sudah full , jadi aku mengubah rencana ing
in berenang saja, kebetulan kolam renangnya bersebelahan dengan ruangan fitness .
Kesunyian memecahkan pembicaraan kami sejenak , dan Oh, ya.., Bambang namaku.., kam
u siapa? , aku mencoba berkenalan.
Namaku Vina , aku juga orang Jakarta, aku kuliah di sini, aku sering ke hotel ini h
anya untuk fitness dan berenang jawab Vina.
Kalau begitu kita sama-sama saja ke kolam renang, aku coba mengajak.
Emang Mas Bambang mau berenang juga , tanya Vina. Aku terkejut sambil menelan ludah ,
gawat! aku kan nggak bisa berenang yachh , ,pikirku dalam hati. Oh, tidak , tidak! ka
mu saja yang berenang, aku pesan makanan dan minuman, kebetulan aku belum sarapa
n , jawabku sambil memanggil pelayan.
Oke dech kalau begitu , Vina sekalian minta minuman berenergi boleh nggak..? .
Langsung aku jawab, Boleh-boleh , mau berapa botol? , Byuurr Vina menjatuhkan badanny
a ke kolam , aku pesan satu botol saja yach , jawab Vina manja dari dalam kolam.
Setelah 30 menit Vina baru beranjak dari kolam renang dan langsung glek.., glek.
., glek.., satu botol kecil minuman berenergi langsung kering diteguk Vina. Panta
s Vina mempunyai body begitu aduhai, dan pasti mempunyai gairah seks yang tinggi ,
aku mengira-ngira.
Mas Bambang berapa lama di sini? , tanya Vina sambil mengusap-usap rambutnya dan me
njatuhkan pantatnya di kursi malas di sampingku.
Enggak lama kok, hanya 2 hari jawabku berbohong, padahal aku harus 1 bulan menetap
di kota Y, karena tugas yang akan aku lakukan cukup berat.
Angin sepoi-sepoi mengusap pembicaraan kami berdua, rasanya kami sudah cukup akr
ab meskipun perkenalan kami baru berlangsung beberapa jam dan tak terasa waktu m
enunjukan pukul 10 pagi.
Kamu mandi dan ganti pakaian di kamarku saja , aku memberanikan diri memberi tawara
n pada Vina yang sejak tadi melonjorkan badannya dengan tangan ke atas sehingga
dengan bebas bulu ketiaknya menari-nari tertiup angin.
Boleh dech , jawab Vina singkat. Sampai di kamar, timbul rasa birahiku karena tergod
a bentuk tubuh Vina yang menggigit seluruh persendianku.
Mas , nanti malam aku boleh ke sini nggak?, karena sekarang aku mau kuliah dulu, Ma
s juga kan mau tugas dulu kan..? , tanya Vina ketika keluar dari kamar mandi denga
n pakaian sudah rapi. Pertanyaan Vina itu sekaligus mengundang ribuan setan memp
engaruhi pikiranku mencari akal untuk merayu Vina agar dapat aku setubuhi. Boleh ,
datang saja , jawabku sambil memegang pundak Vina yang mempunyai umur 21 tahun tin
ggi badan 163 cm. Vina diam saja saat aku pegang pundaknya, malah dia menatapku
tajam. Aku tak berdaya akan tatapan matanya yang begitu indah. Suasana hening , da
n perlahan aku goyangkan kepalaku untuk mencoba menyentuh bibirnya.
Jangan Mas , aku sudah pakai lipstik, nanti berantakan lagi jawab Vina menolak denga
n halus. Aku jadi penasaran, tapi aku yakin dari tatapan matanya tersembunyi ada
kesan frustasi dalam diri Vina, tapi aku tidak mau mencoba berusaha tau ada apa
sebenarnya yang terjadi tehadap diri Vina. Karena pikiranku sudah kacau termaka
n keindahan lekuk tubuh Vina yang begitu menggoda.
Ting tong , ting tong , ting tong , tepat pukul 7 malam suara bell kamar berbunyi 3 kali
, aku segera menghampiri pintu dan saat kubuka , wuuaahh kulihat Vina berdiri mani
s dengan mengenakan gaun tipis panjang warna biru muda dengan tali kecil di pund
ak hingga terlihat anggun. Terlihat bercak dua bulatan BH di dadanya dan celana
dalam mungil yang tembus pandang tersorot lampu utama saat aku nyalakan.
Mau mengajak jalan ke mana yach ? Kalau ke disco tidak mungkin, pasti makan malam,
sebab Vina mengenakan pakaian resmi untuk pesta , dalam hati aku bertanya-tanya.
Silakan masuk , aku masih pakai handuk dan mau ganti pakaian dulu, aku baru selesai
mandi , jawabku sambil menarik tangan Vina yang mulus putih bersih.
Blaakk! pintu kamar kututup dan , terkejut aku tiba-tiba jemari lentik nan lembut me
megang jemariku yang kasar yang setiap hari memegang obeng dan solder ketika aku
mengunci pintu. Aku berbalik badan dan sambil berdiri langsung aku belai rambut
Vina yang halus lurus terurai , aku teruskan belaianku ke wajah Vina yang berbent
uk oval dan terlihat ada rasa penyesalan bercampur keputus-asaan juga keinginan
untuk melakukan persetubuhan yang paling melekat , kulanjutkan belaianku menyusuri
pundak , Ohh Mas , jawab Vina lirih sambil memejamkan matanya isyarat meminta untuk d
icium. Aku tatap bibirnya tidak berwarna merah muda lagi saat Vina pakai di sian
g hari tadi, mungkin ini menandakan aku boleh menciumnya. Aku dekap Vina dengan
mesra seperti layaknya seorang istri di malam pertama. Dengan lembut aku hunjamk
an ciuman dengan deras ke bibir Vina yang tipis menggoda. Tak disangka , Vina memb
alas dengan menjulurkan lidahnya kedalam mulutku dan memainkannya dengan lihai.
Aku segera membelai dan menciumi tengkuk leher panjang Vina sampai pundak dan , ti
ng..!, aku lepas tali gaunnya, hingga gaun terusan sampai kaki itu terjatuh ke l
antai.
Kini hanya BH ukuran 36B tanpa tali ke pundak yang ada di hadapanku siap aku man
gsa. Ahh , ouuhh , Mass , beri aku kepuasan.. terdengar suara Vina meminta dengan pasrah
yang saat itu juga terdengar degupan jantung Vina yang berdetak keras dengan na
fas terengah-engah apalagi disaat aku mencoba membuka BH-nya yang yang tipis ber
warna putih. Wooww , indah sekali buah dada Vina yang menonjol ke depan dengan put
ing kecil dan dikelilingi aurora yang kecil pula dan penuh kehangatan itu.
oouuhh , Mass , isap , isap dong Mass pinta Vina memelas.
Aku langsung melahap dua buah gunung kembar itu dengan hisapan dan jilatan yang
liar sehingga membangunkan kemaluanku yang bersembunyi di balik handuk, sepertin
ya kemaluankupun sudah tidak sabar menggedor-gedor dan menjatuhkan handuk hingga
aku kini telanjang bulat. Aku semakin gencar melancarkan serangan ke seluruh tu
buh Vina yang wangi khas parfum true love, aku meremas buah dada kiri Vina dan m
enjilati buah dada kanan Vina sambil memeluk dan mengelus-eluskan tanganku di pu
nggung Vina sampai ke pantat. Vina mendengus keenakan dan membuang kepalanya ke
belakang dengan otomatis dadanya membusung ke depan dan makin tampak pula keinda
han buah dadanya yang menonjol membesar. Terus Mass , ouugghh , yang keras isapnya Ma
ss , Vina memaksa.
Perlahan aku pelorotkan celana dalam Vina yang tipis berwarna putih dan berbunga
di tengahnya hingga dengkul dan tanpa dikomando aku telah benamkan kepalaku di
hadapan liang kewanitaan Vina yang tersembunyi dibalik bulu-bulu halus yang leba
t tak terkira. Ohh , honey , please go on , ouuhh , sepertinya Vina kurang bebas, akhirn
ya dia pelorotkan sendiri celana dalamnya sampai kini dia benar-benar bugil tanp
a sehelai benangpun menempel di tubuh indahnya itu. Sambil berdiri Vina membuka
kakinya lebar-lebar untuk menyerahkan lubang kenikmatannya yang menganga agar se
gera dijilat.
sstt , sluupp , eehhmm , ohh Vina betapa sempitnya memekmu , pikirku yang terus membungku
dan menjilati clitoris Vina yang nangkring di pintu gua yang penuh misterius na
mun penuh kenikmatan itu.
uugghh , oouuhh , eehhmm Vina mendesah dan , sseerr , cairan madzi membanjiri liang kewa
aan yang membuatku semakin mudah meluncurkan kemaluanku untuk menembus liang kew
anitaan Vina. Kebangkitan birahi Vina makin membara dan mulai memutar-mutarkan p
antatnya yang gempal dan bulat seirama dengan jilatan lidahku yang lincah menari
-nari di sekitara clitoris dengan sekali-sekali memasukan lidahku ke dalam gua y
ang gelap gulita. Vina menggelinjang keenakan. Aku begitu merasakan kenikmatan b
egitupun Vina yang menarik-narik rambutku dengan ganas , bagai seorang wanita yang
sudah lama haus menantikan kenikmatan yang tiada tara itu. Oohh , honey masukin ce
pat kemaluannya , pinta Vina tak sabar sambil menjatuhkan kedua tangannya ke sofa
dan menjulurkan pantatnya ke belakang dengan kaki mengangkang.
Kini Vina dalam posisi berdiri menungging kebelakang siap menerima kemaluanku da
ri belakang. Sleebb , kemaluanku menembus lorong gelap menuju singgasananya dengan
perlahan.
oouuhh , nikmat sekali Maass , terus perlahan Maass , acchhkk , jangan berhenti Maass Vi
memohon lirih, diputar-putarkan pantatnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya, seh
ingga rasa geli menyelimuti kemaluanku yang keluar masuk di liang senggama Vina
yang sempit tapi lembut. Aku semakin mengganas tatkala aku dengar desahan Vina y
ang tiada hentinya.
Oouugghh , acchhkk , yang cepat , yang keras , Mass , Mass , oouugghh , Maass ! . Seerr ,
h mengguyur kemaluanku yang masih berdiri tegak dengan panjang 14 Cm dan diamete
r 3.5 cm itu. Sehingga terdengar bunyi clep , clep , liang surga Vina mulai becek, V
ina mengeluarkan kemaluanku dan , slupp , sluupp , sstt , Vina langsung melahap kemaluan
ku dan mengisap dengan rakusnya, sesekali dia julurkan lidahnya untuk menjilati
dua buah biji kemaluanku hingga lubang anus yang membuatku mengelinjang kegelian
.
Setelah puas memainkan kemaluanku, sepertinya Vina meminta kembali untuk diseran
g dan dia menarikku ke kamar mandi hingga ke bath tab dengan memegang kemaluanku
. Aku seperti kerbau dungu yang mau menuruti perintah tuannya, namun jika kerbau
yang ditarik hidungnya, tapi aku yang ditarik kemaluanku yang sedang menegang.
Vina membuka kran air dingin tanpa air panasnya, jadi terasa dingin sekali tatka
la kami berdua menjatuhkan diri kedalam bath tab tersebut , namun tidak mengecilka
n semangat kemaluankku yang masih terus menjulang tegang. Vina menutup air kran
setelah bath tab terisi sedikit sekedar membasahi alas bath tab. Vina kembali me
njilati kemaluanku , selangkanganku. Aku tidak mau kalah, akhirnya aku bangkit dan
aku tidur kembali membalikkan tubuhku sehingga kepalaku kini berada tepat di de
pan liang kewanitaan Vina yang telah dari tadi menganga minta dijilat. Dalam kea
daan posisi 69, Vina berada di bawah dengan kaki merenggang diangkat ke sisi-sis
i bath tab, Vina mengangkat pantatnya sambil digoyang-goyang dengan dengan cepat
karena semakin geli oleh jilatan lidahku yang menusuk-nusuk hingga dalam.
oouuhh , Maass , masukin sayang , aku sudah nggak tahan nich , Vina mengeluh minta dimasu
in.
Akhirnya kami merubah posisi, giliran Vina yang berada di atas, sedang aku di ba
wah. Dengan posisi berjongkok Vina langsung menangkap kemaluanku dan menuntunnya
masuk kedalam lubangnya yang sudah basah dengan campuran madzi dan air kran jug
a air ludahku. Sleebb , sleebb , perlahan Vina menaik-turunkan tubuhnya sambil memeg
ang dadaku yang plontos tanpa bulu sedikitpun. Aku lihat mata Vina merem-melek k
eenakan sambil mengigit-gigitkan bibirnya yang mungil itu dengan sesekali mendes
ah. Aahh , acchh , oouucchh , Mass , nikmat sekali, kamu hebat mass , bisa bikin aku puas
ouuhh! acchh ! uuhh , baru kali ini aku merasakan kepuasan , oouugghh ! , Vina mengerang m
erasakan kenikmatan yang tiada tara. Vina semakin mempercepat gerakannya dan ter
dengar suara bleb.., bleb.., yang begitu keras antara pantat Vina yang besar den
gan pahaku, berpadu dengan suara teriakan Vina yang meminta ampun merasakan ngil
u atas gesekan kemaluanku dengan liang kewanitaan Vina.
Mass , aku mau keluar lagi , kita keluarin sama-sama yach say..? , pinta Vina lagi meme
las dengan suara sedikit gemetaran menahan rasa nikmat yang segunung.
uugghh , honey , aku mau keluar , ayo sayang.., lebih cepat, lebih cepat lagi sayang , ou
ugghh ! , aku mendengus. oouuhh..,. aacckkhh !! , Vina berteriak keras sambil menggaruk d
adaku kuat-kuat merasakan kenikmatan dunia yang hebat itu. Cret.., cret.., cret ,
cret , cairan maniku membasahi lubang kenikmatan Vina dan terasa becek sekali, tap
i rasa itu menghilang dengan secara mendadak kemaluanku yang masih mendarat di l
ubang kemaluan Vina dipijit dengan keras oleh liang senggama Vina yang kembang k
empis. Terima kasih ya Mas , sudah memberi kepuasan kepada Vina ucapan Vina membisik
di telingaku dan Vina langsung terkulai lemas di atas tubuhku dan tanpa sadar d
ia terbaring lelap dengan keadaan telanjang bulat, indah dan mulus sekali tubuhn
ya walau sudah 3 kali orgasme, bau aroma True Love-nyapun tetap melekat di tubuh
nya. Aku peluk tubuhnya dengan mesra dan akupun mulai tertidur, sebelumnya aku b
uka penyumbat air bath tab supaya airnya mengalir keluar dan tidak menggenang di
dalam bath tub. Kalau airnya nggak dibuang bisa masuk angin aku , apalagi dalam ke
adaan capek begini , pikirku dalam hati
Kamipun tertidur lelap sampai pagi di dalam bath tab. Ternyata Vina wanita yang
kawin diusia muda dan melanjutkan kuliah di kota Y , tapi tidak pernah mendapatkan
kepuasan seks dari suaminya, karena kemaluan suaminya lama sekali untuk bangun,
sehingga kadang-kadang Vina sudah mencapai 3 kali orgasme sebelum rudal scud sua
minya bangun dan masuk ke liang kewanitaan Vina. Jadi masih bisa dihitung baru 5
kali kemaluan suami Vina menyelam ke dalam liang senggama Vina. Pantes , memek Vin
a sempit seperti perawan , pikirku dalam hati. Dan semenjak itu setiap ada tugas k
e kota Y aku selalu mengambilnya, dan sebelum berangkat aku telepon Vina dahulu.
TAMAT
SEMALAM DI ANYER
# Selasa, 17 November 2009
Minggu yang lalu, berdua dengan teman baikku, Farid, kita ber-week end di Anyer.
Kita tinggal di sebuah hotel di tepi pantai. Ketika kita berdua datang, tak ban
yak pengunjung yang ada, hanya dua orang turis bule.
Sabtu pagi itu, aku berniat jogging di pantai dan ketika aku berada di lobby, ak
u berpapasan dengan empat orang gadis yang hendak pergi berenang. Dalam hati, ak
u berkata akhirnya ada pemandangan bagus juga untuk week-end ini.
Salah satu gadis itu, benar-benar membangkitkan nafsu seksku dan aku merasa dia
tahu kalau aku tertarik padanya. Tingginya tak lebih dari 160 cm tetapi proporsi
badannya sungguh bagus, payudaranya menantang demikian juga pinggangnya yang ra
mping dan pantatnya yang padat. Dengan baju renangnya itu, kakinya terlihat jenj
ang dengan betis yang aduhai. Gadis itu berambut sebahu dengan sedikit cat berwa
rna pirang, kulitnya yang putih makin membangkitkan nafsu laki-lakiku.
Ketika aku selesai jogging, dengan sengaja aku melintas di kolam renang. Gadis i
tu duduk di pinggir kolam renang dengan kaca hitamnya, sementara teman-temannya
berenang kesana kemari, dia hanya memainkan air dengan kakinya. Aku duduk di bar
kolam renang dan memesan segelas es teh manis dan sandwich. Ketika aku memandan
g ke arahnya, dia secara sengaja menggosok-gosokkan telapak tangannya di kemalua
nnya, seolah menantang aku dan aku cuma bisa tersenyum kecil.
Dengan rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati sarapan sandwichk
u saja. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seseorang berdiri di sebelahku dan ket
ika aku menoleh, ternyata gadis itu sedang tersenyum manis dan berkata, Haii boleh
saya ikutan nongkrong? . Aku menyahut dengan sedikit gugup, Oo.. boleh, dengan sen
ang hati . Akhirnya kami berkenalan, gadis itu bernama Indy dan dia bekerja di seb
uah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Jakarta. Sarapanku telah habis ta
pi kami masih ngobrol kesana kemari dan akhirnya ketiga temannya ikut bergabung.
Karena hari makin siang dan aku belum mandi pagi, aku pamit untuk kembali ke ka
marku dahulu dan sebelumnya kuberikan nomer kamarku ke Indy karena kami janji ke
temu untuk makan siang.
Aku pergi ke kamarku dan mandi. Sebuah ketukan di pintu terdengar dan kupikir te
manku Farid yang baru bangun mengajakku sarapan, dengan badan yang masih basah d
an handuk terlilit di pinggang serta menggerutu kubukakan pintu. Ternyata bukan
Farid yang ada di depan pintu, tetapi Indy dengan cepat aku meminta maaf karena m
enggerutu dan dia tersenyum dan berkata, Nggak apa-apa koq Ndre, aku cuma mau nump
ang mandi soalnya si Dini temanku itu kalau mandi lamanya bukan main, boleh kan? .
Aku persilakan Indy masuk dan dengan bercanda aku menyahut, Boleh ajaa kalau perl
u aku mandiin sekalian , Indy cuma tertawa dan mencubit bahuku.
Aku masuk lagi ke kamar mandi, tetapi tiba-tiba saja Indy menerobos masuk, Indy m
au lho dimandiin serunya. Kemudian dia membuka handuk yang melilit di pinggangnya
, sementara itu penisku mulai ereksi. Aku sudah tak tahan lagi melihat gadis sek
si ini, segera saja kupegang tengkuknya dan kucium bibirnya yang menantang itu.
Indy tidak melawan, malah dia membalas ciumanku dengan memainkan lidahnya dimulu
tku, tangannya melepaskan handuk di pinggangku dan segera meremas-remas penisku,
akibatnya penisku makin mengeras dengan cepat.
Dengan tetap berciuman kulepaskan pakaian renangnya dan sekarang payudaranya yan
g menantang itu bebas untuk diremas. Indy menggerakkan badannya untuk berjongkok
dan aku kemudian mendudukkan badanku di closet. Dengan gerakan lidah yang ahli,
Indy menjilati batang kemaluanku, sementara jari jari tangannya bermain di ramb
ut dan biji kemaluanku. Jilatannya makin menggila dan akhirnya batang kemaluanku
masuk ke dalam mulutnya, Indy menghisap penisku seperti anak kecil mengisap es
mambo. Ketika dia menghisap kepala penisku, jari-jarinya menggosok-gosok batang
kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan aku hanya bisa menggeli
at dan meremas-remas rambutnya. Beberapa saat kemudian, aku berkata, Indy, aku kl
imaks aahh dan Indy melepaskan mulutnya dari penisku tetapi tangannya tetap berger
ak mengocok penisku, akhirnya air maniku muncrat keluar. Aku merasakan sensasi d
an kenikmatan yang hebat.
Indy berdiri di depanku dan melepaskan baju renangnya yang masih melekat di ping
gangnya, sekarang aku benar-benar dapat melihat badannya yang putih mulus telanj
ang bulat di depanku. Dengan beralaskan handuk, Indy merebahkan tubuhnya di lant
ai dan aku segera berjongkok diatasnya. Payudaranya menjadi sasaran pertama kecu
pan bibirku, putingnya yang berwarna coklat tua kuhisap dan kumainkan dengan lid
ahku, sementara itu tanganku memainkan payudaranya yang lain secara bergantian.
Kadang-kadang kupindahkan kecupanku ke lehernya yang putih jenjang, Indy hanya m
enggeliat-geliat dan mendesah sensual. Kemudian tanganku mulai mencari sasaran l
ain, kuelus-elus dengan lembut liang kewanitaannya yang tertutup rambut yang tip
is. Jari tengahku mulai memasuki lubang kenikmatannya dan aku merasakan lubang y
ang mulai basah lembab, kudorong terus masuk jariku dan akhirnya kutemukan clito
risnya. Ketika kumainkan clitorisnya itu, Indy menggelinjang dan menjerit kecil,
Uuhhg.. oohh.. oohh , sementara bibir dan lidahku masih bermain di payudaranya yan
g makin mengeras.
Kubuka selangkangannya lebih lebar dan mulai kuciumi bibir kemaluannya sementara
tanganku masih bermain dengan clitorisnya. Sesekali kutarik keluar jariku dan k
ujilati serta kuhisap liang kewanitaannya itu. Ketika kumasukkan jariku lagi, ak
u merasakan ada cairan meleleh dari dalam liang kewanitaannya. Indy makin mengge
linjang dan kulihat dia mulai meremas payudaranya sendiri, erangannya makin kera
s terdengar, Ouughh.. oughh.. aahh . Kemudian kurubah posisiku menjadi 69, kuangkat
pantatnya sedikit dengan kedua tanganku dan aku mulai memainkan lidahku di lian
g kewanitaannya. Indy mengelus-elus penisku yang mulai ereksi lagi dan sekali-se
kali aku merasakan lidahnya bermain di penisku.
Ketika lidahku mulai memasuki sisi dalam bibir kemaluannya, Indy makin menggelin
jang dan kadang-kadang kurasakan badannya menegang. Aku tidak mendengar erangann
ya lagi karena penisku yang telah tegang telah berada di mulutnya lagi. Kutekan
lidahku di antara bibir kemaluannya dan aku merasakan badannya menegang, setelah
itu aku merasakan penisku tidak lagi dihisapnya. Diantara desahannya, Indy memi
nta aku segera menyetubuhinya, Ouuhh eemhh, Ndre ayo setubuhi aku, ouhh
Kurubah posisiku menjadi posisi push-up, selangkangan Indy telah terbuka lebar d
an dari liang kewanitaannya mengalir cairan yang hangat. Kuarahkan penisku ke li
ang senggamanya, dan kemudian kumasukkan penisku. Diperlukan sedikit usaha keras
untuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, setelah itu penisku merasakan se
buah liang yang halus, hangat, basah dan menjepit erat batang penisku. Kutekan m
asuk terus batang penisku sehingga biji pelirku beradu dengan bibir kemaluannya.
Kusetubuhi Indy dengan gerakan yang stabil, penisku keluar masuk liang senggaman
ya yang makin membuat kita berdua tenggelam dalam kenikmatan. Bibirku bermain di
payudaranya dan kadang-kadang bertautan dengan bibirnya. Penisku dilapisi caira
n kenikmatannya dan ketika kutarik keluar, penisku terlihat mengkilap, bulu dan
pangkal penisku juga dibasahi oleh cairan yang keluar dari liang kenikmatan Indy
. Akhirnya kurebahkan tubuhku menindih tubuh Indy, gerakan penisku keluar masuk
liang senggamanya makin kupercepat dan tubuh kita makin keras bertaut. Aku mulai
merasakan akan datangnya orgasme, kuperlambat sedikit tempo persetubuhan dan ak
u juga merasakan tubuh Indy makin menegang, erangan dan lenguhannya makin keras
saja. Beberapa kata-kata keluar dari mulutnya, Terus dong masukin yang dalam lagi,
ouughh tekan yang dalem Ndree uuhhg lagii ooughh genjot Ndree .
Sementara bibir kita berciuman, aku tetap menyetubuhinya dengan bertenaga, penis
ku keluar masuk liang kewanitaannya yang masih menjepit erat batang penisku. Tak
lama kemudian, Indy menjerit, Ndree dan aku merasakan tubuhnya menegang dan Indy m
enjepit penisku semakin keras yang membuatku makin sulit menggerakkan penisku ke
luar masuk liang senggamanya, dan akibatnya gerakan penisku makin lambat. Jepita
n memek Indy yang makin keras itu disebabkan dia mulai mencapai klimaks dan memb
uatku makin terangsang. Kugerakkan penisku dengan lambat-lambat tapi bertenaga,
sehingga Indy benar-benar merasakan clitorisnya bergesekan dengan penisku.
Aku merasakan sensasi yang hebat ketika tubuh kita berdua sama-sama menegang men
capai klimaks, kita berdua saling memeluk dengan erat. Aku merasakan payudaranya
yang berisi terhimpit oleh dadaku, sementara penisku tertancap dalam-dalam di l
iang senggamanya yang menjepit keras. Setelah beberapa detik tubuh kita menegang
, penisku menumpahkan muatannya dan sesaat kemudian kita berdua terkulai lemas t
etapi dengan kepuasan yang sangat hebat. Kemudian karena penisku masih tegang, k
ugerakkan lagi keluar masuk liang kemaluan Indy dengan pelan dan lembut dan akhi
rnya kutarik keluar setelah melemas.
Kita berdua saling berciuman dan berpelukan, saling mengelus-elus tubuh yang ber
keringat ini. Setelah itu aku membantunya membersihkan badan, menyabuni tubuh ya
ng putih mulus itu dan membilasnya dengan air hangat. Kemudian setelah mengering
kan badan, kami berdua tidur dengan tubuh telanjang.
TAMAT
PACARKU YANG GANTENG
# Selasa, 17 November 2009
Sebelumnya perkenalkan namaku Lily, umurku 21 tahun, dan bekerja di sebuah perus
ahaan penerbangan asing di Bali. Aku sadar wajahku ini sangat cantik, terbukti s
ejak SMP hingga sekarang banyak sekali cowok-cowok yang naksir dan berusaha mend
ekati aku namun tidak ada yang serius, dan aku cuek saja, kalau memang mereka se
rius mau kenalan sama aku, mungkin aku akan berpikiran lain. Didukung dengan kul
itku yang putih bersih, tubuh yang langsing, rambut yang terurai panjang berwarn
a kemerahan waahh.. lengkap sekali fisikku ini.
Aku sama sekali belum pernah mencoba melakukan onani, atau semacamnya, maka itu
liang kewanitaanku masih sempit dan kecil, tanda aku masih perawan. Dan aku juga
punya sepasang buah dada yang bulat dan kenyal dengan puting susu yang berwarna
pink, serasi sama kulitku yang putih. Hingga pada akhirnya aku berkenalan sama
Edwin, anak Indo blasteran bule yang pernah sekolah di Australia, dia orangnya al
amakk guanteng sekali, body macho (sehingga berkesan melindungi), jantan, pokokny
a bikin aku nggak tahan. Dia bekerja di sebuah perusahaan asing yang bergerak di
bidang ekspor-impor, dan jam pulang kantornya bersamaan dengan jam pulangku (ma
lam hari), maka suatu hari aku minta Edwin untuk menjemput aku sepulang dari kan
tor, sepanjang perjalanan menuju rumahku, tak henti-hentinya aku mengagumi Edwin
, wajahnya, bodynya, semuanyaa sambil ngomong ngalur ngidul, akhirnya sampai juga
di rumah aku, and aku meminta (mungkin memaksa) Edwin agar mampir dulu, kebetul
an aku tinggal sendirian, akhirnya Edwin pun mau mampir dulu. Akhirnya aku mandi
dulu, sengaja aku bersihkan badanku sampai wangi, dengan sedikit menyemprotkan
sedikit parfum Gucci Envy favoritku ke seluruh badan, akhirnya aku pun keluar de
ngan memakai kaos tipe you can see tanpa memakai BH, dan rok mini dengan celana
dalam putih berenda.
Takut Edwin akan marah, karena meninggalkannya terlalu lama, aku berlari-lari ke
cil kearahnya, tampaknya Edwin melotot ketika aku sedang berlari, oohh dia terkes
ima sama buah dadaku yang bergoyang-goyang dengan hebatnya ketika aku lari tadi.
Gilaa kamu lari semuanya goyang-goyang, tegur Edwin yang aku sambut dengan tertawa
berderai-derai, Yaahh pikiran kamu sih ngeres terus! jawab aku sekenanya. Aku lalu
duduk di sebelah Edwin sambil menonton TV, bosen nggak kamu dirumah sendirian?? ,
tanya Edwin, bosen donk ahh!, namanya juga sendirian , jawab aku, tak terasa sambil
berbincang-bincang tangan aku terus menerus meremas-remas tangan Edwin yang bes
ar dan berbulu itu, dan rasanya nih batin sudah napsu banget, aku pandangin aza
wajah Edwin yang sedang sibuk bercerita, wajahnya tampaann sekali!, akhirnya aku
nggak tahan, aku cium bibir Edwin, aku jilatin bibirnya, akhirnya dia mengalah
dia juga buka mulutnya, sehingga aku makin bebas bertempur dengan lidahnya ahh nik
mat sekali, aku rasa waktu itu aku lagi dalam puncak birahi, perlahan-lahan kedu
a tangan Edwin aku angkat dan taruh di kedua buah dadaku, aku putar-putar di sit
u, Aarrgghh , Edwin melenguh, aku lalu menjilati pipinya, dan sambil tetap dalam pos
isi tangan Edwin di dadaku, aku langsung melepas bajuku, sehingga aku memperliha
tkan buah dadaku yang indah ke hadapan Edwin, perlahan jariku mulai sibuk melepa
s dasi, kancing kemeja dan singlet Edwin, aku senang sekali ternyata dada Edwin
bidang, dan keras, aku makin bernafsu, kulepas rokku, sehingga CD pinkku kelihat
an dan aku lepas memperlihatkan liang kewanitaanku, lalu jariku mulai sibuk mele
pas sabuk, celana panjang dan CD Edwin, tanpa permisi langsung saja kutarik CD E
dwin, sehingga penisnya yang sudah panjang dan keras berdiri tegak laksana tiang
bendera, kepala penisnya merah berdenyut-denyut bagai jamur raksasa, aku yang s
ejak lahir belum pernah sama sekali melihat penis pria, sangat terkesima saat it
u, akhirnya aku sudah nggak tahan, liang kewanitaanku sudah terasa senut-senut,
aku gesek-gesekkan liang senggamaku ke penis Edwin sambil badanku menindih badan
Edwin yang kekar, aahh ahh.. , aku berteriak karena aku sudah orgasme, liang kewani
taanku mengeluarkan cairan bening kental, aku lalu menghisap-hisap penis Edwin,
aku kulum, hisap, aku puterin lidahku di kepala penisnya, aahh Lil aku sudah nggak
tahan Lil Ahh , lenguh Edwin, lalu kami pun mengubah posisi, sekarang giliran Edwin
yang menindihku, pertama-tama Edwin menjilati liang kewanitaanku, dan rasanya ng
gak kalah sama jilatanku tadi yang mebuatku nggak tahan aduhh ampuunn Win cepet ent
ot aku Win entot aku , aku bereteriak-teriak memohon kepada Edwin, lalu aku melihat
Edwin memegang penisnya yang panjang dan besar itu lalu blass aku pun berteriak ke
ncang sekali, ooh my!!! Edwin menyetubuhiku dengan perkasa dan jantan, karena lia
ng kewanitaanku yang masih perawan dan sempit, agak susah payah Edwin memasukkan
penisnya yang besar, keringat kami pun bercucuran, wajah Edwin memerah, rasanya
nikmat, sakit, perih, senang, puas.. campur aduk jadi satu, akhirnya jess masuk s
udah penis Edwin ke liang senggamaku, cairan merah mengalir deras dari liang sen
ggamaku, itulah darah perawan pikirku, rasanya saat itu liang senggamaku menjepi
t keras penis Edwin, dan lumayan sakit rasanya sehingga aku meneteskan air mata,
namun nikmaatt sekalii Edwin pun mulai sibuk menggerakkan badannya maju mundur s
ambil berteriak arrghh arrgghh , sedangkan aku cuma bisa memelas Win ampuunn Win , aku
lu aktif menjilati ketiak Edwin yang berbulu dan beraroma jantan, badan kami pen
uh peluh akhirnyaa uuhh kami orgasme berbarengan, crett.. Crett Edwin memuncratkan s
perma-nya, rasanya keras sekali hingga sampai ke dalam perutku, sedangkan aku ra
sanya mengalami dua kali orgasme, aku senang sekali, rasanya aku sudah tidak sad
ar kalau masih berada di bumi, dan aku rela kalau akhirnya melahirkan anak-anak
Edwin. Edwin kelelahan, dan aku capai sekali rasanya sudah 3 kali aku orgasme, p
erlahan kami tertidur sampai pagi, dalam keadaan penis Edwin masih di dalam lian
g senggamaku.
Itulah pengalamanku, akhirnya hubungan kami tidak berlangsung lama, Edwin dimuta
sikan perusahaannya ke Australia, sedangkan aku dimutasikan ke kantor pusat di J
akarta, hubungan kami berakhir sampai disitu, rasanya aku sedih dan kecewa. Seka
rang aku masih sendiri, dan mengharapkan pria yang ganteng menemaniku.
TAMAT
SI CANTIK CHRISTINE
# Selasa, 17 November 2009
Kejadiannya ketika aku masih mahasiswa, kebeneran aku kuliah di Eropa, waktu itu
ada teman satu kuliah sebut saja namanya Christine (samaran) janjian datang ke
tempat apartemenku untuk melakukan tugas praktikum. Bel rumah berbunyi sekitar j
am 10 pagi pada hari Sabtu, saya yang habis mandi pagi dan hanya berbalut handuk
untuk menutup bagian bawahku, kubuka pintu untuknya. Wow seksinya ujarnya sambi
l mencium pipiku, badanku yang cukup tinggi besar menjadikan diriku sedikit memb
ungkukkan badanku untuk mencium pipinya yang memang selalu kami lakukan setiap k
ali kami bertemu. Hari Sabtu yang cukup cerah menjadikan Christine begitu terlih
at cantik dan seksi dengan rok pendeknya dengan punggung terbuka.
Kami bekerja dengan serius hingga hari menjelang sore. Selesai melaksanakan tuga
s-tugas, kami nonton tv sambil duduk dibawah bersandar pada tempat tidur. Mau min
um apa? tanyaku sambil berjalan menuju kulkas, Ada orange juice, coca cola atau ai
r putih? . Saya mau teh hangat , jawabnya sambil memegang pundakku. Aku sedikit terse
ntak ketika ia ada di belakangku. Sudah selama 2 tahun ia menjadi teman praktiku
mku, kami hanya sebatas teman satu kuliah dan dia juga sudah mempunyai pacar. Me
mang yang kutahu sekarang dia sedang mempunyai masalah dengan pacarnya itu. Kura
ngkul pundaknya sambil menuangkan air panas pada dua cangkir yang sudah kusediak
an. Mau pakai madu , kataku sambil kuambil dari dalam kulkas, aku buka tutup maduny
a dan dengan telunjukku kumasukkan pada botol tersebut untuk kucicipi. Coba dong ,
katanya sambil tanganku diraihnya dan mencicipi madu yang ada di telunjukku. Dad
aku mulai bergetar sambil melihat buah dadanya yang kubayangkan cukup montok. Kau
suka? tanyaku sambil kurangkul lebih erat dari arah belakang. Hmm nikmat sekali , k
atanya dengan suara hampir tidak terdengar. Tanganku yang masih memegang botol m
adu dengan tidak sengaja tertumpah pada dada Christine. Dia agak sedikit terkeju
t tetapi dengan tetap memegang tanganku diarahkannya tanganku pada payudaranya y
ang tertumpah madu sambil berkata, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang k
amu perbuat katanya dengan suara yang sangat mendesah. Sambil terus menggiringku
untuk meremas-remas buah dadanya yang tertumpah madu, kulepas bajunya dan buah d
ada tanpa BH terus kuremas dengan madu yang mengalir menuju pusarnya. Kejantanan
ku sudah tidak tertahankan lagi, kujilati buah dadanya yang penuh madu dia terpe
jam tanda menikmati permainan lidahku pada buah dadanya. Madu yang hampir habis
kujilati pada buah dadanya bertambah banyak yang dengan sengaja ia jatuhkan kemb
ali di dadanya. Madu mengalir dari buah dadanya hingga bagian liang kewanitaan y
ang sudah saya lepas celana dalamnya. Dengan tetap dalam posisi berdiri kujilati
tubuhnya dari bagian selangkangan hingga payudaranya. Tanpa kusadari kami sudah
dalam keadaan telanjang bulat dengan posisi tetap berdiri dekat kulkas. Entah i
de datang dari mana Christine mengambil madu itu kembali sambil menyelupkan bata
ng kemaluanku pada botol madu yang mempunyai mulut botol yang cukup lebar, dingi
nnya madu langsung terasa pada batang kemaluanku. Diangkatnya batang kemaluanku
tersebut sambil dimasukkan pada mulutnya dan dengan ganasnya diisapnya batang ke
maluanku yang penuh dengan madu. Sambil terus mengisap batang kemaluanku, tangan
nya yang penuh madu megelus-ngelus kantung kemaluan hingga pantatku. Kantung kem
aluanku tak lepas dari jilatannya dan tangannya terus menggerayangi lubang dubur
ku. Badanku bergetar hebat, Pengalamanku ini memang yang pertama kali terjadi pa
da diriku yang memang tidak pernah mengenal permainan seperti ini. Tanpa kuduga
sama sekali dia memasukkan jari yang penuh madu pada lubang anusku sambil tidak
melepaskan batang kemaluanku pada mulutnya. Lubang anusku tidak luput dari jilat
an lidahnya yang terasa hangat. Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan tubuhnya yang
montok pada tempat tidurku, kumasukkan batang kemaluanku pada liang senggamanya
yang sudah begitu basah. Kupompa batang kemaluanku dengan irama musik yang terus
terdengan pada siaran TV. Musik dengan irama cepat menjadikanku bekerja dengan
ekstra. Kulihat kedua tangan Christine memegang ujung ranjang dengan mata terbel
alak dan nafas bagaikan kuda pacu disertai keringat mengalir disekujur tubuhnya
tanda kenikmatan yang didapatkannya. Sedangkan diriku sudah tidak dapat kutahank
an lagi,kutarik dan kusemprotkan air maniku pada tubuhnya. badanku roboh disampi
ng dirinya dan kami tertidur hingga esok pagi.
Christine dan aku tertidur tanpa sehelai benang pun hingga pagi hari. Kulihat Ch
ristine disebelahku menggeliat tanda ia terbangun. Badan Christine yang begitu m
ulus baru kusadari setelah hampir 2 tahun kukenal dia sebagai teman kerja prakti
kum kuliahku. Bagai seorang bocah kecil dielus-elusnya dadaku sambil matanya ter
us terpejam, sambil memegang batang kemaluanku dia berbisik baru kali ini ia men
dapatkan kenikmatan yang menjadikan dirinya bagaikan terbang menembus langit Tan
gan yang mungil masih terus mempermainkan batang kemaluanku. Kutahu bahwa ia ing
in melakukan sekali lagi, desah nafas tadi malam terdengar kembali dari bibirnya
yang mungil yang kini sedang menciumi dadaku. Kutetap diam untuk memancing rasa
penasaran yang menghinggapinya. Ciuman yang dia berikan sudah berubah menjadi j
ilatan-jilatan liar diseluruh tubuhku sambil berkata ingin seperti kemarin. Bada
nnya yang menggeliat-geliat diatas tubuhku terus menerus memintaku untuk menggar
apnya. Keinginanku memang timbul kembali, tetapi sengaja tak kuberi respon yang
berarti untuk melihat sejauh mana dia meminta padaku. Tangan yang sebelumnya mem
egang batang kemaluanku, kini memegang liang kewanitaannya sendiri sambil membal
ikkan badannya menghadap langit-langit dan tetap berada diatas tubuhku. Desah na
fas dan gerakan menjadi begitu brutal dan tidak terkendali, sambil terus memegan
g kemaluannya ia bangun dan menempelkan kewanitaannya pada bibirku untuk dijilat
inya. Badanku yang masih berbaring melihat dengan begitu jelasnya bagaimana dia
mempermainkan klitoris pada liang kewanitaannya di depan bibirku, wangi yang kha
s dan cairan bening membasahi liang senggamanya. Kurasa tangan yang mungil kemba
li memegang kemaluanku sambil kemudian diisapkan lewat mulutnya. Kini ia mengulu
m kemaluanku dengan begitu liar dan tangannya sambil memegang clitorisnya sendir
i yang berada tepat dibibirku. Keinginanku yang memang sengaja kutahan sudah tid
ak dapat dikelabuinya. Kini kumulai menjilati clitoris hingga lubang anus yang b
erada dihadapanku. Respon yang kuberikan menjadikan dia menjadi begitu bersemang
at, hingga rasanya hampir seluruh batang kemaluanku habis ditelannya. Kejadian t
adi malam dimana dia memasukkan telunjuknya pada lubang anusku, memberikan ide u
ntuk melakukannya padanya. Telunjukku yang cukup basah mulai ku usap-usap pada l
iang anusnya sambil tidak melepaskan jilatanku pada clitorisnya, kumasukkan telu
njukku perlahan pada lubang anusnya, terdengar geraman nikmat dari dirinya tanda
dia menikmati permainanku. Hampir seluruh telunjukku masuk kedalam anusnya, bad
annya bergetar hebat diiringi dengan suaranya bagai seekor kuda pacu dan balasan
dari permainan tangan dan mulutnya pada bagian selangkanganku.
Aku sudah benar-benar kehilangan kontrol kusuruh dia tetap pada posisinya tengku
rap dengan pantatnya siap untuk digarap. Kemaluanku yang cukup besar hampir lima
kali telunjukku kuarahkan pada lubang anusnya yang berada dihadapanku. Terasa s
eret tapi akhirnya masuk seluruh batang kemaluanku pada anusnya. Kulihat dia men
ggigit bantal untuk menahan birahinya yang sudah tidak terkendali. Saya dimintan
ya menggenjotnya walaupun agak sedikit seret, terus kulakukan hingga badanku ben
ar-benar bermandi keringat, kulihat juga tangannya masih memegang clitorisnya se
ndiri. Tenaga yang masih tersisa kuberikan padanya hingga kucapai klimaksku dan
kubiarkan air maniku mengalir di dalam lubang anusnya yang mengantarkan ia menca
pai klimaknya sebanyak tiga kali pada pagi ini.
Jam menunjukkan pukul 12 siang berarti hampir 3 jam kita menikmati permainan ini
, dengan sedikit tergesa ia mengenakan pakaiannya dan membiarkan diriku berbarin
g di tepi ranjang, kutahu ia mempunyai janji bertemu pacarnya jam 1 siang. Sambi
l menyisir rambutnya dia mengingatkan diriku untuk tidak lupa membawa tugas yang
harus dilaporkan Senin besok di Universitas.
Kini aku berusia 30 tahun dan bekerja pada sebuah instansi di Jakarta yang cukup
prestigius, rutinitas dan kekolotan lingkungan menjadikan diriku ingin mencari
partner untuk berpetualang (not commercial). Pengalaman ini menjadikan diriku se
lalu berkhayal untuk mengulangi.
Kejadian hari Sabtu dan Minggu yang kami lewati menjadikan diriku kehilangan kon
sentrasi dalam menghadapi kegiatan kampus, mungkin ini yang disebut jatuh cinta.
Beberapa kali dalam minggu terakhir ini kukatakan cintaku padanya tetapi hanya
senyum dibibirnya yang kudapat darinya. Hari ini adalah hari ujian terakhir kami
di kampus yang kemudian dilanjuti dengan libur musim panas selama kurang lebih
2 bulan. Kulihat dia memasuki ruang ujian dengan rambut terikat yang terlihat sa
ngat cantik sekali. Dua jam kami lewati ujian dengan konsentrasi penuh.
Diakhir ujian dia keluar dari ruangan dengan sangat tergesa-gesa, kulihat Michel
(pacarnya) menunggu didepan ruangan yang kupikir pasti mereka sudah berjanji un
tuk bertemu. Aku yang berniat akan bertemu dengannya terpaksa kubatalkan dengan
kecewa yang sangat mendalam, sebab kutahu pasti Christine akan pulang ke kota as
alnya yang kurang lebih 500 km dari kota kami. Tidak tahu apa yang mereka perbin
cangkan, kulihat mereka bergegas berjalan meninggalkan kampus dengan sangat terg
esa-gesa dengan raut wajah yang begitu tegang.
Ujian yang membuat kepalaku pecah, menimbulkan niatku untuk berjalan-jalan di pu
sat pertokoan untuk melepaskan segala beban yang aku alami. Aku harus menelepon
dia kataku, kucoba untuk menelponnya beberapa kali tidak ada nada jawab yang kup
eroleh. Entah sudah berapa kaleng Bir Heineken kuhabiskan untuk menghabiskan wak
tu di Café sambil terus kucoba untuk mengontak dia.
Jam menunjukkan pukul 12 malam, aku harus pulang pikirku, dengan sedikit limbung
kuputuskan untuk pulang ke apartemenku. Pintu tidak terkunci, mungkin aku lupa
untuk menguncinya ketika kutinggalkan rumah. Kubersihkan diriku untuk bersiap ti
dur, dengan hanya berbalut handuk, kuberjalan ketempat tidur, dalam kegelapan ru
angan kamar kusandung sehelai baju wanita diatas karpet, setelah kusadar ada ses
eorang tertidur di ranjangku tertutup selimut. Dalam kegelapan kukenal parfum ya
ng dipakainya, kubuka selimut itu dengan sangat hati-hati, kulihat seseorang ter
baring tanpa busana membelakangi tubuhku. Aroma parfum yang dipakainya menyenang
kan diriku, pasti Christine yang berada di tempat tidurku, kurebahkan diriku dis
ebelahnya. kuusap punggungnya, dia tetap tidak bergerak, ku yakin pasti dia pura
-pura tidur. Usapan dan belaian pada punggungnya hingga hampir keseluruh tubuhny
a. Hasratku mulai naik, kumulai dengan menggoyangkan punggungku pada pantatnya d
engan tangan kualihkan pada payudaranya. Dia mulai mendesah tanda menikmati perm
ainanku. Aku yang sudah begitu kehilangan dia dalam seminggu ini menjadikan diri
ku begitu aktif menggarapnya, dengan masih tetap memunggungiku, kumainkan tangan
ku pada clitorisnya sambil kuciumi leher dan tengkuknya. Suara kuda liar yang ke
luar dari mulutnya sudah terdengar tanda dia sudah dalam keadaan terangsang. Ger
akan-gerakan pada pinggulnya seiring dengan gerakan tanganku pada clitorisnya, k
urasakan sangat hebat yang terasa pada alat kelaminku yang tertempel pada belaha
n pantatnya. Aku yang senang berfantasi dalam melakukan hubungan seksual, kuikat
tangan kiri dia pada sisi ranjang kiri demikian juga pada tangan kanannya pada
sisi yang lain. Dia tidak menolak apa yang aku lakukan padanya. Kini dia yang da
lam keadaan menghadap ke langit-langit dengan kedua tangannya terikat pada sisi
ranjang terlihat menunggu dengan begitu nafsunya apa yang akan aku lakukan. Kubu
ka selangkangannya dan mulai kujilati klitorisnya dengan begitu agresif yang kul
anjuti hingga bagian belakangnya. gerakan-gerakan binalnya yang terbatasi oleh k
edua tangannya yang tetap terikat dan dengan begitu sensualnya dia menjulurkan l
idahnya bagai seseorang yang kehausan. Kumengerti apa yang dia inginkan dan kuha
dapkan selangkanganku untuk dikulumnya. Berbagai posisi kita lakukan untuk menda
patkan fantasi yang diinginkannya. Sampai akhirnya dia memintaku untuk memasukka
n kelaminku pada liang senggamanya.
Dalam keadaan seperti itu kembali kunyatakan cintaku padanya dijawabnya agar bes
ok pagi untuk dibicarakannya. Kutetap bersikukuh untuk mendapat jawaban darinya,
dan tidak kuladeni apa yang dia minta untuk menggarapnya sampai selesai. Kutahu
memang jika dia sudah dalam keadaan terangsang dia tidak sanggup menahan kontro
lnya. Semua kata-kata porno dengan gerakan-gerakan yang begitu merangsang dengan
tangan tetap terikat merayuku untuk menggarapnya kembali. Wajahnya yang begitu
buas dengan mata yang menaklukkan hatiku, meluluhkan keinginanku untuk meminta j
awaban darinya. Akhirnya kuturuti dengan sangat perlahan kumasukkan batang kelam
inku yang sudah begitu kencang pada liang kewanitaannya. Dia teriak kecil tanda
kenikmatan yang didapatinya, kuteruskan goyangan pada alat kelaminnya dengan ira
ma cepat. Hampir 15 menit aku memainkan kelaminku pada liang kenikmatannya. Kuli
hat mata yang terbelalak keatas dengan kepala mendongak tanda ia menikmati klima
ksnya, Kuteruskan irama goyanganku dan tidak tahu berapa kali ia mencapai klimak
s, sampai akhirnya aku mencapai kepuasanku, kusemprotkan air maniku pada mulutny
a seperti yang ia minta, bagai seseorang yang kehausan dia menyambutnya dengan w
ajah puas. Kulepas ikatan pada kedua tangannya dan akhirnya kami tertidur hingga
esok pagi.
TAMAT
CERITA CINTA
# Kamis, 19 November 2009
Nama saya Haviez (lelaki, red), dan akan berumur 25 tahun pada tahun ini, saya b
ekerja di perusahaan komputer ternama di kota Bekasi, sebagai sekretaris. Saya a
sli Jawa Tengah.
Cerita ini berawal pada tahun 1999 dimana perusahaan kami menyediakan layanan ku
rsus komputer dalam beberapa gelombang. Saat itu aku baru putus dengan kekasihku
yang bernama Leni. Ternyata dalam waktu yang tidak terlalu lama aku sudah bisa
melirik makhluk lain selain Leni tersayang yaitu Mia. Mia itu sederhana, yang aku
suka darinya adalah senyumnya yang manis, dan bentuk tubuh yang wah . Waktu itu aku
ingat sekali dia daftar diantar sama pria yang aku tebak dan pasti pria itu ada
lah kekasihnya.
Sehari, dua hari dan seterusnya akhirnya aku bisa dekat sama Mia soalnya instruk
turnya sendiri (Pak Indra) sudah aku hubungi supaya datang agak telat dan pulang a
gak cepat supaya Mia tanya ini itu tentang materi belajarnya. Namanya juga wanit
a kurang perhatian, sering banget dia malah curhat sama aku. Cerita ini itu tent
ang keluarga, teman, pacar. Nggak tahunya pacarnya itu (Asep), kurang perhatian
sama dia. Singkat cerita aku langsung ambil kesempatan dari situ, aku jadi serin
g anter dia pulang. Lama kelamaan sepertinya Mia mengerti sama gerak gerikku, ta
pi aku jelaskan kalau aku mengganggap dia seperti adik, padahal maunya lebih dar
i itu.
Beberapa bulan setelah kursusnya selesai kami masih sering telepon-teleponan unt
uk tanya kabar masing-masing. Aku ingat sekali waktu itu bulan puasa. Kantorku m
engadakan buka puasa bersama yang sebagian besar dananya aku tanggung sendiri. J
am 8.30 malam acara buka puasa bersama selesai, diruang itu makanan, gelas, piri
ng semua berantakan. Aku agak kesal melihat itu jadinya aku langsung tarik tanga
n Mia sambil bisik-bisik, Ke puncak yuk? kataku sambil berharap supaya dia mau. Mi
a emang anak yang alim tapi aku nggak kalah, setelah kira-kira 15 menit membujuk
, akhirnya dia mau dengan catatan nggak menginap itu saja Mia harus telepon bapa
knya. Akhirnya aku pinjamkan Nokiaku untuk minta ijin ke bapaknya, dan trim s God
bapaknya memberikan ijin.
Perjalanan ke puncak terasa cepat banget soalnya bulan puasa, mana ada yang ples
ir lagian waktu itu jam 10 malam akhirnya aku menghentikan Escudoku di dekat pon
dok teh sambil pura-pura tanya ini itu. Eh dasar memang dia itu anak alim jadiny
a dia cuma jawab yang perlu-perlu saja sambil menengok keluar jendelanya. Terus
sambil jengkel aku langsung starter mobilku sambil bilang Pulang ah! , terus dia ta
nya Emang kenapa sih, Viz? . Lagian kamu nggak ngerti sih! kataku kesal. Sambil jalan
menuju pulang, tahunya mobil ini langsung berhenti kira-kira 8 km dari tempat ka
mi parkir, ternyata mobil ini kehabisan bensin, apalagi pom bensin jauh dari sin
i.
2 jam menunggu mobil nggak ada satu pun yang membantu, tapi dalam hatiku senang
soalnya memang itu yang aku harapkan. Malam semakin larut nggak terasa udara mak
in dingin, sudah begitu Mia cuma pakai baju yang bisa dibilang bikin geregetan.
Dia pakai kaos ketat tanpa lengan dan rok warna hitam. Sambil pura-pura mengeluh
aku mikirin yang ngeres-ngeres. Aku mikirin gimana ya kalau aku bisa mencium bi
birnya yang mungil itu. Ternyata hujan turun deres banget. Akhirnya aku bilang s
ama dia, Mia, kayaknya kita nggak bisa pulang deh mendingan kamu telepon deh bapa
k kamu supaya mereka nggak kawatir . Tanpa ragu-ragu langsung saja Mia telepon, da
n bilang ke ortunya supaya nggak kawatir.
Hujan makin deras dan sepertinya nggak bakal berhenti sampai pagi nanti, akhirny
a aku bilang ke Mia, Mia tidur saja deh biar Haviez yang nunggu . Terus dia merem s
ambil merebahkan tempat duduknya. Aku bisa lihat semua, matanya, bibirnya, hidun
gnya, lehernya, dadanya, tangannya, sampai kaki aku perhatiin terus. Sampai ngga
k sadar aku sudah ngelus-ngelus pahanya. Keliatannya Mia kaget tapi langsung mer
em lagi karena melihat aku lagi. Dalam hati aku bertanya Nih anak ngasih isyarat
ya? . Terus aku coba remas tangannya yang ada didekat pinggangku, tapi dia diam sa
ja. Aku lihat Mia kayaknya kedinginan, terus aku tanya, Mia kedinginan ya? . Terus
dia jawab, Kak Haviez aku kedinginan nih.
Akhirnya aku nekat dengan jurus pertama yaitu meluk dia. Akhirnya Mia ada dipelu
kanku sambil menutup matanya sepertinya dia sangat menikmati pelukanku. Terasa h
angat sekali, sampai sekarang wangi rambutnya belum aku lupa. Lama berpelukan ak
hirnya kukecup dahinya dan Mia tersenyum sambil membalas kecupanku di pipi kirik
u. Sambil saling berpandangan aku bilang sama dia Mia, aku sayang kamu . Langsung k
ucoba kecup bibirnya yang tidak menggunakan lipstik tapi terlihat basah dan agak
terbuka, sepertinya memang telah menunggu kecupanku. Dia membalas kecupan pertam
aku dengan hebat sekali. Terasa sesekali menggigit bibirku, dan melumat lidahku.
Akhirnya dingin pun hilang dan kami pun menikmati kecupan yang sangat lama itu.
Perlu diketahui bahwa aku masih perjaka saat itu. Jantungku berdebar keras seper
ti mau meledak, aku nggak tahan penisku yang sudah berdiri dari sore sudah minta
makan. Setelah lama berciuman aku bertanya, Mia aku nggak tahan, kita Make Love
yuk? . Mia tertunduk diam tapi aku yakin dia mau. Jadinya aku tetap mulai dengan j
urus kedua. Pelan-pelan aku ciumi kaos hitamnya sambil sesekali menciumi putingn
ya yang sudah agak mengeras. Nafasnya tertahan.. hh.. eh eh eh.. hh.. hh.. Viez.
. Viez.. hh.. sudah dong katanya sambil menarik punggungku. Aku beranikan untuk
jurus berikutnya kuciumi dengan sangat halus sekali dari dahi, bibir, dagu, lehe
r, pinggang sampai paha sambil kuikuti gerakan pinggangnya yang indah dan harum
sekali. Perlahan kuangkat kaosnya dan kulepaskan kaos ketat itu. Tampaknya dia m
engijinkan akhirnya kuciumi dadanya sambil melingkarkan tanganku untuk melepaska
n BH-nya. Tapi kok susah ya? , dalam hatiku bertanya. Akhirnya dia mendorong tubuhk
u dan membuka sendiri BH-nya, sambil ngomong Gampang kok.. kak Haviez saja kurang
usahanya , terus menabrak tubuhku dan meneruskan percumbuan ini.
Dan pecumbuan ini masih berlangsung, aku membalikkan badannya sehingga punggungn
ya menempel pada dadaku tangannya melingkar di belakang leherku. Ku remas-remas
dadanya, memainkan putingnya yang tegang berwarna merah. Aku masih berpakaian le
ngkap, aku bosan dengan Fore Play ini, aku coba untuk melonggarkan roknya dan me
masukkan jemariku di luar CD-nya dan mencari-cari liang kewanitaannya sampai akh
irnya kutemukan walau masih di luar CD-nya. Ku tekan jariku perlahan, Mia merint
ih, Ahh.. jangan ka.. jangan.. ahh! sembari menggoyangkan pinggulnya yang aduhai. A
ku mulai panas, terus aku tekan jariku keluar masuk keluar masuk terus menerus a
khirnya Mia malah memegang tanganku dan memasukkan tanganku kedalam CD-nya, dia
bilang shhshshsh hshsh.. ini baru nikmat shsh.. Aku mulai paham terus kumainkan jem
ariku. Sambil aku pura-pura kepedesan biar dia terangsang. Agak lama juga kami be
rmain jari .
Mia melepaskan tanganku dan membalikkan tubuhnya mengahadapku. Pertama kali inil
ah kulihat tubuh indah, kulitnya yang halus, dadanya yang cukup lumayan menggema
skan, karena selama ini aku cuma membayangkan saja. Kini giliran Mia menggoda ak
u, Mia melepaskan kancing kemejaku satu persatu sambil mengecup bibirku perlahan
, indah sekali. Perlahan menuju kebawah Ia kecup dadaku inci demi inci kurasakan
nikmatnya, ohh. Ia lepaskan ikat pinggangku dan menurunkan retsleting yang suda
h tidak benar lagi letaknya. Ia menggigit-gigit kecil bagian itu, spontan aku te
rhentak tapi berikutnya aku merasakan kenikmatan luar biasa. Wow, sepertinya Mia
sudah lihay sekali adegan ini. Tanyaku dalam hati. Tanganku belum berhenti meme
lintir putingnya.. uhhssuhss terusshshsh, kataku.
Kurebahkan dia ditempat duduk belakang yang agak longgar, aku memang memberhenti
kan mobil agak kedalam jadi orang yang lewat tidak akan melihat apa yang tejadi
di dalam mobil, apalagi kaca mobilku gelap sekali. Kelihatannya Mia sudah Hot se
kali, dia terus mengeluh keenakan sambil memanggil-manggil lirih namaku. Viez..
Viez.. shhshsh sini ahh! Kulepaskan Cdnya yang berwarna hitam transparan, Mia ju
ga membantu melepaskan CD-nya tanpa melihat, ia hanya memejamkan matanya sambil
menikmati yang terjadi. Terbayang film biru yang pernah aku lihat, waktu itu san
g pria menciumi bagian selangkangan dan selanjutnya menjilati sekeliling alat ke
laminnya. Tanpa pikir panjang aku mulai meletakkan jariku di atas liang kewanita
annya dan mulai menciumi bagian itu. Mia merintih, gila.. gila.. nikmat banget..
shhshshshs terusin-terusin Viez.., kujilati bagian dalam kewanitaannya yang mema
ng sebenarnya terasa tidak enak tapi untuk Mia biarlah.
Sambil terus menjilati liang kewanitaannya, ia mulai mencoba menurunkan jeansku
dan menarik CD-ku yang memang agak longgar soalnya sudah beberapa bulan nggak be
li CD. Ia coba meraih penisku yang sedang marah besar. Ia mulai meremas, mengelu
s penisku, aku nggak tahan soalnya baru kali ini penisku dipegang sama wanita, a
hh shhshsh hhh nikmaatt.. shh.
Aku coba hentikan aksi pegang-pegangan ini aku mulai dari awal dalam keadaan Nak
ed, aku bisikkan perlahan, Boleh nggak aku masukin anuku ke anu kamu, boleh ya? sa
mbil melihat wajah mesumku. Mia cuma diam tapi dia langsung membelai halus penis
ku dan membimbingnya ke liang senggamanya. Dan menjelang memasuki liang surganya
kutanya lagi Are you sure? kutatap matanya yang sayu tanpa bilang apa-apa, dan bl
ess. Kumasukan seperempat penisku kedalamnya terasa nikmat sekali, begitu hangat
terasa darah segar keluar dari liang kewanitaannya, Mia teriak lirih ahh.. uhhs
shhs gila gila gila terus.. Viez.. masukin terus.. ahh.. hh ushhs. Dan aku lanjutka
n, kumasukkan setengah dari penisku. Aku juga merintih keenakkan. Mia lihay seka
li menggoyangkan pinggulnya dan mengencang kendurkan selangkangannya, membuatku
menggila. Aahh!! Kucoba meniru gaya film-film turun naik naik turun sampai akhir
nya aahh!! Aku mencapai puncaknya segera kucabut penisku dan mengeluarkan air man
iku ketubuhnya, hhsshh indah sekali teriakku! dan kupeluk erat sangat kencang se
kali tubuh Mia sambil membisikkan Mia, maukah kamu menikah sama aku, please? Mia m
engeluarkan air mata bahagianya. Ku kecup bibir hangatnya dengan halus, kami ter
tidur sehabis itu.
Keesokkan paginya aku sama Mia nggak puasa. Aku jalan kaki mencari pom bensin ya
ng ternyata cuma 10 meter dari tempat kami berhenti, aku sama dia cuma nyengir w
aktu itu. Sesampainya di Bekasi aku antar Mia kerumah dan bilang, Aku mau tanggun
g jawab buat kamu . Ku kecup dahinya dan selanjutnya meninggalkannya.
Dua minggu berikutnya aku terima surat undangan darinya ternyata dia sudah dijod
ohin sama pacarnya dan aku sangat terpukul waktu itu, akhirnya aku sendiri lagi.
Oh.. nasib.
TAMAT
KISAH CINTAKU
# Kamis, 19 November 2009
Tahun 1986 adalah tahun dimana aku mulai menikmati bangku kuliah di salah satu p
erguruan tinggi yang cukup bergengsi di kota B, kebetulan aku berkenalan dengan
dua orang gadis perantauan berasal dari kota C, yang satu bernama Yenni dan yang
satunya lagi bernama Nani, keduanya kost disekitar kampus. Pada awalnya aku jat
uh hati pada Yenni yang pendiam, mempunyai paras yang cantik, tinggi dan putih k
ulitnya dan aku sering main ketempat kostnya sehabis kuliah, di satu sisi Nani,
yang cerewet, yang mempunyai tubuh yang seksi, tetapi parasnya tidak begitu cant
ik (tapi manis juga), serta kulitnya yang putih, selalu membayangi hubunganku de
ngan Yenni.
Akhirnya Yenni mengalah dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada Nani untuk
lebih dekat denganku. Namun aku bersikap cuek saja terhadap Nani. Setahun enam
bulan sudah berlalu, hubungan kami masih biasa-biasa saja, alias tidak ada keser
iusan. Sampai satu saat ketika aku dan Nani berada di dalam kamar kostnya, Nani
menangis karena dia merasa sedih tidak bisa ikut pulang kampung bersama teman ko
st yang lainnya (kebetulan berasal dari satu daerah), aku merasa iba melihat dia
, sehingga tanpa sadar aku berkata kepada dia, bahwa aku menyayangi dia. Eh, bel
um selesai aku berkata dia langsung memelukku. (Padahal aku mau berkata bahwa ak
u menyayangi dia seperti layaknya aku menyayangi adikku sendiri). Akhirnya kami
berpelukan diselingi dengan berciuman.
Mulai saat itu Nani resmi menjadi pacarku, sebenarnya bukan rasa cinta yang aku
rasakan, melainkan rasa kasihan (alias kebablasan ngomong). Hari demi hari kami
lalui dengan penuh percekcokan, bahkan kadang-kadang dengan ancaman putus segala
. Suatu hari ketika aku berkunjung ke tempat kostnya Nani, kami bertengkar karen
a aku terlambat datang, Nani mengancam akan pergi, dan membiarkan aku sendiri di
kamar kostnya, pada saat dia berniat untuk meninggalkan aku, dengan sigap aku m
enarik badannya, namun apa daya tanpa sengaja aku menarik bajunya, dan braatt , ba
junya terbuka dan dua bukit mulus berukuran 32B yang masih tertutup bra yang ber
enda terlihat jelas. Aku tertegun sejenak (entah kagum, entah nyesel), sementara
penisku sudah mulai menggeliat, dan Nani menangis sambil menutup kedua buah dad
anya. Kami terdiam seribu bahasa, kemudian aku mulai mendekatinya dan memeluknya
, dan aku berkata dengan penuh penyesalan: nan, maafkan aku , Tapi ternyata Nani me
nunggu saat seperti ini, dia mulai menghujani aku dengan ciuman, sampai akhirnya
bibir Nani menyentuh bibirku. Mulailah dia mempermainkan lidahnya, serasa membe
rsihkan seluruh rongga mulutku. Akupun tidak mau kalah langkah, aku mulai membuk
a baju Nani, kemudian mencari kancing bra nani yang kebetulan berada di depan be
lahan buah dadanya, sehingga terlihat dua bukit yang mulus menyembul keluar. Wal
aupun kecil ukurannya, ternyata buah dada Nani cukup padat dan berisi. Mulai tan
ganku bergerilya disekitar buah dadanya, sementara mulutku masih sibuk dengan li
dahnya Nani. Aku mulai menundukan kepala dan mulai menciumi buah dada Nani, samb
il terkadang menggigit puting buah dada yang masih berwarna merah muda. Nani mul
ai menggeliat, kemudian aku angkat badan dia, dan aku tempatkan dia diatas singl
e bed-nya. Mulai aku menyosor kearah bawah, tapi Nani berkata Jangan Jay, kita ka
n belum menikah , tapi tangannya malah mendorong kepalaku mendekati dadanya, yang
masih menggunakan skirt warna hitam, dengan sigap aku lepaskan skirt button -nya dan
aku tarik ke bawah, terlihat olehku blacky colour underwear yang berenda sesuai
dengan branya, dan secara samar-samar aku melihat hutan berbentuk segitiga di ba
lik underwearnya dan sedikit basah di sekitar selangkangannya, aku mulai menjila
ti bagian sekitar selangkangannya, dengan bau yang khas dan sedikit pesing (makl
um kami melakukan jam 16.00, belum sempat mandi), dan Nani terus menggeliat samb
il berkata: Jay, oh , Pelan-pelan sayang.. (Dalam hati aku mengumpat sialan tadi bila
ng jangan sekarang sudah tahu gua malah nyuruh nerusin ), Nani mulai terangsang, b
adannya mulai menggelinjang tak karuan. Kemudian dia mulai menarikku naik keatas
ranjang, dan mulailah dia membuka kancing baju kemejaku, kemudian mulai mencium
i dadaku, pentilku dan turun menuju perutku. Tak lama kemudian dia mulai menyera
ng sarang penisku dengan terlebih dahulu membuka celana panjang dan Cd-ku, dan t
anpa disuruh, penisku langsung menyembul keluar dan menegang. Nani dengan sigap
(sepertinya dia sudah pengalaman) menyambar penisku. Dia mulai meremas-remas dan
mengocok penisku. Ketika akan melakukan sucking tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk
. Kami berdua spontan kaget mencari asset kami yang sudah terlepas. Akhirnya set
elah kami berpakaian (dalam 3 menit) pintu di buka oleh Nani (walaupun sedikit n
gos-ngosan dengan perasaan mengganjal). Ternyata teman kuliahnya bernama Suryawa
ti, yang datang jauh-jauh mau ngajak Nani belajar bareng.
Semenjak kejadian itu kami tidak pernah mengulang kembali perbuatan itu, sampai
satu ketika, pada saat Lebaran 1988 aku mengantar Nani pulang mudik ke kampung h
alamannya (kota C) dengan kendaraanku sendiri, kebetulan kendaraan umum yang men
uju kota itu sudah penuh oleh pemudik lebaran. Sesampai di kota C, aku mengantar
kan Nani ke rumah ortu angkatnya (karena dia sudah tidak punya ortu lagi, alias
Bapaknya meninggal dunia, ibunya kawin lagi dengan orang di kota S), aku disambu
t hangat oleh ortu angkatnya dan mereka meminta aku menginap di rumahnya. Tapi a
ku merasa risih, dan aku minta agar aku diperbolehkan tinggal di hotel saja. Set
elah berdebat masalah dimana aku tidur, akhirnya mereka menyetujui aku tinggal d
i Hotel. Aku mulai mencari hotel yang kira-kira sesuai dengan kantungku dengan d
itemani oleh Nani. Kebetulan aku mendapat hotel yang agak pinggiran kota, tapi t
ak apa, yang penting bersih dan murah. Setelah check in, pelayan hotel mengira a
ku dan Nani adalah suami istri. Den pengantin baru ya, kalau perlu apa-apa, Aden
bisa panggil bapak , kami menjawab dengan senyum, dan pelayan itu meninggalkan kam
arku setelah kuberi tips. Akhirnya aku dan Nani berdua di dalam kamar hotel ters
ebut. Tanpa aku sadari Nani sudah memeluk punggungku dan mencium tengkukku, teru
s tangannya bergerilya membuka kancing baju disekitar dadaku. Aku pikir Sialan ju
ga ni cewek , akhirnya aku membalikkan badanku kemudian menyambar bibirnya yang se
ksi, kemudian lidahku mulai berpetualang di dalam mulut Nani, tanganku mulai mem
buka ritsluiting baju terusan Nani, akhirnya risletingnya terbuka sampai punggun
gnya. Dengan sigap aku lepaskan bajunya, dan dia pun tidak mau kalah di lepas ba
juku, ikat pinggangku dan celana panjangku. Kami berdua dalam kondisi Siap tempur ,
aku gendong dia menuju ranjang yang berukuran king-size dan aku merebahkan dia
di atas ranjang. Mulai kubuka branya dan kujilati puting susunya dengan sekali-s
ekali diselingi dengan gigitan, Nani merintih Achh , Jay Jilati memekku, oh , Nani mem
intaku menuju ke daerah selangkangannya, aku mulai menciumi perutnya yang masih
kencang, kemudian aku lepaskan underwear nya, kulihat bulu kemaluannya yang halus
dan tebal bagaikan wool dari Inggris. Aku jilati daerah terlarang nya, aku jilati k
litorisnya, dan aku julurkan lidahku ke lubang kemaluannya. Nani menggelinjang h
ebat, sementara di sekitar liang kewanitaannya sudah mulai basah mengarah kepada
banjir, hampir 20 menit aku bermain di sekitar klitoris dan lubang kemaluannya,
Nani mengerang agghh dengan tubuhnya terangkat. Kemudian dia bangun menarikku dan
menciumi bibirku, sambil berkata Jay, I aku mencintaimu, kamu hebat Joy.. oh , Nani
mulai turun menciumi dan menjilati sekitar telingaku dan terus turun menuju lehe
rku, dan bergerak terus, terus , terus, menuju perut dan akhirnya dia membuka cela
na dalamku dan hup, penisku sudah berada di dalam mulutnya. Kemudian dia menghis
ap penisku dan menaik turunkan kepalanya. Sampai satu saat aku tidak tahan lagi
aku berteriak Nan, a.. aa ku mmaau keluar , eh bukannya dilepaskan malahan goyangan
nya bertambah hebat sehingga aku mengeluarkan biang anakku di mulut Nani. Kemudi
an setelah puas Nani menghisap penisku, dia membersihkan penisku dengan jilatan
lidahnya oh, serasa mau pecah dunia ini . Setelah beristirahat beberapa saat, Nani m
ulai membangunkan penisku lagi, dengan posisi 69 aku tidak mau kalah, aku mainka
n klitorisnya dengan tanganku, dengan lidahku. Kemudian Nani meminta aku memasuk
an penisku ke dalam kemaluannya Jay, fuck me please , please dengan penuh pengharapan
.
Akhirnya aku kasihan juga dan kumasukkan penisku ke dalam liang senggamanya yang
sudah basah, mulailah kami making love dengan berbagai macam gaya. Kemudian Nan
i memintaku memasukan penisku ke dalam anusnya, aku coba, tapi susahnya minta am
pun, akhirnya kuambil cairan memek milik Nani dengan telapak tanganku dan aku us
apkan pada penisku dan lubang anusnya. Setelah melalui perjuangan yang cukup lam
a akhirnya masuk juga, wah rasanya nggak bisa aku lukiskan, pokoknya asyik. Ketik
a aku akan mencapai orgasme, Nani bilang Jangan dulu sayang, kita keluarin sama-s
ama! , akhirnya aku cabut penisku dari lubang anus, kemudian aku masukan kembali k
e lubang senggama Nani, alamak, jauh rasanya, lebih enakan main di anus daripada
di liang kewanitaan, ngeploss banget. Sampai akhirnya aku mencapai puncak dan N
ani pun sama. Waktu aku bilang Naan, mm mma uu, kkeelluuaarr , tadinya aku mau menge
luarkan di luar tapi kaki si Nani menahan pantatku sambil menggoyangkan pinggang
nya yang semakin dahsyat, dan akhirnya aku tak kuat lagi creett creett creett , di ik
uti dengan teriakan Nani Agghh , sayangku . Tanpa sadar aku telah menyimpan deposito
di rahim Nani, dan kulihat Nani tersenyum puas.
TAMAT
BERCUMBU DI LOCOMOTIVE
# Kamis, 19 November 2009
Nama saya Adul Roman, kerja di Perusahaan Umum Kereta Api sebagai Pembantu masin
is (Stoker). Kerjaku ringan hanya membantu masinis melihat dan mengawasi sinyal
selama kereta dalam perjalanan. Awal kisah saya dan teman saya Yanto (masinis) m
embawa kereta api Argo Bromo dengan nomer chasis Locomotif CC 20322. Lokomotif D
ari Stasiun Jatinegara menuju stasiun Manggarai karena gerbongnya ada di manggar
ai. Setelah di gandeng di Manggarai kereta berjalan menuju stasiun Gambir untuk
melayani penumpang di Gambir.
Setibanya di gambir lokomotifnya di langsir sehingga sekarang lokomotif berada d
i selatan, yang sebelumnya berada di utara. Setelah itu saya melapor ke kepala s
tasiun untuk memberi tahu bahwa kereta siap untuk berangkat. Setelah itu saya me
nuju lokomotif kembali. Dalam perjalannan menuju lokomotif saya melihat cewek, w
ah body dan mukanya oke juga. Saya sapa dia Mbak mau ke mana, kok seperti orang b
ingung ? , Lalu dia membalas sapaanku, Mau ke Surabaya nggak punya karcis . Melihat kes
empatan ini saya langsung kontan mengajak dia naik di kabin lokomotif. Saya dan
cewek itu berjalan menuju lokomotif. Karena tangga naik ke lokomotif tinggi, say
a bantu cewek itu untuk naik ke loko, saya dorong pantatnya. Setelah itu cewek t
sb dan saya sudah berada dalam lokomotif.
Temanku Yanto (masinis) menegurku, Siapa tuh cewek, ? .
Saya jawab biasa Penumpang nggak punya karcis .
Lalu saya nanya ke cewek itu Nama kamu siapa, kok nggak beli karcis ? .
Dia menjawab namanya Lulu tujuannya Surabaya dan dia tidak punya uang untuk beli
karcis kereta api.
di dalam lokomotif hanya ada dua tempat duduk satu untuk Masinis di sebelah kana
n dan satu lagi untuk asisten masinis di sebelah kiri. Antara bangku masinis dan
bangku asitennya dibatasi oleh panel kemudi yang tingginya kurang lebih satu me
ter, sehingga antara keduanya hanya kelihatan kepalanya saja. Lulu itu duduk di
pangkuanku karena tempat duduk dalam lokomotif agak besar kurang lebih diametern
ya 50 cm. Sinyal berwarna hijau sebagai tanda Kereta siap berangkat, ketika kepa
la stasiun membunyikan sempritan (semboyan 40 dalam dunia perkereta apian) sebag
ai tanda kereta aman untuk jalan lalu saya bunyikan klakson lokomotif sebagai ac
knowledgement atau pengakuan bahwa perintah di terima. Kwooeengg , masinis Yanto mu
lai memutar handle tenaga sehingga terdengar suara mesin Diesel Lokomotif berder
u-deru. Kereta mulai berjalan.
Di dalam lokomotif jantungku berdebar debar dan kemaluanku tegang karena pantat
cewek itu menempel ke celanaku.
Saya ngomong ke cewek itu, kamu ke Surabaya tempat siapa ?
Teman , jawabnya.
Lalu saya ngomong lagi ,temannya cewek atau cowok .
Cowok , jawabnya.
Goncangan kereta membuat pantat Lulu menggesek-gesek penisku. Membuat batang pen
isku semakin mengeras. Karena dalam lokomotif gelap saya cium saja lehernya, waa
h Nih cewek diam saja padahal dia tahu kalau penisku sudah tegang berat.. Dan nem
pel di Celananya. Kemudian Lulu berkata jangan Mas Adul nanti ketahuan Masinis t
eman Mas Adul kan Lulu malu, saya jawab tenang saja nggak bakal dia tahu. Saya c
ium leher dan pipinya sambil tangan kiriku meraba-raba payudaranya dan tangan ka
nanku memegang klakson locomotif. Klakson ada dua sebelah kanan untuk masinis da
n klakson sebelah kiri untuk Asisten masinis. Setiap kali Lulu mendesah kenikmat
an, saya bunyikan klakson atau lonceng lokomotif agar tidak terdengar oleh masin
is.
Jam yang terpampang pada panel kemudi menunjukkan pukul 22:00. Saya tetap menciu
m pipi dan lehernya tangan kiriku masih bermain di payudaranya. Saya merasakan p
ayudaranya semakin keras. Lalu tangan kananku meraba-raba payudara sebelah kanan
dan tangan kiriku meraba pahanya yang masih terbungkus celana jean. Saya pijat-
pijat dengkulnya sambil badanku merapat ke tubuhnya sehingga menekan buah dadany
a. Tangan kiriku mulai meraba-raba selangkangannya yang masih menggunakan jeans
dan kadang jari-jari tanganku menusuk-nusuk sedikit.
Tanpa sadar, saya sejak tadi tangan Lulu meraba-raba batang kemaluanku. Saya wak
tu itu memakai celana biru, di bukanya retsleting celanaku dan tangannya meraba-
raba penisku yang masih terbungkus CD. Aduh nikmatnya saya berkata dalam hati. S
aya tidak mau kalah, saya buka retsleting jeansnya dan tanganku masuk ke dalam j
eansnya, tidak tahunya nih cewek tidak memakai Celana Dalam. Tanganku bisa merab
a liang kewanitaannya. Sambil meraba-raba saya dan Lulu berciuman. Bibirnya yang
indah saya lumat-lumat. Lulu makin lama makin keras dan cepat mengocok-ngocok b
atang kemaluanku dan tangan kiriku memainkan liang kewanitaannya. Saya gosok cli
torisnya dan ini membuatnya semakin basah. Lulu menggelinjang-gelinjang kenikmat
an. Itu semua saya lakukan terus sampai daerah Pekalongan. Setelah tiba di stasi
un pekalongan saya dan Yanto turun dari lokomotif karena di gantikan oleh masini
s dan asisten masinis dari Surabaya. Lulu tidak mau duduk di pangkuan Asistem ma
sinis dari Surabaya, dia memilih duduk di bawah dengan menggelar koran. Sebelum
kereta berjalan meninggalkan pekalongan Lulu memberi kartu nama yang berisi alam
at dan no telp.
Setelah itu Lulu sering naik kereta api di lokomotif dia selalu menelponku kapan
saya dinas membawa KA Argo Bromo
TAMAT