Koefkon
Koefkon
SPEAKS WITH DATA
http://ineddeni.wordpress.com
***********************
Penulis memberikan ijin kepada siapapun untuk memperbanyak dan menyebarluaskan
tulisan ini dalam bentuk (format) apapun tanpa batas. Penulis memiliki hak tak terbatas
atas tulisan ini, baik secara material maupun immaterial.
Dilarang merubah sebagian atau keseluruhan isi tulisan ini.
Segala kritik, saran dan komentar yang membangun dialamatkan ke: http://ineddeni.wordpress.com
Deny Kurniawan © 2008
http://ineddeni.wordpress.com
R Development Core Team (2007). R: A language and environment for
statistical computing. R Foundation for Statistical Computing,
Vienna, Austria. ISBN 3900051070, URL http://www.Rproject.org
1
Koefisien Kontingensi
(Contingency Coefficient)
Koefisien kontingensi adalah metode yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan
(asosiasi atau korelasi) antara 2 variabel yang keduanya bertipe data nominal (kategorik). Koefisien
kontingensi c dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan sesuai rumus:
c=
N
2
dimana:
2
2
b k
Dij
=∑ ∑ , derajat bebas (df) = (b1)*(k1)
i =1 j =1 E ij
D ij = Oij E ij
N = total banyaknya observasi
c = koefisien kontingensi
b = banyaknya baris pada tabel kontingensi (crosstabulation)
k = banyaknya kolom pada tabel kontingensi (crosstabulation)
i = 1, 2, ..., b
j = 1, 2, ..., k
Oij = data observasi baris kei kolom kej pada tabel kontingensi
E ij = nilai frekuensi harapan keij untuk Oij
= Chisquare hasil perhitungan
2
Cara melakukan perhitungan manual bagi frekuensi (nilai) harapan dari tabel kontingensi dapat dilihat pada tulisan dengan judul
“MENYUSUN CROSSTABULATION DAN MENGHITUNG FREKUENSI HARAPANNYA”.
Contoh kasus:
Sebuah rumah produksi film ingin mengetahui apakah ada hubungan antara minat terhadap
suatu genre (jenis) musik tertentu dalam memilih suatu jenis film oleh masyarakat. Untuk itu
diambil 200 responden. Adapun jenis musik yang termasuk dalam penelitian adalah rock, sweetpop
dan jazz. Sedangkan jenis film adalah komedi, horor, action dan drama. Data hasil observasi
ditampilkan dalam sebuah tabel kontingensi (crosstabulation) sebagai berikut:
Deny Kurniawan © 2008
http://ineddeni.wordpress.com
R Development Core Team (2007). R: A language and environment for
statistical computing. R Foundation for Statistical Computing,
Vienna, Austria. ISBN 3900051070, URL http://www.Rproject.org
2
FILM
MUSIK Action Drama Horor Komedi
Jazz 15 23 12 65
Rock 30 25 25 20
Sweet Pop 25 35 6 19
Analisis:
H 0 : Tidak terdapat asosiasi antara minat terhadap suatu jenis musik dengan minat terhadap suatu
jenis film
H 1 : Terdapat asosiasi antara minat terhadap suatu jenis musik dengan minat terhadap suatu jenis
film
= 0.05
Perhitungan:
Tabel frekuensi harapan:
FILM
MUSIK Action Drama Horor Komedi
Jazz 26.83333 31.81667 16.48333 39.86667
Rock 23.33333 27.66667 14.33333 34.66667
Sweet Pop 19.83333 23.51667 12.18333 29.46667
Hasil analisis:
Measurement of Association for Two Categorical Variables
data: dat1
Contingency coefficient = 0.3931
Chisquare = 54.8402, df = 6, pvalue = 4.993e10
Dari hasil analisis di atas, kita memutuskan untuk menolak H 0 karena pvalue < 0.05.
( 4.993e10≈0 ). Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat asosiasi antara minat
terhadap jenis musik tertentu dengan minat terhadap jenis film tertentu, yaitu: dari tabel
kontingensi, jenis film horor dan action banyak diminati oleh penyuka musik rock. Peminat musik
jazz lebih suka jenis film komedi, sedangkan pecinta musik berirama manis (sweetpop) lebih suka
menonton film drama. Adapun ukuran keeratan hubungan (asosiasi atau korelasi) adalah sebesar
0.3931.
Daftar Pustaka:
Astuti, A.B. HANDOUT MATA KULIAH STATISTIKA NONPARAMETRIK. Tidak
dipublikasikan. Malang.
Deny Kurniawan © 2008
http://ineddeni.wordpress.com
R Development Core Team (2007). R: A language and environment for
statistical computing. R Foundation for Statistical Computing,
Vienna, Austria. ISBN 3900051070, URL http://www.Rproject.org