Anda di halaman 1dari 5

I.

ACARA : DETERMINASI KADAR PARACETAMOL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

II. TUJUAN :
1. Penetapan kadar parasetamol dengan metode spektrofotometri
2. Terampil menggunakan alat

III. DASAR TEORI :


Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi
yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai
panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang
khas untuk komponen yang berbeda. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang
Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri digunakan untuk menganalisis kadar obat.
Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal
dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Prinsip yang digunakan adalah suatu molekul
obat dapat menyerap ultraviolet dan cahaya tampak dengan kemungkinan bahwa elektron molekul
obat akan tereksitasi ke tingkat energi yang tinggi. bertujuan untuk menetukan kadar obat secara
spekrofotometri serapan pada daerah ultraviolet dan cahaya tampak.
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi
elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata manusia peka, gelombang dengan
panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan
panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak
400-760 mm (Anonim, 1979).
Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan
metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Anonim, 1979).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu
sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran
penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 1986).
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan
digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan
dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi
karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak
memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis
normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah,
ginjal atau duktus arteriosus pada janin.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT :
a. Labu takar 10 ml
b. Labu takar 100 ml
c. Labu takar 25ml
d. Beaker glass 100ml
e. Beaker glass 600ml
f. Corong
g. Kuvet
h. Spatula
i. Neraca analitik
j. Spektrofotometer UV-Vis

2. BAHAN :
a. Parasetamol yang dijual di toko obat
b. HCl pekat
c. NaNO2
d. Amido Sulfonat
e. NaOH
f. Resorcinol
g. Aquadest

V. LANGKAH KERJA :
1. PEMBUATAN REAGEN
 Pembuatan Larutan HCl 4 M
Memipet 33.34 ml HCl pekat dan dilarutkan dengan aquadest hingga volume 100ml
 Pembuatan larutan Natrium Nitrit (NaNO2) 0.1%
Menimbang 0.025 gram NaNO2 (s) dan dilarutkan dalam aquadest hingga volume
25 ml
 Pembuatan larutan Ammonium Sulfamat 0.5%
Menimbang dengan seksama 0.125 gram serbuk Ammonium Sulfamat dan
dilarutkan dengan aquadest hingga volume 25 ml
 Pembuatan larutan Natrium Hodroksida (NaOH) 4M
Menimbang dengan seksama 4 gram butiran NaOH dan dilarutkan dengan aquadest
hingga volume 100 ml
 Pembuatan larutan Resorcinol 1% dalam NaOH
Menimbang dengan seksama 1 gram serbuk resorsinaldan dilarutkan dengan NaOH
4 M hingga volume 100 ml.
2. PEMBUATAN LARUTAN STANDAR
a. Menimbang seksama 50 mg serbuk parasetamol
b. Ditambah 20 ml HCl (aq) 4 M dan 30 ml aquadest lalu dihidrolisis selama 30
menit
c. Dilakukan pengenceran hingga didapat lima konsentrasi berbeda (6 - 14
µg/ml)

3. PEMBUATAN KURVA BAKU


a. Larutan yang mengandung 6 - 14 µg/ml parasetamol dimasukkan kedalam
labu takar 10 ml.
b. Masing-masing larutan ditambah 0.6 ml HCl (aq) 4 M dan 1 ml NaNO2 (aq)
0.1% untuk reaksi diazotasi dan didiamkan 3 menit.
c. Masing-masing larutan ditambahkan 1 ml larutan Ammonium Sulfamat 0.5%
untuk menghilangkan asam nitrit yang berlebih. Lalu didiamkan 2 menit
d. Ditambahkan 1ml resorsinal 1% dalam larutan NaOH sebagai pengkopling.
e. Masing-masing larutan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 321
nm

4. PREPARASI SAMPEL
a. Menimbang seksama 50 mg serbuk parasetamol
b. Ditambah 20 ml HCl (aq) 4 M dan 30 ml aquadest lalu dihidrolisis selama 30
menit.
c. Menngambil ml sampel di masukkan ke dalam labu takar 10 ml.
d. larutan ditambah 0.6 ml HCl (aq) 4 M dan 1 ml NaNO2 (aq) 0.1% untuk reaksi
diazotasi dan didiamkan 3 menit.
e. Kemudian larutan ditambahkan 1 ml larutan Ammonium Sulfamat 0.5% untuk
menghilangkan asam nitrit yang berlebih. Lalu didiamkan 2 menit
f. Ditambahkan 1ml resorsinal 1% dalam larutan NaOH sebagai pengkoplig
g. larutan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 321 nm

VI. PENGAMATAN :
 Data organoleptis tablet parasetamol
Warna : putih
Rasa : Pahit
Bau : Tidak berbau
 Data penimbangan tablet

No Bobot tablet (mg) No Bobot tablet (mg)

1 600 11 600

2 580 12 580

3 590 13 590

4 600 14 600

5 620 15 598

6 600 16 580

7 610 17 590

8 570 18 600

9 610 19 591

10 612 20 590

Bobot tablet rata-rata:

Total/jumlah

11911mg /20 = 595,55 mg

 Data hasil pemeriksaan dengan spektrofotometer UV-Vis

Slope : 0,0188
Intercept : 0,171
Standar deviasi : 0,009
Koefisien korelasi : 0,992
Standar Konsentrasi ( μg / ml) Absorbansi (321 nm)
1 6,00 0,282
2 8,00 0,316
3 10,00 0,371
4 12,00 0,400
5 14,00 0,428

Sampel Absorbansi (321 nm) Konsentrasi ( μg / ml)


1 0,339 8,915

VII. PEMBAHASAN

Tablet parasetamol merupakan bahan obat yang sering dijumpai pada berbagai sediaan farmasi,
sehingga diperlukan metode yang tepat untuk mendeterminasinya agar kadar yang terdapat
didalamnya sesuai dengan yang tertera pada kemasan, dan sesuai dengan kebutuhan pasien, yaitu pada
dosis terapi yang tepat. Tablet ini mempunyai indikasi sebagai pereda rasa nyeri.

Kadar parasetamol (C8H9NO2) dalam suatu tablet dapat di analisis menggunakan spektrofotometer
UV-Vis berdasarkan absorbansi yang dihasilkan pada panjang gelombang tertentu. Untuk percobaan ini
parasetamol dihidrolisis terlebih dahulu menjadi p-aminophenol kemudian direaksikan dengan reagen
resorcinol dan 1-naphtol untuk menghasilkan warna yang dapat dideteksi oleh spektrofotometer UV-
Vis.

Coupling menggunakan resorcinol mengikuti mekanisme reaksi griess, yaitu diazotasi suatu amina
aromatis yang diikuti dengan pengkoplingan dengan suatu fenol atau amina aromatic. Berdasarkan hasil
penelitian, resorcinol dan 1-Naphtol memiliki stabilitas warna yang mencukupi yaitu hingga 45 menit.
Persen recovery yang didapat berada pada 95,3% hingga 98,7% yang mennandakan ketepatan metode.

VIII. KESIMPULAN
- Metode yang digunakan dalam penetapan kadar parasetamol adalah spektrofotometri
dengan menggunakan indikator resorcinol.
- Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode ini cocok dan sesuai untuk determinasi kadar
parasetamol pada sediaan padat ataupun pada bentuk murni.
- Kadar paracetamol yang diperoleh adalah 8,915 μg / ml

Anda mungkin juga menyukai