Anda di halaman 1dari 41

Kimia: mempelajari materi dan sifat-sifat materi, perubahan materi, dan energy yang berhubungan

dengan perubahan-perubahan tersebut.


Materi: segala sesuatu yang mempunyai massa dan volume. Wujudnya berupa padatan, cairan,
dan gas.
Substansi : sebuah tipe dari materi yang mempunyai komposisi tertentu dan terdefenisi. Kita
mempelajari materi melalui pengamatan sifat-sifatnya karena setiap zat mempunyai sifat-sifat yang
unik.
Sifat Fisik Sifat Kimia
Sifat yang ditunjukkan oleh suatu substansi Sifat yang ditunjukkan oleh suatu substansi
tanpa berubah menjadi atau berinteraksi ketika berubah menjadi menjadi atau
dengan substansi lain berinteraksi dengan substansi lain
-Warna, titik leleh, hantaran listrik, -flammability, korosi, reaktivitas dengan
densitas, kekerasan dll asam dll

Perubahan Fisik: terjadi jika suatu substansi Perubahan Kimia: terjadi jika suatu substansi
merubah bentuk fisiknya tetapi bukan berubah menjadi atau diubah menjadi substansi
komposisinya. yang berbeda (komposisi berbeda)

Contoh: Es mencair Contoh: H20 (l) Arus listrik H2 (g) + O2 (g)


Pendekatan Saintifik: Pengembangan Model Metode Saintifik

Bukan merupakan langkah-langkah checklist, tetapi suatu proses fleksibel dari berpikir kreatif dan
menguji penemuan-penemuan yang objektif dan dapat diverifikasi tentang bagaimana alam
bekerja. Hipotesis diperbaiki Model diubah jika
jika hasil eksperimen kejadian-kejadian
tidak mendukung yang diprediksi tidak
mendukung model
Observasi Hipotesis Eksperimen Model (Teori) Eksperimen
Fenomena alam dan Usulan-usulan Proses untuk Set dari asumsi- Lanjutan
kejadian yang dapat tentatif yang menguji hipotesis; asumsi konseptual Menguji prediksi-
diukur; konsisten menjelaskan mengukur satu yang menjelaskan data prediksi berdasarkan
dan dapat observasi variabel dari eksperimen; model (teori)
dinyatakan sebagai memprediksi
hukum alam fenomena terkait

Penyelesaian Soal Kimia: kebanyakan soal-soal kimia melibatkan perhitungan sehingga perlu
kuantitas terukur.

Unit dan Faktor Konversi dalam perhitungan: semua kuantitas terukur terdiri dari sebuah
jumlah dan sebuah unit.
Faktor konversi adalah perbandingan atau ratio yang digunakan untuk mengekspresikan suatu
kuantitas terukur dalam unit yang berbeda
Misalnya: 1 mol H2O = 18 gram H2O

(Kuantitas yang diberikan) X (Faktor Konversi) = (Kuantitas yang diinginkan)

Walaupun jumlah dan unit dari suatu kuantitas berubah, ukuran dari kuantitas tetap sama
Pengukuran Dalam Pelajaran Saintifik: setiap ilmu sain harus bermuara pada pengamatan-
pengamatan kuantitatif dan hal ini memerlukan pengukuran numerik. Suatu aspek yang penting
dari semua pengukuran adalah unit-unit yang seragam dan diterima secara umum.

Pada 1960 (di Perancis), modifikasi sistem metrik menjadi Sistem International (SI units) untuk 7
pengukuran dasar

Pengukuran Unit Symbol


Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Detik s
Arus Listrik Ampere A
Suhu Kelvin K
Jumlah substansi Mole Mol
Intensitas cahaya Candela Cd

Beberapa unit SI yang penting di dalam kimia:

Panjang: Unit panjang dalam SI adalah meter (m). Sel biologi biasanya diukur dengan
mikrometer ( 1m = 10-6 m). Skala atomik digunakan nanometer dan pikometer ( 1 nm = 10 -9
m; 1 pm = 10-12 m). Unit yang lebih tua tapi masih digunakan adalah angstrom (1 Å = 10 -10 m
= 0,1 nm = 100 pm)

Volume: satuan SI untuk volume (V) adalah meter kubik (m 3). Dalam kimia, satuan yang
paling sering digunakan adalah satuan non-SI yaitu liter (L) dan milliliter (mL). Paramedis
mengukur cairan tubuh dalam desimeter kubik (dm 3) yang ekivalen dengan 1 L.
Massa: satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Satuan gram dan mikrogram juga sangat
sering digunakan dalam kimia.

Densitas (d) adalah hasil bagi antara massa dengan volumenya.


Gravitas spesifik dari suatu substansi didefenisikan
Massa
sebagai perbandingan densitas substansi tersebut
Densitas =
Volume terhadap densitas air sp.gr. = dsubstansi/dair

Pada kondisi tertentu (suhu dan tekanan tertentu), densitas merupakan sifat fisik yang
karakteristik dari suatu substansi dan mempunyai nilai tertentu walaupun massa dan volumenya
berubah-ubah.

Massa dan volume adalah sifat-sifat ekstensif sedangkan densitas adalah sifat intensif

Suhu atau temperatur (T) adalah ukuran dari panas atau dinginnya suatu substansi yang relatif
terhadap substansi lain. Panas (heat) adalah energi yang mengalir diantara objek-objek yang
berbeda temperaturnya. Enegi adalah sifat ekstensif sedangkan suhu adalah sifat intensif.

Untuk mengukur suhu digunakan termometer. Ada 3 skala termometer yang biasa digunakan
dalam ilmu kimia yaitu Celcius (oC, sebelumnya disebut centigrade), Kelvin (K) dan Fahrenheit ( oF).
Skala Kelvin sering juga disebut skala absolut.

T ( K) = T (oC) + 273,15
T ( oF) = 9/5T (oC) + 32

Waktu: dalam satuan SI adalah detik (s). Kecepatan reaksi bisa berlangsung kurang dari satu
nanodetik (10-9 s) sementara yang lambat bisa berlangsung dalam tahunan.
Ketidaktepatan dalam pengukuran: kita tidak pernah bisa mengukur kuantitas secara tepat
karena alat ukur mempunya batas pengukuran dan kita menggunakan keahlian kita yang tidak
sempurna. Dengan demikian, setiap pengukuran yang kita lakukan mempunyai ketidaktepatan
(uncertainty)

Alat ukur yang kita gunakan tergantung pada berapa banyak ketidaktepatan yang bisa diterima.
Untuk reaksi skala besar, kimiawan menggunakan timbangan yang dapat mengukur 0.001 kg
ketelitian untuk menimbang 2,036 ± 0,001 kg zat kimia yaitu antara 2,035 dan 2,037 kg.

Presisi, Akurasi dan Alat Kalibrasi


Presisi dan akurasi adalah dua aspek mengenai ketepatan.

Presisi atau reproducibility mengacu kepada seberapa dekat pengukuran-pengukuran dalam


sebuah seri pengukuran satu sama lain.
Akurasi mengacu pada berapa dekat hasil pengukuran dengan nilai aktualnya.
B. Presisi tinggi C. Presisi rendah D. Presisi rendah
A. Presisi tinggi nilai rata-rata Akurasi rendah
Akurasi rendah
Akurasi tinggi mendekati
(Sistematik error)
nilai aktual

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sistematik error dapat diperbaiki dengan kalibrasi alat ukur
Struktur Materi (Zat): Atom, Molekul, dan Ion

Materi secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 jenis: Unsur, Senyawa, dan Campuran

Unsur adalah bentuk paling sederhana dari suatu materi dengan sifat fisik dan sifat kimia yg unik.
Suatu unsur terdiri dari hanya satu jenis atom, sehingga tidak dapat dipecah menjadi lebih
sederhana melalui metode fisik maupun metode kimia. Unsur merupakan substansi murni
dan komposisinya tetap. Setiap unsur mempunyai nama. Setiap unsur adalah unik karena
sifat—sifat dari atomnya adalah unik.

Molekul adalah unit struktural yg berdiri sendiri yang terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat
secara kimia.

Senyawa adalah suatu jenis dari materi yang terdiri dari dua atau lebih unsur yang terikat secara
kimia. Karena komposisinya tetap, senyawa juga merupakan substansi. Setiap molekul dari
senyawa mempunyai bagian massa yang tetap karena molekul terdiri dari atom-atom unsur
yang jumlahnya tetap.

Contoh: NH3 (amoniak), terdiri dari 14 bagian massa dari unsur nitrogen + 3 bagian massa
dari hidrogen. Karena 1 atom nitrogen mempunyai massa 14 kali lipat dari massa
hidrogen, maka 1 molekul amoniak selalu terdiri dari 1 atom nitrogen dan 3 atom
hidrogen.
etiap senyawa mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat unsur penyusunnya

Campuran adalah gabungan dari 2 atau lebih substansi (unsur dan/atau senyawa) yang
bergabung secar fisika, perbandingannya tidak tetap. Campuran tetap mempertahankan
sifat-sifat dari komponen penyusunnya.
Hukum Konservasi Massa: massa total dari suatu substansi tidak berubah ketika terjadi reaksi
kimia. Bilangan dari substansi bisa berubah tetapi jumlah total dari materinya adalah tetap.
(Lavoisier). Konservasi massa berarti bahwa materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hukum Komposisi Definit apapun sumbernya, suatu senyawa tertentu disusun dari unsur-unsur
yang sama dengan bagian massa yang sama

Massa unsur dalam senyawa


assa unsur dalam sampel = massa senyawa dalam sample X
Massa senyawa

Hukum Proporsi Berkelipatan (dari Dalton): jika unsur A dan B bereaksi membentuk dua
senyawa, perbedaan massa B yang bergabung dengan massa tertentu dari A (massa A fixed)
dapat dinyatakan sebagai sebuah perbandingan dari angka-angka sederhana.

Contoh: Oksida karbon I Oksida karbon II

g oksigen/100 g senyawa 57,1 72,7

g karbon/100 g senyawa 42,9 27,3

57,1 72,7
g oksigen/g karbon = 1.33 = 2,66
42,9 27.3

2.66 g oksigen/g karbon dalam II 2


=
1.33 g oksigen/g karbon dalam I 1
Struktur Atom

Pendekatan Klassik: Ernest Rutherford (1911) mengusulkan suatu atom yang terdiri
Inti (bermuatan positif) yang dikelilingi oleh elektron di orbitnya. Dalam model   klasik
seperti itu, elektron-elektron mengikuti hukum Newton tentang gerak, dan ternyata
usulan Rutherford cacat karena elektron akan tertarik menuju inti dan bergabung.
Orbitnya tidak dapat dipertahankan. Selain itu, penggambaran klasik ini hanya dapat
menjelaskan secara komplit akan posisi dan pergerakan intik dan elektron dalam atom
hidrogen. Bahkan untuk hidrogen, penjelasan Rutherford tidak dapat diterapkan pada
beberapa sifat-sifat spektroskopi hasil eksperimen.

Model Atom Bohr (1913): suatu model terkuanta untuk atom

Kecepatan, v, dengan arah tangensial

Arah pergerakan Elektron Energi dari suatu elektron di dalam orbit


elektron Inti tertentu tetap bertahan konstan dan hanya
energi tertentu yang diperkenankan

Max Planck: mengembangkan ide tentang energi diskrit (discrete energies) untuk radiasi
elektromagnetik yang disebut energi terkuanta

E = hv dengan h (konstanta Planck, 6,626 x 10-34 Js)


Dualitas Gelombang-Partikel

Loius de Broglie (1924): radiasi dapat menunjukkan sifat gelombang dan partikel sekaligus.
Untuk suatu partikel (termasuk elektron) dengan momentum mv mempunyai panjang
gelombang λ

λ = h/mv

Prinsif Ketidaktentuan (The Uncertainty Principle)


Suatu elektron dapat bergerak di sepanjang jalur tertentu. Namun untuk elektron (yang
bersifat seperti gelombang), tidak mungkin untuk menentukan letak dan momentum secara pasti
pada saat waktu tertentu. Ini disebut prinsif ketidaktentuan Heisenberg.

Kemungkinan menemukan suatu elektron pada titik tertentu di dalam ruang ditentukan oleh
fungsi Ψ2 dimana Ψ adalah fungsi gelombang. Fungsi gelombang adalah suatu fungsi
matematika yang memberikan informasi lengkap mengenai sifat dari suatu elektron-gelombang

Persamaan Gelombang Schrödinger:

ΗΨ = E Ψ dimana Η disebut operator Hamiltonian dan E disebut nilai Eigen dari operator H
Bagian Radial dan angular dari fungsi gelombang

ΨCartesian (x, y, z) Ξ Ψradial (r) Ψangular (θ, ø) = R (r)A(θ, ø)


z Fungsi gelombang dari suatu atom terdiri dari sebuah
Titik θ = 0 rad radial, R(r) dan sebuah komponen angular, A(θ, ø)

Koordinat polar (r, θ, ø)


Komponen radial tergantung pada bilangan kuantum n dan l
Komponen angular tergantung pada l dan m l
θr
Sehingga ditulis Rn,l (r) dan Al,ml (θ, ø)
y
ø

Titik ø = 0 rad

x
Kerapatan Probabilitas

Ψ2 : sebanding dengan kerapatan peluang dari elektron pada suatu titik di dalam ruang.

Ψ2 dapat diterangkan dengan menggunakan komponen radial, R(r) 2 dan angular A(θ, ø )2

Orbital atom 1s :
•Berbentuk bulat (spherical); bulat simetris terhadap inti
•Peluang menemukan elektron sebagai fungsi dari jarak terhadap inti: R(r) 2 ,
kira-kira 95% dari total fungsi gelombang Ψ2

*Probabilitas untuk menemukan sebuah


R(r)2 elektron di dalam suatu kulit bola dengan
radius r dan tebal (r + dr) adalah 4πr2R(r)2
4πr2R(r)2

1s

1s
0
0 5 10
Jarak dari inti atom, r 0
0 5 10
Jarak dari inti atom, r
Bilangan Kuantum

*Suatu orbital atom ditentukan oleh satu set yang unik dari tiga bilangan kuantum (n, l, ml)

*Suatu elektron di dalam suatu atom ditentukan oleh satu set yang unik dari empat bilangan
kuantum (n, l, ml,ms)

Bilangan kuantum utama (n): berhubungan dengan tingkat energi orbital atau kulit.
n = 1, 2, 3, 4, 5,…..∞

Bilangan kuantum orbital (l): memberikan informasi lengkap tentang daerah dalam
ruang di mana elektron mungkin bergerak; menjelaskan bentuk dari orbital. Nilai l juga
menentukan momentum angular dari elektron di dalam orbital.
l = 0, 1, 2, 3, 4,….(n-1) n=1 l=0
n = 2 l = 0, 1
n = 3 l = 0, 1, 2
n = 4 l = 0, 1, 2, 3
Bilangan kuantum magnetik (ml): berhubungan dengan direksionalitas
ml = integer di antara –l dan +l = -l, (-l + 1),…, 0,…,(l - 1), l

Bilangan kuantum magnetik spin (ms): menentukan arah dari momentum spin
angular dari sebuah elektron dan mempunyai nilai +1/2 atau -1/2
Orbital Atom

Nilai l 0 1 2 3 4 5 Perbedaan dari keempat jenis orbital


tersebut adalah bentuknya dan sifat
Orbital atom s p d f g h simetrisnya. Bentuk dari orbital diatur
oleh bilangan kuantum l
z z

Suatu orbital s membentuk


bulat simetris di sekitar inti dan
+ y + y batas permukaan orbital
x mempunyai fase yang konstan
x

1s
z
z z

+
y
y y x
- x x
Nodal plane (perubahan
2p fase) di bidang xz
Bilangan kuantum dan bentuk orbital dari suatu tipe tertentu

Orbital s, mempunyai l = 0 dan ml = 0…untuk harga n tertentu, hanya ada 1 orbital s


Sehingga disebut singly degenerate.

Orbital p, mempunyai l = 1 dan ml = -1, 0, 1. Persamaan Schrodinger memberikan


3 solusi untuk orbital p untuk harga n tertentu jika n ≥ 2 sehingga disebut triply atau
three-fold degenerate.

Orbital d, mempunyai l = 2 dan ml = -2, -1, 0, +1, +2. Persamaan Schrodinger


memberiakan 5 solusi untuk orbital d untuk harga n tertentu dimana n > 2. sehingga
disebut five-fold degenerate.

Orbital-orbital Degenerate mempunyai energy yang sama


4πr2R(r)2
Fungsi gelombang R(r) dapat
mempunyai amplitudo positip dan
negative. Tetapi karena R(r)2,
grafik tidak pernah bernilai negatif.
Pada suatu nodal radial, fungsi
distribusi radial 4πr2R(r)2 = 0 1s 2s
3s
0
0 5 10 20
Jarak dari inti atom, r

3d
4πr2R(r)2 3p
3s Jumlah nodal radial sebagai fungsi dari tipe
orbital dan harga n

n s (l =0) p(l = 1 d(l = 2) f(l =3)

1 0
2 1 0
3 2 1 0
4 3 2 1 0

0
0 5 10 20
Jarak dari inti atom, r
Penetrasi dan Shielding

Apa yang terjadi jika kita meletakkan elekton-elektron ke dalam orbital-orbital ini.
Tarikan elektrostatik antara inti dan elektron
Tolakan elektrostatik antara elektron-elektron

Di dalam atom seperti hidrogen (Hidrogen-like atom), orbitals 2s dan 2p adalah


degenerate.
Kehadiran 1 nodal radial dlm orbital 2s berarti bahwa ada
4πr R(r)
2 2 2p 2s suatu wilayah dari ruang yang relatif dekat dengan inti di
mana elektron 2s akan ditemukan. Artinya: elektron di
orbital 2s akan menghabiskan waktunya lebih dekat dengan
inti dibandingkan dengan sebuah elektron dalam orbital 2p.
Fenomena ini disebut penetrasi. Orbital 2s lebih
berpenetrasi dibandingkan orbital 2p
Apa yang akan terjadi jika masing-masing
orbital 2s dan 2p mempunyai elektron?
0
0 15
5 10
Jarak dari inti atom, r Muatan positif (dari inti) yang
dirasakan oleh elektron di orbital 2p
dilemahkan (diluted) karena adanya
densitas elektron 2s yang ada dekat
inti….elektron 2s melindungi (shield)
elektron 2p
Orbital 2s lebih berpenetrasi dan melindungi orbital 2p. Elektron-elektron di orbital 2p
mengalami gaya tarik elektrostatik yang lebih lemah, akibatnya mempunyai energi
yang lebih tinggi (kurang terstabilkan) dibandingkan dengan orbital 2s.

Energi

etc.

3d
3p
3s

2p
2s

1s
Spektrum Atom Hidrogen dan Aturan Seleksi

v2 v2 Keadaan tereksitasi Dasar aturan seleksi untuk spektra:

Δn = 0, 1, 2, 3, 4,….
Δl = +1 atau -1 Aturan seleksi Laporte

v1 v1 Keadaan dasar
adsorpsi Emisi

l=0 l=1 l=2 Lyman 2 1, 3 1, 4 1,dst Ultraviolet

n=5 Balmer 3 2, 4 2, 5 2,dst Visible

n=4 Paschen 4 3, 5 3, 6 3,dst Infrared


Brackett Far infrared
n=3 Pfunl Far infrared

Balmer
n=2

SOAL: Tentukan energi ionisasi hidrogen dari deret Lyman


Lyman jika diperoleh spektra pada frekuensi 2,466; 2,923; 3,083;
n=1 3,157; 3,197; 3,221; dan 3,237 x 1015 Hz
Ikatan Kovalen Homonuklir

Struktur Lewis H2 : H H H H Walaupun struktur lewis menunjukkan koneksi atom H


kepada atom H yang lain, struktur ini tidak
memberikan informasi mengenai karakter
sesungguhnya dari pasangan ikatan elektron dan juga
wilayah dari ruang yang mereka isi.

Problem-problem untuk menjelaskan elektron dalam molekul:


Penyelesaian matematis exact dari persamaan Schrodinger hanya bisa diperoleh untuk Spesis seperti Hidrogen
(Hydrogen-like species).

Kita tidak dapat menemukan penyelesaian exact dari persamaan gelombang untuk lebih dari 1 inti dan lebih dari
1 elektron.

Dua metode pendekatan untuk masalah tersebut:


ikatan valensi dan teori orbital molekul

Teori Ikatan Valensi menggunakan bersama elektron-elektron ke dua pusat ikatan atau ke orbital dasar
atom

Teori Orbitas Molekul mengizinkan elektron-elektron terdelokalisasi di seluruh molekul


Teori Ikatan Valensi (VB)
HA 1 2 HB

Ketika dua atom H terpisah satu sama lain dengan baik, elektron 1 akan berasosiasi dengan H A dan
elektron 2 akan berasosiasi dengan HB. Kondisi ini dijelaskan oleh fungsi gelombang Ψ1

Ketika mereka berdekatan cukup dekat, elektron 2 dapat berasosiasi dengan H A dan elektron 1 dengan HB

Ψkovalen = Ψ1 + Ψ2

Ψkovalen menentukan suatu energi. Secara perhitungan, energi minimum H A – HB adalah 303 kJ/mol dengan jarak
internuklir adalah 87 pm untuk H2.

Secara eksperimen diperoleh jarak internuklis H 2 adalah 74 pm dan energi dissosiasi ikatan adalah 436 kJ/mol

Penyempurnaan teori untuk H2. Ada 4 situasi yang dapat muncul apabila HA dan HB berdekatan.

*(inti HA dengan elektron 1) dan (inti HB dengan elektron 2)


*(inti HA dengan elektron 2) dan (inti HB dengan elektron 1)
*(inti HA dengan elektron 1 dan 2) dan (inti H B tidak dengan dua-duanya)
*(inti HA tidak dengan dua-duanya) dan (inti HB dengan elektron 1 dan 2)

Ψmolekul= Ψkovalen + [c x Ψionic ] H H H+ H- Struktur Resonansi


Teori Orbital Molekul (MO)

Pendekatan yang umum dipakai dalam teori MO disebut linier combination of


atomic orbitals (LCAO); ΨMO dibentuk dari fungsi-fungsi gelombang atom ΨAO

Interaksi antara 2 orbital atom akan :


Diijinkan jika simetris dari orbital2 atom cocok satu sama lain
Effisien jika ada wilayah overlap yang cukup dari 2 orbital atom
Effisien jika orbital atom mempunyai energi yang berdekatan
amplitudo

out-phase
In-phase combination
combination

ΨMO = N x [Ψ1 + Ψ2] ΨMO = N x [Ψ1 - Ψ2]

Orbital molekul bonding Orbital molekul anti-bonding

Terstabilisasi destabilisasi
Meletakkan elektron-elektron dalam molekul H2: Prinsip Aufbau

ΨMO (antibonding)
Energi σ *(1s)

Ψ(1s) A Ψ(1s) B ΨMO (bonding)

σ (1s)
ΨMO (bonding)
H H
H2

ΨMO (anti-bonding)
ΨMO (antibonding)
Energi

σ *(2s)

Konfigurasi Elektronik : σ(1s)2 σ*(1s)2σ (2s)2


Ψ(2s) A Ψ(2s) B

σ (2s)
ΨMO (bonding) SOAL: Apakah molekul Be2 stabil? Jelaskan!
Li Li
Li2
Overlap orbital dari orbital atom p

z z

2pz 2pz σ (2pz)

z z

2pz 2pz
σ *(2pz)
x x x x

z z

x x π (2px)

z
σ *(2pz)

Π*(2px) Π*(2py)

2p π(2px) π(2py) 2p

σ (2pz)

Orde Ikatan dari suatu kovalen memberikan ukuran interaksi antara inti.

Orde ikatan = ½ x [{jumlah elektron bonding} – {jumlah elektron antibonding}]

Soal: Jelaskan dengan orbitas molekul fenomena bahwa F 2 adalah gas diamagnetik
O2 adalah gas paramagnetik
Percampuran Orbital dan σ – π Crossover
Pada permulaan barisan pertama dari unsur blok-p (B, C, N), 2s dan 2p dari AO mempunyai energi yang
relatif dekat. Sehingga MO yang dihasilkan dari penggabungan OA unsur-unsur ini adalah saling
berdekatan. Jika orbital-orbital mempunyai energi yang similar dan similar simetris, mereka dapat
bercampur.

σ* (2p)

σ* (2p) σ* (2p) Soal: *Jelaskan mengapa molekul B2 gas


paramagnetik!
Π*(2p) Π*(2p) Π*(2p)
•Jelaskan mengapa C2 diamagnetik!
• Jelaskan mengapa N2 stabil!
σ (2p) σ (2p) •Jelaskan sifat magnetik O2, [O2]+, [O2]-,
Π(2p) Π(2p) Π(2p)
[O2]2- dan bagaimana urutan entalpi
dissosiasi ikatannya?
σ (2p)

σ* (2s) σ* (2s)
σ* (2s)

σ (2s)

σ (2s) σ (2s)
σ mixing σ* mixing
Pendekatan MO Ikatan dalam Molekul Diatom HeteroNuklir

σ*(2s) Zeff (muatan efektif inti) yang dialami oleh olektron-


elektron kulit valensi dari X dan Y tidak sama

2s
Zeff(Y) > Zeff(X)

Zeff meningkat dari kiri ke kanan dalam barisan


2s
σ (2s)
tabel periodik

X XY Y ΨMO = {c1 x ΨX} + {c2 x ΨY} dimana c = komposisi

ΨMO = {c1 x ΨX(2s)} + {c2 x ΨY(2s)} dengan c2 > c1


σ*
LiH

2s Lebih kurang 74% H


26% Li

1s
σ

Li LiH H
HF LiF

σ*
σ*

2s
1s
Non-bonding

2p
Non-bonding

σ
σ

Non-bonding
Non-bonding
2s
H HF F Li F

ΨLiF = {c1 x ΨLi(2s)} + {c2 x ΨF(2s)} dengan c2 << c1


Ikatan dalam CO melalui pendekatan Lewis dan VB:

CO isoelektrik dengan N2 C C O O

C- O+
- +
C O C O

Ikatan dalam CO melalui pendekatan MO:


•Zeff O > Zeff C
•2s AO dari O terletak lebih rendah daripada 2s AO dari C
•2p AO dari O terletak lebih rendah daripada 2p AO dari C
•Pemisahan energy 2s – 2p di O lebih besar dibandingkan di C
σ* (2p)
Energi

Π*(2p)

2p
2p
Π(2p)

σ (2p)
σ *(2s)
2s

2s
σ (2s)

C CO O
Efek Percampuran Orbital pada CO
σ* (2p)
Energi

Π*(2p)

2p
3σ 2p

Π(2p) Untuk CO: Orde ikatan ada 3, ada 1


pasangan non-bonding untuk O dan
2s 1 pasang non-bonding untuk C,
2σ diamagnetis.

2s

C CO O

Soal: 1. Gambarkan strukture resonansi dan tentukan orde ikatan untuk [CN] -
dan [NO]+. Terangkan sifat magnet dari kedua ion tersebut!
Molekul Poliatomik: Bentuk dan Ikatan

Suatu molekul atau ion poliatomik mengandung 3 atau lebih atom.


 Bilangan koordinasi dari suatu atom didefenisikan sebagai jumlah atom-atom (atau gugus
atom) yang berikatan dengannya.
Molekul-molekul atau ion-ion yang isoelektrik selalu isostrutural tetapi yang isostruktural belum
tentu isoelektrik.

VSEPR (Valence-Shell Electron-Pair Repulsion:


gaya tolak antara pasangan elektron valensi
Hanya elektron di kulit valensi yang mempengaruhi geometri molekul

H
Meminimalkan tolakan inter-elektron
Y H B H H B
H H
Y X Y Y X

H N H
Y N
H H H
H
Pasangan elektron bebas-pasangan elektron bebas > pasangan bebas – pasangan ikatan >
pasangan ikatan-pasangan ikatan
Untuk n = 2 sampai 6 pasang dari elektron valensi, geometri ideal adalah

n=2 linier
n=3 trigonal planar
n=4 tetrahedral
n=5 trigonal bipiramidal
n=6 oktahedral

Model Kepert memprediksi bentuk dari senyawa-senyawa ML n logam blok-d dengan


mempertimbangkan tolakan-tolakan diantara gugus (Ligand) L. Model ini mengabaikan
pasangan elektron bebas.
2-
NC
Linier: NC Au NC Trogonal planar Cu CN

CN
[Au(CN)2]- ; [HgCl2]- ; [AuCl2]-

Tetrahedral: 2- Trigonal Bipiramidal: CN 3-


Cl

CN Cd CN
Co CN
Cl Cl
Cl CN
[CoCl4]2- ; [MnO4]- ; [CrO4]2- ; [NiCl4]2- ; [Cd(CN)5]3-; [Fe(CO)5]; [Ni(Cl)2(PMe2Ph)3;
[VCl4]-; ZrCl4; OsO4 [Ni(Br)3(PMe2Ph)2
Oktahedral: H2 O 2-

OH2 H 2O
Co [Co(H2O)6]2+; [Ni(H2O)6]2+; [Fe(CN)6]3-; [Fe(CN)6]4-; [NiF6]2-
OH2 H2 O
H 2O

Isomer Geometri:
Trigonal Bipiramidal
CO axial PMe 3 CO

CO Cd CO equatorial CO Cd CO CO Cd PMe 3
equatorial CO equatorial CO CO
COaxial CO CO

Cl F Cl

F F F
F P Cl P Cl P
F Cl F

Cl F F
Segiempat Planar: Cl NH3 Cl

Cl Pt NH3 Cl Pt NH3 H3N Pt NH3

Cl Cl Cl

cis- trans-
Suatu spesies segiempat planar dengan rumus XY 2Z2 mempunyai 2 isomer geometri
yaitu cis dan trans geometri

Oktahedral:
Suatu spesis oktahedral dengan rumus XY 2Z4 mempunyai 2 isomer geometri yaitu
cis dan trans geometri Y Y

Y Z Z
Z
X X
Z Z Z
Z
Y
Z
cis trans

Suatu spesis oktahedral dengan rumus XY 3Z3 mempunyai 2 isomer geometri yaitu
facial dan meridional geometri
Y Z
Y Z Y Y
X X
Y Z Y Z
Z Z
fac- mer-
Ekspansi Aturan Oktet

 Unsur-unsur di barisan pertama blok-p memenuhi aturan oktet pada setiap


senyawaannya kecuali boron yang biasanya mempunyai 6 elektron valensi

Unsur-unsur yang lebih berat pada blok-p mungkin mengikuti aturan oktet dalam
senyaannya tetapi bisa juga mengalami ekspansi sampai 18 elektron pada kulit valensinya.

Teori Ikatan Valensi: Struktur Resonansi

H2O O -
O O-
H H H+ H H H+

F F- F F F+

BF3 B B-
B+ B+ B+
F F F F F- F F F- F F

F F

B- B-
F F+ F+ F

Soal: Gambarkan struktur resonansi (SO4)2- dan (NO3)-


Teori Ikatan Valensi dan Hibridisasi

Hibridisasi dari orbital atom dapat dipertimbangkan terjadi jika komponen orbital-orbital atom
mempunyai energi yang berdekatan.

Untuk unsur-unsur barisasn pertama blok-p:


Hibridisasi sp3 dengan empat ikatan σ dan bentuk tetrahedral (misal: CF4)
Hibridisasi sp2 dengan tiga ikatan σ dan bentuk trigonal planar, ada kemungkinan ikatan π yang
melibatkan AO 2p pada atom pusat. (misal: [CO3]2-)
Hibridisasi sp dengan 2 ikatan σ dan bentuk linier, ada kemungkinan ikatan π yang melibatkan
dua AO 2p pada atom pusat (misal: [NO2]+)

Untuk unsur-unsur blok-p yang lebih berat:


Hibridisasi sp3 dengan empat ikatan σ dan bentuk tetrahedral, dan ikatan π memungkinkan jika
orbital d digunakan (misal: [ClO4]-)
Hibridisasi sp2 dengan tiga ikatan σ (ikatan tunggal) dan bentuk trigonal planar, ada
kemungkinan ikatan π yang melibatkan sisa AO 2p pada atom pusat (misal: SO3); orbital atom d
juga tersedia
Hibridisasi sp dengan dua ikatan σ dan bentuk linier (misal: ICl2]-); ikatan π memungkinkan
yang melibatkan AO p dan d pada atom pusat
Hibridisasi sp3d dengan 5 ikatan σ dan bentuk trigonal bipiramidal (misal PF5); ikatan π
memungkinkan jika orbital atom d digunakan (misal: SOF4)
Hibridisasi sp2d2 dengan 6 ikatan σ dan bentuk oktahedral (misal: SF6); ikatan π
memungkinkan jika orbital atom d digunakan (misal: IOF5)
Soal: 1. Tuliskan struktur Lewis dari CO2, [NO2]+, [N3]-, dan N2O
2. Gunakan model VSEPR untuk memprediksi bentuk [I 3]-, [ICl2]-, [IBr2]-, [ClF2]- dan [BrF2]-
3. Tentukan hibridisasi atom pusat dari setiap molekul berikut : SiH 4, NF3, PF5, BF3,
[CoF6]3-, IF3, TiCl4
ELEKTROKIMIA

Diagram sel Daniel: Zn(s) Zn2+(aq) : Cu2+(aq) Cu(s)

ΔG = -zFEsel Dimana z = jumlah mol elektron yang tertransfer per mol reaktan
ΔGo = -zFEosel F = Konstanta Faraday = 96.500 C/mol

Untuk reaksi spontan: Eosel selalu positif

Elektroda Hidrogen dan Potensial Reduksi Standar:


Standar elektroda hidrogen digunakan sebagai elektroda referensi dimana Eosel = 0Volt
2H+(aq, 1 mol/L) + 2e- H2(g, 1 bar)

Zn(s) Zn2+(aq, 1M) : 2H+(aq, 1M) [H2(g, 1 bar)] Pt

Eosel = [Eoelektroda di kanan] – [Eoelektroda di kiri]


Efek konsentrasi larutan terhadap Eo:
= [Eoproses reduksi] – [Eoproses oksidasi] RT [bentuk teroksidasi]
E = Eo + x ln
zF [bentuk tereduksi]
(Persamaan Nernst)
Soal: 1. Tentukan potensial reduksi untuk setengah sel:
[MnO4]-(aq) + 8H+ + 5e Mn2+(aq) + 5 H2O(l)
pada 298 K dan pH 5,5 ketika ratio [MnO4]- : [Mn2+] = 75 : 1 Eo = +1,51 V
2. Hitung Ksp dari AgCl dan kelarutannya pada 298,15 K
3. Carilah potensial standar sel dari Pt(s) H2(g, po) HCl(aq, b) AgCl(s) Ag(s) pada
25oC dari data berikut:

b/(10-3 bo) 3,215 5,619 9,138 25,63


E/V 0,52053 0,49257 0,46860 0,41824
4. Standar potensial pasangan AgCl/Ag,Cl - telah diukur dengan sangat hati-hati pada
kisaran temperatur dan hasilnya yang diperoleh sesuai dengan ekspresi berikut:

Eo/V = 0,23659 – 4,8564 x 10-4(t/oC) – 3,4205 x 10-6(t/oc)2 + 5,869 x 10-9(t/oC)3

Hitunglah standar energi gibbs dan enthalpi pembentukan Cl - dan entropinya pada
25oC
5. Misalkan hukum Debye-Huckel untuk elektrolit 1,1 dituliskan seperti log γ± =
-0,509I1/2 + kI dimana k adalah suatu konstanta dan I = b/bo. Tunjukkan bahwa suatu
plot y terhadap I, dimana y = E + 0,1183 logI – 0.0602I1/2 memberikan garis lurus
dengan intersep Eo dan slope -0.1183k
Cari juga potensial standar sel AgCl/Ag, Cl - dari Pt(s) H2(g, po) HCl(aq, b)
AgCl(s) Ag(s) pada 25oC dari data berikut:
b/(mmol/kg) 123,8 25.63 9,138 5,619 3,215
E/mV 341,99 418,24 468,60 492,57 520,53
Jikapotensial standar yang diukur adalah 352,4 mV pada b = 100,0 mol/kg. Hitung pH !
Korosi

O2 O2 Fe2+(aq) + 2e- Fe(s) Eo = -0,44V


e- Fe2+
Dalam suasana asam:
Fe
a) 2H+(aq) + 2e- H2(g) Eo = 0
b) 4H+(aq) + O2(g) + 4e- 2H2O Eo = +1,23V

Dalam suasana basa:

2 H2O(l) + O2 + 4e- 4OH- Eo = +0.40

Karena ketiga pasangan redoks mempunyai potensial standar yang leih positif dibandingkan
Eo(Fe2+/Fe), ketiga dapat menyebabkan oksidasi Fe menjadi Fe 2+

E(a) = Eo + RT/F ln [H+] = -(0.059 V)pH

E(b) = Eo + RT/F ln [H+] = 1,23 V - (0.059 V)pH

Anda mungkin juga menyukai