yang dalam tata bahasa lama dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek, dan
keterangan.
Klausa bebas adalah klausa yang berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna.
Syarat untuk menjadi kalimat sempurna yang harus terpenuhi adalah unsur subjek dan
predikat. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut dapat berdiri sendiri sebagai
BAB IV
kalimat sempurna dan merupakan kelengkapan dari suatu kalimat. Perhatikan contoh
TATA KALIMAT
berikut:
(SINTAKSIS)
(1) Abah tulak 'ayah pergi'
4.1 Klausa
(2) Duduk! 'duduk'
4.1.1 Pengertian dan Ciri Klausa
Pada kalimat (1) mempunyai unsur subjek dan predikat. Abah 'ayah' berfungsi
sebagai unsur subjek karena merupakan orang yang melakukan tindakan, sedangkan
tulak 'pergi' berfungsi sebagai unsur predikat karena merupakan tindakan dari pelaku.
Berbeda dengan kalimat (2) Duduk dan (3) Ulun 'saya'. Kalimat-kalimat tersebut hanya
mempunyai satu unsur saja. Kalimat duduk! hanya mempunyai satu unsur predikat, serta
kalimat ulun 'saya' hanya mempunyai satu unsur subjek saja. Kalimat apabila
mempunyai satu unsur inti saja baik berupa subjek atau predikat, kalimat tersebut
Klausa bebas bila ditinjau berdasarkan jenis katanya yang berfungsi sebagai
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata kerja.
Contoh:
predikatnya terdiri atas kata kerja, yaitu manyanga 'menggoreng', guring 'tidur', tulak
'pergi'.
Klausa verbal bila ditinjau dari unsur internalnya dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
(a) Klausa Transitif
Klausa transitif adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu
Klausa intransitif adalah klausa yang mengandung kata kerja intransitif, yaitu
2. Klausa Nonverbal
Klausa nonverbal ialah klausa yang predikatnya terdiri dari kata selain kata
kerja (kata benda, sifat, dan sebagainya). Contoh:
(DNininva guru mangaji kuran. S P
'Neneknya guru mengaji Alqur'an.'
Pada contoh (1) termasuk kalimat yang predikatnya kata benda, yaitu guru
mangaji Alquran 'guru mengaji Alqur'an', contoh (2) termasuk kalimat yang
predikatnya kata sifat, yaitu himung banar 'senang sekali', dan contoh (3) predikatnya
kata bilangan anam ikung 'enam ekor'.
(1) Urang nangpina marista nitu si Aluh. 'Orang yang kelihatan sedih itu si
Aluh.'
(2) Kakanak halus nitu adingnya Ati. 'Anak kecil itu adiknya Ati.'
3. Klausa Adverbial
Contoh:
4.2 Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang
utuh. Pikiran yang utuh itu dapat diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Dalam
bentuk lisan ditandai dengan alunan titi nada, keras lembutnya suara, dan sela jeda, serta
diakhiri nada selesai. Dalam bentuk tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
Di samping berunsur subjek dan predikat, kalimat dapat dibangun dari unsur
yang lebih kompleks. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Abah manzirimi duit pas awal bulan. 'Ayah mengirimi uang ketika
S P O Pel K S P O Pel
awal bulan.'
Berdasarkan contoh di atas, sebuah kalimat dapat tersusun dari unsur yang
berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Berikut ini penjelasan dari
masing-masing unsur tersebut.
4.2.2.1 Subjek
Subjek adalah unsur kalimat yang ada dalam sebuah kalimat. Subjek memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
4.2.2.2 Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang memerikan atau menerangkan subjek.
Keterangan itu berhubungan dengan apa, berapa, mengapa, atau bagaimana subjek.
Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Berupa jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa atau berapa.
2. Dapat disertai kata pengikar tidak atau bukan.
3. Dapat disertai adverbia seperti ingin, mau, akan.
4. Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan.
5. Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kelompok kata sifat, atau kelompok kata
benda, kata atau kelompok kata bilangan.
4.2.2.3 Objek
Objek adalah unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau yang menderita akibat
4.2.2.4 Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang menerangkan predikat, tetapi tidak
dikenai perbuatan subjek. Pelangkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
4.2.2.5 Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
mengenai hal yang dinyatakan di dalam kalimat, keterangan kalimat bahasa Indonesia
tidak wajib hadir. Selain itu letaknya pun bebas. Keterangan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
4.4.1 Pola SP
transitif yang menghendaki dua pendamping, yakni subjek dan predikat. Dengan kata
lain pola SPO ini menuntut kehadiran objek seperti contoh berikut. Contoh:
( 1 ) Sidin lasi mambaca koran. S P O
(2) Uma manjarang banyu.
S P O 'Ibu merebus
air.'
Kalimat dasar berpola SPPel juga menghendaki dua pendamping yang berupa
subjek dan predikat, tetapi tidak memerlukan objek. Dalam pola SPPel yang diperlukan
(2) Sidin manjadi katua RT. S P Pel 'Beliau menjadi ketua RT.'
Predikat dalam kalimat dasar berpola SPOPel menuntut kehadiran objek dan
Contoh:
( 1 ) Sidin mambawa bawaan gasan cucunya.
S P O K
'Beliau membawa oleh-oleh untuk cucunya.'
(2) Uma maandak epok di bawah tilam.
S P O K
'Ibu meletakkan dompet di bawah kasur.'
(1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk (Djajasudarma dalam Putrayasa, 2007:26).
Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa
terikat (Cook, 1971:38; Elson and Pickett, 1969:123). Alwi, et al, (2003:338)
mengemukakan bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal
ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat,
hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Dalam kalimat tunggal terdapat semua
unsur wajib yang diperlukan. Dalam kalimat tunggal tidak mustahil terdapat unsur
manasuka, seperti keterangan tempat, waktu, dan alat. Hal senada juga dikemukakan
Keraf (1991:194) kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti
dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur
Dengan demikian, kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari
satu klausa atau dua unsur inti subjek dan predikat dan dapat diperluas dengan satu atau
lebih unsur tambahan tetapi tidak membentuk pola baru.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih
yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola
yang baru di samping pola yang sudah ada (Keraf, 1991:199). Chaer (2003:243)
mengatakan kalau klausa di dalam sebuah kalimat terdapat lebih dari satu, kalimat itu
disebut kalimat majemuk. Atmojo, et al, (1991:119) juga mengemukakan bahwa kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas
kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Purba, et al.
(2002:149) mengatakan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari lebih dari satu
selalu berwujud dua klausa atau lebih dan akan terjadi hubungan antarklausa yang ada
2. Mempunyai unsur inti yang ganda, baik subjek, predikat, maupun objek.
Contoh:
(3) Ading sudah rajin balajar, tapi nilai ulangannya masih haja randah.
'Ading sudah rajin belajar, tapi nilai ulangannya masih saja rendah.'
Contoh:
Contoh:
sama. Hubungan klausa yang satu dengan klausa lainnya disebut hubungan subordinatif.
Ketidaksetaraan kedudukan klausa dalam kalimat ini akan menimbulkan adanya klausa
utama dan klausa sematan. Klausa utama adalah klausa yang menjadi induk kalimat,
anak kalimat keterangan waktu, anak kalimat keterangan tempat, keterangan sebab,
dan keterangan akibat.
Contoh:
Abahnya rancak bamamai lantaran anaknya kada mau balajar. 'Ayahnya
sering mengomel sebab anaknya tidak mau belajar.'
Inya sudah bapadah lawan unda kalau inya kada masuk sakolah. 'Dia sudah
mengatakan kepada saya bahwa dia tidak masuk sekolah.'
maupun kalimat kompleks, sesuai dengan besarnya atau luasnya isi berita yang ingin
disampaikan.
Selanjutaya, Ramlan (1996:32) juga menambahkan bahwa berdasarkan
fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat berita berfungsi untuk memberitahukan
sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti
tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian. Contoh:
(1) Isuk sidin tulak ka Tanjung.
'Besok beliau pergi ke Tanjung.'
kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola
Contoh:
(permohonan) kepada lawan bicara agar lawan bicara melaksanakan atau mengeijakan
apa yang diinginkan oleh pembicara. Kalimat perintah disebut juga kalimat imperatif
kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung intonasi imperatif dan pada
umumnya mengandung makna perintah atau larangan; dalam ragam tulis ditandai oleh
(.) atau (!). Kemudian, Cook (1971:38) mengatakan bahwa kalimat perintah adalah
kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa tindakan. Contoh
'Tutup pintu!'
objek. Contoh:
(1) Inya manari-nari sorangan. 'Dia
menari-nari sendirian.'
Jadi dalam kalimat pasif, subjeknya melakukan tindakan secara pasif. Contoh:
(1) Wadai ini habis dimakan kaka. 'Kue ini
habis dimakan kakak.'
mengisi predikat kalimat sehingga kalimat dapat dibedakan menjadi (1) kalimat verbal
Kalimat ekusional adalah kalimat yang memiliki predikat bukan kata kerja
(verba). Predikat dalam kalimat ekusional dapat berupa kata benda (nomina), kata sifat
(1) Uma haratan manj arang pucuk daun gumbili di dapur. 'Ibu
Kalimat tak lengkap merupakan kalimat yang tidak ada unsur subjek dan
predikat. Hal ini terjadi dalam wacana karena unsur yang tidak muncul tersebut sudah
(2) Guring
'Tidur'
(3) makan!
'makan!'
predikat. Contoh:
(1) Bubuhannya mamutik langsat.
'Mereka memetik duku.'
subjek. Contoh:
(1) Takurihing sidin mandangar habar nitu.
'Tersenyum beliau mendengar kabar yang itu.'
LATIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf B apabila pernyataan benar dan S apabila
pernyataan salah!
1. (B - S) Kucingnya tiga ikung.
'Kucingnya tiga ekor.'
Kalimat di atas termasuk kalimat dasar berpola SPK.
2. (B - S) Ading mananam kambang mawar.
'Adik menanam bunga mawar.'
Kalimat di atas termasuk kalimat dasar berpola SPO.
3. (B - S) Kalimat dasar berpola SPPel menghendaki dua
pendamping, yakni subjek dan predikat serta memerlukan objek.
4. (B - S) Salah satu ciri kalimat tunggal, yakni mempunyai induk
kalimat dan anak kalimat.
5. (B - S) Inya makan dan minum di rumah unda.
'Dia makan dan minum di rumah saya.' Kalimat di atas termasuk
kalimat majemuk setara.
B. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Bubuhannya
manggalari sidin Utuh Ganal.
'Mereka menggelari beliau Utuh Ganal.' Kalimat di atas berpola...
BAB IV...............................................................................75
TATA KALIMAT (SINTAKSIS)...............................................75
4.1 Klausa.........................................................................75
4.1.1Pengertian dan Ciri Klausa........................................75
4.1.2Klasifikasi Klausa.......................................................75
4.1.2.1 Klausa Bebas.........................................................75
4.1.2.2 Klausa Terikat....................................................78
4.2 Kalimat........................................................................79
malam.'
a. Ading sudah rajin balajar, tapi nilai ulangannya masih haja randah. 'Adik sudah
b. Ikam umpat aku atawa umpat inya bulikl 'Kamu ikut saya atau ikut dia pulang?
c. Inya sudah bapadah lawan unda kalau inya kada masuk sakolah. 'Dia sudah
c. W adai ini habis dimakan kaka. 'Kue ini habis dimakan kakak.'