Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein

merupakan komponen penting sel hewan, tumbuhan maupun manusia (Anna P 1994). Protein

adalah biopolimer asam amino yang saling berhubungan. (Hart 2003).

Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O, dan senyawa nitrogen. Protein bisa

dipakai sumber energi apabila tubuh mengalami kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi

rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen

7%, oksigen 23%, nitrogen 16% , belerang 0-3% dan fosfor 0-3%. Protein memiliki molekul besar

dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Hidrolisis protein oleh asam atau

enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat

dalam molekul protein. Asam amino ini saling terikat satu sama lain dengan ikatan peptida.

Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH, dan pelarut organik (Anna P 1994).

Protein dapat dianalisis dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.

Kualitatif terdiri atas reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprosida,

dan reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari: metode Kjeldahl, metode kromatografi (cara

fraksionasi), metode titrasi formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret),

metode spektrofotometri UV, dan metode Bradford (Anna P 1994).

Spektrofotometri dapat menentukan kadar protein dalam sampel. Protein yang diuji pada

percobaan ini berhubungan dengan analisis secara kuantitatif. Metode pewarnaan yang bisa

digunakan adalah metode Bradford dan Biuret/Lowry. Dibandingkan dengan metode Bradford,

metode Lowry tidak lebih baik dari Metode Bradford. Penggunaan sinar UV maupun dengan sinar

tampak setelah penambahan pereaksi warna yang intensitas warna dibentuknya sebanding dengan

protein. Metode itu sangat praktis dan sensitif adalah metode bradford dibandingkan dengan

metode Biuret/Lowry. Namun, metode Lowry banyak digunakan karena sifatnya yang dapat

diterima untuk memperkirakan protein dalam hampir segala situasi dalam campuran atau crude

protein ekstrak yang terlibat. Tetapi, jika sampel yang kita gunakan mengandung protein kurang

dari 0,01 mg/ml maka metode yang paling tepat digunakan adalah metode Bradford karena

kesensitivitasan metode ini sangat baik dibandingkan metode Lowry. Oleh


sebab itu, metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode Bradford
(Anonim 1990)
Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan menentukan kadar protein dalam suatu sampel
dengan metode spektrofotometri menggunakan kurva standar.
Alat dan Bahan
Alat. Peralatan yang digunakan diantaranya: spektronik 20,
Spektrofotometer Ultra Violet/Nampak, pipet volumetrik,bulb, tabung reaksi
beserta raknya, gelas piala, labu takar, dan kuvet.
Bahan. Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan standarBovine
Serum Albumin (BSA) 0,1 mg/ml, Reagen Bradford, dan larutan NaCl.
Prosedur Percobaan

Pada percobaan pembuatan kurva standar, disiapkan 12 tabung reaksi yang bersih dan

kering, dibuat larutan dengan perbandingan standar BSA (mikroliter) dan NaCl (mikroliter)

sebesar 0:100, 10:90, 20:80, 30:70, 50:50, dan 100:0. Setelah itu, ditambahkan 5 ml Reagen

Bradford ke dalam masing-masing tabung,tabung ditutup dengan parafilm dan kocok isi tabung

dengan cara membalikkan tabung perlahan-lahan beberapa kali, biarkan paling cepat lima menit

dan paling lama satu jam, lalu tabung 1 diisi dengan blanko, absorbans dibaca pada 595 nm untuk

setiap tabung lainnya. Setelah itu, dibuat kurva standar antara absorban 595 nm rata-rata terhadap

konsentrasi protein.

Penentuan konsentrasi protein sampel dilakukan dengan dimasukkan 100 mikroliter

larutan sampel ke dalam 2 tabung reaksi yang bersih dan kering, ditambahkan 5 ml Reagen

Bradford, langkah selanjutnya sama dengan pengerjaan pembuatan kurva standar, absorban dibaca

pada 595 nm.

Hasil Percobaan
Tabel 1 Data Kurva Standard BSA
Larutan
Absorbansi (A)
Konsentrasi (mg/ml)
Blanko
0
0
2
0.254
0.1
3
0.319
0.2
4
0.336
0.3
5
0.618
0.5
6
0.838
1
Contoh perhitungan:
Larutan 2 : BSA = 0.01 ml
NaCl = 0.09 ml

Vtot = VBSA + VNaCl

= 0.01 ml + 0.09 ml

= 0.1 ml
mBSA = VBSA x 1 mg/ml

= 0.01 ml x 1 mg/ml

= 0.01 mg

[mg/ml] = m BSAVtot
= 0.01 mg0.1 ml
= 0.01 mg/ml
Tabel 2 Penentuan Konsentrasi Protein
Sampel
Absorbansi (A)
Konsentrasi (mg/ml)
1
0.447
0.382
2
0.445
0.379

Contoh perhitungan:

Konsentrasi sampel 1

y = 0.1888 + 0.6766x

A = 0.1888 + 0.6766x

0.447 = 0.1888 + 0.6766x

x = 0.382 mg/ml

Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai