Peneliti-peneliti dari Jepang berhasil menemukan bahwa gula dapat dipergunakan s
ebagai katalisator dalam proses produksi biodiesel. Hasil penelitian tersebut di publikasikan dalam majalah ilmiah terkemuka Nature edisi 438 tanggal 10 November 2005. Dalam penelitian tersebut terlebih dahulu dilakukan pirolisa gula pada su hu di atas 300 derajat Celsius untuk membentuk struktur karbonasi yang tidak sem purna, kemudian ditambahkan gugus sulfonat, dan akhirnya terbentuk struktur lemb ar karbon polisiklis aromatik berisikan gugus sulfonat. Senyawa inilah yang dija dikan katalis dalam produksi biodiesel. Dengan penemuan ini produksi biodiesel m elalui proses transesterifikasi menjadi relatif lebih hemat biaya produksi. Proses Transesterifikasi dan Produksi Biodiesel Produksi biodiesel dari tumbuhan yang umum dilaksanakan yaitu melalui proses yan g disebut dengan transesterifikasi. Transesterifikasi yaitu proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi pada senyawa ester dengan alkohol. Untuk mempercepat reaksi ini diperlukan bantuan katalisator berupa asam atau basa. Asam mengkatal isis reaksi dengan mendonorkan proton yang dimilikinya kepada grup alkoksi sehin gga lebih reaktif. Pada tanaman penghasil minyak, cukup banyak terkandung asam lemak. Secara kimiaw i, asam lemak ini merupakan senyawa gliserida. Pada proses transesterifikasi sen yawa gliserida ini dipecah menjadi monomer senyawa ester dan gliserol, dengan pe nambahan alkohol dalam jumlah yang banyak dan bantuan katalisator. Senyawa ester , pada tingkat (grade) tertentu inilah yang menjadi biodiesel. Dalam proses tran sesterifikasi untuk produksi biodiesel dari tumbuhan, biasanya digunakan asam su lfat (H2SO4) sebagai katalisator reaksi kimianya. Selain proses transesterifikasi, dalam produksi biodiesel juga melalui tahapan : pengempaan jaringan tanaman (misalnya biji) menghasilkan minyak mentah ; pemisa han (separator) fase ester dan gliserin ; serta pemurnian / pencucian senyawa es ter untuk menghasilkan grade bahan bakar (biodiesel). Gula, sebagai Katalisator Produksi Biodiesel, manfaat bagi Indonesia Meskipun berbagai jenis bahan kimia dianggap cukup berhasil dipergunakan sebagai katalisator dalam proses transesterifikasi untuk produksi biodiesel, akan tetap i bahan-bahan seperti ini dianggap cukup mahal untuk dipergunakan dalam suatu pr oses produksi berskala besar. Di samping itu, limbah bahan-bahan kimia ini tentu nya akan menjadi masalah lingkungan tersendiri. Penggunaan gula yang telah diubah bentuknya cukup prospektif untuk dipergunakan sebagai katalisator proses transesterifikasi ini. Gula sebagaimana kita ketahui, merupakan senyawa organik yang limbahnya dapat didaur ulang. Selain itu, gula d ianggap relatif lebih murah untuk dipergunakan untuk sebuah proses produksi bers kala besar, dibandingkan bahan kimia asam sulfat atau asam dan basa lainnya. Berita hasil penelitian ini tentunya cukup bermanfaat bagi Indonesia. Indonesia melalui koordinasi Menko Kesejahteraan Rakyat, saat ini sedang giat-giatnya meng kampanyekan pengembangan energi terbarukan â biodieselâ , terutama dari tanaman jarak pag r (Jatropha curcas). Salah satu BUMN yang cukup mendukung pengembangan biodiesel ini adalah PT. RNI (Rajawali Nusantara Indonesia). Sebagai badan usaha yang mem punyai bidang usaha utama (core business) pada manajemen pabrik gula nasional, h asil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan efisiensi produks i biodiesel, yaitu dengan menggunakan gula sebagai katalisator produksinya.
Dokumen Serupa dengan Gula Sebagai Katalis Proses Produksi Biodisel