Anda di halaman 1dari 8

PENANGANAN ANAK NAKAL

Permasalahan dengan kenakalan anak didik di dalam proses


belajar mengajar berlangsung, atau di lingkungan sekolah sehari-hari,
sering terjadi. Terutama di SD , ada beberapa anak yang dikategorikan
anak yang nakal.

Anak nakal disini bukan nakal yang berlebihan tetapi terkadang


perilaku siswa ini bisa merugikan orang-orang yang ada disekitarnya
dan mengganggu proses belajar mengajar, serta mempengaruhi prestasi
belajarnya.

Siswa ini di cap anak bandel oleh teman-temannya, karena


sering usil mengganggu teman, keras kepala, sewaktu guru
menerangkan pelajaran dia sering tidak memperhatikan, dan suka
berbohong, dan kadang suka berbisik-bisik dengan teman
disebelahnya.

Dalam hal faktor yang memperngaruhi moral dan karakter anak


terbentuk dari berbagai macam pola. Diantaranya adalah lingkungan
disekitarnya. Berikut beberapa hal yang memperngaruhi pola, karakter
dan perilaku moral anak dari tiga lingkungan utama yaitu; lingkungan
rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebanya.

1. Lingkungan rumah

Perkembangan moral anak akan sangat dipengaruhi oleh


bagaimana lingkungan keluarganya. Karenanya, keharmonisan
keluarga menjadi sesuatu hal mutlak untuk diwujudkan, misalnya
suasana ramah. Ketika keikhlasan, kejujuran dan kerjasama kerap
diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup
mereka setiap hari, maka hampir bisa dipastikan hal yang sama
juga akan dilakukan anak bersangkutan.

1
Sebaliknya, anak akan sangat sulit menumbuhkan dan
membiasakan berbuat dan bertingkah laku laku baik manakala di
dalam lingkungan keluarga (sebagai ruang sosialasi terdekat, baik
fisik maupun psikis) selalu diliputi dengan pertikaian,
pertengkaran, ketidakjujuran, kekerasan, baik dalam hubungan
sesama anggota keluarga ataupun dengan lingkungan sekitar
rumah.

masih ada penyebab lain yang juga akan sangat berpengaruh


mengapa anak memutuskan tindakannya itu, yakni peranan
lingkungan rumah, khususnya peranan keluarga terhadap
perkembangan nilai-nilai moral anak, dapat disingkat sebagai
berikut:

1. Tingkah laku orang di dalam (orangtua, saudara-saudara atau


orang lain yang tinggal serumah) berlaku sebagai suatu model
kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan yang dapat
diamatinya.
2. Melalui pelarangan-pelarangan terhadap perbuatan-perbuatan
tidak baik, anjuran-anjuran untuk dilakukan terus terhadap
perbuatan-perbuatan yang baik misalnya melalui pujian dan
hukuman.
3. Melalui hukuman-hukuman yang diberikan dengan tepat
terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik atau kurang
wajar diperlihatkan, si anak menyadari akan kerugian-kerugian
atau penderitaan-penderitaan akibat perbuatan-perbuatannya.

Sebenarnya siswa yang nakal belum tentu dalam menerima


pelajaran jauh dibawah teman-temannya. Image Salah satu cara yang
baik untuk mengenali kecerdasan yang paling berkembang dari anak-
anak adalah dengan mengamati "kenakalan" mereka di kelas.
Kenakalan anak adalah semacam "seruan pemberontakan" terhadap

2
gaya belajar tertentu yang dipaksakan. Karena anak-anak itu
menganggap gaya belajar yang diterapkan kepadanya tidak sesuai
dengan gaya belajar alamiah mereka, mereka berteriak minta tolong.
Dan cara anak-anak mengekspresikan permintaan tolong itu adalah
dengan melakukan hal-hal yang dianggap orang dewasa sebagai
kenakalan.

Kalau diamati, ternyata kenakalan anak-anak itu berbeda-beda


ekspresinya. Anak yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya sering
membuat celetukan dan canda kata-kata. Anak yang memiliki
kecerdasan spasial akan mencoret-coret. Anak yang memiliki
kecerdasan interpersonal akan mengobrol dengan teman-temannya.
Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan kinestetis-jasmani tidak
bisa duduk diam dan terus bermain kejar-kejaran bersama temannya.

Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran


anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada
keinginan – keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti
kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan
terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja
bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan.
Permasalahan yang di sebabkan oleh kenakalan anak, justru sering
menyangkut pihak – pihak lain.

Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Siswa Sekolah Dasar adalah:

1. Kenakalan anak menurut sebahagian para ahli merupakan


kegagalan memperoleh respon yang dapat diterima oleh masyarakat
atau kegagalan memperoleh pembenaran moral dan etis yang
sesuai dengan budaya masyarakat. Dan sebab-sebab kegagalan
tersebut bersumber dari problem perkembangan.
2. Psikologi anak yang menghadapi proses super – ego anak kearah
sosialisasi yang tepat dan memadai mungkin juga disebabkan tidak

3
mampu menyesuaikan diri dengan standar prilaku yang umum di
masyarakat sekitarnya.
3. Pengaruh lingkungan yang kurang baik
4. Perhatian orang tua yang kurang terhadap anak
5. Pergaulan yang kurang terkontrol sehingga membawa pengaruh
negatif.
6. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian dari guru dan teman-
teman di sekolahnya dan lain-lain.

Jadi kenakalan anak diukur dengan standar nilai dan norma-


norma sosial. Mungkin satu bentuk prilaku siswa dilingkungan
masyarakat tidak sesuai dengan tolak ukur dari kebudayaan atau
tradisi yang berlaku, maka bentuk-bentuk prilaku tersebut di pandang
sebagai kenakalan.

Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak juga menjadi


lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentang
kemungkinan-kemungkinan dan kerja sama. Pemahaman sosial ini
diyakini Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling
memberi dan menerima.

Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki


kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan
merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya
disepakati. Relasi antara orang tua dan anak, orang tua memiliki
kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya kurang mengembangkan
pemikiran moral, karena aturan selalu diteruskan dengan cara otoriter
sehingga ini memicu anak menjadi nakal.

Interaksi social memegang peran penting dalam perkembangan


moral anak karena dapat memberikan dasar-dasar dari tingkah laku
yang diterima masyarakat,memeberikan motivasi melalui apa yang

4
diterima dan tidak diterima dalam kelompok. Interaksi pertama yang
dialami anak adalah kehidupan keluarganya.

Apa yang dianggap oleh guru sebagai pelanggaran serius atau


kelakuan yang tidak layak sering berbeda dengan pendapat para ahli
psikologi. Misalnya ciri-ciri non agresif kurang gaul, rasa cemas, suka
menyendiri,muram, dan lain sebagainya hal itu dipandang serius bagi
perkembangan pribadi anak oleh para ahli. Sebaliknya pelanggaran
yang dipandang serius oleh guru seperti menulis kata – kata jorok,
membolos, menyontek, menentang, merusak, tidak di anggap penting
oleh para ahli psikologi.

Guru terutama mementingkan ketertiban kelas dan sekolah


untuk mencapai potensi akademis yang sebaik-baiknya. Sebaliknya
mengutamakan perkembangan pribadi anak agar menjadi individu
yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dengan
penuh kepercayaan akan dirinya.

Guru yang juga memperhatikan aspek kepribadian anak


hendaknya menerima pendirian para ahli edan menjadikan sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan akademis. Ia akan lebih banyak
membri tanggung jawab kepada anak-anak untuk memelihara disiplin
dan bekerja tanpa mengganggu orang lain. Ia juga akan
memperhatikan anak yang pendiam, penakut, mencoba memahami dan
membantu mereka, dengan demikian guru itu bukan hanya sebagai
pengajar tetapi juga sebagai pendidik.

Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa serta Peran Guru Dalam


Mangatasinya

Dalam membahas anak berprilaku nakal. Akan di batasi pada tiga jenis
prilaku bermasalah yaitu:

1. Keras kepala atau bandel

5
Anak yang keras kepala ialah anak yang suka membantah terhadap
orang lain, tetapi tidak ada alasan yang diajukan, anak yang keras
kepala selain dilingkungan keluarga dapat juga dilingkungan
sekolah. Anak yang keras kepala biasanya bertujuan untuk
menyembunyikan kelemahan bathin yang ada pada dirinya.

Anak keras kepala sering timbul dikalangan anak-anak setelah


mereka mencapai umur tujuh tahun. Anak-anak memperlihatkan
sikap bandel itu dalam wujud suka membantah, suka menentang
dan sebagainya. Namun orang tua pada umumnya langsung
memarahinya bahkan langsung memukulnya, sehingga anak
menjadi nakal dan keras kepala kepada kedua orang tuanya.[8]

2. Berbohong

Berbohong adalah salah satu cacat atau kesalahan yang sering


terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, bohong selain
merupakan sifat yang tidak terpuji, juga dapat menimbulkan
masalah bagi guru.

Jenis – Jenis bohong yaitu :

 Bohong karena darurat


 Bohong sosial atau bohong altvuistik
 Bohong untuk kepentingan diri sendiri
 Bohong kompensasi

3. Pendusta

Pada umumnya seorang anak berdusta karena kedua orang tuanya


atau orang lain karena ia ingin melakukan sesuatu keinginan
hatinya. Atau ia berdusta karena ada rasa takut yang menyelimuti
perasaan untuk berusaha jujur tapi takut untuk dimarahi.[9]

6
Sebab – sebab anak sering berdusta yaitu merasa takut, Ingin
menarik perhatian orang lain, Ingin memperoleh keuntungan.

Solusi dalam mengatasi anak yang nakal antara lain adalah :

1. Guru harus bisa melihat dan mengamati character anak dan sifat
anak itu sendiri, dengan melakukan pendekatan secara bijak dan
dan menerima keadaan si anak dengan apa adanya.
2. Memberikan perhatian dan kesempatan kepada anak didik untuk
dapat menampilkan dirinya di dalam kelas karena Anak yang nakal
bukanlah anak bodoh banyak juga anak yang nakal ini mempunyai
batas kemampuan di atas normal malah mengalah kan anak yang
rajin berkompetisi di dalam proses belajar mengajar.
3. Melakukan pendekatan yang akrab dengan semua murid dengan
tidak membeda-bedakan antara satu dengan lainnya.
4. Memberikan motivasi belajar kepada anak didik sehingga memiliki
kemamuan yang kuat dalam belajar, sehingga perhatian anak didik
tetap fokus kepada pelajaran.
5. Guru harus memiliki empaty kepada anak, dengan cara begini kita
bisa mengatasi anak yang nakal.
6. Melibatkan seluruh lingkungan dari si anak didik, terutama
lingkungan rumah dan sekolah.
7. Melibatkan peran serta orang tua yang juga melakukan pendekatan
secara empaty, menasehati dan mengarahkan si anak dengan
motivasi.

Sumber :

1. http://meetabied.wordpress.com/2010/11/02/mengatasi-
kenakalan-siswa-sekolah-dasar/
2. http://mediacendekiaindonesia.blogspot.com/2010/11/perkemb
angan-moral-usia-sd.html

7
3. http://kafeilmu.co.cc/2011/11/beberapa-linkungan-pembentuk-
moral-anak

Anda mungkin juga menyukai