Anda di halaman 1dari 4

Teori Pembangunan Ekonomi

Pada garis besarnya teori-teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan
besar yaitu aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian. Aliran-aliran ini
mencoba menemukan sebab-sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan proses pertumbuhannya.

A. Aliran Klasik
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu dimasa revolusi
industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada
waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan
oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula
kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi
sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan. Kemajuan teknologi mula-mula
disebabkan oleh adanya akumulasi kapital atau dengan kata lain kemajuan teknologi tergantung
pada pertumbuhan kapital. Kecepatan pertumbuhan kapital tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat keuntungan, sedangkan tingkat keuntungan ini akan menurun setelah berlakunya hukum
tambahan hasil yang semakin berkurang (low of diminishing returns) karena sumber daya alam itu
terbatas.

B. Aliran Adam Smith


Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi
atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian harus ada akumulasi
kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitikberatkan
pada Luas Pasar.
Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan
internasional menarik perhatiannya karena hubungan perdagangan internasional itu menambah
luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Sekali pertumbuhan itu
mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital,
pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja.

C. Aliran David Ricardo


Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat yaitu:
a. Golongan Kapital, adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang
penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya
dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.
b. Golongan Buruh, tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesar
dalam masyarakat.
c. Golongan Tuan Tanah. hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang
di sewakan. David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan
akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau
semakin langka adanya.

D. Aliran Thomas Robert Maltus


Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus merupakan unsur
yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tanpa
dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu
tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi
akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus
berproduksi.
Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya
kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus, sedangkan menurut J.B.Say
berkembang dengan hukum pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its own demand yang
artinya asal jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula
karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.

E. Aliran Karl Marx (Pertumbuhan dan kehancuran)


Karl Marx Mengemukakan teorinya berdasarkan atas sejarah perkembangan masyarakat dimana
perkembangan itu melalui lima tahap.
1. Masyarakat Primitif Masyarakat komunal primitive (Primitive Conmund).
Dalam tahap ini masyarakat menggunakan alat-alat untuk bekerja yang sifatnya masih sangat
sederhana. Alat-alat ini bukan milik perseorangan tetapi milik komunal (milik bersama).
2. Masyarakat Perbudakan.
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat-alat produksi dengan orang-orang yang
hanya bekerja untuk mereka merupakan dasar terbentuknya masyarakat perbudakan.
3. Masyarakat Feodal.
Masyarakat feodal ini merupakan masyarakat baru yaitu dimana kaum bangsawan memiliki alat-
alat produksi yang paling utama yaitu Tanah, para petani kebanyakan terdiri dari bekas budak yang
dibebaskan.
4. Masyarakat Kapitalis.
Kelas kapitalis memperkerjakan kelas buruh yang mau tidak mau menjual tenaganya karena tidak
memiliki alat produksi seperti telah disinggung bahwa kelas kapitalis dan kelas buruh merupakan
dua kelas dalam masyarakat yang kepentingannya saling bertentangan.
Runtuhnya Sistim Kapitalis
Perkembangan Karl Marx, dapat dilihat pentingnya perubahan teknologi dan hubungan produksi
dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan
tetapi sebaliknya justru keadaanlah yang menentukan kesadaran manusia. Karl Marx
mengemukakan atau mendasarkan pendapatnya atas adanya hukum gerak yaitu :
a. Kosentrasi
b. Akumulasi
c. Kesengsaraan
d. Krisis
e. Masyarakat Sosial

F. Aliran Neo Klasik


Aliran Neo-Klasik mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada
saat ini dan saat yang akan datang. Pendapat Neo-Klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat
diikut sertakan sebagai berikut:
a. Adanya akumulasi kapital dalam perkembangan ekonomi.
b. Perkembangan itu merupakan proses yang gradual.
c. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif.
d. Aliran Neo-Klasik merasa optimis terhadap perkembangan.
e. Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut.
Perkembangan ekonomi suatu Negara pada umumnya mempunyai lima aspek tingkat
perkembangan ekonomi yaitu ;
1. Mula-mula negara itu meminjam modal
2. Kemudian negara peminjam tersebut dapat menghasilkan dengan kapital pinjaman tadi,
membayar dividend dan bunga atas pinjaman tersebut.
3. Setelah pengasilan nasional negara itu meningkat maka sebagian dari penghasilan itu digunakan
untuk melunasi utang dan sebagian lagi dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkannya.
4. Negara tersebut sudah dapat menerima dividend dan bunga yang lebih besar dari pada yang
dibayar, jadi ada surplus.
5. Akhirnya negara tersebut hanya menerima dividend dan bunga saja dari negara lain.
G. Teori Schumpeter
1. Jalannya Perkembangan Ekonomi
Menurut Joseph Schumpeter perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis
ataupun gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus, yaitu merupakan
gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Perubahan dalam selera konsumen
memang ada tetapi perubahan itu bersifat gradual atau sedikit demi sedikit. Kombinasi-kombinasi
baru ini dilaksanakan oleh wiraswasta (Enterpreneur), mereka ini adalah inovator yang
melaksanakan kombinasi-kombinasi baru faktor produksi, yang diartikan dengan inovasi dapat
berbentuk lima hal:
1. Mengemukakan atau mengenalkan barang-barang baru atau barang-barang berkualitas baru yang
belum dikenal oleh konsumen.
2. Mengenalkan suatu metode produksi yang baru.
3. Pembukaan pasar baru bagi perusahaan.
4. Penemuan sumber-sumber ekonomi baru.
5. Menjalankan organisasi baru dalam industri.
2. Runtuhnya Sistem Kapital
Joseph Schumpeter Berpendapat bahwa dasar-dasar ekonomi dan sosial sistim kapitalis itu akan
runtuh. Ia mendasarkan pendapatnya itu atas tiga hal:
a. Usahanya fungsi wiraswata.
b. Runtuhnya rangka kehidupan masyarakat kapitalis.
c. Runtuhnya golongan-golongan politikus.

H. Analisis Post-Keynesian
Analisis Keynesian menggunakan anggapan berdasarkan atas keadaan waktu sekarang seperti
mengenai tingkat teknik tenaga kerja selera, dengan tidak memperhatikan keadaan jangka panjang.
Dalam analisis ini persoalan yang penting adalah:
1. Syarat-syarat apakah yang diperlukan untuk mempertahankan pendapatan yang mantap (Steady
Growth) pada tingkat kesempatan kerja penuh (Full Employment income) tanpa mengalami deflasi
ataupun inflasi
2. Apakah pendapat itu benar-benar bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadinya inflasi terus menerus.

II. Teori Perkembangan Ekonomi


Karena persoalan-persoalan depresi ekonomi 1930-an telah teratasi, maka muncul fenomena
ekonomi yang lain di Amerika Serikat. Ada pertanda bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
menurun, tabungan lebih besar dari investasi, muncullah hipotesis ekonomi dalam keadaan stagnasi.
urangan produksi.
1. Robert M. Solow
Solow yang bertolak dari pemikiran ekonomi Neoklasik menyusun pula teori pertumbuhan ekonomi
dengan menggunakan teori produksi yang mengatasi kelemahan-kelemanah model Harrod-Domar.
Di sini pun terdapat tiga variabel utama, tetapi unsur ketidakstabilan itu telah dihilangkan. Fungsi
produksi dinyatakan dalam modal perkapita; pertambahan modal per kapita sama dengan jumlah
tabungan per kapita dikurangi dengan jumlah pertumbuhan investasi per kapita.
Output terbagi dua, yakni untuk konsumsi dan untuk investasi. Dalam model ini ada tiga fungsi
utama, yakni fungsi produksi, fungsi tabungan, dan fungsi investasi. Dengan demikian, tingkat
keseimbangan antara ketiga fungsi itu stabil yang sedang berkembang, kemungkinan terjadi
perangkap-pertumbuhan, karena tingkat akumulasi modal yang kecil, bahkan tingkat
pertumbuhannya dapat lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.

2. Teori Pertumbuhan Baru


Robert Lucas dari Universitas Chicago mengemukakan fenomena internasional yang tidak sesuai
dengan teori pertumbuhan neoklasik, misalnya adanya perbedaan antara negara dan juga migrasi
penduduk antar negara. Jika memang teknologi di seluruh dunia tidak berbeda, skil manusia yang
terwujud dalam human capital seharusnya tidak berpindah dari negara sedang berkembang , dimana
human capital telah tersedia dalam jumlah banyak, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Para
ekonom pertumbuhan yang baru, di sisi yang lain menekankan pentingnya perekonomian eksternal
sebagai sumber akumulasi kapital.

3. Friedrich List
Pelopor Historismus: Eksponen Nasionalisme Ekonomi Bahwa Tahap Perkembangan Ekonomi
yaitu dengan ‘cara produksi’ :
1. Tahap Primitip
2. Tahap Beternak
3. Tahap Pertanian
4. Industri Pengolahan (Manufacturing)
5. Pertanian, Industri Pengolahan & Perdagangan

4. Karl Bucher
Sintesa Pendapat List dan Bruno Perkembangan Ekonomi Ada 3 tahap :
1. Produksi untuk kebutuhan Sendiri (subsistence)
2. Perekonomian Kota dimana pertukaran sudah meluas
3. Perekonomian Nasional dimana peran pedagang menjadi semakin penting

Anda mungkin juga menyukai