Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Judul

“Sistem pemasangan dan pelepas regulator dan dilengkapi monitoring


kebocoran gas”

Latar belakang masalah

Teknologi elektronika saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat,
salah satunya mengenai media elektronika dan komunikasi yang digunakan.
Sehingga untuk mengatasi isu energi yang sekarang ini sedang berkembang di
dunia.

Untuk perkembangan energi dengan menggunakan elpiji yang sudah ini


diharapkan dapat mengurangi isu energi yang semakin berkurang saat ini.
Sehingga elpiji yang dipergunakan saat ini dapat dipergunakan sebaik mungkin.
Sehingga untuk pemanfaatan dari elpiji sendiri perlu adanya pemeliharaa yang
baik untuk menjaga kondisi dari elpiji itu sendiri, karena sekarang ini seringkalai
terjadi ledakan pada tabung elpiji yang sudah beredar banyak di masyarakat.
Sehingga apabila pengguna tidak dapat memelihara dan merawat dengan baik
maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena itu butuh adanya sosialisasi
terhadap pemakaian elpiji itu sendiri.

Sedangkan dalam tugas akhir saya ini, saya mempunyai gagasan untuk
pemasangan suatu sistem yang berbasis otomasi. Sehingga pemasangan regulator
elpiji dilakukan dengan sistem otomasi untuk pemasangannya dan dimonitoring
dengan sensor gas yang menggunkan sensor TGS 2610 untuk mendeteksi
kebocoran gas. Diharapkan pada sistem ini dapat mengurangi adanya ledakan
elpiji dan juga mendeteksi adanya kebocoran gas elpiji juga.

Tujuan proyek akhir


Tujuan utama dari proyek akhir ini adalah merencanakan dan
merealisasikan alat yang akan diperagakan dalam proyek akhir kali ini. Maka
untuk dapat mengolah data base yang terdapat pada microkontroler sehingga data
dapat masuk kedalam alat yang berupa motor dan sensor TGS 2610. Selain itu,
dengan adanya proyek akhir ini diharapkan dapat mengetahui akan pemanfaatan
yang maksimal dalam elpiji dan mengurangi akan keborosan gas elpiji. Sehingga
ini dapat di pergunakan untuk masyarakan banyak. Dengan mengaplikasikan
mikrokontroler sebagai pengolahan data maka penggunaan data base dapat
dipergunakan untuk media pengimpanan. Mengacu pada tujuan utama pada
proyek akhir ini maka terdapat beberapa tujuan khusus yang mendukung. Sesuai
dengan judul “Sistem pemasangan dan pelepas regulator dan dilengkapi
monitoring kebocoran gas” sehingga tujuan khusus dari proyek akhir ini antara
lain adalah :

1. merancang dan memebuat sistem pengendalian pemasangan dan


pelepasan regulator elpiji untuk 3 kg dan juga 12 kg.

2. merancang dan membuat sistem pengendalian otomatis untuk kebocoran


gas yang berkomunikasi dengan sistem pada regulator.

3. ketika terjadi kebocoran maka sistem akan melepas regulator secara


otomatis dari tabung.

Perumusan masalah

Pada proyek akhir ini akan dibuat suatu algoritma alat yang dapat
memasang kan juga melepas regulator secara otomatis atau dapat bekerja sendiri.
Sehingga akan dapat menghindari adanya pemasangan regulator elpiji yang salah
atau kurang tepat pemasanganya. Karena sekarang ini sedang banyak isu
meledakanya tabung elpiji yang mengakibatkan adanya korban meninggal dunia.
Penyebab dari meledaknya elpiji seperti berikut ini :

1. Pemasangan yang kurang tepat

2. Kurangnya Pemeliharaan tabung dan juga regulator


3. Kurangnya Pemeriksaan karet(sell) pada tabung lpg

4. Kurangnya kewaspadaan ketika adanya kebocoran

5. Pemahaman pemakai terhadap tatacara pemasangan juga penggunaan


elpiji

6. Dan lain sebagainya.

Sehingga setelah dilakukan analisa lapangan dan juga analisa di pengisian elpiji
ini didapatkan suatu fakta yang dapat dijadikan suatu ide dan gagasan. Ketika
pengisian elpiji terjadi adanya kebocoran maka sistem yang digunkan untuk
mengisis secaraotomatis akn menutup semua lingkup gas yang keluar dan juga
alat untuk mengisi segera terlepas. Dan ide yang diterapkan adalah ketika sistem
mendeteksi adanya kebocoran secara otomatis sistem akan berubah menjadi mode
awal yaitu regulator dan juga tabung tidak menyatu sehingga tidak ada gas yang
keluar dari tabung lagi. Adapun permasalhan yang akan dibahas adalah sebagia
berikut ini :

1. Bagaimana melakukan pemasangan regulator elpiji secara otomatis.

2. Bagaimana membuat algoritma yang berhubungn dengan sensor


TGS2610 dapat berkomunikasi dengan motor yang dipergunakan
untuk pengontrolan.

Adapun batasan-batasan yang dibuat agar dalam pengerjaan proyek akhir ini
dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut ini :

1. Penggunaan tabung menggukan tabung yang berukuran 3 kg, karena


tabung ini yang sering dipergunakan oleh masyarakat indonesia.

2. Sistem akan terhubung dengan mikrokontroler.

3. Menggunkan sensor TGS2610.

4. Menggunakan motor sebagai pengontrolan.


Tinjauan pustaka

Pada pendahuluan diatas sistem yang terdapat suatu komunikasi antara


motor dengan sensor gas yang menggunkan TGS2610 sehingga dengan
menggunkan ATmega 16 sebagai mikrokontroler yang dipakai dan juga
mempunyai port-port yang mendukung dalam pemakaian sistem dalam peralatan
dalam proyek akhir yang akan dibuat nantinya.

Untuk skema cara kerja dapat dijelaskan sebagai berikut ini :

Sewaktu pemasangan regulator yang biasanya secara konvensional adalah


dengan menggunkan sistem manual alias dengan mnggunakan tangan, sehingga
pada sistem ini di rancnag suatu sistem yang dapat melakukan pemasangan dan
pelepasan regulator elpiji secara otomatis sehingga dapat menghindari ketika
pemasangan regulator itu sendiri. Motor yang dipergunakan berjumlah 3 buah.
Kerja masing-masing mor sebagai berikut ini :

1. Motor 1 : sebagai pengontrol untuk regulator masuk kedalam


lubang tabung elpiji.

2. Motor 2 : sebagai pengontrol penekan regulator (sistem ini


seperti yang ada dipasaran akan tetapi dilakukan modifikasi)

3. Motor 3 : sebagai pemutar katub antara regulator dan juga tabung


elpiji, sehingga gas elpiji dapat didistribusikan.

Sensor TGS 2610 ini dipergunkan sebagai monitoring kebocoran gan juga.
Sehingga ketika terjadi kebocoran langsung memberikan interupsi kepada motor
untuk melakukan mode awal (seperti ketika akan melakukan pemasangan : mode
normal).
SENS
M1 OR

M2 SENSO
R ATMEGA TGS26
16
ALAR
SENS
M3 OR

ROTA

Gambar blok diagram

Kontribusi Proyek Akhir

Dalam pembuatan proyek akhir ini menghasilkan sebuah sistem


pemantauana dan juga pemasangan regulator elpigi secara benar sehingga
kebocoran gas dapat di kurangi. Komunikasi sistem ini berhubungan dengan
sistem ADC yang berupa sensor gas TGS2610. Tujuan kedepannya, diharapkan
dari hasil proyek akhir ini dapat membantu masayarakat dalam pemasangan
regulator elpiji secara benar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.\

Metode Proyek Akhir

a. Studi literatur

Pada tahap studi literatur ini akan dilakukan pencarian data, bahan
atau literatur mengenai hal yang berhubungan dengan monitoring
regunator dan juga sensor TGS2610.

b. Pembuatan Perangkat Keras

Pada tahap pembuatan perangkat keras ini terdiri dari sebuah


regulator, satu mikrokontroler sebagai sistem pengendalai, dan sensor
sebagai pengendaliu dari sistem selama bekerja dan sensor gas
menggunakan TGS2610. Motor pada sistem ini dipergunakan sebagai
pemelepas dan pemasanagn regulator elpiji secara otomatis dan setiap
motor memiliki sensor tersendiri seperti limit,sensor arus dan juga rotari.
Ketika sistem menerima sinyal dari TGS2610 berarti ada kebocoran gas
yang sedang terjadi dan akan memerintah mikrokontroler menjadi mode
melepas regulator.

c. Pembuatan perangkat Lunak

Algoritma pemsangan dan pelepasan secara otomatis ini dibuat


agar sistem dapat melakukan pengendalian secara otomatis pada proses
pengiriman data. Sehingga sistem akan memngalami 2 mode yaitu mode
melepas dan mode pemasangan tetapi ketika adanya sinyal dari sensor gas
TGS2610 ini maka akan manjadi mode pelepasan menggunakan
pembalikan putaran motor.
BAB II

DASAR TEORI

Mikrokontroler AVR ATmega32

AVR merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel,


berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua
instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register
general-purpose, timer / counter fleksibel dengan mode compare, interupt
internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan
mode power saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM
internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang
mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem
menggunakan hubungan serial SPI. Chip AVR yang digunakan untuk tugas
akhir ini adalah ATmega32.
ATmega32 adalah mikrokontroller CMOS 8-bit daya rendah berbasis
arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada
satu siklus clock, ATmega32 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per
MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi komsumsi daya versus
kecepatan proses. Blok diagram dari mikrokontroller dapat dilihat pada
gambar 9.
Mikrokontroller ATmega32 memiliki sejumlah keistimewaan sebagai
berikut :

1. Advanced RISC Architecture


• 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution.
• 32 x 8 General Purpose Working Registers.
• Fully Static Operation.
• Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz.
• On-chip 2-cycle Multiplier
2. Nonvolatile Program and Data Memories
• 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash
- Endurance: 10,000 Write/Erase Cycles
• Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits
- In-System Programming by On-chip Boot Program
- True Read-While-Write Operation
• 512 Bytes EEPROM
- Endurance: 100,000 Write/Erase Cycles
• 512 Bytes Internal SRAM
• Programming Lock for Software Security

3. Peripheral Features
• Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and
Compare Modes.
• One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler,
Compare Mode, and Capture Mode.
• Real Time Counter with Separate Oscillator.
• Four PWM Channels.
• 8-channel, 10-bit ADC.
- 8 Single-ended Channels
- 7 Differential Channels for TQFP Package Only
- 2 Differential Channels with Programmable Gain at 1x, 10x, or
200x for TQFP Package Only
• Byte-oriented Two-wire Serial Interface.
• Programmable Serial USART.
• Master/Slave SPI Serial Interface.
• Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip
Oscillator.
• On-chip Analog Comparator
4. Special Microcontroller Features
• Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection.
• Internal Calibrated RC Oscillator .
• External and Internal Interrupt Sources.
• Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save,
Power-down,Standby and Extended Standby
5. I/O and Packages
• 32 Programmable I/O Lines.
• 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad
MLF
6. Operating Voltages
• 2.7 - 5.5V for ATmega8535L.
• 4.5 - 5.5V for ATmega8535
7. Speed Grades
• 0 - 8 MHz for ATmega8535L.
• 0 - 16 MHz for ATmega8535
Gambar 3. Blok Diagram Mikrokontroller ATmega32

Pin - Pin Atmega32

Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega32 dengan kemasan


40-pin DIP (dual in-line package) dapat dilihat pada Gambar 10.
Untuk memaksimalkan performa dan paralelisme, AVR
menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk
program dan data). Arsitektur CPU dari AVR ditunjukkan oleh gambar 11
Instruksi pada memori program dieksekusi dengan pipelining single level.
Selagi sebuah instruksi sedang dikerjakan, instruksi berikutnya diambil dari
memori program.

Gambar 4. Konfigurasi Pin Mikrokontroller Atmega32


Gambar 5. Arsitektur CPU dari AVR

Deskripsi Mikrokontroller ATmega32

 VCC (power supply)


 GND (ground)
 Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A juga
berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/D Konverter tidak
digunakan. Pin - pin Port dapat menyediakan resistor internal pull-up
(yang dipilih untuk masing-masing bit). Port A output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan
secara eksternal ditarik rendah, pin – pin akan memungkinkan arus sumber
jika resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
 Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up
(yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pin Port B
adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun
waktu habis.
 Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up
(yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pin Port C
adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun
waktu habis.
 Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up
(yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin port D yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pin Port D
adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun
waktu habis.
 RESET (Reset input)
 XTAL1 (Input Oscillator)
 XTAL2 (Output Oscillator)
 AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A dan A/D Konverter
 AREF adalah pin referensi analog untuk A/D konverter.

Port Sebagai Input / Output Digital

ATmega32 mempunyai empat buah port yang bernama PortA, PortB,


PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur bi-directional
dengan pilihan internal pull-up.
Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn,
dan PINxn. Huruf ‘x’ mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf ‘n’
mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit
PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada
I/O address PINx. Bit DDxn dalam regiter DDRx (Data Direction
Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi
sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin
input. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input,
maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up,
PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port
adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin
terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila
PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin
port akan berlogika 0.
Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0,
PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus
ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0,
PORTxn=1)atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya,
kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan
impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong
high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit
PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up
dalam semua port. Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi
output low juga menimbulkan masalah yang sama. Maka harus
menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output
high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Lebih detil mengenai
port ini dapat dilihat pada manual datasheet dari IC ATmega32.
Gambar 6 .data sheet Atmega 32

Bit 2 – PUD : Pull-up Disable


Bila bit diset bernilai 1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan
walaupun register DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan
pull-up (DDxn=0, PORTxn=1).

Sensor TGS 2610


Sensor gas LPG TGS2610 merupakan salah satu sensor utama
dalam penelitian ini. Sensor ini merupakan sebuah sensor kimia atau
sensor gas. Sensor ini mempunyai nilai resistansi Rs yang akan berubah bila
terkena gas yang mewakili gas LPS di udara yaitu gas metana dan ethanol.
Sensor LPG TGS2610 mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap
dua jenis gas tersebut. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas gas
tersebut di udara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan
menganggap terdapat gas LPG di udara. Dan ketika sensor mendeteksi
keberadaan gas gas tersebut maka resistensi elektrik sensor tesebut akan menurun
yang menyebakan tegangan yang dihasilkan oleh output sensor akan semakin
besar. Selain itu, sensor juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang
digunakan untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar
agar sensor dapat bekerja kembali secara efektif .secara umum bentuk dari sensor
gas LPG TGS2610 dapat dilihat dari gambar berikut:
prinsip kerja sensor
Adapun prinsip kerja dari sensor ini adalah sebagai berikut, Sensor gas TGS
2610 hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada
masing-masing sisi silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan pada
outputnya ketika lapisan silikon ini dialiri oleh arus listrik. Tanpa adanya gas
LPG yang terdeteksi, arus yang mengalir pada silikon akan tepat berada
ditengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama antara
elektrode sebelah kiri dan elektrode sebelah kanan, sehingga beda tegangan
yang dihasilkan pada output adalah sebesar 0 volt.

Gambar Prinsip kerja sensor, saat tidak ada gas LPG yang terdeteksi

Ketika terdapat gas LPG yang mempengaruhi sensor ini, arus


yang mengalir akan berbelok mendekati atau menjauhi salah satu sisi
silikon.
Gambar Prinsip kerja sensor, saat dikenai gas LPG

Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati


sisi silikon sebelah kiri maka terjadi ketidakseimbangan tegangan output
dan hal ini akan menghasilkan beda tegangan di outputnya. Begitu pula
bila arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon
sebelah kanan. Semakin besar konsentrasi gas yang mempengaruhi
sensor ini, pembelokan arus di dalam lapisan silikon juga semakin
besar, sehingga ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan
silikon pada sensor semakin besar pula. Semakin besar ketidakseimbangan
tegangan ini, beda tegangan pada output sensor juga semakin besar
BAB III

PERENCANAAN SISTEM

Blok Diagram Sistem

PEMBALIK
PUTARAN
MOTOR

MODE MODE
M1 M2 M3
PEMASANG PELEPAS
AN

SENSOR SENSOR SENSOR TGS


LIMIT ARUS ROTARY
ALARM
M1 PB

LIMIT
SWITCH

M2

SENSOR
ARUS

PB M
3

ROTARI

ALAR
M

TGS
Mekanisme Kerja :

Regulator akan dimasukkan kedalam sistem dan kemudian


pemasangan sistem masuk kedalam tabung elpiji. Setelah pemasangan
akan masuk kedalam sistem mode pemasangan elpiji, ketika ada sinyal
dari sensor-sensor dari setiap motor makan mikrokontroler akan masuk
memerintah sistem selanjutnya dan sistem terakhir adalah monitoring
terhadap kebocoran gas elpiji. Sehingga ketika terjadi keboocoran gas
maka akan memberikan perintah kepada mikrokontroler untuk melakukan
mode pelepasan. Dan ditambah dengan sistem alarm yang akan berbunyi
ketika adanya sinyal dari sensor TGS 2610.

Algoritma

START

Gambaran sistem dengan sketchup


BAB IV

LUARAN YANG DIHARAPKAN


BAB V

JADWAL PELAKSANAAN DAN ANGGARAN

Jadwal pelaksanaan

B U L A N K E -

JENIS KEGIATAN 6 7 8 9 1 1 1 1 2 3 4 5 6
0 1 2

Pengumpulan referensi proyek akhir

Pemahaman referensi proyek akhir

Perencanaan proyek akhir

Penyusunan proposal TPPA & ujian

Pembuatan proyek akhir dan


pembuatan

Penyempurnaan alat dan


pengambilan data

Analisa dan kesimpulan

Pengusunan buku

Prakiraan anggaran

Kategori alat atau Biaya / Jumlah Jumlah


bahan unit unit biaya

A. Bahan dan peralatan

1) Tabung lpg 3 kg Rp. 1 Rp.


150.000, 150.000,-
2) Regulator lpg 1
-
Rp.
3) Selang regulator Rp. 1 100.000,-
100.000,
4) Motor DC 3 Rp.
-
50.000,-
5) Mekanik 1
Rp.
Rp.
6) Sensor gas TGS 50.000,- 1
150.000,-
2610
Rp. 1
Rp.
7) Speaker 50.000,-
1 400.000,-
8) Minimum sistem Rp.
1 Rp.
Atmega 16 400.000,
325.000,-
-
B. Pembuatan makalah dan
Rp.
laporan proyek akhir Rp.
20.000,-
325.000,
C. Lain - lain
- Rp.
200.000
Rp.
20.000,- Rp.
200.000,-
Rp.
200.000,
-

Rp.
200.000,
-

Rp.
Biaya total keseluruhan 1.595.000,-
PERSONALIA PROYEK AKHIR

Data mahasiswa

Nama mahasiswa : Jhohan Ardhiyansyah

NRP : 7107.040.005

Jurusan : Teknik Elektronika

Program studi : D IV Reguler

Data dosen pembimbing 1

Nama : Eru Puspita, ST, M. Kom

NIP : 19691231 199501 1001

Golongan pangkat / NIP :

Jabatan fungsional :

Jurusan / program studi : Elektronika

Data dosen pembimbing 2

Nama : Ali Husen Alasiry, ST, M.Eng

NIP : 19731027 200003 1001

Golongan pangkat / NIP :

Jabatan fungsional :

Jurusan / program studi : Elektronika


Data dosen pembimbing 3

Nama : Ir. Ratna Adil, MT

NIP : 19510323 198711 2001

Golongan pangkat / NIP :

Jabatan fungsional :

Jurusan / program studi : Elektronika

DAFTAR PUSTAKA

[1] malvino albert paul, hanapi gunawan. Prinsip-prinsip elektronika. Jakarta:


Erlangga; 1989
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai