Anda di halaman 1dari 1

Nabilah Shofiani

XC-23

Pukul Lima Lebih Tiga Puluh

Saat ini pukul empat lewat tiga puluh menit. Aku baru saja datang dari tempatku mencari ilmu.
Dengan rasa lelah yang menjadi , aku masuk ke sebuah ruangan yang berpintu coklat dan digantungi
papan nama berbentuk beruang. Ruangan itu bercat hijau pucat dan beberapa sisi ruangannya dipenuhi
coretan. Menandakan sang pemilik ruangan tak begitu apik menjaga kamarnya. Namun, ruangan itu
tertata rapi dan bersih. Tak satu pun aku lihat sampah, atau barang barang bergeletakan di sembarang
tempat.

Kutaruh tasku di atas sebuh sofa lipat berwarna kuning. Lalu kuhempaskan tubuhku di sebuah
ranjang yang berukuran sedang. Ranjang itu menggunakan sprei yang bermotif bulat dan warnanya
senada dengan cat ruangan tersebut. Kulihat jam tanganku, sekarang pukul lima kurang sepuluh menit.
Sementara lesku akan dimulai pukul jam setengah enam sore. Kakiku menjalankan tugasnya dengan
baik, dia mengantarkanku menuju meja belajar. Keadaan meja belajar itu sungguh menyedihkan, cat
putihnya mulai terkelupas. Dan ada beberapa sisi yang dipenuhi noda yang tak bisa dihapus. Diatas meja
itu tedapat tumpukan buku. Saking banyaknya buku diatas meja itu hingga kamu tak dapat menulis
diatasnya. Kuambil beberapa buku dari tumpukan itu dan kumasukan buku buku tersebut dalam tasku.
Aku berjalan dua langkah dari meja itu, tepat dihadapanku berdiri dengan kokoh sebuah lemari kayu
yang berwarna putih susu. Lemari itu terdiri dari dua pintu dan dibawahnya terdapat empat laci yang
dicat hijau pucat. Kubuka pintu lemari itu, kuambil kemeja berwarna biru muda dan celana jeans.
Dengan terburu-buru aku berganti baju dan mengambil kembali tasku, sekarang jam menunjukan pukul
lima lebih dua puluh. Aku pun berlari keluar rungan itu, ruangan kesukaanku, kamar tidurku.

Anda mungkin juga menyukai