Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BIOLOGI Sistem Imun

“Immunodeficiency”

Dibuat Oleh :

26
27
28
29
30

Susunan Laporan Biologi


 Tema : Sistem Imunitas
 Sub-tema : Penyakit Immunodefisiensi/Kelainan Sistem Imun
 Kajian Pustaka :
1. Latar Belakang Masalah : Menjelaskan macam-macam penyakit yang
berhubungan dengan kelainan sistem imun / immunodefisiensi. Masalah
ini juga penting bagi kita karena penyakit imunitas sangat banyak jenisnya
dan sebagian besar masyarakat di lingkungan kita belum mengenal pasti
mengenai pengertian penyakit itu sendiri, dampak, pengobatan,
penyebab, dan gejala-gejala immunodefisiensi pada manusia, selain itu
dengan adanya informasi tentang penyakit ini kita dapat menjaga/
melakukan pencegahan terhadap munculnya suatu penyakit yang
menyerang sistem imun manusia.

2. Rumusan Masalah : rendahnya jumlah orang-orang yang belum


mengenal penyakit dalam tubuh/bodi masing-masing membuat banyak
dari kita tidak dapat melakukan pencegahan dan pengobatan secara cepat
terhadap penyakit-penyakit, khususnya penyakit imunitas yang sedikit
gejala-gejala awal dan menyerang sistem kekebalan tubuh dimana
biasanya tidak terasa efeknya misalnya penyakit keturunan, kekurangan
thrombosit, rendahnya kadar antibody, dll.

3. Tujuan Penelitian : Menjabarkan jenis-jenis penyakit yang berhubungan


Immunodefisiensi / kelainan sistem imun. Serta memberi pemecahan
masalah terhadap penyakit berupa pengobatan, diagnosa, dan cara
pencegahan terhadap penyakit.

4.  Kegunaan Penelitian : Dapat dimengerti isinya dan maksud dari


Penyakit Immunodefisiensi serta apa yang berkaitan dengan penyakit ini.

 Penjelasan mengenai Penyakit Immunodefisiensi :

Penyakit Immunodefisiensi / Kelainan Sistem Imun


Penyakit Immunodefisiensi adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana
sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering
terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari
biasanya.
Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-
anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka
kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan.
Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus,
jamur atau bakteri yang tidak biasa.

Penyakit imunodefisiensi kongenital


1. Penyakit dimana terdapat kadar antibodi yang rendah

 - Common variable immunodeficiency


 - Kekurangan antibodi selektif (misalnya kekurangan IgA)
 - Hipogammaglobulinemia sementara pada bayi
 - Agammaglobulinemia X-linked

2. Penyakit dimana terjadi gangguan fungsi sel darah putih


* Kelainan pada limfosit T

 - Kandidiasis mukokutaneus kronis


 - Anomali DiGeorge

* Kelainan pada limfosit T dan limfosit B

 - Ataksia-teleangiektasia
 - Penyakit imunodefisiensi gabungan yang berat
 - Sindroma Wiskott-Aldrich
 - Sindroma limfoproliferatif X-linked

3. Penyakit dimana terjadi kelainan pada fungsi pembunuh dari sel darah putih

 - Sindroma Chediak-Higashi
 - Penyakit granulomatosa kronis
 - Kekurangan leukosit glukosa-6-fosfatas dehidrogenasi
 - Kekurangan mieloperoksidase
4. Penyakit dimana terdapat kelainan pergerakan sel darah putih

 - Hiperimmunoglobulinemia E
 - Kelainan perlekatan leukosit

5. Penyakit dimana terdapat kelainan pada sistem komplemen

 - Kekurangan komplemen komponen 3 (C3)


 - Kekurangan komplemen komponen 6 (C6)
 - Kekurangan komplemen komponen 7 (C7)
 - Kekurangan kompleman komponen 8 (C8)

AGAMMAGLOBULINEMIA X-LINKED
Agammaglobulinemia X-linked (agammaglobulinemia Bruton) hanya menyerang anak laki-laki
dan merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya limfosit B serta sangat
rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada kromosom X.
Bayi akan menderita infeksi paru-paru, sinus dan tulang, biasanya karena bakteri (misalnya
Hemophilus dan Streptococcus) dan bisa terjadi infeksi virus yang tidak biasa di otak.
Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena sebelumnya bayi memiliki
antibodi perlindungan di dalam darahnya yang berasal dari ibunya.
Jika tidak mendapatkan vaksinasi polio, anak-anak bisa menderita polio. Mereka juga bisa
menderita artritis.  Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar
penderita memiliki antibodi sehingga bisa membantu mencegah infeksi. Jika terjadi infeksi
bakteri diberikan antibiotik.
Anak laki-laki penderita agammaglobulinemia X-linked banyak yang menderita infeksi sinus dan
paru-paru menahun dan cenderung menderita kanker.

COMMON VARIABLE IMMUNODEFICIENCY


Immunodefisiensi yang berubah-ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia berapapun, tetapi
biasanya baru muncul pada usia 10-20 tahun. Penyakit ini terjadi akibat sangat rendahnya
kadar antibodi meskipun jumlah limfosit Bnya normal. Pada beberapa penderita limfosit T
berfungsi secara normal, sedangkan pada penderita lainnya tidak.
Sering terjadi penyakit autoimun, seperti penyakit Addison, tiroiditis dan artritis rematoid. 
Biasanya terjadi diare dan makanan pada saluran pencernaan tidak diserap dengan baik.
Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita.  Jika terjadi infeksi
diberikan antibiotik.

KEKURANGAN ANTIBODI SELEKTIF


Pada penyakit ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan antibodi jenis
tertentu.  Yang paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang kekurangan IgA sifatnya
diturunkan, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi tanpa penyebab yang jelas.  Penyakit ini juga
bisa timbul akibat pemakaian fenitoin (obat anti kejang).
Sebagian besar penderita kekurangan IgA tidak mengalami gangguan atau hanya mengalami
gangguan ringan, tetapi penderita lainnya bisa mengalami infeksi pernafasan menahun dan
alergi.  Jika diberikan transfusi darah, plasma atau immunoglobulin yang mengandung IgA,
beberapa penderita menghasilkan antibodi anti-IgA, yang bisa menyebabkan reaksi alergi yang
hebat ketika mereka menerima plasma atau immunoglobulin berikutnya. Biasanya tidak ada
pengobatan untuk kekurangan IgA.  Antibiotik diberikan pada mereka yang mengalami infeksi
berulang.

PENYAKIT IMMUNODEFISIENSI GABUNGAN YANG BERAT


Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat merupakan penyakit immunodefisiensi yang
paling serius.  Terjadi kekurangan limfosit B dan antibodi, disertai kekurangan atau tidak
berfungsinya limfosit T, sehingga penderita tidak mampu melawan infeksi secara
adekuat.Sebagian besar bayi akan mengalami pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut);
diare biasanya baru muncul pada usia 3 bulan. Bisa juga terjadi infeksi yang lebih serius,
seperti pneumonia pneumokistik.
Jika tidak diobati, biasanya anak akan meninggal pada usia 2 tahun. Antibiotik dan
immunoglobulin bisa membantu, tetapi tidak menyembuhkan. Pengobatan terbaik adalah
pencangkokan sumsum tulang atau darah dari tali pusar.

SINDROMA WISKOTT-ALDRICH
Sindroma Wiskott-Aldrich hanya menyerang anak laki-laki dan menyebabkan eksim, penurunan
jumlah trombosit serta kekurangan limfosit T dan limfosit B yang menyebabkan terjadinya
infeksi berulang.  Akibat rendahnya jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupa
kelainan perdarahan (misalnya diare berdarah).  Kekurangan limfosit T dan limfosit B
menyebabkan anak rentan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur. Sering terjadi infeksi
saluran pernafasan.
Anak yang bertahan sampai usia 10 tahun, kemungkinan akan menderita kanker (misalnya
limfoma dan leukemia). Pengangkatan limpa seringkali bisa mengatasi masalah perdarahan,
karena penderita memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan trombosit dihancurkan di dalam
limpa.  Antibiotik dan infus immunoglobulin bisa membantu penderita, tetapi pengobatan terbaik
adalah dengan pencangkokan sumsum tulang.

ATAKSIA-TELANGIEKTASIA
Ataksia-telangiektasia adalah suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem kekebalan dan
sistem saraf.  Kelainan pada serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi)
menyebabkan pergerakan yang tidak terkoordinasi (ataksia).  Kelainan pergerakan biasanya
timbul ketika anak sudah mulai berjalan, tetapi bisa juga baru muncul pada usia 4 tahun.
Anak tidak dapat berbicara dengan jelas, otot-ototnya lemah dan kadang terjadi
keterbelakangan mental. Telangiektasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler
(pembuluh darah yang sangat kecil) di kulit dan mata.
Telangiektasi terjadi pada usia 1-6 tahun, biasanya paling jelas terlihat di mata, telinga, bagian
pinggir hidung dan lengan.  Sering terjadi pneumonia, infeksi bronkus dan infeksi sinus yang
bisa menyebakan kelainan paru-paru menahun.  Kelainan pada sistem endokrin bisa
menyebabkan ukuran buah zakar yang kecil, kemandulan dan diabetes.
Banyak anak-anak yang menderita kanker, terutama leukemia, kanker otak dan kanker
lambung.  Antibiotik dan suntikan atau infus immunoglobulin bisa membantu mencegah infeksi
tetapi tidak dapat mengatasi kelaianan saraf. Ataksia-telangiektasia biasanya berkembang
menjadi kelemahan otot yang semakin memburuk, kelumpuhan, demensia dan kematian.

SINDROMA HIPER-IgE
Sindroma hiper-IgE (sindroma Job-Buckley) adalah suatu penyakit immunodefisiensi yang
ditandai dengan sangat tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi bakteri stafilokokus berulang.
Infeksi bisa menyerang kulit, paru-paru, sendi atau organ lainnya. Banyak penderita yang
memiliki tulang yang lemah sehingga sering mengalami patah tulang. Beberapa penderita
menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti eksim, hidung tersumbat dan asma.
Antibiotik diberikan secara terus menerus atau ketika terjadi infeksi stafilokokus. Sebagai
tindakan pencegahan diberikan antibiotik trimetoprim-sulfametoksazol.

PENYAKIT GRANULOMATOSA KRONIS


Penyakit granulomatosa kronis kebanyakan menyerang anak laki-laki dan terjadi akibat
kelainan pada sel-sel darah putih yang menyebabkan terganggunya kemampuan mereka untuk
membunuh bakteri dan jamur tertentu.

 Sel darah putih tidak menghasilkan hidrogen peroksida, superoksida dan zat kimia
lainnya yang membantu melawan infeksi.
 Gejala biasanya muncul pada masa kanak-kanak awal, tetapi bisa juga baru timbul pada
usia belasan tahun.  Infeksi kronis terjadi pada kulit, paru-paru, kelenjar getah bening,
mulut, hidung dan usus. Di sekitar anus, di dalam tulan dan otak bisa terjadi abses.
Kelenjar getah bening cenderung membesar dan mengering. Hati dan limpa membesar.
 Pertumbuhan anak menjadi lambat.
 Antibiotik bisa membantu mencegah terjadinya infeksi.
 Suntikan gamma interferon setiap minggu bisa menurunkan kejadian infeksi.
 Pada beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang berhasi menyembuhkan penyakit
ini.

HIPOGAMMAGLOBULIN SEMENTARA PADA BAYI


Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang rendah, yang mulai terjadi pada usia 3-6
bulan. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang lahir prematur karena selama
dalam kandungan, mereka menerima antibodi ibunya dalam jumlah yang lebih sedikit.

 Penyakit ini tidak diturunkan, dan menyerang anak laki-laki dan anak perempuan.
 Biasanya hanya berlangsung selama 6-18 bulan.
 Sebagian bayi mampu membuat antibodi dan tidak memiliki masalah dengan infeksi,
sehingga tidak diperlukan pengobatan.
 Beberapa bayi (terutama bayi prematur) sering mengalami infeksi.
 Pemberian immunoglobulin sangat efektif untuk mencegah dan membantu mengobati
infeksi. Biasanya diberikan selama 3-6 bulan.
 Jika perlu, bisa diberikan antibiotik.

ANOMALI DiGEORGE

 Anomali DiGeorge terjadi akibat adanya kelainan pada perkembangan janin.


 Keadaan ini tidak diturunkan dan bisa menyerang anak laki-laki maupun anak
perempuan.
 Anak-anak tidak memiliki kelenjar thymus, yang merupakan kelenjar yang penting untuk
perkembangan limfosit T yang normal. Tanpa limfosit T, penderita tidak dapat melawan
infeksi dengan baik.
 Segera setelah lahir, akan terjadi infeksi berulang. Beratnya gangguan kekebalan
sangat bervariasi.
 Kadang kelainannya bersifat parsial dan fungsi limfosit T akan membaik dengan
sendirinya.
 Anak-anak memiliki kelainan jantung dan gambaran wajah yang tidak biasa (telinganya
lebih renadh, tulang rahangnya kecil dan menonjol serta jarak antara kedua matanya
lebih lebar).
 Penderita juga tidak memiliki kelenjar paratiroid, sehingga kadar kalium darahnya
rendah dan segera setelah lahir seringkali mengalami kejang.
 Jika keadaannya sangat berat, dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
 Bisa juga dilakukan pencangkokan kelenjar thymus dari janin atau bayi baru lahir (janin
yang mengalami keguguran).
 Kadang kelainan jantungnya lebih berat daripada kelainan kekebalan sehingga perlu
dilakukan pembedahan jantung untuk mencegah gagal jantung yang berat dan
kematian.
 Juga dilakukan tindakan untuk mengatasi rendahnya kadar kalsium dalam darah.

KANDIDIASIS MUKOKUTANEUS KRONIS

 Kandidiasi mukokutaneus kronis terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih, yang
menyebabkan terjadinya infeksi jamur Candida yang menetap pada bayi atau dewasa
muda.
 Jamur bisa menyebabkan infeksi mulut (thrush), infeksi pada kulit kepala, kulit dan kuku.
 Penyakit ini agak lebih sering ditemukan pada anak perempuan dan beratnya bervariasi.
 Beberapa penderita mengalami hepatitis dan penyakit paru-paru menahun. Penderita
lainnya memiliki kelainan endokrin (seperti hipoparatiroidisme).
 Infeksi internal oleh Candida jarang terjadi.
 Biasanya infeksi bisa diobati dengan obat anti-jamur nistatin atau klotrimazol.
 Infeksi yang lebih berat memerlukan obat anti-jamur yang lebih kuat (misalnya
ketokonazol per-oral atau amfoterisin B intravena).
 Kadang dilakukan pencangkokan sumsum tulang.

PENYEBAB

 Immunodefisiensi bisa timbul sejak seseorang dilahirkan (immunodefisiensi kongenital)


atau bisa muncul di kemudian hari.
 Immunodefisiensi kongenital biasanya diturunkan. Terdapat lebih dari 70 macam
penyakit immunodefisiensi yang sifatnya diturunkan (herediter).
 Pada beberapa penyakit, jumlah sel darah putihnya menurun; pada penyakit lainnya,
jumlah sel darah putih adalah normal tetapi fungsinya mengalami gangguan. Pada
sebagian penyakit lainnya, tidak terjadi kelainan pada sel darah putih, tetapi komponen
sistem kekebalan lainnya mengalami kelainan atau hilang.
 Immunodefisiensi yang didapat biasanya terjadi akibat suatu penyakit. Immunodefisiensi
yang didapat lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan immunodefisiensi
kongenital.
 Beberapa penyakit hanya menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang ringan,
sedangkan penyakit lainnya menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
 Pada infeksi HIV yang menyebabkan AIDS, virus menyerang dan menghancurkan sel
darah putih yang dalam keadaan normal melawan infeksi virus dan jamur.
 Berbagai keadaan bisa mempengaruhi sistem kekebalan.
 Pada kenyataannya, hampir setiap penyakit serius menahun menyebabkan gangguan
pada sistem kekebalan.
 Orang yang memiliki kelainan limpa seringkali mengalami immunodefisiensi. Limpa tidak
saja membantu menjerat dan menghancurkan bakteri dan organisme infeksius lainnya
yang masuk ke dalam peredaran darah, tetapi juga merupakan salah satu tempat
pembentukan antibodi.
 Jika limpa diangkat atau mengalami kerusakan akibat penyakit (misalnya penyakit sel
sabit), maka bisa terjadi gangguan sistem kekebalan.
 Jika tidak memiliki limpa, seseorang (terutama bayi) akan sangat peka terhadai infeksi
bakteri tertentu (misalnya Haemophilus influenzae, Escherichia coli dan Streptococcus).
Selain vaksin yang biasa diberikan kepada anak-anak, seorang anak yang tidak memiliki
limpa harus mendapatkan vaksin pneumokokus dan meningokokus.
 Anak kecil yang tidak memiliki limpa harus terus menerus mengkonsumsi antibiotik
selama 5 tahun pertama. Semua orang yang tidak memiliki limpa, harus segera
mengkonsumsi antibiotik begitu ada demam sebagai pertanda awal infeksi.
 Malnutrisi (kurang gizi) juga bisa secara serius menyebabkan gangguan sistem
kekebalan.
 Jika malnutrisi menyebabkan berat badan kurang dari 80% berat badan ideal, maka
biasanya akan terjadi gangguan sistem kekebalan yang ringan.
 Jika berat badan turun sampai kurang dari 70% berat badan ideal, maka biasanya
terjadi gangguan sistem kekebalan yang berat.
 Infeksi (yang sering terjadi pada penderita kelainan sistem kekebalan) akan mengurangi
nafsu makand an meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh, sehingga semakin
memperburuk keadaan malnutrisi.
 Beratnya gangguan sistem kekebalan tergantung kepada beratnya dan lamanya
malnutrisi dan ada atau tidak adanya penyakit. Jika malnutrisi berhasil diatasi, maka
sistem kekebalan segera akan kembali normal.

Beberapa penyebab dari immunodefisiensi yang didapat:


1. Penyakit keturunan dan kelainan metabolisme

 - Diabetes
 - Sindroma Down
 - Gagal ginjal
 - Malnutrisi
 - Penyakit sel sabit
2. Bahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan

 - Kemoterapi kanker
 - Kortikosteroid
 - Obat immunosupresan
 - Terapi penyinaran

3. Infeksi

 - Cacar air
 - Infeksi sitomegalovirus
 - Campak Jerman (rubella kongenital)
 - Infeksi HIV (AIDS)
 - Mononukleosis infeksiosa
 - Campak
 - Infeksi bakteri yang berat
 - Infeksi jamur yang berat
 - Tuberkulosis yang berat

4. Penyakit darah dan kanker

 - Agranulositosis
 - Semua jenis kanker
 - Anemia aplastik
 - Histiositosis
 - Leukemia
 - Limfoma
 - Mielofibrosis
 - Mieloma

5. Pembedahan dan trauma

 - Luka bakar
 - Pengangkatan limpa

6. Lain-lain

 - Sirosis karena alkohol


 - Hepatitis kronis
 - Penuaan yang normal
 - Sarkoidosis
 - Lupus eritematosus sistemik.

GEJALA

 Sebagian besar bayi yang sehat mengalami infeksi saluran pernafasan sebanyak 6 kali
atau lebih dalam 1 tahun, terutama jika tertular oleh anak lain.
 Sebaliknya, bayi dengan gangguan sistem kekebalan, biasanya menderita infeksi
bakteri berat yang menetap, berulang atau menyebabkan komplikasi. Misalnya infeksi
sinus, infeksi telinga menahun dan bronkitis kronis yang biasanya terjadi setelah demam
dan sakit tenggorokan. Bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia
 Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin sangat peka
terhadap infeksi.
 Thrush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa
merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
 Peradangan mata (konjungtivitis), rambut rontok, eksim yang berat dan pelebaran
kapiler dibawah kulit juga merupakan pertanda dari penyakit immunodefisiensi.
 Infeksi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare, pembentukan gas yang
berlebihan dan penurunan berat badan.

DIAGNOSA
Infeksi yang menetap atau berulang, atau infeksi berat oleh mikroorganisme yang biasanya
tidak menyebabkan infeksi berat, bisa merupakan petunjuk adanya penyakit immunodefisiensi.
Petunjuk lainnya adalah:

 • Respon yang buruk terhadap pengobatan


 • Pemulihan yang tertunda atau pemulihan tidak sempurna
 • Adanya jenis kanker tertentu
 • Infeksi oportunistik (misalnya infeksi Pneumocystis carinii yang tersebar luas atau
infeksi jamur berulang).

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui:

 - jumlah sel darah putih


 - kadar antibodi/immunoglobulin
 - jumlah limfosit T
 - kadar komplemen.
PENGOBATAN

 Jika ditemukan pertanda awal infeksi, segera diberikan antibiotik.


 Kepada penderita sindroma Wiskott-Aldrich dan penderita yang tidak memiliki limpa
diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan sebelum terjadinya infeksi. Untuk
mencegah pneumonia seringkali digunakan trimetoprim-sulfametoksazol.
 Obat-obat untuk meningkatkan sistem kekebalan (contohnya levamisol, inosipleks dan
hormon thymus) belum berhasil mengobati penderita yang sel darah putihnya sedikit
atau fungsinya tidak optimal.
 Peningkatan kadar antibodi dapat dilakukan dengan suntikan atau infus immun globulin,
yang biasanya dilakukan setiap bulan.
 Untuk mengobati penyakit granulomatosa kronis diberikan suntikan gamma interferon.
 Prosedur yang masih bersifat eksperimental, yaitu pencangkokan sel-sel thymus dan
sel-sel lemak hati janin, kadang membantu penderita anomali DiGeorge.
 Pada penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat yang disertai kekurangan
adenosin deaminase, kadang dilakukan terapi sulih enzim.
 Jika ditemukan kelainan genetik, maka terapi genetik memberikan hasil yang
menjanjikan.
 Pencangkokan sumsum tulan gkadang bisa mengatasi kelainan sistem kekebalan
kongenital yang berat.
 Prosedur ini biasanya hanya dilakukan pada penyakit yang paling berat, seperti penyakit
immunodefisiensi gabungan yang berat.
 Kepada penderita yang memiliki kelainan sel darah putih tidak dilakukan transfusi darah
kecuali jika darah donor sebelumnya telah disinar, karena sel darah putih di dalam darah
donor bisa menyerang darah penderita sehingga terjadi penyakit serius yang bisa
berakibat fatal (penyakit graft-versus-host).

PENCEGAHAN
Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakit immunodefisiensi:

 • Mempertahankan gizi yang baik


 • Memelihara kebersihan badan
 • Menghindari makanan yang kurang matang
 • Menghindari kontak dengan orang yang menderita penyakit menular
 • Menghindari merokok dan obat-obat terlarang
 • Menjaga kebersihan gigi untuk mencegah infeksi di mulut
 • Vaksinasi diberikan kepada penderita yang mampu membentuk antibodi.
Kepada penderita yang mengalami kekurangan limfosit B atau limfosit T hanya diberikan vaksin
virus dan bakteri yang telah dimatikan (misalnya vaksin polio, MMR dan BCG).
Jika diketahui ada anggota keluarga yang membawa gen penyakit immunodefisiensi, sebaiknya
melakukan konseling agar anaknya tidak menderita penyakit ini.
Beberapa penyakit immunodefisiensi yang bisa didiagnosis pda janin dengan melakukan
pemeriksaaan pada contoh darah janin atau cairan ketuban:

 - Agammaglobulinemia
 - Sindroma Wiskott-Aldrich
 - Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat
 - Penyakit granulomatosa kronis.

Anda mungkin juga menyukai