Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi keterlaksanaan UU No 23 Tahun 1997 bab IV tentang wewenang pengelolaan lingkungan

hidup

Pasal 8

(1) Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh Pemerintah.

(2) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Pemerintah:

a. mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup;

b. mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup, dan pemanfaatan


kembali sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika;

c. mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan/atau subjek hukum lainnya
serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber
daya genetika;

d. mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial;

e. mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

Pada pasal ini dikatakan bahwa sumber daya alam dikuasai oleh negara. Namun yang terjadi
sekarang ini adalah sumber daya alam yang ada ditanah air Indonesia ini dimiliki oleh pihak-pihak
swasta. Sumber daya alam sebenarnya bukan hanya makhluk hidup dan mineral yang ada didalam
bumi pertiwi ini. Tanah, air, udara merupakan salah satu bentuk sumber daya alam yang
kepemilikannya tidak atas nama pemerintah. Saya ambil contoh kasus tanah. Orang yang memiliki
uang dapat membeli tanah dengan sangat mudah dan menjadikan tanah tersebut miliknya.
Sebaiknya tanah yang ada di bumi pertiwi ini sepenuhnya milik pemerintah. Hal ini berkaitan erat
dengan upaya konservasi. Saat akan mengkonservasi suatu daerah, umumnya pihak yang akan
mengkonservasi ini bermasalah dengan kepemilikan lahan. Sehingga mereka harus mengeluarkan
biaya tambahan yang sangat besar untuk membeli lahan tersebut. Jika pihak pengkonservasi tidak
memiliki dana yang cukup maka pihak pengkonservasi ini akan menyewa lahan tersebut. Pihak
konservasi harus banyak berurusan dengan pihak penyewa lahan tersebut. Ini baru masalah yang
mudah saat akan mengkonservasi. Lain urusannya jika pemilik tanah tersebut tidak
memperbolehkan lahannya dimanfaatkan untuk wilayah konservasi, usaha konservasi yang akan
dilakukan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Permasalahan selanjutnya adalah banyaknya pihak swasta yang meng-hak milikkan sumber daya
alam yang ada diindonesia. Pihak swasta umumnya mengedepankan keuntungan semata dan
mengeliminasi permasalahan lingkungan sekitarnya. Hal ini yang membuat indonesia mulai
kelabakan melindungi sumber daya alam yang ada. Cara terbaik untuk mengambil alih semua
sumber daya yang ada adalah men-nasionalisasikan semua perusahaan swasta asing dan swasta
pribumi yang bergerak dalam mengelola sumber daya alam indonesia. Jadi, pada dasarnya pasal 8 ini
tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Untuk itu diperlukan keberanian dari pemerintah
pusat untuk menegakkan pasal 8 ini.

Pasal 9

(1) Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan
penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.

(2) Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan
lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup.

(3) Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang,
perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

(4) Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan


hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikoordinasi oleh Menteri.

Pasal 10

Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban:

(1) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung


jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;

(2) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;

(3) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara masyarakat,


dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup;

(4) mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang
menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

(5) mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemtif, preventif, dan proaktif
dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

(6) memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup;

(7) menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup;

(8) menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat;

(9) memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup.
Pasal 11

(1) Pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat nasional dilaksanakan secara terpadu oleh perangkat
kelembagaan yang dikoordinasi oleh Menteri.

(2) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, wewenang dan susunan organisasi serta tata kerja
kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

Pengelolaan lingkungan hidup yang dijabarkan dalam pasal 9,10, dan 11 tidak berjalan dengan
sebagaimana mestinya. Para pihak yang seharusnya mengelola lingkungan hidup, tidak memiliki
kesadaran akan pentingnya mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan. Selain itu, dapat dilihat
juga bahwa pemerintah indonesia tidak serius dalam mengelola lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari
pengelolaan taman nasional yang kurang baik. Contohnya saja Taman Nasional Danau Sentarum
yang merupakan satu-satunya taman nasional yang berlahan gambut. TNDS ini dulunya diinisiasi
oleh pihak lsm asing dengan tujuan membantu pemerintah indonesia dalam melakukan konservasi
lahan basah. Dari awal penginisasian TNDS, pihak lsm asing lebih dominan dibandingkan dengan
pemerintah indonesia. Saat TNDS ini dianggap dapat dikelola sendiri oleh pemerintah indonesia,
pihak lsm asing menyudahi urusannya di TNDS. Namun apa yang terjadi? Pemerintah indonesia
malah tidak mengelola kawasan ini. dapat dilihat dari keberadaan polisi hutan yang sangat terbatas
jumlahnya dan terus berkurang karena tidak diberi gaji dan merasa sangat kewalahan dalam
menjaga TNDS. Ini adalah salah satu contoh kasus dimana pemerintah indonesia tidak melaksanakan
kewajibannya dengan sungguh-sungguh.

Pasal 12

(1) Untuk mewujudkan keterpaduan dan keserasian pelaksanaan kebijaksanaan nasional tentang
pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat:

a. melimpahkan wewenang tertentu pengelolaan lingkungan hidup kepada perangkat di wilayah;

b. mengikutsertakan peran Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dalam


pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 13

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah dapat menyerahkan
sebagian urusan kepada Pemerintah Daerah menjadi urusan rumah tangganya.

(2) Penyerahan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai