Anda di halaman 1dari 62

CAPACITY BUILDING NEEDS

ASSESSMENT FOR LOCAL


GOVERNMENTS AND
German Technical LEGISLATURES CLEAN
Cooperation Urban Project

Assessment Methods, Tools


and Instruments
Local Development Planning

31 August 2000

GTZ Office, Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol No. 80, Jakarta 10310
Tel +62-21-324 007 Ext. 124 and 126; Fax +62-21-324 070
Email: capacity@indo.net.id
Website: www.gtzsfdm.or.id/capacity/cb_index.htm
Report No. TR02/B4
Introduction Kata Pengantar

In May 1999, Indonesia enacted two laws Pada bulan Mei 1999 Indonesia
which will very much change the nature of mengundangkan dua undang-undang (UU)
public governance : yang akan membawa perubahan besar pada
! Law No. 22 (1999) on regional pemerintahan umum, yaitu :
governance, and • UU No. 22 (1999) tentang Pemerintahan
! Law No. 25 (1999) which deals with the Daerah, dan
fiscal balance between the central • UU No. 25 (1999) tentang Perimbangan
government and the regions. Keuangan Atara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
These laws increase the role of the regions,
especially the districts and cities, in matters Kedua UU ini meningkatkan peranan
of governance. It is widely anticipated that, daerah, khususnya Daerah Kabupaten dan
as a result of these laws, there is much need Daerah Kota dalam hal pemerintahan.
for capacity building in the regions. Secara luas diantisipasi bahwa sebagai
akibat dari kedua UU ini adalah adanya
An assessment of capacity building needs kebutuhan yang besar untuk
for local governments and legislatures was mengembangkan kapasitas daerah
carried out by a combined GTZ / USAID
team in the first half of 2000. For this Suatu pengkajian terhadap kebutuhan
purpose, the team developed an assessment pengembangan kapasitas bagi pemerintah
methodology and a set of methods, tools and daerah dan DPRD telah dilaksanakan oleh
instruments to undertake capacity building suatu tim gabungan GTZ / USAID pada
needs assessments in districts and cities. setengah tahun pertama tahun 2000. Untuk
keperluan ini, tim mengembangkan suatu
This report explains the assessment cara atau metodologi pengkajian serta satu
methodology and the tools and instruments set peralatan dan instrumen untuk
used to assess the capacity building needs melaksanakan pengkajian kebutuhan
for local development planning. pengembangan kapasitas di kabupaten dan
The assessment approach involved a wide kota.
range of stakeholders in local development
planning such as the local parliament’s Laporan ini menjelaskan metodologi,
commission on development, the local peralatan dan instrumen pengkajian yang
planning agency, the technical agencies on digunakan untuk mengkaji kebutuahan
the local level and non-governmental pengembangan kapasitas untuk perencanaan
organizations as representatives of civil pembangunan daerah.
society. Pendekatan studi pengkajian melibatkan
secara luas pelaku-pelaku (stakeholders)
perencanaan pembangunan daerah seperti
Komisi di DPRD, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda),
Dinas/Instansi Sektoral setempat serta
Organisasi-organisasi Non-Pemerintah
sebagai perwakilan dari msyarakat sipil.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – i


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Table of Contents

Introduction / Kata Pengantar i

Table of Contents ii

1. Discussion with DPRD Commission in Charge of Local Development 1


Planning
A. Time Schedule 1
B. List of Handouts for Participants 1
C. Introduction : Objectives of the Capacity Building Needs Assessment Study 2
D. Basic Concepts of Local Development Planning 3
E. Normative Framework for Local Development Planning 3
F. Envisaged Organisational Framework for Planning 6
G. Procedural Framework for Local Planning and Community Participation 7

2. Normative Framework 9

3. Workshop with Representatives from BAPPEDA, PMD and Camats on 20


Local Development Planning
A. Time Schedule 20
B. List of Handouts for Participants 22
C. Introduction : Background and Purpose of the Study 22
D. Basic Concepts of Local Development Planning 23
E. Normative Framework for Local Development Planning 24
F. Envisaged Operational Framework for Planning 26
G. Horizontal Planning Approach and Coordination 27
H. Approach towards Village and Subdistrict Level Planning 28
I. Vertical Coordination of Planning 30
J. Institutional Analysis of Capacity Requirements 31

4. Questionnaire for BAPPEDA Officials 33

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – ii


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
5. Focus Group Discussion with Local Technical Agencies (Dinas) 35
A. Time Schedule 35
B. List of Handouts for Participants 36
C. Introduction : Background and Purpose of the Study 37
D. Basic Concepts of Local Development Planning 38
E. Normative Framework for Local Development Planning 39
F. Organization and Coordination of Local Development Planning and
G. the Role of Technical Agencies 40
H. Vertical Coordination of Planning 42

6. Questionnaire for Dinas Officials 44

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – iii
Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
1. Discussion with DPRD Commission
in Charge of Local Development Planning

A. TIME SCHEDULE

The suggested assessment schedule for this Jadwal agenda pengkajian yang disarankan
discussion session is as shown in the table untuk sessi pembahasan dapat dilihat pada
below. The length of sessions is only tabel di bawah. Lamanya setiap sessi hanya
indicative and may vary from place to place. indikatif saja dan bisa bervariasi dari satu
tempat ke tempat lainnya.

Waktu Tema

13:00 – 13:15 Pendahuluan: Tujuan spesifik tentang


pengkajian kebutuhan kapasitas di bidang
perencanaan daerah

13.15 – 14.00 Presentasi

1. Konsep dasar perencanaan


pembangunan daerah

2. Kerangka normatif bagi


perencanaan pembangunan
daerah (B 4)

Diskusi
14.00 – 15.00
3. Kerangka organisasi bagi
perencanaan pembangunan
daerah dan peran DPRD

4. Prosedur perencanaan
pembangunan daerah secara
horisontal (termasuk partisipasi
masyarakat) dan vertikal

5. Kebutuhan pengembangan
kapasitas anggota DPRD di bidang
perencanaan daerah

B. LIST OF HANDOUTS FOR PARTICIPANTS

To facilitate the discussion, the following handouts are prepared for the participants :
! Normative framework (Section 2)
! Handouts of slides

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 1


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
C. INTRODUCTION : OBJECTIVES OF THE CAPACITY BUILDING NEEDS
ASSESSMENT STUDY

Approach Pendekatan
The members of DPRD invited to take part Anggota DPRD yang diundang untuk ambil
in this discussion may not have any prior bagian di dalam pembahasan ini mungkin
knowledge of the purpose of the study belum mengetahui tujuan dari tema studi,
theme, and how their input may contribute dan bagaimana masukan dari mereka dapat
to it. Some time should therefore be taken to menyumbang atau memberikan kontribusi
introduce briefly the study and its purpose. dalam pembahasan tersebut. Oleh karena itu
perlu disediakan waktu untuk
memperkenalkan secara ringkas tentang
studi dan tujuannya.

Slides / Handouts Transparan / Bahan


Capacity, dimensions of capacity and Kapasitas, dimensi-dimensi kapasitas dan
themes of the study topik-topik pokok studi

Tujuan Studi adalah melaku-kan


analisis komprehensif untuk Tema-tema pokok studi
mengkaji dan mengidentifikasi
• Peran dan fungsi DPRD • Keuangan Daerah
kebutuhan bagi pengembangan dan anggota DPRD • Pembangunan ekonomi
kapasitas pemerintahan daerah. • Mekanisme pengawasan daerah dan kebijakan
dan pembinaan antar penyerapan tenaga kerja
tingkatan pemerintah • Pengembangan
Kapasitas adalah kemampuan • Pelayanan Umum (di organisasi pemerintah
suatu individu,
individu, suatu organisasi sektor pelayanan daerah
atau institusi dan suatu sistem perkotaan, kesehatan, • Pengelolaan
untuk melaksanakan tugas dan pendidikan dan pertanian) pengembangan SDM
fungsinya serta untuk mencapai • Perencanaan • Kerjasama antar daerah
tujuannya secara efektif,
efektif, efisien pembangunan daerah
dan berkelanjutan.

Pengetahuan
Tingkatan Ketrampilan
Individu Kompetensi
Etika

MIS
Sumber Daya
Tingkatan Ketatalaksanaan Kapasitas
Kelembagaan Struktur Organisasi
Pemerintahan
Sistem Pengambilan
Keputusan Daerah

Tingkatan Peraturan-perundangan
Sistem Kebijakan Pendukung

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 2


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
D. BASIC CONCEPTS OF LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Approach Pendekatan
A working definition of local development Ditawarkan satu definisi tentang
planning is offered, to serve as a basis for perencanaan pembangunan daerah (yang
the subsequent discussions. The definition diperlukan bagi kepentingan studi) yang
also helps to highlight differences with dipakai sebagai dasar untuk diskusi-diskusi
current practices of local development selanjutnya. Definisi ini juga membantu
planning. untuk menyoroti perbedaan-perbedaan
dengan praktek-praktek perencanaan
pembangunan daerah saat ini.

Slides / Handouts Transparan / Bahan


Working definition of local development Definisi perencanaan pembangunan daerah
planning

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
... adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik
umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan
aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan
lainnya dengan cara:
• secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah
• merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan
daerah
• menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan

E. NORMATIVE FRAMEWORK FOR LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Approach Pendekatan
The legal basis for DPRD involvement in Diuraikan dan dijelaskan dasar hukum bagi
planning is explained, and the principles, keterlibatan DPRD dalam perencanaan serta
critical functions and competencies prinsip-prinsip umum, fungsi-fungsi kritis
pertaining to the role of the DPRD in dan kompetensi-kompetensi yang berkenaan
planning. dengan peran DPRD dalam perencanaan.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 3


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Slides Transparan
Legal basis and principles / good practices Dasar hukum dan prinsip-prinsip umum atau
for local development planning praktek-praktek yang baik dalam
perencanaan pembangunan daerah

Tugas dan wewenang DPRD dalam


rangka perencanaan pembangunan Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk
daerah (menurut UU 22/99) Perencanaan Pembangunan Daerah

Pasal 44
1. Pemerintah pada semua 3. Perencanaan daerah
(1) Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan Pemerintahan tingkatan melaksanakan berdasarkan kepada
Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. perencanaan sesuai dengan penyusunan kebijakan yang
mandat dan fungsi-fungsi yang dapat dipertanggung-jawabkan
ditugaskannya dengan jelas secara politik, serta konsisten
Pasal 69
dalam peraturan perundang- dengan tujuan-tujuan
Kepala Daerah menetapkan Peraturan Daerah atas persetujuan undangan. pembangunan daerah.
DPRD dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah dan
penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi. 2. Perencanaan dimengerti 4. Pelbagai aliran perencanaan
sebagai suatu dialog di antara dipadukan ke dalam suatu
Pasal 86 pelbagai pelaku melintasi kerangka komprehensif
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan tingkat-tingkat horizontal dan (menyeluruh) untuk
Peraturan Daerah selambat-lambatnya satu bulan setelah vertikal dari perencanaan. perencanaan pembangunan.
ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pendekatan Umum Terhadap


Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk
Pengkajian Kebutuhan Pengembangan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Kapasitas Bagi Pemerintahan Daerah

5. Dengan batas umum tertentu, 6. Mengembangkan kapasitas


setiap daerah memiliki perencanaan sejalan dengan
kebebasan (ruang gerak) untuk kebijakan-kebijakan dan tugas-
memutuskan bagaimana tugas pembangunan yang Pertimbangan- Kapasitas dan
mengorganisasikan fungsi timbul adalah suatu fungsi dari
Prinsip-prinsip, pertimbangan kompetensi
perencanaan dan bagaimana daerah yang difasilitasi oleh
menstrukturkan sistem pemerintah pusat. norma-norma dan operasional & yang dibutuh-
organisasi yang berkaitan praktek yang baik fungsi-fungsi kan oleh pihak
dengan perencanaan.
kritis tertentu

Action Hal yang perlu dilakukan


Hand out the normative framework on Membagikan kerangka normatif tentang
local development planning to the perencanaan pembangunan daerah ke
participants. partisipan-partisipan diskusi.
(The handout is given in Section 2). (Bahan diberikan dalam Bagian 2).

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 4


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Slides Transparan
Implications for the local level Implikasi-implikasi terhadap tingkat kabupaten / kota.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH:


Fungsi-fungsi kritis pada tingkat Fungsi-fungsi kritis pada tingkat
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

❚ Penerapan yang efektif dari kerangka ❚ Pemantauan (monitoring) konsistensi


perencanaan perencanaan dan penganggaran/pelaksanaan.
❚ Pelaksanaan (operasi) dari satu sistem ❚ Perpaduan dari aliran-aliran perencanaan
pemantauan (monitoring) perencanaan. yang berbeda
❚ Pembentukan struktur hubungan politik-
❚ Penerapan dari satu sistem perencanaan eksekutif untuk perencanaan.
daerah yang partisipatif dan lentur (fleksibel)
❚ Penetapan mekanisme koordinasi antar- dan
❚ Penguatan dari keterkaitan fungsional dengan intra-daerah
proses penganggaran. ❚ Perancangan program-program
❚ Perumusan visi daerah pengembangan kapasitas bagi perencanaan
❚ Penyusunan rencana-rencana dan program- daerah
program multi-tahun dan tahunan. ❚ Penerapan mekanisme penganggaran bagi
pengembangan kapasitas.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 5


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
F. ENVISAGED ORGANISATIONAL FRAMEWORK FOR PLANNING

Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatan ini dimaksudkan untuk
with the DPRD members on the merangsang diskusi dengan anggota-anggota
organisational framework for planning DPRD tentang kerangka organisasi
which they consider most suitable for their perencanaan yang mereka anggap paling
circumstances. The basis for such a sesuai dengan keadaan mereka. Dasar bagi
discussion are principles from the normative diskusi tersebut adalah prinsip-prinsip
framework, and operational implications for umum dari kerangka normatif dan implikasi-
those principles which are closely related to implikasi operasional dari prinsip tersebut
the involvement of the DPRD in this matter. yang berkaitan erat dengan keterlibatan
DPRD dalam perencanaan.

Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-implikasi
operasionalnya.

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Perencanaan dimengerti 2.1Dikembangkan suatu sistem 5. Dengan batas umum tertentu, 5.1 Model-model struktur hubungan
sebagai suatu dialog di antara perencanaan yang fleksibel setiap daerah memiliki politik-eksekutif untuk
pelbagai pelaku melintasi yang mengijinkan para pelaku kebebasan (ruang gerak) untuk perencanaan (misalnya komisi
tingkat-tingkat horizontal dan pada pelbagai tingkat untuk memutuskan bagaimana perencanaan daerah, dewan
vertikal dari perencanaan. berpartisipasi di dalam proses mengorganisasikan fungsi perencanaan, penasehat
perencanaan. perencanaan dan bagaimana perencanaan, badan perencanaan
2.2Perencanaan dilihat sebagai menstrukturkan sistem antar-daerah) diketahui dan
kegiatan yang terus-menerus organisasi yang berkaitan diterapkan dengan tepat.
dan memiliki keterkaitan yang dengan perencanaan. 5.2 Daerah diberikan kebebasan
erat dengan proses untuk menyusun struktur
penganggaran organisasi dan penempatan
staf/karyawan dan dalam
menetapkan mekanisme-
mekanisme kerjasama antar- dan
intra-daerah.

Suggestion for discussion Saran untuk diskusi


• Which main functions have to be • Fungsi-fungsi yang mana terutama harus
performed by the members of the local dipakai anggota DPRD dalam prosedur
parliament within the established perencanaan ?
planning process on the local level ? • Prosedur dan sistem organisasi
• Which planning procedure and perencanaan pembangunan daerah yang
organizational system shall be mana akan dibentuk di daerah?
established ? • Apakah pertimbangan-pertimbangan
Do the suggested operational implications operasional (atau fungsi-fungsi kritis)
(or critical functions) create constraints on terhadap peran DPRD akan
the competencies of the local councilors? menyebabkan kendala terhadap
How can the constraints be resolved ? kompetensi-kompetensi yang dimiliki
anggota DPRD? Bagaimana kendala
tersebut dapat dimecahkan?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 6


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
G. ENVISAGED PROCEDURAL FRAMEWORK FOR LOCAL PLANNING AND
COMMUNITY PARTICIPATION

Approach Pendekatan
Local planning will have to be conducted Perencanaan daerah akan harus dilaksanakan
within a transparent horizontal framework dalam suatu kerangka horizontal yang
that involves all stakeholders and provides transparan yang melibatkan semua pelaku
for effective community participation. dan menyediakan tempat bagi partisipasi
The discussion will address the related masyarakat yang efektif. Diskusi akan
issues and the roles which shall be taken by menuju atau mengarah kepada isu-isu dan
local councillors. peran-peran yang harus dimainkan oleh
anggota DPRD.
Slides
General principles and operational Transparan
implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

4. Pelbagai aliran perencanaan 4.1Undang-undang dan peraturan-


2. Perencanaan dimengerti 2.1 Dikembangkan suatu sistem dipadukan ke dalam suatu peraturan perencanaan dikaji
sebagai suatu dialog di antara perencanaan yang fleksibel kerangka komprehensif ulang dan disempurnakan untuk
pelbagai pelaku melintasi yang mengijinkan para pelaku (menyeluruh) untuk mengurangi arahan-arahan dan
tingkat-tingkat horizontal dan pada pelbagai tingkat untuk perencanaan pembangunan. petunjuk dari pusat sampai batas
vertikal dari perencanaan. berpartisipasi di dalam proses minimal, dan untuk mengijinkan
perencanaan. daerah-daerah memadukan aliran-
2.2 Perencanaan dilihat sebagai aliran perencanaan mereka sesuai
dengan kebutuhan atau keinginan
kegiatan yang terus-menerus
daerah.
dan memiliki keterkaitan yang
4.2Daerah-daerah sendiri mene-
erat dengan proses
rapkan suatu pengaturan yang
penganggaran minimal yang memungkinkan
sektor dan tingkat lebih bawah
melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan mereka lebih
leluasa.

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

4. Pelbagai aliran perencanaan 4.2 Daerah-daerah sendiri mene- 5. Dengan batas umum tertentu, 5.1 Model-model struktur hubungan
dipadukan ke dalam suatu rapkan suatu pengaturan yang setiap daerah memiliki politik-eksekutif untuk
kerangka komprehensif minimal yang memungkinkan kebebasan (ruang gerak) untuk perencanaan (misalnya komisi
(menyeluruh) untuk sektor dan tingkat lebih bawah memutuskan bagaimana perencanaan daerah, dewan
perencanaan pembangunan. melaksanakan fungsi-fungsi mengorganisasikan fungsi perencanaan, penasehat
perencanaan mereka lebih perencanaan dan bagaimana perencanaan, badan perencanaan
leluasa. menstrukturkan sistem antar-daerah) diketahui dan
organisasi yang berkaitan diterapkan dengan tepat.
dengan perencanaan. 5.2 Daerah diberikan kebebasan
4.3 Koordinasi, pengkajian rencana
ke atas dan proses-proses untuk menyusun struktur
pembagian (sharing) informasi organisasi dan penempatan
dirancang untuk memaksimalkan staf/karyawan dan dalam
otonomi sambil mengakui adanya menetapkan mekanisme-
pelbagai kepentingan dan mekanisme kerjasama antar- dan
kewenangan. intra-daerah.

Points for discussion Topik-topik untuk diskusi


• How can horizontal planning • Bagaimana koordinasi secara horisontal
coordination be improved on the local bagi perencanaan bisa ditingkatkan?
level ?
• Pertaining to sub-regional and village • Bagaimana Anda mempertimbangkan
pengelolaan proses perencanaan dari

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 7


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
planning, how would you envisage the bawah (di tingkat kecamatan dan desa)
bottom-up process to be managed in supaya kepentingan-kepentingan
order to better incorporate lower levels’ tingkatan bawah dapat diperhatikan?
interests ?
• Bagaimana Anda selaku anggota DPRD
• How would you as local councilors/the meminta meningkatkan peran
DPRD enhance the role of community masyarakat dan peluang partisipasi
participation in local development dalam proses perencanaan pembangunan
planning ? daerah dan lokal?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 8


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
2. Normative Framework

Background Latar belakang


The normative framework summarises Kerangka normatif memberikan asumsi-
leading assumptions which the team applied asumsi yang diterapkan di dalam
in defining key local government mendefinisikan kewenangan dan tanggung-
responsibilities in the area of the role and jawab kunci dari Pemerintah Daerah pada
functions of the local parliament. bidang peran dan fungsi DPRD.

The normative framework consists of three Kerangka normatif terdiri dari tiga bagian:
parts :
• Kolom pertama merumuskan prinsip-
• The first column formulates general prinsip umum. Prinsip-prinsip ini
principles. They are based on the team’s didasarkan atas pengalaman Tim dengan
experience with local governments in pemerintah-pemerintah daerah di
Indonesia and the team’s pattern of Indonesia serta pola berpikir Tim tentang
thinking what local governments should apa-apa yang harus dilakukan oleh
do and how they should do it. They also pemerintah-pemerintah daerah dan
reflect “best practice” and international bagaimana mereka melakukannya.
standards elsewhere. Prinsip-prinsip ini juga merefleksikan
pendekatan yang baik (best practice) dan
• The second column formulates
standar-standar internasional di mana
operational considerations derived from
saja.
the principles. These considerations are
related to the need to establish or modify • Kolom kedua merumuskan
regulations and framework conditions, pertimbangan-pertimbangan operasional
and/or they hint at institutional or yang diperoleh atau dijabarkan dari
organisational issues. prinsip-prinsip pada kolom pertama.
Pertimbangan-pertimbangan ini berkaitan
• The third column identifies target
dengan kebutuhan untuk menetapkan
institutions of the administrative system
atau menyempurnakan peraturan-
and/or target groups in the institutions
peraturan dan kerangka kondisi, dan/atau
related to the operational issues, and
menunjuk pada isu-isu organisasi atau
formulates required capacities and
kelembagaan.
competencies which are needed to put
such operational issues into practise. • Kolom ketiga mengidentifikasi lembaga-
lembaga administratif sebagai sasaran
dan/atau kelompok-kelompok sasaran
dalam lembaga-lembaga yang berkaitan
dengan isu-isu operasional, serta
merumuskan kapasitas dan kompetensi
yang dibutuhkan untuk meletakkan isu-
isu operasional tersebut dalam praktek.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 9


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
NORMATIVE FRAMEWORK : LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies


good practice
Definition : Local development planning is a systematic endeavour of multiple actors (stakeholders) from the public, private and civic domain at the
different levels to deal with interdependent physical and socio-economic aspects by means of
· continuously analysing regional development conditions,
· formulating local development goals and policies,
· conceptualizing strategies for solutions, and
· implementing them with the available resources,
so that new opportunities which enhance the local communities’ well-being can be seized upon in a sustainable manner.

1. All levels of government plan • Central government provides a DPRD/Head of region/Senior staff of regional agencies are
within legally defined framework for planning that lays out a aware of the content of the new laws/regulations.
mandates and in accordance minimal amount of standard procedures They adopt an attitude of self-initiative and assume
with clearly assigned and planning standards. responsibility for determining the scope of action.
functions. • Central government organisations Each level understands the functional framework and fully
(⇒ B 2) identify essential types of plans, uses the available room for policy setting.
sequencing of plans, and standards/ Senior / technical staff in Bappenas, Department of Home
performance required in planning and set Affairs, Department of Settlements and Regional
these in the appropriate legal form. Development, Office of the State Minister for Regional
• A planning monitoring system is Autonomy are aware of the range of general options for
established, for use by both the central planning system design.
government and local governments, to They are capable of generating discussion with relevant
monitor the functional division in experts / stakeholders on planning system design and of
planning as well as mutual adherence to designing a planning system that enables effective planning at
planning standards. each level.
They are able to design and operate a planning information
system, in collaboration with the regions.
Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies
good practice
2. Planning is understood to be • A flexible planning system is developed Legislators and regional officials/planners are capable of
a dialogue among multiple which allows stakeholders at various disseminating message that planning is a collective and
stakeholders across levels to participate in planning political effort that is inclusive and reconciles divergent
horizontal and vertical levels processes. interests.
of planning. • Planning is seen as ongoing activity that They can visualize, condense and disseminate draft
(⇒ B 5) has close functional linkages with the concepts/plans to make them available to stakeholders.
budgeting process. They are able to create opportunities for participation that are
consonant with type of plan/issue and realistic in terms of cost
of participating.
3. Regional planning is based • Formulation of regional vision is lead by Members of the legislatures have access to policy and
on politically accountable regional legislatures. planning resources of the executive and/or can attain
policy setting and consistent • Central government’s financial supplementary expertise.
with regional development incentives are used to encourage They are aware of various ways of sounding the public for
objectives. attention to national interests, without their views and have the capabilities and resources to do so.
(⇒ B 5) unduly infringing on regional autonomy. They have the latitude and ability to design and experiment
• Alokasi Khusus is defined as a with various legislative-executive co-management systems
supplement to Alokasi Umum (in view that respect roles/mandates of both.
of national imperatives: matching Relevant staff in Finance, Bappenas and other agencies are
principle, voluntary nature, position in aware of how similar instruments are used elsewhere.
planning cycle, etc). They can develop appropriate rules for fund allocation and are
• Local legislatures monitor the able to incorporate the fund design within the overall
consistency of budgeting and planning development planning system.
implementation with the regional DPRD is able to apply a financial information system that is
development objectives. suitable to budget control.
Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies
good practice
4. The various planning streams • Planning laws and regulations are Legal/technical experts of the relevant agencies are able to
are integrated into a reviewed and amended to reduce identify the range of instruments requiring review.
comprehensive framework impositions on the regions to a minimum They have the ability to check for conceptual and technical
for development planning. and to allow the regions to integrate their consistency.
(⇒ B 2) planning streams as required/desired. They are able to formulate minimum standards that are
• Regions themselves apply a minimum consistent with decentralized and locally integrated planning.
amount of rules to enable sectoral and Central and provincial level staff in relevant agencies capable
lower levels to execute their planning to understand the hierarchical/functional dimensions of plan
functions. review and know of international models.
• Coordination, upward plan review and They can work together to design models of plan adjudication,
information sharing processes are appeal and ongoing planning communication.
designed to maximize autonomy while
They are able to review plans for designated features (e.g.
recognizing multiple interests and
spillovers, legal compliance, legal challenges).
vantage points.
5. Within general guidelines, • Models of political-executive structures Regional politicians, secretary/head of regional organizational
each region has the latitude to for planning (e.g. local planning sub-units and senior planning staff recognize advantages and
decide how to organize the commission, planning board, advisory limitations of various structures for guiding planning and can
planning function and how to boards, inter-regional planning body) are select most appropriate model.
structure the organizational known and applied as appropriate. Central level agencies concerned with planning/state reform
landscape related to planning. • Latitude is given to regions to set organi- can fashion regulations to provide latitude needed. They can
(⇒ B 7, B 9) sational structures/staffing and establish facilitate exposure and provide advice on models.
mechanisms for intra- and inter-regional
coordination.
Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies
good practice
6. Building the planning • Technical "best practice" manuals (e.g. Central level agencies are capable to coordinate training
capacity in line with regional profile analysis, regional curricula in line with identified training needs.
emerging development economic analysis, transportation, They are able to identify and accreditate training organizations
policies and tasks is a settlement systems, industrial for regional/local development planning.
function of the regions development etc.) are available. Regional planning agencies and associations can identify
facilitated by the central • Cooperation among regions to handle training opportunities regionally, nationally and
government. externalities is firmly established. internationally.
(⇒ B 8) • Institutional arrangements for planning They are aware of investment required to upgrade planning
and management of special zones (e.g capacity and can sell this politically for regional budget
watersheds) are established. purposes.
• Capacity building programs for planning They can contract individually or collectively for needed
are established, coordinated and expertise, for planning tasks or skill transfer.
accessible to regional planners. They can identify and select cooperation structures that
• Central government supports building of facilitate cross-regional planning.
training associations that can support Central agency staff is able to provide advice and support to
capacity building in development regional associations that is non-directive, can bring resources
planning together and are able to expose regional staff to international
• Central government supports best practice.
professional association of planners and They can fashion carreer paths for planners that are consistent
empowers them to accredit with civil service reforms and budgetary capabilities.
training/education of planners. They can fashion government supervisory frameworks that
• Central government provides personnel give professional associations and planning programs
management instruments (professional jurisdiction over accreditation/content of planning education.
standards for planners, career
development, etc.) and facilitates the
realization of professionalization goals.
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prinsip-prinsip Umum Pertimbangan Operasional Kelompok Sasaran & Kempetensi

Perencanaan Pembangungan Daerah adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau pemerintah, swasta
maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek-aspek fisik,
sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan lainnya dengan cara :
• Secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah
• Merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah
• Menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• Melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan

1. Pemerintah pada semua tingkatan • Pemerintah pusat menyediakan suatu kerangka • DPRD, Kepala Daerah dan staf senior
melaksanakan perencanaan sesuai dengan perencanaan yang memaparkan suatu tingkat Dinas/Instansi di daerah menyadari tentang isi
kewenangan dan fungsi-fungsi yang minimal dari standar-standar prosedur dan peraturan perundangan yang baru.
ditugaskannya dengan jelas dalam peraturan standar-standar perencanaan • Mereka mengadopsi suatu inisiatif dari diri
perundang-undangan. • Instansi-instansi pemerintah pusat sendiri serta memikul tanggung jawab untuk
mengidentifikasi jenis-jenis rencana pokok, menentukan ruang lingkup aksi/tindakan.
urutan rencana-rencana serta merumuskan • Setiap tingkat mengerti kerangka kerja
standar-standar yang diperlukan dalam fungsional dan menggunakan sepenuhnya
perencanaan serta menyusunnya dengan “ruang” yang tersedia bagi penyusunan
bentuk hukum yang tepat. kebijakan.
• Suatu sistem pemantauan (monitoring) • Staf teknis/senior di Bappenas, Departemen
perencanaan ditetapkan untuk dipergunakan Dalam Negeri, Departemen Permukiman dan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pengembangan Wilayah, Kantor Menteri
untuk memantau pembagian fungsi di dalam Negara Otonomi Daerah menyadari tentang
perencanaan dan ketaatan bersama terhadap luasnya opsi-opsi umum untuk perancangan
standar-standar perencanaan. sistem perencanaan.
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prinsip-prinsip Umum Pertimbangan Operasional Kelompok Sasaran & Kempetensi

• Mereka mampu membangkitkan pembahasan


(diskusi) dengan para ahli atau para pelaku
dan merancang sistem perencanaan yang
memungkinkan perencanaan efektif pada
setiap tingkat.
• Mereka mampu merancang dan
mengoperasikan suatu sistem informasi
perencanaan kerjasama dengan daerah-daerah.

2. Perencanaan dimengerti sebagai suatu dialog • Dikembangkan suatu sistem perencanaan yang • DPRD dan perencana daerah mampu
di antara pelbagai pelaku melintasi tingkat- fleksibel yang mengijinkan para pelaku pada menyebar-luaskan pesan bahwa perencanaan
tingkat horizontal dan vertikal dari pelbagai tingkat untuk berpartisipasi di dalam adalah suatu upaya politik dan bersama
perencanaan. proses perencanaan. (kolektif) yang meliputi dan
• Perencanaan dilihat sebagai kegiatan yang mengkompromikan pelbagai kepentingan yang
terus-menerus dan memiliki keterkaitan yang berlainan.
erat dengan proses penganggaran • Mereka bisa menampakkan
(memvisualisasikan), meringkas dan
menyebar-luaskan draft konsep/rencana agar
tersedia bagi para pelaku.
• Mereka mampu menciptakan peluang-peluang
bagi partisipasi yang cocok dengan jenis
(" B5) rencana/issu serta realistik bila dilihat dari
segi intensitas dan biaya untuk partisipasi
tersebut.
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prinsip-prinsip Umum Pertimbangan Operasional Kelompok Sasaran & Kempetensi

3. Perencanaan daerah berdasarkan kepada • Perumusan visi daerah dipimpin oleh DPRD. • Para anggota DPRD memiliki akses
penyusunan kebijakan yang dapat • Insentif keuangan dari pemerintah pusat (kemudahan) terhadap sumber-sumber
dipertanggung-jawabkan secara politik, serta dipergunakan untuk mendorong perhatian kebijakan dan perencanaan dari pemerintah
konsisten dengan tujuan-tujuan pembangunan terhadap kepentingan-kepentingan nasional, daerah (eksekutif) dan/atau bisa memperoleh
daerah. tanpa melanggar otonomi daerah. tambahan keakhlian.
(" B5) • Dana Alokasi Khusus (DAK) didefinisikan • Mereka menyadari (mengetahui) pelbagai cara
sebagai pelengkap bagi Dana Alokasi Umum meyuarakan pandangan/pendapat umum
(DAU) dan besarnya memperhatikan atau (publik) serta memiliki kemampuan dan
mempertimbangkan kepentingan nasional, sumber daya untuk melaksanakannya.
prinsip yang sebanding, sukarela, serta • Mereka memiliki kebebasan (ruang gerak) dan
menempatkannya pada siklus perencanaan. kemampuan untuk merancang dan menguji-
• DPRD memantau konsistensi penganggaran coba pelbagai sistem kerjasama manajemen
(APBD) dan pelaksanaan perencanaan dengan DPRD-Pemerintah Daerah yang menghargai
tujuan-tujuan pembangunan daerah. peran dan mandat masing-masing.
• Staf-staf yang relevan di Departemen
Keuangan, Bappenas dan instansi-instansi lain
menyadari bagaimana instrumen-instrumen
yang serupa dipergunakan di negara lain.
• Mereka dapat mengembangkan aturan-aturan
yang tepat bagi DAU / DAK serta mampu
untuk menggabungkan sistem pendanaan
DAU / DAK dengan sistem perencanaan
pembangunan daerah
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prinsip-prinsip Umum Pertimbangan Operasional Kelompok Sasaran & Kempetensi

• Anggota DPRD mampu menerapkan suatu


sistem informasi keuangan yang sesuai dengan
pengawasan anggaran.
4. Pelbagai aliran perencanaan dipadukan ke • Undang-undang dan peraturan-peraturan • Ahli-ahli hukum/teknis dari instansi-instansi
dalam suatu kerangka komprehensif perencanaan dikaji ulang dan disempurnakan yang relevan mampu mengidentifikasi
(menyeluruh) untuk perencanaan untuk mengurangi arahan-arahan dan petunjuk peraturan-peraturan yang memerlukan
pembangunan . dari pusat sampai batas minimal, dan untuk pengkajian ulang.
(" B2) mengijinkan daerah-daerah memadukan • Mereka mampu untuk memeriksa konsistensi
aliran-aliran perencanaan mereka sesuai konseptual dan teknis.
dengan kebutuhan atau keinginan daerah.
• Mereka mampu merumuskan standar-standar
• Daerah-daerah sendiri menerapkan suatu minimal yang konsisten dengan perencanaan
pengaturan yang minimal yang memungkinkan yang terdesentralisasi dan terpadu secara
sektor dan tingkat lebih bawah melaksanakan lokal.
fungsi-fungsi perencanaan mereka lebih
leluasa. • Staf dari tinstansi/dinas yang relevan di
tingakt pusat dan provinsi mampu untuk
• Koordinasi, pengkajian rencana ke atas dan mengerti dimensi-dimensi hierarkhis dan
proses-proses pembagian (sharing) informasi fungsional dari pengkajian rencana dan
dirancang untuk memaksimalkan otonomi mengetahui model-model internasional.
sambil mengakui adanya pelbagai kepentingan
• Mereka dapat bekerja sama untuk merancang
dan kewenangan.
model-model keputusan (adjudication)
rencana dan naik banding (appeal) serta
komunikasi perencanaan yang sedang
berjalan.
• Mereka mampu untuk mengkaji rencana-
rencana untuk aspek-aspek tertentu (misalnya,
efek sampingan, kepatuhan hukum dan
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prinsip-prinsip Umum Pertimbangan Operasional Kelompok Sasaran & Kempetensi


tantangan hukum).
5. Dengan batas umum tertentu, setiap daerah • Model-model struktur hubungan politik- • Anggota DPRD, pejabat pemerintah daerah
memiliki kebebasan (ruang gerak) untuk eksekutif untuk perencanaan (misalnya komisi dan staf senior perencanaan mengetahui pro
memutuskan bagaimana mengorganisasikan perencanaan daerah, dewan perencanaan, dan kontra masing-masing alternatif
fungsi perencanaan dan bagaimana penasehat perencanaan, badan perencanaan pembinaan perencanaan dan bisa memilih
menstrukturkan sistem organisasi yang antar-daerah) diketahui dan diterapkan dengan alternatif yang paling tepat.
berkaitan dengan perencanaan. tepat. • Instansi-instansi tingkat pusat yang terlibat
• Daerah diberikan kebebasan untuk menyusun dalam reformasi perencanaan atau reformasi
(" B7, B9) struktur organisasi dan penempatan negara dapat menyusun peraturan-peraturan
staf/karyawan dan dalam menetapkan untuk menyediakan kebebasan (ruang gerak)
mekanisme-mekanisme kerjasama antar- dan yang diperlukan. Mereka bisa memfasilitasi
intra-daerah. dan memberikan nasihat tentang alternatif-
alternatif.
6. Mengembangkan kapasitas perencanaan • Tersedia pedoman-pedoman teknis tentang • Instansi-instansi tingkat pusat mampu untuk
sejalan dengan kebijakan-kebijakan dan tugas- pendekatan-pendekatan yang dianjurkan mengkoordinasikan kurikulum pelatihan
tugas pembangunan yang timbul adalah suatu (misalnya, analisis profil daerah, analisis sejalan dengan kebutuhan-kebutuhan pelatihan
fungsi dari daerah yang difasilitasi oleh ekonomi daerah, transportasi, sistem-sistem yang telah diidentifikasi.
pemerintah pusat. permukiman, pembangunan industrial dll.). • Mereka mampu untuk mengidentifikasi dan
• Dibentuk mekanisme kerjasama antar-daerah mengakreditasi organisasi-organisasi pelatihan
(" B8) untuk menangani hal-hal yang menyangkut untuk perencanaan pembangunan daerah.
lebih dari satu daerah. • Badan-badan perencanaan pembangunan
• Ditetapkan pengaturan kelembagaan untuk daerah dan asosiasi-asosiasi dapat meng-
perencanaan dan pengelolaan zona-zona atau identifikasi peluang-peluang bagi pelatihan,
kawasan khusus (misalnya, daerah aliran baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
sungai)
Prinsip-prinsip Umum Pertimbangan Operasional Kelompok Sasaran & Kempetensi

• Ditetapkan, dikoordinasikan dan dapat diakses • Mereka menyadari tentang kebutuhan


oleh perencana daerah, program-program investasi untuk meningkatkan kapasitas
pengembangan kapasitas bagi perencanaan. perencanaan serta memperjuangkannya pada
• Pemerintah pusat mendukung pengembangan pembahasan APBD.
asosiasi-asosiasi pelatihan yang dapat • Mereka dapat membuat kontrak secara
mendukung pengembangan kapasitas perorangan atau secara kolektif untuk keahlian
perencanaan pembangunan. yang diperlukan, bagi tugas perencanaan atau
• Pemerintah pusat mendukung asosiasi alih keterampilan.
profesional dari para perencana serta • Mereka dapat mengidentifikasi dan memililh
memberdayakannya dan mengakreditasi struktur kerjasama yang memfasilitasi
pelatihan/pendidikan bagi perencana perencanaan lintas-daerah.
• Pemerintah pusat menetapkan instrumen- • Perencana tingkat pusat mampu memberikan
instrumen kepegawaian (standar nasihat dan dukungan kepada asosiasi-asosiasi
profesionalisme untuk perencana, perencana daerah yang bersifat bukan
pengembangan karir, dll.) dan memfasilitasi pengarahan. Mereka dapat memperkenalkan
perwujudan tujuan profesionalisme. staf-staf perencana daerah dengan praktek atau
pendekatan terbaik di tingkat internasional.
• Mereka dapat membentuk mekanisme
pengembangan karir bagi perencana konsisten
dengan reformasi kepegawaian dan
kemampuan anggaran.
• Mereka dapat melaksanakan pengawasan
terhadap asosiasi-asosiasi profesional dan
program-program perencanaan berkaitan
denganakreditasi dan isi kurikulum pendidikan
perencanaan.
3. Workshop with Representatives from BAPPEDA, PMD,
and Camats on Local Development Planning

This workshop can be held with Lokakarya dapat dilaksanakan dengan


representatives from the BAPPEDA, PMD perwakilan-perwakilan dari BAPPEDA,
and Camats from a single district or city, or PMD dan Camat dari suatu kabupaten atau
with representatives from several districts kota, atau dengan perwakilan dari beberapa
and cities, even including provincial kabupaten dan beberapa kota, bahkan dapat
representatives. juga melibatkan perwakilan dari tingkat
propinsi.
Depending on such single-region or
multiple-region composition of the Beberapa penyesuaian mungkin diperlukan
workshop attendants, some adjustment may tentang topik-topik yang disarankan untuk
be needed to the suggested discussion topics lokakarya, tergantung kepada komposisi
for this workshop yang menghadiri lokakarya tersebut, apakah
hanya dari satu daerah atau dari beberapa
daerah.

A. TIME SCHEDULE

The length of sessions is only indicative and Lamanya setiap sessi hanya indikatif saja
may vary from place to place. dan bisa bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 20


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Waktu Tema

Sessi 1: Pendahuluan
08:00 – 10:00 Latar belakang dan tujuan-tujuan studi
pengkajian kebutuhan pengembangan
kapasitas bagi pemerintahan daerah

Presentasi
1. Konsep dasar perencanaan
pembangunan daerah

2. Kerangka normatif bagi perencanaan


pembangunan daerah

3. Pertimbangan operasional pada


tingkatan-tingkatan perencanaan
10:00 – 10:30 Rehat kopi

Diskusi
Sessi 2: Cara operasional perencanaan
10:30 – 11:30 pembangunan daerah di masa mendatang:
a. Koordinasi perencanaan secara
horisontal
b. Pendekatan apa terhadap perencanaan
sub-daerah (kecamatan dan desa)?
c. Perencanaan dan koordinasi secara
vertikal (dengan propinsi dan pusat)

Pengkajian Kebutuhan Pengembangan


Kapasitas:
11:30 – 12:00 Kuesioner untuk pejabat-pejabat dari
Bappeda

12:00 – 13:00 Sholat/Makan siang

Kerja Kelompok
Sessi 3: 1. Analisis kelembagaan terhadap
13:00 – 14:30 kebutuhan pengembangan kapasitas
bagi perencanaan pembangunan daerah

14:30 – 15:00 Rehat kopi

Sessi 4: 2. Presentasi dan diskusi hasil-hasil kerja


15:00 – 16:00 kelompok

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 21


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
B. LIST OF HANDOUTS FOR PARTICIPANTS

To facilitate the discussion, the following handouts are prepared for the participants :
! Normative framework (Section 2)
! Handouts of slides
! Questionnaire for BAPPEDA officials (Section 4)

C. INTRODUCTION : BACKGROUND AND PURPOSE OF THE STUDY

Approach Pendekatan
The participants invited to take part in this Peserta yang diundang untuk ambil bagian
discussion may not have any prior di dalam pembahasan ini mungkin belum
knowledge of the purpose of the study, and mengetahui tujuan dari studi, dan bagaimana
how their input may contribute to it. Some masukan dari mereka dapat menyumbang
time should therefore be taken to introduce atau memberikan kontribusi dalam
briefly the study and its purpose. pembahasan tersebut. Oleh karena itu perlu
disediakan waktu untuk memperkenalkan
secara ringkas tentang studi dan tujuannya.

Slides / Handouts Transparan / Bahan


Capacity, dimensions of capacity and Kapasitas, dimensi-dimensi kapasitas dan
themes of the study topik-topik pokok studi

Tujuan Studi adalah melaku- Tema-tema pokok studi


kan analisis komprehensif
untuk mengkaji kebutuhan • Peran dan fungsi DPRD
dan anggota DPRD
• Keuangan Daerah
• Pembangunan ekonomi
bagi pengembangan kapasitas • Mekanisme pengawasan daerah dan kebijakan
pemerintahan daerah. dan pembinaan antar penyerapan tenaga kerja
tingkatan pemerintah • Pengembangan
Kapasitas adalah kemampuan suatu • Pelayanan Umum (di organisasi pemerintah
sektor pelayanan daerah
individu,
individu, suatu organisasi atau perkotaan, kesehatan, • Pengelolaan
institusi dan suatu sistem untuk pendidikan dan pertanian) pengembangan SDM
melaksanakan tugas dan fungsinya
• Perencanaan • Kerjasama antar daerah
serta untuk mencapai tujuannya pembangunan daerah
secara efektif,
efektif, efisien dan
berkelanjutan.
berkelanjutan.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 22


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Pengetahuan
Tingkatan Ketrampilan
Individu Kompetensi
Etika

MIS
Sumber Daya
Tingkatan Ketatalaksanaan Kapasitas
Kelembagaan Struktur Organisasi Pemerintahan
Sistem Pengambilan
Keputusan Daerah

Tingkatan Peraturan-perundangan
Sistem Kebijakan Pendukung

D. BASIC CONCEPTS OF LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Approach Pendekatan
A working definition of local development Ditawarkan satu definisi tentang
planning is offered, to serve as a basis for perencanaan pembangunan daerah (yang
the subsequent discussions. The definition diperlukan bagi kepentingan studi) yang
also helps to highlight differences with dipakai sebagai dasar untuk diskusi-diskusi
current practices of local development selanjutnya. Definisi ini juga membantu
planning. untuk menyoroti perbedaan-perbedaan
dengan praktek-praktek perencanaan
pembangunan daerah saat ini.

Slides / Handouts Transparan / Bahan


Working definition of local development Definisi perencanaan pembangunan daerah
planning

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
... adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik
umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan
aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan
lainnya dengan cara:
• secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah
• merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan
daerah
• menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 23


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
E. NORMATIVE FRAMEWORK FOR LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Approach Pendekatan
The principles, critical functions and Disajikan atau dipresentasikan prinsip-
competen-cies pertaining to local prinsip umum, fungsi-fungsi kritis dan
development planning are presented, to kompetensi-kompetensi yang berkaitan
generate some discussion with the workshop dengan perencanaan pembangunan daerah
participants. untuk membangkitkan diskusi dengan
peserta lokakarya

Slides Transparan
Principles / good practices for local Prinsip-prinsip umum / praktek-praktek
development planning yang baik dalam perencanaan pembangunan
daerah

Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Pemerintah pada semua 3. Perencanaan daerah


5. Dengan batas umum tertentu, 6. Mengembangkan kapasitas
tingkatan melaksanakan berdasarkan kepada
setiap daerah memiliki perencanaan sejalan dengan
perencanaan sesuai dengan penyusunan kebijakan yang
kebebasan (ruang gerak) untuk kebijakan-kebijakan dan tugas-
mandat dan fungsi-fungsi yang dapat dipertanggung-jawabkan
memutuskan bagaimana tugas pembangunan yang
ditugaskannya dengan jelas secara politik, serta konsisten
mengorganisasikan fungsi timbul adalah suatu fungsi dari
dalam peraturan perundang- dengan tujuan-tujuan
perencanaan dan bagaimana daerah yang difasilitasi oleh
undangan. pembangunan daerah.
menstrukturkan sistem pemerintah pusat.
organisasi yang berkaitan
2. Perencanaan dimengerti 4. Pelbagai aliran perencanaan dengan perencanaan.
sebagai suatu dialog di antara dipadukan ke dalam suatu
pelbagai pelaku melintasi kerangka komprehensif
tingkat-tingkat horizontal dan (menyeluruh) untuk
vertikal dari perencanaan. perencanaan pembangunan.

Pendekatan Umum Terhadap


Pengkajian Kebutuhan Pengembangan
Kapasitas Bagi Pemerintahan Daerah

Pertimbangan- Kapasitas dan


Prinsip-prinsip, pertimbangan kompetensi
norma-norma dan operasional & yang dibutuh-
praktek yang baik fungsi-fungsi kan oleh pihak
kritis tertentu

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 24


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Action Hal yang perlu dilakukan
Hand out the normative framework on Membagikan kerangka normatif tentang
local development planning to the perencanaan pembangunan daerah ke
participants. partisipan-partisipan diskusi.
(The handout is given in Section 2). (Bahan diberikan dalam Bagian 2).

Slides Transparan
Implications for the local, provincial and Implikasi-implikasi terhadap tingkat
national level kabupaten/kota, propinsi dan pusat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH:


Fungsi-fungsi kritis pada tingkat Fungsi-fungsi kritis pada tingkat
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

❚ Penerapan yang efektif dari kerangka ❚ Pemantauan (monitoring) konsistensi


perencanaan perencanaan dan penganggaran/pelaksanaan.
❚ Perpaduan dari aliran-aliran perencanaan
❚ Pelaksanaan (operasi) dari satu sistem yang berbeda
pemantauan (monitoring) perencanaan.
❚ Pembentukan struktur hubungan politik-
❚ Penerapan dari satu sistem perencanaan eksekutif untuk perencanaan.
daerah yang partisipatif dan lentur (fleksibel) ❚ Penetapan mekanisme koordinasi antar- dan
❚ Penguatan dari keterkaitan fungsional dengan intra-daerah
proses penganggaran. ❚ Perancangan program-program
❚ Perumusan visi daerah pengembangan kapasitas bagi perencanaan
daerah
❚ Penyusunan rencana-rencana dan program- ❚ Penerapan mekanisme penganggaran bagi
program multi-tahun dan tahunan. pengembangan kapasitas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH:


Fungsi-fungsi kritis pada tingkat propinsi Fungsi-fungsi kritis pada tingkat propinsi

❚ Pembentukan mekanisme-mekanisme koordinasi


❚ Penerapan yang efektif dari tugas-tugas
(kabupaten/kota-kabupaten/kota; provinsi-
perencanaan propinsi kabupaten/kota; pusat-propinsi-kabupaten/kota)
❚ Pembentukan mekanisme perencanaan ❚ Pembentukan organisasi-organisasi perencanaan
perantara (intermediary) antara pusat dan antar-daerah.
daerah.
❚ Pembentukan mekanisme-mekanisme dukungan
❚ Pembentukan proses mediasi antar daerah perencanaan dan program kegiatan
Kabupaten/Kota pengembangan kapasitas.
❚ Promosi budaya perencanaan yang dapat ❚ Penyesuaian penganggaran propinsi untuk
dipertanggung-jawabkan secara politik. memenuhi kebutuhan-kebutuhan pembangunan
daerah.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 25


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH:
Fungsi-fungsi kritis pada tingkat nasional Fungsi-fungsi kritis pada tingkat nasional

❚ Penetapan satu kerangka perencanaan ❚ Perancangan proses-proses untuk


pembangunan memaksimalkan otonomi daerah sambil
❚ Pengembangan pedoman-pedoman perencanaan mengakui adanya pelbagai kepentingan dan
untuk menghasilkan cara perencanaan yang saling memanfaatkan.
dapat menyesuaikan diri (adaptif) ❚ Penetapan pedoman umum tentang issu-issu di
❚ Pembentukan satu budaya perencanaan yang mana daerah telah diberikan otonomi untuk
dapat dipertanggung-jawabkan (akuntabel) mengelola urusannya.
secara politik. ❚ Fasilitasi kegiatan-kegiatan (initiatives) untuk
❚ Pengembangan sistem-sistem pemantauan membangun suatu sistem pengembangan
perencanaan (sistem kepatuhan dan kinerja). kapasitas bagi perencanaan.
❚ Pengkajian ulang dan penyempurnaan ❚ Perancangan sistem pengalokasian keuangan
(amandemen) hukum dan peraturan perundang- pemerintah nasional.
undangan.

F. ENVISAGED OPERATIONAL FRAMEWORK FOR PLANNING

Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatan ini dimaksudkan untuk
with the workshop participants on the future merangsang diskusi dengan peserta
operational framework for planning which lokakarya tentang kerangka operasional
they consider most suitable for their local perencanaan di masa depan yang mereka
circumstances. The basis for such a anggap paling sesuai dengan keadaan daerah
discussion are principles from the normative mereka. Dasar bagi diskusi tersebut adalah
framework, and operational implications prinsip-prinsip umum dari kerangka
derived for those principles. normatif dan implikasi-implikasi
operasional yang diperoleh dari prinsip
The discussion shall focus on three major tersebut.
aspects of future planning system design and Diskusi akan memusatkan perhatian kepada
its operationalization : tiga aspek utama dari rancangan sistem
! Horizontal coordination of local perencanaan serta operasionalisasinya di
development planning masa depan, yaitu:
! Approach towards village and subdistrict • Koordinasi horizontal perencanaan
level planning pembangunan daerah
! Vertical planning coordination • Pendekatan ke arah perencanaan pada
tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
• Koordinasi perencanaan vertikal.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 26


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
G. HORIZONTAL PLANNING APPROACH AND COORDINATION

Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya.

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

4. Pelbagai aliran perencanaan 4.1 Undang-undang dan peraturan-


dipadukan ke dalam suatu peraturan perencanaan dikaji
kerangka komprehensif ulang dan disempurnakan untuk
(menyeluruh) untuk mengurangi arahan-arahan dan
perencanaan pembangunan. petunjuk dari pusat sampai batas
minimal, dan untuk mengijinkan
daerah-daerah memadukan aliran-
aliran perencanaan mereka sesuai
dengan kebutuhan atau keinginan
daerah.
4.2 Daerah-daerah sendiri mene-
rapkan suatu pengaturan yang
minimal yang memungkinkan
sektor dan tingkat lebih bawah
melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan mereka lebih
leluasa.

Topics for discussion Topik-topik untuk diskusi


1. Can local development planning affect 1. Apakah perencanaan pembangunan
horizontal coordination in view of daerah dapat mempengaruhi koordinasi
sectorally oriented planning practice and secara horisontal mengingat praktek dan
approaches? pendekatan yang masih bersifat sektoral?

2. Bagaimana perencanaan pembangunan


2. How will local development planning
daerah harus dilaksanakan supaya
have to be conducted in order to increase
perannya untuk mempengaruhi sektor-
its role to guide sectors?
sektor bisa ditingkatkan?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 27


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
H. APPROACH TOWARDS VILLAGE AND SUBDISTRICT LEVEL PLANNING

Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatan ini dimaksudkan untuk
with the workshop participants on the sub- merangsang diskusi dengan peserta
regional planning approach which they lokakarya tentang pendekatan perencanaan
consider most suitable for their region. The sub-daerah (kecamatan dan desa) mana yang
basis for such a discussion are principles mereka anggap paling sesuai dengan daerah
from the normative framework, and mereka. Dasar bagi diskusi tersebut adalah
operational implications derived for those prinsip-prinsip umum dari kerangka
principles. normatif dan implikasi-implikasi
operasional yang diperoleh dari prinsip
tersebut.

Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya.

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

4. Pelbagai aliran perencanaan 4.1 Undang-undang dan peraturan- 4. Pelbagai aliran perencanaan 4.3 Koordinasi, pengkajian rencana ke
dipadukan ke dalam suatu peraturan perencanaan dikaji ulang dipadukan ke dalam suatu atas dan proses-proses pembagian
kerangka komprehensif dan disempurnakan untuk kerangka komprehensif (sharing) informasi dirancang untuk
(menyeluruh) untuk perencanaan mengurangi arahan-arahan dan (menyeluruh) untuk perencanaan memaksimalkan otonomi sambil
pembangunan. petunjuk dari pusat sampai batas pembangunan. mengakui adanya pelbagai
minimal, dan untuk mengijinkan kepentingan dan kewenangan.
daerah-daerah memadukan aliran-
aliran perencanaan mereka sesuai
dengan kebutuhan atau keinginan
daerah.
4.2 Daerah-daerah sendiri mene-rapkan
suatu pengaturan yang minimal yang
memungkinkan sektor dan tingkat
lebih bawah melaksanakan fungsi-
fungsi perencanaan mereka lebih
leluasa.

Topics for discussion Topik-topik untuk diskusi


Current sub-regional planning procedures : Prosedur perencanaan pada tingkat sub-
o How does the established local planning daerah (kecamatan dan desa) pada saat ini :
process translate local policies into sub- • Bagaimana proses perencanaan daerah
area specific guidelines for planning yang ada (pada saat ini) menterjemahkan
and programming (via UDKP, kebijakan-kebijakan lokal dalam bentuk
MusBangDes) ? garis pedoman untuk perencanaan di
o How do village proposals and their tingkat kecamatan dan desa (dalam
coordination on the sub-district level kerangka UDKP dan MusBangDes)?
make use of local policy frameworks ? • Bagaimana usulan-usulan proyek yang
disampaikan oleh desa-desa dan proses
koordinasinya di kecamatan
memanfaatkan kebijakan-kebijakan
lokal ?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 28


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Envisaged improvements of sub-regional Perbaikan-perbaikan perencanaan pada
planning : tingkat sub-daerah (kecamatan dan desa)
yang diharapkan di masa depan :
• How will the planning procedures and
organisational set-up have to be revised • Bagaimana prosedur perencanaan dan
in order to provide sub-regional system kelembagaan harus beruba
planning some greater latitude to plan sehingga tingkat bawah juga diberikan
for its area ? kebebasan (ruang gerak) yang lebih
besar untuk merencanakan daerah
• Which planning functions shall be given
tersebut ?
to the subdistrict level, and how can
they be matched with adequate planning • Fungsi-fungsi perencanaan yang mana
harus diberikan kepada kecamatan dan
resources (required competencies) ?
bagaimana fungsi-fungsi tersebut dapat
disesuaikan dengan sumber daya
perencanaan (kompetensi yang
dibutuhkan) ?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 29


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
I. VERTICAL COORDINATION OF PLANNING

Approach Pendekatan
Coordination in planning will become more Koordinasi dalam perencanaan akan menjadi
important than ever before, but the manner lebih penting lagi dari sebelumnya, tetapi
in which it is being done will have to be cara dan mekanismenya secara substansial
substantially different from previous harus berbeda dengan pengaturan
arrangements. sebelumnya.

This discussion topic wants to explore what Topik diskusi ini ingin menggali gagasan-
ideas and suggestions the workshop gagasan dan saran-saran apa dari peserta
participants have to handle in vertical lokakarya yang harus menangani koordinasi
planning coordination, both with the perencanaan vertikal, baik dengan tingkat
province and the national level. propinsi maupun dengan tingkat pusat.

Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah

Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional

1. Pemerintah pada semua 1.1 Pemerintah pusat menyediakan 1. Pemerintah pada semua 1.3 Suatu sistem pemantauan
tingkatan melaksanakan suatu kerangka perencanaan tingkatan melaksanakan (monitoring) perencanaan
perencanaan sesuai dengan yang memaparkan suatu perencanaan sesuai dengan ditetapkan untuk
mandat dan fungsi-fungsi yang tingkat minimal dari standar- mandat dan fungsi-fungsi yang dipergunakan oleh pemerintah
ditugaskannya dengan jelas standar prosedur dan standar- ditugaskannya dengan jelas pusat dan pemerintah daerah
dalam peraturan perundang- standar perencanaan. dalam peraturan perundang- untuk memantau pembagian
undangan. undangan. fungsi di dalam perencanaan
1.2 Instansi-instansi pemerintah
dan ketaatan bersama terhadap
pusat mengidentifikasi jenis-
standar-standar perencanaan.
jenis rencana pokok, urutan
rencana-rencana serta meru-
muskan standar-standar yang
diperlukan dalam perencanaan
serta menyusunnya dengan
bentuk hukum yang tepat.

Topics for discussion Topik-topik untuk diskusi


Current practices : Praktek-praktek pada saat ini :
• Why are the established vertical • Mengapa prosedur koordinasi secara
coordinative procedures ineffective to vertikal tidak efektif untuk
accommodate local level interests ? mengakomodir kepentingan daerah?
Future opportunities : Peluang-peluang bagi masa depan :
• How should vertical coordination occur • Bagaimana koordinasi secara vertikal
in a decentralized planning system akan dilaksanakan dalam system
where regions have the discretion to perencanaan yang terdesentralisir di
decide on planning issues for their area? mana daerah-daerah mempunyai
keleluasaan untuk menentukan issu-issu
perencanaan bagi daerah mereka?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 30


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
J. INSTITUTIONAL ANALYSIS OF CAPACITY REQUIREMENTS

In order to deepen the discussion and Untuk mendalami diskusi dan analisis
analysis of local capacity requirements a kebutuhan kapasitas daerah, satu sesi kerja
group work session and presentation of kelompok dibentuk dan kemudian
results are held with workshop participants. mempresentasikan hasil-hasil kerja
kelompoknya di depan peserta lakokarya.
The purpose of this group work is to discuss
critical functions as originating from the Tujuan dari kelompok kerja ini adalah untuk
envisaged revision of the planning system membahas fungsi-fungsi kritis
(the normative framework serving as the (tugas/kegiatan pokok) yang berasal dari
conceptual base) and to identify revisi sistem perencanaan masa depan
institutional characteristics at the local level (kerangka normatif memberikan basis
to comply with those critical functions. konseptual) dan untuk mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik kelembagaan pada
The following table is used to explain to tingkat daerah yang dibutuhkan untuk
participants the interrelationships between memenuhi fungsi-fungsi kritis tersebut.
critical functions of local development
planning and the identification of capacity Tabel selanjutnya dipergunakan untuk
requirements as related to the three levels of menerangkan kepada para peserta hubungan
analysis – the system, organizational and atau keterkaitan antara fungsi-fungsi kritis
individual level. perencanaan pembagunan dan identifikasi
kebutuhan kapasitas yang berhubungan
dengan tiga tingkatan analisis, sistem,
organisasi/kelembagaan dan tingkat
individu.

Action Kegiatan
Participants shall be divided into several Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok
working groups comprising 6 – 8 members kerja, masing-masing terdiri dari 6-8
each. anggota.
Since time does not permit a full analysis of Karena waktu tidak mengijinkan untuk
all critical functions, each group is assigned melakukan analisis secara penuh, maka
one or two different general principles from setiap kelompok ditugaskan hanya mem-
the normative framework and the related bahas satu atau dua prinsip umum yang
critical functions for discussion. Each berbeda dari kerangka normatif serta fungsi-
working group will be moderated by a fungsi kritis yang berhubungan untuk
member of the study team. diskusi. Setiap kelompok kerja dimoderasi
atau dipimpin oleh salah seorang anggota
After the group work session that may last tim studi.
for about one hour, a brief presentation and Setelah sesi kelompok kerja yang
discussion will be held to summarize berlangsung sekitar satu jam, suatu
findings and draw preliminary conclusions presentasi singkat dan diskusi atau tanya
for local capacity building. jawab dilaksanakan untuk merangkum
temuan-temuan dan membuat kesimpulan
awal bagi pengembangan kapasitas daerah.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 31


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Table: Framework for Institutional Analysis of Capacity Requirements

KERANGKA PENGEMBANGAN
NORMATIF ANALISIS KELEMBAGAAN KAPASITAS
Fungsi – fungsi kritis Siapa Tugas apa Kekuatan Kelemahan Kapasitas yang
1. yang yang harus yang yang harus dibutuhkan
2. terlibat? dikerjakan dimiliki diperbaiki 1. Tingkat Sistem
3. 2. Tingkat
dll Organisasi
3. Tingkat Individu

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 32


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
4. Questionnaire for BAPPEDA Officials
Action Hal yang perlu dilakukan
After the discussion has been held but Setelah diskusi tentang sistem perencanaan
before the afternoon session on institutional selesai dilaksanakan, namun sebelum sessi
analysis of capacity requirements takes siang hari untuk analisis kelembagaan dan
place, hand out the questionnaire on local kebutuhan kapasitas dilakukan, kuesioner
development planning to the participants tentang perencanaan pembangunan daerah
working in the BAPPEDAs. Non- dibagikan kepada peserta diskusi yang
BAPPEDA workshop participants do not bertugas di BAPPEDA. Peserta diskusi yang
have to fill in the questionnaire. berasal dari luar BAPPEDA tidak perlu
mengisi kuesioner.

Background Latar belakang


The questionnaire consists of three sections : Kuesioner terdiri dari tiga bagian :

The first group of questions addresses Kelompok pertanyaan pertama menujukan


existing capacities and asks about the kepada kapasitas yang ada (eksis) dan
established institutional settings’ planning menanyakan tentang susunan kelembagaan
and management capacity perencanaan dan kapasitas manajemen
a) To shape the substance and product of a) untuk menentukan substansi dan hasil
planning as a distinct local level dari perencanaan sebagai sesuatu
activity, aktivitas tingkat lokal yang berbeda
b) to exert its coordination function on the b) untuk menggunakan fungsi
local level, koordinasinya pada tingkat daerah/lokal
c) enhance the performance of local level c) meningkatkan kinerja perencanaan
planning through its own deliberate tingkat daerah/lokal melalui tindakan
action? (aksi) sendiri yang hati-hati

The second group of questions addresses Kelompok pertanyaan kedua menujukan


future desired capacities and asks about the kapasitas yang diinginkan di masa depan
required capacity to establish and manage dan bertanya tentang kapasitas yang
the envisaged planning framework. dibutuhkan untuk membentuk dan
mengelolan kerangka perencanaan yang
diharapkan

It attempts to elicit approvals or Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencoba


disapprovals of visionary statements as untuk memperoleh persetujuan atau
contained within the normative framework pemolakan tentang pernyataan-pernyataan
of local development planning and to yang berwawasan jauh ke depan seperti yang
establish knowledge about required planning tercantum dalam kerangka normatif
capacities and competencies. perencanaan pembangunan daerah serta
untuk menetapkan pengetahunan tentang
kapasitas dan kompetensi perencanaan yang
dibutuhkan.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 33


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
Eventually, it is asked which deliberate Akhirnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut
strategies to strengthen local planning as a menanyakan strategi-strategi untuk
generic function local planners see as memperkuat perencanaan daerah yang sesuai
suitable? dengan fungsi generik para perencana
daerah.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 34


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
KUESIONER

Perencanaan Pembangunan Daerah


Ketua BAPPEDA/Kepala Bidang

Pertanyaan-pertanyaan ditujukan kepada kapasitas yang ada (eksis) dan menanyakan


tentang kapasitas kelembagaan untuk manajemen dan perencanaan yang telah dibangun.
Dalam kerangka ini, tiga aspek dasar akan diteliti, yaitu
• Kapasitas untuk membentuk substansi dan hasil (produk) dari perencanaan sebagai
satu kegiatan tingkat lokal yang nyata/jelas;
• Kapasitas untuk menjalankan fungsi koordinasinya pada tingkat daerah;
• Kapasitas untuk meningkatkan kinerja perencanaan daerah melalui kegiatan-kegiatan
yang dapat dilaksanakan di daerah.
Untuk setiap pertanyaan, satu sistem skala untuk jawaban disediakan di bawah. Silahkan
tandai (!) yang mewakili pendapat Anda (hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan)

Sebagian Sebagian Sama sekali


STRUKTUR PERENCANAAN Sepenuhnya besar saja tidak

1. Apakah instansi Anda memenuhi tanggung


jawab perencanaan yang diberikan?

2. Apakah Anda menghadapi masalah di


dalam hubungan kewenangan dengan unit-
unit instansi lain di daerah yang terlibat di
dalam perencanaan pembangunan daerah
?

3. Apakah peran-peran yang dijalankan oleh


masing-masing unit di dalam instansi Anda
dilaksanakan berkenaan dengan :

a. keluaran yang diharapkan ;

b. sesuai dengan jadwal ketika


dibutuhkan ;

c. kualitas yang cukup ;

4. Apakah instansi Anda memimpin di dalam


perumusan dan pengkoordinasian
rencana-rencana daerah ?

5. Apakah Anda puas dengan :

a. tanggung-jawab vertikal yang


diberikan untuk perencanaan selama
ini ?

b. tanggung-jawab horizontal yang


diberikan untuk perencanaan selama
ini ?

6. Apakah Anda mempertimbangkan


spesialisasi tugas di antara unit-unit yang
berbeda agar instansi Anda efektif ?

Halaman 1 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
STRUKTUR PERENCANAAN Sepenuhnya besar saja tidak

7. Apakah komunikasi dan koordinasi yang


sudah terbangun dengan DPRD dapat
memperbaiki kualitas proses perencanaan
?

8. Apakah komunikasi dan koordinasi yang


sudah terbangun dengan Dinas-dinas
Teknis dapat memperbaiki kualitas proses
perencanaan ?

9. Apakah komunikasi dan koordinasi yang


sudah terbangun dengan organisasi-
organisasi non-pemerintah (LSM) setempat
dapat memperbaiki kualitas proses
perencanaan ?

10. Apakah menurut Anda partisipasi


masyarakat yang lebih intensif akan
meningkatkan relevansi dari perencanaan
pembangunan daerah ?

11. Apakah menurut Anda perencanaan


pembangunan pada tingkat sub-wilayah
(kecamatan) telah dipertahankan atau
dipelihara secara memadai untuk memikul
peran perantara / koordinatifnya antara
desa/kelurahan dan Kabupaten/Kota ?

KEBIJAKAN PERENCANAAN

12. Apakah Anda mempertimbangkan satu visi


jangka panjang untuk pembangunan
daerah yang menunjukkan pentingnya
peran daerah dalam proses pembangunan
nasional ?

13. Apakah menurut Anda pencapaian tujuan-


tujuan pembangunan daerah merupakan
tanggung jawab daerah saja ?

14. Apakah menurut Anda pencapaian tujuan-


tujuan pembangunan daerah merupakan
tanggung jawab tingkat pusat saja ?

15. Apakah prosedur-prosedur perumusan


kebijakan, perencanaan program/proyek
dan dialog/musyawarah (seperti yang
dituntut dalam P5D) dapat mendukung
kinerja sistem perencanaan ?

16. Apakah prosedur-prosedur perencanaan


program/proyek secara horizontal dapat
mendukung kinerja sistem perencanaan ?

Halaman 2 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

17. Haruskah pertanggung-jawaban


(accountability) untuk perencanaan
pembangunan dibangun dalam sistem
pemerintahan daerah (misalnya, kepada
DPRD) ?

18. Bagaimana Anda menilai keterbukaan


(transparency) dalam proses-proses
pembuatan keputusan di tingkat daerah ?

19. Di dalam memandang peraturan-peraturan


yang ekstensif dari pusat, apakah menurut
Anda terdapat keleluasan yang memadai
bagi daerah untuk melaksanakan sistem
perencanaan ?

SUMBER DAYA BAGI PERENCANAAN

20. Apakah sumber daya manusia yang


tersedia, ditinjau dari kompetensi dan
keterampilannya dapat memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan
perencanaan yang efektif ?

21. Apakah kebutuhan pengembangan kapasi-


tas untuk perencanaan secara efektif dapat
dipenuhi melalui pelatihan profesional ?

22. Apakah Anda mempertimbangkan


program-program pelatian bagi perencana
yang tersedia untuk meningkatkan
kapasitas perencanaan pada tingkat
daerah ?

23. Apakah menurut Anda bahwa para


perencana yang telah dilatih dengan lebih
baik akan membuat kinerja operasional
BAPPEDA berbeda ?

24. Apakah sumber-sumber keuangan yang


tersedia untuk perencanaan mencukupi
untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang
telah ditetapkan secara resmi melalui
peraturan perundang-undangan ?

25. Apakah sumber-sumber daya fisik yang


tersedia untuk perencanaan mencukupi
untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang
telah ditetapkan secara resmi melalui
peraturan perundang-undangan ?

Halaman 3 dari 9
DUKUNGAN PERENCANAAN Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

26. Apakah Anda melihat mekanisme


perencanaan yang sudah terbangun
memadai untuk meningkatkan prioritas-
prioritas pembangunan daerah ?

27. Apakah orientasi sektoral yang ada


sekarang merintangi mobilisasi dukungan
untuk perencanaan yang didasarkan
kepada kondisi setempat (daerah) ?

28. Sejauh mana pengalokasian sumber-


sumber daya pembangunan seharusnya
didasarkan kepada kriteria kebijakan lokal
(daerah) dan prioritas pembangunan yang
ditetapkan oleh daerah ?

29. Dapatkah para pelaku (stakeholders)


umum di luar daerah mempengaruhi
pengalokasian sumber daya daerah ?

30. Haruskah seorang investor dari luar daerah


memperhatikan terhadap kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur daerah ?

31. Apakah Anda mempertimbangkan sikap


dan pendapat terhadap perencanaan
untuk membangun perencanaan daerah
sebagai bidang profesi khusus untuk
daerah-daerah otonom ?

32. Apakah sumber-sumber pengetahuan


daerah yang relevan untuk perencanaan
direkam atau diakomodasikan oleh sistem
perencanaan ?

33. Apakah kemampuan (kompetensi) dan


keterampilan perencanaan yang tersedia
cocok dengan persyaratan-persyaratan
operasional ?

34. Apakah praktek-praktek perencanaan


pembangunan yang aktual (seperti,
penerapan strategi-strategi perencanaan
kabupaten) mendukung pencapaian tujuan-
tujuan kebijakan ?

35. Apakah pada masa yang akan datang


terdapat dukungan yang cukup untuk
perencanaan dari sektor-sektor,
pemerintah daerah, organisasi masyarakat
secara umum dan masyarakat setempat ?

Halaman 4 dari 9
Pertanyaan-pertanyaan kelompok kedua ditujukan kepada kapasitas yang diinginkan pada
masa mendatang dan menanyakan tentang kapasitas yang dibutuhkan untuk membangun dan
mengelola kerangka perencanaan untuk masa mendatang.
• Kapasitas untuk membentuk substansi dan hasil (produk) dari perencanaan sebagai
satu kegiatan tingkat lokal yang nyata/jelas.
• Kapasitas untuk menjalankan fungsi koordinasinya pada tingkat daerah.
• Kapasitas untuk meningkatkan kinerja perencanaan daerah melalui kegiatan-kegiatan
yang dapat dilaksanakan di daerah.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencoba untuk memperoleh persetujuan atau penolakan
terhadap pernyataan-pernyataan yang memandang jauh ke depan seperti yang tercantum dalam
kerangka normativ tentang perencanaan pembangunan daerah dan untuk membangun
pengetahuan / wawasan tentang kapasitas dan kemampuan (kompetensi) perencanaan yang
dibutuhkan.
Untuk setiap pertanyaan , satu sistem skala untuk jawaban disediakan di bawah. Silahkan
tandai (!) yang mewakili pendapat Anda (hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan)

A. Apakah Anda setuju dengan fungsi- Sebagian Sebagian Sama sekali


Sepenuhnya besar saja tidak
fungsi kritis dari perencanaan
pembangunan daerah yang akan
dilaksanaan pada tingkat daerah, seperti
tercantum di bawah ini ?

1. Penggunaan/penerapan yang efektif dari


kerangka perencanaan.

2. Penetapan struktur hubungan politisi-


pelaksana.

3. Perpaduan antara pelbagai kegiatan


perencanaan.

4. Penguatan keterkaitan fungsional dengan


proses penyusunan anggaran.

5. Perumusan visi pembangunan daerah.

6. Penerapan suatu sistem perencanaan yang


partisipatif dan fleksibel (lentur).

7. Penetapan suatu budaya perencanaan


yang dapat dipertanggung-jawabkan
secara politis (politically accoountable).

8. Penetapan rencana-rencana dan program-


program tahunan dan multi-tahun.

9. Perancangan program-program
pengembangan kapasitas bagi
perencanaan

10. Penetapan mekanisme pendanaan bagi


pengembangan kapasitas.

Halaman 5 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

11. Penetapan atau pelaksanaan mekanisme


kerjasama antar dan intra daerah.

12. Pemantauan perencanaan dan


penganggaran secara konsisten.

B. Apakah penting bagi Anda untuk Sebagian Sebagian Sama sekali


Sepenuhnya besar saja tidak
mempertimbangkan kemampuan dan
keterampilan di bawah ini untuk
melaksanakan perencanaan
pembangunan daerah ?

1. Menyadari atau memahami isi dari undang-


undang atau peraturan-peraturan yang
baru.

2. Mengadopsi satu sikap atas inisiatif sendiri


dan memikul tanggung-jawab untuk
menentukan lingkup atau batas tindakan.

3. Mengerti kerangka fungsional untuk


perencanaan dan menggunakan
sepenuhnya ruang yang tersedian untuk
penyusunan kebijakan.

4. Memahami jenis-jenis rencana, rangkaian


urutan rencana-rencana dan standar atau
kinerja yang dibutuhkan pada perencanaan
tingkat daerah serta menyusunnya ke
dalam peraturan-peraturan daerah yang
dibutuhkannya.

5. Mampu untuk merancang dan


mengoperasikan suatu sistem informasi
perencanaan pada tingkat daerah.

6. Mampu untuk mendiseminasikan atau


menyebar-luaskan kebijakan bahwa
perencanaan adalah upaya bersama
(kolektif) dan politis yang mencakup dan
menkompromikan pelbagai kepentingan
yang berbeda.

7. Mampu untuk memvisualisasikan,


mensarikan dan mendiseminasikan draft
konsep/rencana agar tersedia untuk semua
pihak/pelaku (stakeholders).

8. Mampu untuk menciptakan peluang-


peluang untuk partisipasi yang cocok
dengan rencana atau issu serta realistis
dengan ongkos partisipasi.

Halaman 6 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

9. Mampu memobilisasikan kebijakan dan


sumber-sumber daya perencanaan dari
pemerintah daerah (executive) dan umum.

10. Mampu untuk menyuarakan pandangan-


pandangan atau pendapat-pendapat umum
tentang issu-issu pembangunan daerah.

11. Mampu untuk merancang dan mencoba


pelbagai sistem manajemen bersama
Legislatif-Eksekutif yang saling menghargai
peran dan mandat masing-masing.

12. Mampu untuk menerapkan suatu sistem


informasi keuangan yang sesuai dengan
pengendalian anggaran.

13. Mengetahui jarak (batas) antara instrumen-


instrumen yang dapat dipergunakan untuk
perencanaan terpadu

14. Mampu untuk memeriksa atau menguji


rencana-rencana agar terjaga
konsistensinya secara konseptual dan
teknis.

15. Mampu untuk menerapkan standar minimal


yang konsisten dengan perencanaan yang
terdesentralisasi dan terpadu.

16. Mampu untuk merangsang dan


mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
perencanaan pada tingkat yang lebih
rendah.

17. Mampu untuk mengenali keuntungan dan


keterbatasan pelbagai struktur untuk
membimbing perencanaan serta memilih
model yang paling tepat.

18. Mampu untuk merancang struktur


organisasi dan prosedur untuk
perencanaan daerah.

19. Mampu untuk merencanakan / memikirkan


dan mengerjakan mekanisme koordinasi
antar- dan intra daerah.

20. Mampu untuk mengidentifikasi dan memilih


struktur kerjasama yang memfasilitasi
perencanaan silang antar-daerah.

21. Mampu mengatur perencanaan dan


manajemen kawasan khusus (misalnya,
daerah-daerah aliran sungai)

Halaman 7 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

22. Mampu untuk mengidentifikasi peluang-


peluang bagi pelatihan pada tingkat
daerah, propinsi dan pusat.

23. Mampu untuk mengkaji investasi yang


dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas
perencanaan dan mengajukannya secara
politis ke dalam anggaran daerah.

24. Mampu untuk mengontrak/menyewa ahli


atau nara sumber baik secara individu
maupun kolektif yang diperlukan bagi
tugas-tugas perencanaan dan pengalihan
keterampilan.

25. Mampu untuk mengerti, menerapkan dan


mengelola mekanisme pendanaan daerah.

26. Mampu untuk mengempangkan peraturan-


peraturan yang tepat bagi pendanaan.

27. Mampu untuk menggabungkan rancangan


pendanaan dengan sistem perencanaan
pembangunan daerah.

C. Menurut Anda strategi yang mana Sebagian Sebagian Sama sekali


Sepenuhnya besar saja tidak
effektif untuk meningkatkan
kemampuan dan fungsi perencanaan
daerah?

1. Peningkatan partisipasi masyarakat

2. Perbaikan kerjasama dengan para pelaku


yang lain dan masyarakat setempat

3. Penciptaan jaringan kerjasama dengan


daerah-daerah tertangga

4. Penciptaan jaringan kerjasama dengan


tingkat provinsi dan tingkat nasional

Halaman 8 dari 9
Latar belakang responden

Untuk membantu dan memperkaya analisis kami terhadap jawaban-jawaban Anda, kami
mengharap Bapak/Ibu bersedia untuk memberikan sedikit informasi tentang latar belakang
Anda.

Tahun lahir

Tingkat pendidikan S1 S2 S3
terakhir

Jabatan sekarang
dan sejak kapan
Jabatan
sebelumnya dan
berapa lama
Apakah Anda 1.
pernah mengikuti
pelatihan di bidang
perencanaan 2.
pembangunan
daerah? Jika ya,
pelatihan apa? 3.

Terima kasih atas partisipasi Anda!

Halaman 9 dari 9
5. Focus Group Discussion with Local Technical Agencies (Dinas)

This workshop is held with representatives Lokakarya ini dilakukan dengan perwakilan
from the local technical agencies (Dinas) dari dinas/instansi teknis dan instansi-
and central government offices (Kandep) in instansi pemerintah pusat di
the Kabupaten / Kota. Kabupaten/Kota.

A. TIME SCHEDULE

The length of sessions is only indicative and Lamanya setiap sessi hanya indikatif saja
may vary from place to place. dan bisa bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya.

Waktu Tema
Pendahuluan: Tujuan-tujuan pengkajian
Sessi 1: kebutuhan kapasitas di bidang perencanaan
08:00 – 09:30 daerah

Presentasi
1. Konsep dasar perencanaan pembangunan
daerah
2. Kerangka normatif bagi perencanaan
pembangunan daerah (B 4)
09:30 – 10:00 Rehat kopi
Diskusi
Sessi 2:
10:00 – 11:30 1. Organisasi dan koordinasi dalam rangka
perencanaan pembangunan daerah dan
peran Dinas-dinas
2. Prosedur perencanaan pembangunan
daerah secara vertikal
3. Kebutuhan pengembangan kapasitas
Dinas-dinas di bidang perencanaan dan
pelaksanaan program

11:30 – 12:00 Pengkajian Kebutuhan Pengembangan


Kapasitas :
Kuesioner untuk pejabat-pejabat dari Dinas-
dinas

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 35


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
B. LIST OF HANDOUTS FOR PARTICIPANTS

To facilitate the discussion, the following handouts are prepared for the participants :
! Normative framework (Section 2)
! Handouts of slides
! Questionnaire for Dinas officials (Section 6)

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 36


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
C. INTRODUCTION : BACKGROUND AND PURPOSE OF THE STUDY

Approach Pendekatan
The participants invited to take part in this Peserta yang diundang untuk ambil bagian
discussion may not have any prior di dalam pembahasan ini mungkin belum
knowledge of the purpose of the study, and mengetahui tujuan dari studi, dan bagaimana
how their input may contribute to it. Some masukan dari mereka dapat menyumbang
time should therefore be taken to introduce atau memberikan kontribusi dalam
briefly the study and its purpose. pembahasan tersebut. Oleh karena itu perlu
disediakan waktu untuk memperkenalkan
secara ringkas tentang studi dan tujuannya.

Slides / Handouts Transparan / Bahan


Capacity, dimensions of capacity and Kapasitas, dimensi-dimensi kapasitas dan
themes of the study topik-topik pokok studi

Tujuan Studi adalah melaku- Tema-tema pokok studi


kan analisis komprehensif
untuk mengkaji kebutuhan • Peran dan fungsi DPRD • Keuangan Daerah
dan anggota DPRD • Pembangunan ekonomi
bagi pengembangan kapasitas • Mekanisme pengawasan daerah dan kebijakan
pemerintahan daerah. dan pembinaan antar penyerapan tenaga kerja
tingkatan pemerintah • Pengembangan
Kapasitas adalah kemampuan suatu • Pelayanan Umum (di organisasi pemerintah
individu,
individu, suatu organisasi atau sektor pelayanan daerah
institusi dan suatu sistem untuk perkotaan, kesehatan, • Pengelolaan
pendidikan dan pertanian) pengembangan SDM
melaksanakan tugas dan fungsinya
serta untuk mencapai tujuannya • Perencanaan • Kerjasama antar daerah
pembangunan daerah
secara efektif,
efektif, efisien dan
berkelanjutan

Pengetahuan
Tingkatan Ketrampilan
Individu Kompetensi
Etika

MIS
Sumber Daya
Tingkatan Ketatalaksanaan Kapasitas
Kelembagaan Struktur Organisasi
Pemerintahan
Sistem Pengambilan
Keputusan Daerah

Tingkatan Peraturan-perundangan
Sistem Kebijakan Pendukung

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 37


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
D. BASIC CONCEPTS OF LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Approach Pendekatan
A working definition of local development Ditawarkan satu definisi tentang
planning is offered, to serve as a basis for perencanaan pembangunan daerah (yang
the subsequent discussions. The definition diperlukan bagi kepentingan studi) yang
also helps to highlight differences with dipakai sebagai dasar untuk diskusi-diskusi
current practices of local development selanjutnya. Definisi ini juga membantu
planning. untuk menyoroti perbedaan-perbedaan
dengan praktek-praktek perencanaan
pembangunan daerah saat ini.

Slides / Handouts Transparan / Bahan


Working definition of local development Definisi perencanaan pembangunan daerah
planning

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
... adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik
umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan
aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan
lainnya dengan cara:
• secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah
• merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan
daerah
• menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 38


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
E. NORMATIVE FRAMEWORK FOR LOCAL DEVELOPMENT PLANNING

Approach Pendekatan
The basic principles from the normative Prinsip-prinsip umum dari kerangka
framework are presented to the focus group normatif disajikan kepada peserta diskusi,
discussion participants, followed by a diikuti oleh satu diskusi untuk mengkaji
discussion to assess to which extent they can sampai tingkat mana merekan dapat
subscribe to these principles. memahami dan menerima prinsip-prinsip
tersebut.

Slides Transparan
Principles / good practices for local Prinsip-prinsip umum / praktek-praktek
development planning yang baik perencanaan pembangunan daerah

Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Pemerintah pada semua 3. Perencanaan daerah


5. Dengan batas umum tertentu, 6. Mengembangkan kapasitas
tingkatan melaksanakan berdasarkan kepada
setiap daerah memiliki perencanaan sejalan dengan
perencanaan sesuai dengan penyusunan kebijakan yang
kebebasan (ruang gerak) untuk kebijakan-kebijakan dan tugas-
mandat dan fungsi-fungsi yang dapat dipertanggung-jawabkan
memutuskan bagaimana tugas pembangunan yang
ditugaskannya dengan jelas secara politik, serta konsisten
mengorganisasikan fungsi timbul adalah suatu fungsi dari
dalam peraturan perundang- dengan tujuan-tujuan
perencanaan dan bagaimana daerah yang difasilitasi oleh
undangan. pembangunan daerah.
menstrukturkan sistem pemerintah pusat.
organisasi yang berkaitan
2. Perencanaan dimengerti 4. Pelbagai aliran perencanaan dengan perencanaan.
sebagai suatu dialog di antara dipadukan ke dalam suatu
pelbagai pelaku melintasi kerangka komprehensif
tingkat-tingkat horizontal dan (menyeluruh) untuk
vertikal dari perencanaan. perencanaan pembangunan.

Action Hal yang perlu dilakukan


Hand out the normative framework on Membagikan kerangka normatif tentang
local development planning to the perencanaan pembangunan daerah ke
participants. partisipan-partisipan diskusi.
(The handout is given in Section 2). (Bahan diberikan dalam Bagian 2).

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 39


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
Slides Transparan
Implications for the local level Implikasi-implikasi terhadap tingkat
Kabupaten / Kota

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH:


Fungsi-fungsi kritis pada tingkat Fungsi-fungsi kritis pada tingkat
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

❚ Penerapan yang efektif dari kerangka ❚ Pemantauan (monitoring) konsistensi


perencanaan perencanaan dan penganggaran/pelaksanaan.
❚ Pelaksanaan (operasi) dari satu sistem ❚ Perpaduan dari aliran-aliran perencanaan yang
pemantauan (monitoring) perencanaan. berbeda
❚ Pembentukan struktur hubungan politik-eksekutif
❚ Penerapan dari satu sistem perencanaan daerah untuk perencanaan.
yang partisipatif dan lentur (fleksibel)
❚ Penetapan mekanisme koordinasi antar- dan
❚ Penguatan dari keterkaitan fungsional dengan intra-daerah
proses penganggaran. ❚ Perancangan program-program pengembangan
❚ Perumusan visi daerah kapasitas bagi perencanaan daerah
❚ Penyusunan rencana-rencana dan program- ❚ Penerapan mekanisme penganggaran bagi
program multi-tahun dan tahunan. pengembangan kapasitas.

Action Hal yang perlu dilakukan


After some discussion, hand out the Setelah diskusi tentang peran-peran anggota
questionnaire on local development DPRD, membagikan kuesioner tentang
planning to the participants. perencanaan pembangunan daerah ke
partisipan-partisipan diskusi.
(The questionnaire is given in Section 6).
(Kuesioner diberikan dalam Bagian 6).

ORGANIZATION AND COORDINATION OF LOCAL DEVELOPMENT PLANNING


AND THE ROLE OF TECHNICAL AGENCIES

Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatannya adalah untuk merangsang
with the workshop participants on the future diskusi dengan peserta lokakarya tentang
organisational framework for planning kerangka organisasi perencanaan masa
which they consider most suitable for their depan yang mereka anggap paling sesuai
circumstances. dengan keadaan mereka.

The basis for such a discussion are Dasar untuk diskusi tersebut adalah prinsip-
principles from the normative framework, prinsip pada kerangka normatif beserta
and operational implications derived for implikasi-implikasi operasionalnya.
those principles.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 40


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

4. Pelbagai aliran perencanaan 4.1Undang-undang dan peraturan-


dipadukan ke dalam suatu peraturan perencanaan dikaji 5. Dengan batas umum tertentu, 5.1 Model-model struktur hubungan
kerangka komprehensif ulang dan disempurnakan untuk setiap daerah memiliki politik-eksekutif untuk
(menyeluruh) untuk mengurangi arahan-arahan dan kebebasan (ruang gerak) untuk perencanaan (misalnya komisi
perencanaan pembangunan. petunjuk dari pusat sampai batas memutuskan bagaimana perencanaan daerah, dewan
minimal, dan untuk mengijinkan mengorganisasikan fungsi perencanaan, penasehat
daerah-daerah memadukan aliran- perencanaan dan bagaimana perencanaan, badan perencanaan
aliran perencanaan mereka sesuai
menstrukturkan sistem antar-daerah) diketahui dan
dengan kebutuhan atau keinginan
daerah. organisasi yang berkaitan diterapkan dengan tepat.
4.2Daerah-daerah sendiri mene- dengan perencanaan. 5.2 Daerah diberikan kebebasan
rapkan suatu pengaturan yang untuk menyusun struktur
minimal yang memungkinkan organisasi dan penempatan
sektor dan tingkat lebih bawah staf/karyawan dan dalam
melaksanakan fungsi-fungsi menetapkan mekanisme-
perencanaan mereka lebih
mekanisme kerjasama antar- dan
leluasa.
intra-daerah.

Topics for discussion Topik-topik untuk diskusi

• In view of the sectoral planning practice • Mengingat praktek dan pendekatan


prevailing in the past, how can local perencanaan yang bersifat sektoral,
development planning create and apakah perencanaan pembangunan
influence local horizontal coordination? daerah dapat mempengaruhi koordinasi
secara horisontal ?
• How will local development planning • Bagaimana perencanaan pembangunan
have to be conducted in the future so daerah harus dilaksanakan di masa
that its role to guide sectors can be mendatang supaya perannya untuk
increased? mempengaruhi sektor-sektor bisa
ditingkatkan ?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 41


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
G. VERTICAL COORDINATION OF PLANNING

Approach Pendekatan
Coordination in planning will become more Koordinasi dalam perencanaan akan menjadi
important than ever before, but the manner lebih penting lagi dari sebelumnya, tetapi
in which it is being done will have to be cara dan mekanismenya secara substansial
substantially different from previous harus berbeda dengan pengaturan
arrangements. sebelumnya.

This discussion topic wants to explore what Topik diskusi ini ingin menggali gagasan-
ideas and suggestions the workshop gagasan dan saran-saran apa dari peserta
participants have to handle in vertical lokakarya yang harus menangani koordinasi
planning coordination, both with the perencanaan vertikal, baik koordinasi
province and the national level. vertikal dengan tingkat propinsi maupun
dengan tingkat pusat.

Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beseta implikasi-
implikasi operasionalnya

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah

Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional

1. Pemerintah pada semua 1.1 Pemerintah pusat menyediakan 1. Pemerintah pada semua 1.3 Suatu sistem pemantauan
tingkatan melaksanakan suatu kerangka perencanaan tingkatan melaksanakan (monitoring) perencanaan
perencanaan sesuai dengan yang memaparkan suatu perencanaan sesuai dengan ditetapkan untuk
mandat dan fungsi-fungsi yang tingkat minimal dari standar- mandat dan fungsi-fungsi yang dipergunakan oleh pemerintah
ditugaskannya dengan jelas standar prosedur dan standar- ditugaskannya dengan jelas pusat dan pemerintah daerah
dalam peraturan perundang- standar perencanaan. dalam peraturan perundang- untuk memantau pembagian
undangan. undangan. fungsi di dalam perencanaan
1.2 Instansi-instansi pemerintah
dan ketaatan bersama terhadap
pusat mengidentifikasi jenis-
standar-standar perencanaan.
jenis rencana pokok, urutan
rencana-rencana serta meru-
muskan standar-standar yang
diperlukan dalam perencanaan
serta menyusunnya dengan
bentuk hukum yang tepat.

Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional


untuk Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Perencanaan dimengerti 2.1 Dikembangkan suatu sistem 4. Pelbagai aliran perencanaan 4.3 Koordinasi, pengkajian rencana
sebagai suatu dialog di antara perencanaan yang fleksibel dipadukan ke dalam suatu ke atas dan proses-proses
pelbagai pelaku melintasi yang mengijinkan para pelaku kerangka komprehensif pembagian (sharing) informasi
tingkat-tingkat horizontal dan pada pelbagai tingkat untuk (menyeluruh) untuk dirancang untuk memaksimalkan
vertikal dari perencanaan. berpartisipasi di dalam proses perencanaan pembangunan. otonomi sambil mengakui adanya
perencanaan. pelbagai kepentingan dan
2.2 Perencanaan dilihat sebagai kewenangan.
kegiatan yang terus-menerus
dan memiliki keterkaitan yang
erat dengan proses
penganggaran

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 42


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
Topics for discussion Topik-topik untuk diskusi
• How should vertical coordination occur • Bagaimana koordinasi secara vertikal
in a decentralized planning system akan dilaksanakan dalam system
where regions have the discretion to perencanaan yang terdesentralisir di
decide on planning issues for their area? mana daerah-daerah mempunyai
• How will the local planning approach keleluasaan untuk menentukan issu-issu
have to be revised in order to facilitate perencanaan bagi daerah mereka?
sectoral planning contributions to • Bagaimana pendekatan perencanaan
regional strategy formulation ? daerah harus direvisi agar dapat
memfasilitasi kontribusi (sumbangan)
perencanaan sektoral bagi perumusan
strategi pembangunan daerah/regional ?

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 43


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
6. Questionnaire for Dinas Officials

Background Latar belakang


The questionnaire addresses existing Kuesioner mengalamatkan kepada
capacities and asks about the established kapasitas-kapasitas yang ada dan
institutional settings’ planning and menanyakan tentang susunan kelembagaan
management capacity perencanaan dan kapasitas manajemen
a) to shape the substance and product of a) untuk membentuk substansi dan hasil
planning as a distinct local level dari perencanaan sebagai suatu aktivitas
activity, tingkat daerah yang berbeda
b) to exert its coordination function on the b) untuk menggunakan (pengaruh) fungsi
local level, koordinasinya terhadap tingkat
c) enhance the performance of local level kabupaten/ kota ?
planning through its own deliberate c) meningkatkan kinerja perencanaan
action? tingkat kabupaten / kota melalui
tindakan (aksi) sendiri yang hati-hati ?

It attempts to elicit approvals or Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencoba


disapprovals of visionary statements as untuk memperoleh persetujuan atau
contained within the normative framework pemolakan tentang pernyataan-pernyataan
of local development planning and to yang berwawasan jauh ke depan seperti yang
establish knowledge about required planning tercantum dalam kerangka normatif
capacities and competencies. perencanaan pembangunan daerah serta
untuk menetapkan pengetahunan tentang
kapasitas dan kompetensi perencanaan yang
dibutuhkan.

Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – 44


Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (Augsut 2000)
KUESIONER

Perencanaan Pembangunan Daerah


Kepala DINAS/Kepala Bidang

Pertanyaan-pertanyaan ditujukan kepada kapasitas yang ada (eksis) dan menanyakan


tentang kapasitas kelembagaan untuk manajemen dan perencanaan yang telah dibangun.
Dalam kerangka ini, tiga aspek dasar akan diteliti, yaitu
• Kapasitas untuk membentuk substansi dan hasil (produk) dari perencanaan sebagai
satu kegiatan tingkat lokal yang nyata/jelas;
• Kapasitas untuk meningkatkan kinerja perencanaan daerah melalui kegiatan-kegiatan
yang dapat dilaksanakan di daerah.
Untuk setiap pertanyaan, satu sistem skala untuk jawaban disediakan di bawah. Silahkan
tandai (!) yang mewakili pendapat Anda (hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan)

Sebagian Sebagian Sama sekali


STRUKTUR PERENCANAAN Sepenuhnya besar saja tidak

1. Apakah instansi Anda memenuhi tanggung


jawab perencanaan yang diberikan?

2. Apakah Anda menghadapi masalah di


dalam hubungan kewenangan dengan unit-
unit instansi lain di daerah yang terlibat di
dalam perencanaan pembangunan daerah
?

3. Apakah peran-peran yang dijalankan oleh


instansi Anda dilaksanakan berkenaan
dengan :

a. keluaran yang diharapkan ;

b. sesuai dengan jadwal ketika


dibutuhkan ;

c. kualitas yang cukup.

4. Apakah BAPPEDA memimpin di dalam


perumusan dan pengkoordinasian
rencana-rencana daerah ?

5. Apakah Anda puas dengan :

a. tanggung-jawab vertikal yang


diberikan untuk perencanaan selama
ini ?

b. tanggung-jawab horizontal yang


diberikan untuk perencanaan selama
ini ?

6. Apakah Anda mempertimbangkan


spesialisasi tugas di antara unit-unit yang
berbeda agar instansi Anda efektif ?

Halaman 1 dari 5
Sebagian Sebagian Sama sekali
STRUKTUR PERENCANAAN Sepenuhnya besar saja tidak

7. Apakah komunikasi dan koordinasi yang


sudah terbangun dengan DPRD dapat
memperbaiki kualitas proses perencanaan
?

8. Apakah komunikasi dan koordinasi yang


sudah terbangun dengan BAPPEDA dapat
memperbaiki kualitas proses perencanaan
?

9. Apakah komunikasi dan koordinasi yang


sudah terbangun dengan organisasi-
organisasi non-pemerintah (LSM) setempat
dapat memperbaiki kualitas proses
perencanaan ?

10. Apakah menurut Anda partisipasi


masyarakat yang lebih intensif akan
meningkatkan relevansi dari perencanaan
pembangunan daerah ?

KEBIJAKAN PERENCANAAN

11. Apakah Anda mempertimbangkan satu visi


jangka panjang untuk pembangunan
daerah yang menunjukkan pentingnya
peran sektor Anda dalam proses
pembangunan daerah ?

12. Apakah menurut Anda pencapaian tujuan-


tujuan pembangunan daerah merupakan
tanggung jawab daerah saja ?

13. Apakah menurut Anda pencapaian tujuan-


tujuan pembangunan daerah merupakan
tanggung jawab tingkat pusat saja ?

14. Apakah prosedur-prosedur perumusan


kebijakan, perencanaan program/proyek
dan dialog/musyawarah (seperti yang
dituntut dalam P5D) dapat mendukung
kinerja sistem perencanaan ?

15. Apakah prosedur-prosedur perumusan


kebijakan dan perencanaan program
secara horizontal dapat mendukung kinerja
sistem perencanaan ?

16. Haruskah pertanggung-jawaban


(accountability) untuk perencanaan
pembangunan dibangun dalam sistem
pemerintahan daerah (misalnya, kepada
DPRD) ?

17. Bagaimana Anda menilai keterbukaan


(transparency) dalam proses-proses
pembuatan keputusan di tingkat daerah ?

Halaman 2 dari 5
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

18. Di dalam memandang peraturan-peraturan


yang ekstensif dari pusat, apakah menurut
Anda terdapat keleluasan yang memadai
bagi daerah untuk melaksanakan sistem
perencanaan ?

SUMBER DAYA BAGI PERENCANAAN

19. Apakah sumber daya manusia yang


tersedia, ditinjau dari kompetensi dan
keterampilannya dapat memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan
perencanaan yang efektif ?

20. Apakah kebutuhan pengembangan kapasi-


tas untuk perencanaan secara efektif dapat
dipenuhi melalui pelatihan profesional ?

21. Apakah Anda mempertimbangkan


program-program pelatian bagi
perencanaan sektoral yang tersedia untuk
meningkatkan kapa-sitas perencanaan
pada tingkat daerah ?

DUKUNGAN PERENCANAAN

22. Apakah Anda melihat mekanisme


perencanaan yang sudah terbangun
memadai untuk meningkatkan prioritas-
prioritas pembangunan daerah ?

23. Apakah orientasi sektoral yang ada


sekarang merintangi mobilisasi dukungan
untuk perencanaan yang didasarkan
kepada kondisi setempat (daerah) ?

24. Sejauh mana pengalokasian sumber-


sumber daya pembangunan seharusnya
didasarkan kepada kriteria kebijakan lokal
(daerah) dan prioritas pembangunan yang
ditetapkan oleh daerah ?

25. Haruskah para pelaku (stakeholders)


umum di luar daerah mempengaruhi
pengalokasian sumber daya daerah ?

26. Haruskah seorang investor dari luar daerah


memperhatikan terhadap kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur daerah ?

27. Apakah Anda mempertimbangkan sikap


dan pendapat terhadap perencanaan untuk
membangun perencanaan daerah sebagai
bidang profesi khusus untuk daerah-daerah
otonom ?

Halaman 3 dari 5
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak

28. Apakah sumber-sumber pengetahuan


daerah yang relevan untuk perencanaan
direkam atau diakomodasikan oleh sistem
perencanaan ?

29. Apakah kemampuan (kompetensi) dan


keterampilan perencanaan yang tersedia
cocok dengan persyaratan-persyaratan
operasional ?

30. Apakah praktek-praktek perencanaan


pembangunan yang aktual (seperti,
penerapan strategi-strategi perencanaan
kabupaten) mendukung pencapaian tujuan-
tujuan kebijakan ?

31. Apakah pada masa yang akan datang


terdapat dukungan yang cukup untuk
perencanaan dari sektor-sektor,
pemerintah daerah, organisasi masyarakat
secara umum dan masyarakat setempat ?

Menurut Anda strategi yang mana efektif Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
untuk meningkatkan kemampuan dan fungsi
perencanaan daerah di masa mendatang ?

1. Peningkatan partisipasi masyarakat

2. Perbaikan kerjasama dengan para pelaku


yang lain dan masyarakat setempat

3. Penciptaan jaringan kerjasama dengan


daerah-daerah tertangga

4. Penciptaan jaringan kerjasama dengan


tingkat provinsi dan tingkat nasional

Halaman 4 dari 5
Latar belakang responden

Untuk membantu dan memperkaya analisis kami terhadap jawaban-jawaban Anda, kami
mengharap Bapak/Ibu bersedia untuk memberikan sedikit informasi tentang latar belakang
Anda.

Tahun lahir

Tingkat pendidikan S1 S2 S3
terakhir

Jabatan sekarang
dan sejak kapan
Jabatan
sebelumnya dan
berapa lama
Apakah Anda 1.
pernah mengikuti
pelatihan di bidang
perencanaan 2.
pembangunan
daerah? Jika ya,
pelatihan apa? 3.

4.

Terima kasih atas partisipasi Anda !

Halaman 5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai