B4 Local Development Planning - Assessment Methods
B4 Local Development Planning - Assessment Methods
31 August 2000
GTZ Office, Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol No. 80, Jakarta 10310
Tel +62-21-324 007 Ext. 124 and 126; Fax +62-21-324 070
Email: capacity@indo.net.id
Website: www.gtzsfdm.or.id/capacity/cb_index.htm
Report No. TR02/B4
Introduction Kata Pengantar
In May 1999, Indonesia enacted two laws Pada bulan Mei 1999 Indonesia
which will very much change the nature of mengundangkan dua undang-undang (UU)
public governance : yang akan membawa perubahan besar pada
! Law No. 22 (1999) on regional pemerintahan umum, yaitu :
governance, and • UU No. 22 (1999) tentang Pemerintahan
! Law No. 25 (1999) which deals with the Daerah, dan
fiscal balance between the central • UU No. 25 (1999) tentang Perimbangan
government and the regions. Keuangan Atara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
These laws increase the role of the regions,
especially the districts and cities, in matters Kedua UU ini meningkatkan peranan
of governance. It is widely anticipated that, daerah, khususnya Daerah Kabupaten dan
as a result of these laws, there is much need Daerah Kota dalam hal pemerintahan.
for capacity building in the regions. Secara luas diantisipasi bahwa sebagai
akibat dari kedua UU ini adalah adanya
An assessment of capacity building needs kebutuhan yang besar untuk
for local governments and legislatures was mengembangkan kapasitas daerah
carried out by a combined GTZ / USAID
team in the first half of 2000. For this Suatu pengkajian terhadap kebutuhan
purpose, the team developed an assessment pengembangan kapasitas bagi pemerintah
methodology and a set of methods, tools and daerah dan DPRD telah dilaksanakan oleh
instruments to undertake capacity building suatu tim gabungan GTZ / USAID pada
needs assessments in districts and cities. setengah tahun pertama tahun 2000. Untuk
keperluan ini, tim mengembangkan suatu
This report explains the assessment cara atau metodologi pengkajian serta satu
methodology and the tools and instruments set peralatan dan instrumen untuk
used to assess the capacity building needs melaksanakan pengkajian kebutuhan
for local development planning. pengembangan kapasitas di kabupaten dan
The assessment approach involved a wide kota.
range of stakeholders in local development
planning such as the local parliament’s Laporan ini menjelaskan metodologi,
commission on development, the local peralatan dan instrumen pengkajian yang
planning agency, the technical agencies on digunakan untuk mengkaji kebutuahan
the local level and non-governmental pengembangan kapasitas untuk perencanaan
organizations as representatives of civil pembangunan daerah.
society. Pendekatan studi pengkajian melibatkan
secara luas pelaku-pelaku (stakeholders)
perencanaan pembangunan daerah seperti
Komisi di DPRD, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda),
Dinas/Instansi Sektoral setempat serta
Organisasi-organisasi Non-Pemerintah
sebagai perwakilan dari msyarakat sipil.
Table of Contents ii
2. Normative Framework 9
Capacity Building Needs Assessment for Local Governments and Legislatures – iii
Assessment Methods, Tools and Instruments – Local Development Planning (August 2000)
1. Discussion with DPRD Commission
in Charge of Local Development Planning
A. TIME SCHEDULE
The suggested assessment schedule for this Jadwal agenda pengkajian yang disarankan
discussion session is as shown in the table untuk sessi pembahasan dapat dilihat pada
below. The length of sessions is only tabel di bawah. Lamanya setiap sessi hanya
indicative and may vary from place to place. indikatif saja dan bisa bervariasi dari satu
tempat ke tempat lainnya.
Waktu Tema
Diskusi
14.00 – 15.00
3. Kerangka organisasi bagi
perencanaan pembangunan
daerah dan peran DPRD
4. Prosedur perencanaan
pembangunan daerah secara
horisontal (termasuk partisipasi
masyarakat) dan vertikal
5. Kebutuhan pengembangan
kapasitas anggota DPRD di bidang
perencanaan daerah
To facilitate the discussion, the following handouts are prepared for the participants :
! Normative framework (Section 2)
! Handouts of slides
Approach Pendekatan
The members of DPRD invited to take part Anggota DPRD yang diundang untuk ambil
in this discussion may not have any prior bagian di dalam pembahasan ini mungkin
knowledge of the purpose of the study belum mengetahui tujuan dari tema studi,
theme, and how their input may contribute dan bagaimana masukan dari mereka dapat
to it. Some time should therefore be taken to menyumbang atau memberikan kontribusi
introduce briefly the study and its purpose. dalam pembahasan tersebut. Oleh karena itu
perlu disediakan waktu untuk
memperkenalkan secara ringkas tentang
studi dan tujuannya.
Pengetahuan
Tingkatan Ketrampilan
Individu Kompetensi
Etika
MIS
Sumber Daya
Tingkatan Ketatalaksanaan Kapasitas
Kelembagaan Struktur Organisasi
Pemerintahan
Sistem Pengambilan
Keputusan Daerah
Tingkatan Peraturan-perundangan
Sistem Kebijakan Pendukung
Approach Pendekatan
A working definition of local development Ditawarkan satu definisi tentang
planning is offered, to serve as a basis for perencanaan pembangunan daerah (yang
the subsequent discussions. The definition diperlukan bagi kepentingan studi) yang
also helps to highlight differences with dipakai sebagai dasar untuk diskusi-diskusi
current practices of local development selanjutnya. Definisi ini juga membantu
planning. untuk menyoroti perbedaan-perbedaan
dengan praktek-praktek perencanaan
pembangunan daerah saat ini.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
... adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik
umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan
aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan
lainnya dengan cara:
• secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah
• merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan
daerah
• menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan
Approach Pendekatan
The legal basis for DPRD involvement in Diuraikan dan dijelaskan dasar hukum bagi
planning is explained, and the principles, keterlibatan DPRD dalam perencanaan serta
critical functions and competencies prinsip-prinsip umum, fungsi-fungsi kritis
pertaining to the role of the DPRD in dan kompetensi-kompetensi yang berkenaan
planning. dengan peran DPRD dalam perencanaan.
Pasal 44
1. Pemerintah pada semua 3. Perencanaan daerah
(1) Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan Pemerintahan tingkatan melaksanakan berdasarkan kepada
Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. perencanaan sesuai dengan penyusunan kebijakan yang
mandat dan fungsi-fungsi yang dapat dipertanggung-jawabkan
ditugaskannya dengan jelas secara politik, serta konsisten
Pasal 69
dalam peraturan perundang- dengan tujuan-tujuan
Kepala Daerah menetapkan Peraturan Daerah atas persetujuan undangan. pembangunan daerah.
DPRD dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah dan
penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi. 2. Perencanaan dimengerti 4. Pelbagai aliran perencanaan
sebagai suatu dialog di antara dipadukan ke dalam suatu
Pasal 86 pelbagai pelaku melintasi kerangka komprehensif
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan tingkat-tingkat horizontal dan (menyeluruh) untuk
Peraturan Daerah selambat-lambatnya satu bulan setelah vertikal dari perencanaan. perencanaan pembangunan.
ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatan ini dimaksudkan untuk
with the DPRD members on the merangsang diskusi dengan anggota-anggota
organisational framework for planning DPRD tentang kerangka organisasi
which they consider most suitable for their perencanaan yang mereka anggap paling
circumstances. The basis for such a sesuai dengan keadaan mereka. Dasar bagi
discussion are principles from the normative diskusi tersebut adalah prinsip-prinsip
framework, and operational implications for umum dari kerangka normatif dan implikasi-
those principles which are closely related to implikasi operasional dari prinsip tersebut
the involvement of the DPRD in this matter. yang berkaitan erat dengan keterlibatan
DPRD dalam perencanaan.
Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-implikasi
operasionalnya.
2. Perencanaan dimengerti 2.1Dikembangkan suatu sistem 5. Dengan batas umum tertentu, 5.1 Model-model struktur hubungan
sebagai suatu dialog di antara perencanaan yang fleksibel setiap daerah memiliki politik-eksekutif untuk
pelbagai pelaku melintasi yang mengijinkan para pelaku kebebasan (ruang gerak) untuk perencanaan (misalnya komisi
tingkat-tingkat horizontal dan pada pelbagai tingkat untuk memutuskan bagaimana perencanaan daerah, dewan
vertikal dari perencanaan. berpartisipasi di dalam proses mengorganisasikan fungsi perencanaan, penasehat
perencanaan. perencanaan dan bagaimana perencanaan, badan perencanaan
2.2Perencanaan dilihat sebagai menstrukturkan sistem antar-daerah) diketahui dan
kegiatan yang terus-menerus organisasi yang berkaitan diterapkan dengan tepat.
dan memiliki keterkaitan yang dengan perencanaan. 5.2 Daerah diberikan kebebasan
erat dengan proses untuk menyusun struktur
penganggaran organisasi dan penempatan
staf/karyawan dan dalam
menetapkan mekanisme-
mekanisme kerjasama antar- dan
intra-daerah.
Approach Pendekatan
Local planning will have to be conducted Perencanaan daerah akan harus dilaksanakan
within a transparent horizontal framework dalam suatu kerangka horizontal yang
that involves all stakeholders and provides transparan yang melibatkan semua pelaku
for effective community participation. dan menyediakan tempat bagi partisipasi
The discussion will address the related masyarakat yang efektif. Diskusi akan
issues and the roles which shall be taken by menuju atau mengarah kepada isu-isu dan
local councillors. peran-peran yang harus dimainkan oleh
anggota DPRD.
Slides
General principles and operational Transparan
implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya
4. Pelbagai aliran perencanaan 4.2 Daerah-daerah sendiri mene- 5. Dengan batas umum tertentu, 5.1 Model-model struktur hubungan
dipadukan ke dalam suatu rapkan suatu pengaturan yang setiap daerah memiliki politik-eksekutif untuk
kerangka komprehensif minimal yang memungkinkan kebebasan (ruang gerak) untuk perencanaan (misalnya komisi
(menyeluruh) untuk sektor dan tingkat lebih bawah memutuskan bagaimana perencanaan daerah, dewan
perencanaan pembangunan. melaksanakan fungsi-fungsi mengorganisasikan fungsi perencanaan, penasehat
perencanaan mereka lebih perencanaan dan bagaimana perencanaan, badan perencanaan
leluasa. menstrukturkan sistem antar-daerah) diketahui dan
organisasi yang berkaitan diterapkan dengan tepat.
dengan perencanaan. 5.2 Daerah diberikan kebebasan
4.3 Koordinasi, pengkajian rencana
ke atas dan proses-proses untuk menyusun struktur
pembagian (sharing) informasi organisasi dan penempatan
dirancang untuk memaksimalkan staf/karyawan dan dalam
otonomi sambil mengakui adanya menetapkan mekanisme-
pelbagai kepentingan dan mekanisme kerjasama antar- dan
kewenangan. intra-daerah.
The normative framework consists of three Kerangka normatif terdiri dari tiga bagian:
parts :
• Kolom pertama merumuskan prinsip-
• The first column formulates general prinsip umum. Prinsip-prinsip ini
principles. They are based on the team’s didasarkan atas pengalaman Tim dengan
experience with local governments in pemerintah-pemerintah daerah di
Indonesia and the team’s pattern of Indonesia serta pola berpikir Tim tentang
thinking what local governments should apa-apa yang harus dilakukan oleh
do and how they should do it. They also pemerintah-pemerintah daerah dan
reflect “best practice” and international bagaimana mereka melakukannya.
standards elsewhere. Prinsip-prinsip ini juga merefleksikan
pendekatan yang baik (best practice) dan
• The second column formulates
standar-standar internasional di mana
operational considerations derived from
saja.
the principles. These considerations are
related to the need to establish or modify • Kolom kedua merumuskan
regulations and framework conditions, pertimbangan-pertimbangan operasional
and/or they hint at institutional or yang diperoleh atau dijabarkan dari
organisational issues. prinsip-prinsip pada kolom pertama.
Pertimbangan-pertimbangan ini berkaitan
• The third column identifies target
dengan kebutuhan untuk menetapkan
institutions of the administrative system
atau menyempurnakan peraturan-
and/or target groups in the institutions
peraturan dan kerangka kondisi, dan/atau
related to the operational issues, and
menunjuk pada isu-isu organisasi atau
formulates required capacities and
kelembagaan.
competencies which are needed to put
such operational issues into practise. • Kolom ketiga mengidentifikasi lembaga-
lembaga administratif sebagai sasaran
dan/atau kelompok-kelompok sasaran
dalam lembaga-lembaga yang berkaitan
dengan isu-isu operasional, serta
merumuskan kapasitas dan kompetensi
yang dibutuhkan untuk meletakkan isu-
isu operasional tersebut dalam praktek.
1. All levels of government plan • Central government provides a DPRD/Head of region/Senior staff of regional agencies are
within legally defined framework for planning that lays out a aware of the content of the new laws/regulations.
mandates and in accordance minimal amount of standard procedures They adopt an attitude of self-initiative and assume
with clearly assigned and planning standards. responsibility for determining the scope of action.
functions. • Central government organisations Each level understands the functional framework and fully
(⇒ B 2) identify essential types of plans, uses the available room for policy setting.
sequencing of plans, and standards/ Senior / technical staff in Bappenas, Department of Home
performance required in planning and set Affairs, Department of Settlements and Regional
these in the appropriate legal form. Development, Office of the State Minister for Regional
• A planning monitoring system is Autonomy are aware of the range of general options for
established, for use by both the central planning system design.
government and local governments, to They are capable of generating discussion with relevant
monitor the functional division in experts / stakeholders on planning system design and of
planning as well as mutual adherence to designing a planning system that enables effective planning at
planning standards. each level.
They are able to design and operate a planning information
system, in collaboration with the regions.
Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies
good practice
2. Planning is understood to be • A flexible planning system is developed Legislators and regional officials/planners are capable of
a dialogue among multiple which allows stakeholders at various disseminating message that planning is a collective and
stakeholders across levels to participate in planning political effort that is inclusive and reconciles divergent
horizontal and vertical levels processes. interests.
of planning. • Planning is seen as ongoing activity that They can visualize, condense and disseminate draft
(⇒ B 5) has close functional linkages with the concepts/plans to make them available to stakeholders.
budgeting process. They are able to create opportunities for participation that are
consonant with type of plan/issue and realistic in terms of cost
of participating.
3. Regional planning is based • Formulation of regional vision is lead by Members of the legislatures have access to policy and
on politically accountable regional legislatures. planning resources of the executive and/or can attain
policy setting and consistent • Central government’s financial supplementary expertise.
with regional development incentives are used to encourage They are aware of various ways of sounding the public for
objectives. attention to national interests, without their views and have the capabilities and resources to do so.
(⇒ B 5) unduly infringing on regional autonomy. They have the latitude and ability to design and experiment
• Alokasi Khusus is defined as a with various legislative-executive co-management systems
supplement to Alokasi Umum (in view that respect roles/mandates of both.
of national imperatives: matching Relevant staff in Finance, Bappenas and other agencies are
principle, voluntary nature, position in aware of how similar instruments are used elsewhere.
planning cycle, etc). They can develop appropriate rules for fund allocation and are
• Local legislatures monitor the able to incorporate the fund design within the overall
consistency of budgeting and planning development planning system.
implementation with the regional DPRD is able to apply a financial information system that is
development objectives. suitable to budget control.
Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies
good practice
4. The various planning streams • Planning laws and regulations are Legal/technical experts of the relevant agencies are able to
are integrated into a reviewed and amended to reduce identify the range of instruments requiring review.
comprehensive framework impositions on the regions to a minimum They have the ability to check for conceptual and technical
for development planning. and to allow the regions to integrate their consistency.
(⇒ B 2) planning streams as required/desired. They are able to formulate minimum standards that are
• Regions themselves apply a minimum consistent with decentralized and locally integrated planning.
amount of rules to enable sectoral and Central and provincial level staff in relevant agencies capable
lower levels to execute their planning to understand the hierarchical/functional dimensions of plan
functions. review and know of international models.
• Coordination, upward plan review and They can work together to design models of plan adjudication,
information sharing processes are appeal and ongoing planning communication.
designed to maximize autonomy while
They are able to review plans for designated features (e.g.
recognizing multiple interests and
spillovers, legal compliance, legal challenges).
vantage points.
5. Within general guidelines, • Models of political-executive structures Regional politicians, secretary/head of regional organizational
each region has the latitude to for planning (e.g. local planning sub-units and senior planning staff recognize advantages and
decide how to organize the commission, planning board, advisory limitations of various structures for guiding planning and can
planning function and how to boards, inter-regional planning body) are select most appropriate model.
structure the organizational known and applied as appropriate. Central level agencies concerned with planning/state reform
landscape related to planning. • Latitude is given to regions to set organi- can fashion regulations to provide latitude needed. They can
(⇒ B 7, B 9) sational structures/staffing and establish facilitate exposure and provide advice on models.
mechanisms for intra- and inter-regional
coordination.
Principles, norms and Operational considerations Target Groups & Competencies
good practice
6. Building the planning • Technical "best practice" manuals (e.g. Central level agencies are capable to coordinate training
capacity in line with regional profile analysis, regional curricula in line with identified training needs.
emerging development economic analysis, transportation, They are able to identify and accreditate training organizations
policies and tasks is a settlement systems, industrial for regional/local development planning.
function of the regions development etc.) are available. Regional planning agencies and associations can identify
facilitated by the central • Cooperation among regions to handle training opportunities regionally, nationally and
government. externalities is firmly established. internationally.
(⇒ B 8) • Institutional arrangements for planning They are aware of investment required to upgrade planning
and management of special zones (e.g capacity and can sell this politically for regional budget
watersheds) are established. purposes.
• Capacity building programs for planning They can contract individually or collectively for needed
are established, coordinated and expertise, for planning tasks or skill transfer.
accessible to regional planners. They can identify and select cooperation structures that
• Central government supports building of facilitate cross-regional planning.
training associations that can support Central agency staff is able to provide advice and support to
capacity building in development regional associations that is non-directive, can bring resources
planning together and are able to expose regional staff to international
• Central government supports best practice.
professional association of planners and They can fashion carreer paths for planners that are consistent
empowers them to accredit with civil service reforms and budgetary capabilities.
training/education of planners. They can fashion government supervisory frameworks that
• Central government provides personnel give professional associations and planning programs
management instruments (professional jurisdiction over accreditation/content of planning education.
standards for planners, career
development, etc.) and facilitates the
realization of professionalization goals.
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Perencanaan Pembangungan Daerah adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau pemerintah, swasta
maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek-aspek fisik,
sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan lainnya dengan cara :
• Secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah
• Merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah
• Menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• Melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan
1. Pemerintah pada semua tingkatan • Pemerintah pusat menyediakan suatu kerangka • DPRD, Kepala Daerah dan staf senior
melaksanakan perencanaan sesuai dengan perencanaan yang memaparkan suatu tingkat Dinas/Instansi di daerah menyadari tentang isi
kewenangan dan fungsi-fungsi yang minimal dari standar-standar prosedur dan peraturan perundangan yang baru.
ditugaskannya dengan jelas dalam peraturan standar-standar perencanaan • Mereka mengadopsi suatu inisiatif dari diri
perundang-undangan. • Instansi-instansi pemerintah pusat sendiri serta memikul tanggung jawab untuk
mengidentifikasi jenis-jenis rencana pokok, menentukan ruang lingkup aksi/tindakan.
urutan rencana-rencana serta merumuskan • Setiap tingkat mengerti kerangka kerja
standar-standar yang diperlukan dalam fungsional dan menggunakan sepenuhnya
perencanaan serta menyusunnya dengan “ruang” yang tersedia bagi penyusunan
bentuk hukum yang tepat. kebijakan.
• Suatu sistem pemantauan (monitoring) • Staf teknis/senior di Bappenas, Departemen
perencanaan ditetapkan untuk dipergunakan Dalam Negeri, Departemen Permukiman dan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pengembangan Wilayah, Kantor Menteri
untuk memantau pembagian fungsi di dalam Negara Otonomi Daerah menyadari tentang
perencanaan dan ketaatan bersama terhadap luasnya opsi-opsi umum untuk perancangan
standar-standar perencanaan. sistem perencanaan.
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2. Perencanaan dimengerti sebagai suatu dialog • Dikembangkan suatu sistem perencanaan yang • DPRD dan perencana daerah mampu
di antara pelbagai pelaku melintasi tingkat- fleksibel yang mengijinkan para pelaku pada menyebar-luaskan pesan bahwa perencanaan
tingkat horizontal dan vertikal dari pelbagai tingkat untuk berpartisipasi di dalam adalah suatu upaya politik dan bersama
perencanaan. proses perencanaan. (kolektif) yang meliputi dan
• Perencanaan dilihat sebagai kegiatan yang mengkompromikan pelbagai kepentingan yang
terus-menerus dan memiliki keterkaitan yang berlainan.
erat dengan proses penganggaran • Mereka bisa menampakkan
(memvisualisasikan), meringkas dan
menyebar-luaskan draft konsep/rencana agar
tersedia bagi para pelaku.
• Mereka mampu menciptakan peluang-peluang
bagi partisipasi yang cocok dengan jenis
(" B5) rencana/issu serta realistik bila dilihat dari
segi intensitas dan biaya untuk partisipasi
tersebut.
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
3. Perencanaan daerah berdasarkan kepada • Perumusan visi daerah dipimpin oleh DPRD. • Para anggota DPRD memiliki akses
penyusunan kebijakan yang dapat • Insentif keuangan dari pemerintah pusat (kemudahan) terhadap sumber-sumber
dipertanggung-jawabkan secara politik, serta dipergunakan untuk mendorong perhatian kebijakan dan perencanaan dari pemerintah
konsisten dengan tujuan-tujuan pembangunan terhadap kepentingan-kepentingan nasional, daerah (eksekutif) dan/atau bisa memperoleh
daerah. tanpa melanggar otonomi daerah. tambahan keakhlian.
(" B5) • Dana Alokasi Khusus (DAK) didefinisikan • Mereka menyadari (mengetahui) pelbagai cara
sebagai pelengkap bagi Dana Alokasi Umum meyuarakan pandangan/pendapat umum
(DAU) dan besarnya memperhatikan atau (publik) serta memiliki kemampuan dan
mempertimbangkan kepentingan nasional, sumber daya untuk melaksanakannya.
prinsip yang sebanding, sukarela, serta • Mereka memiliki kebebasan (ruang gerak) dan
menempatkannya pada siklus perencanaan. kemampuan untuk merancang dan menguji-
• DPRD memantau konsistensi penganggaran coba pelbagai sistem kerjasama manajemen
(APBD) dan pelaksanaan perencanaan dengan DPRD-Pemerintah Daerah yang menghargai
tujuan-tujuan pembangunan daerah. peran dan mandat masing-masing.
• Staf-staf yang relevan di Departemen
Keuangan, Bappenas dan instansi-instansi lain
menyadari bagaimana instrumen-instrumen
yang serupa dipergunakan di negara lain.
• Mereka dapat mengembangkan aturan-aturan
yang tepat bagi DAU / DAK serta mampu
untuk menggabungkan sistem pendanaan
DAU / DAK dengan sistem perencanaan
pembangunan daerah
KERANGKA NORMATIF : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
A. TIME SCHEDULE
The length of sessions is only indicative and Lamanya setiap sessi hanya indikatif saja
may vary from place to place. dan bisa bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya.
Sessi 1: Pendahuluan
08:00 – 10:00 Latar belakang dan tujuan-tujuan studi
pengkajian kebutuhan pengembangan
kapasitas bagi pemerintahan daerah
Presentasi
1. Konsep dasar perencanaan
pembangunan daerah
Diskusi
Sessi 2: Cara operasional perencanaan
10:30 – 11:30 pembangunan daerah di masa mendatang:
a. Koordinasi perencanaan secara
horisontal
b. Pendekatan apa terhadap perencanaan
sub-daerah (kecamatan dan desa)?
c. Perencanaan dan koordinasi secara
vertikal (dengan propinsi dan pusat)
Kerja Kelompok
Sessi 3: 1. Analisis kelembagaan terhadap
13:00 – 14:30 kebutuhan pengembangan kapasitas
bagi perencanaan pembangunan daerah
To facilitate the discussion, the following handouts are prepared for the participants :
! Normative framework (Section 2)
! Handouts of slides
! Questionnaire for BAPPEDA officials (Section 4)
Approach Pendekatan
The participants invited to take part in this Peserta yang diundang untuk ambil bagian
discussion may not have any prior di dalam pembahasan ini mungkin belum
knowledge of the purpose of the study, and mengetahui tujuan dari studi, dan bagaimana
how their input may contribute to it. Some masukan dari mereka dapat menyumbang
time should therefore be taken to introduce atau memberikan kontribusi dalam
briefly the study and its purpose. pembahasan tersebut. Oleh karena itu perlu
disediakan waktu untuk memperkenalkan
secara ringkas tentang studi dan tujuannya.
MIS
Sumber Daya
Tingkatan Ketatalaksanaan Kapasitas
Kelembagaan Struktur Organisasi Pemerintahan
Sistem Pengambilan
Keputusan Daerah
Tingkatan Peraturan-perundangan
Sistem Kebijakan Pendukung
Approach Pendekatan
A working definition of local development Ditawarkan satu definisi tentang
planning is offered, to serve as a basis for perencanaan pembangunan daerah (yang
the subsequent discussions. The definition diperlukan bagi kepentingan studi) yang
also helps to highlight differences with dipakai sebagai dasar untuk diskusi-diskusi
current practices of local development selanjutnya. Definisi ini juga membantu
planning. untuk menyoroti perbedaan-perbedaan
dengan praktek-praktek perencanaan
pembangunan daerah saat ini.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
... adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik
umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan
aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan
lainnya dengan cara:
• secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah
• merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan
daerah
• menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan
Approach Pendekatan
The principles, critical functions and Disajikan atau dipresentasikan prinsip-
competen-cies pertaining to local prinsip umum, fungsi-fungsi kritis dan
development planning are presented, to kompetensi-kompetensi yang berkaitan
generate some discussion with the workshop dengan perencanaan pembangunan daerah
participants. untuk membangkitkan diskusi dengan
peserta lokakarya
Slides Transparan
Principles / good practices for local Prinsip-prinsip umum / praktek-praktek
development planning yang baik dalam perencanaan pembangunan
daerah
Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Slides Transparan
Implications for the local, provincial and Implikasi-implikasi terhadap tingkat
national level kabupaten/kota, propinsi dan pusat
Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatan ini dimaksudkan untuk
with the workshop participants on the future merangsang diskusi dengan peserta
operational framework for planning which lokakarya tentang kerangka operasional
they consider most suitable for their local perencanaan di masa depan yang mereka
circumstances. The basis for such a anggap paling sesuai dengan keadaan daerah
discussion are principles from the normative mereka. Dasar bagi diskusi tersebut adalah
framework, and operational implications prinsip-prinsip umum dari kerangka
derived for those principles. normatif dan implikasi-implikasi
operasional yang diperoleh dari prinsip
The discussion shall focus on three major tersebut.
aspects of future planning system design and Diskusi akan memusatkan perhatian kepada
its operationalization : tiga aspek utama dari rancangan sistem
! Horizontal coordination of local perencanaan serta operasionalisasinya di
development planning masa depan, yaitu:
! Approach towards village and subdistrict • Koordinasi horizontal perencanaan
level planning pembangunan daerah
! Vertical planning coordination • Pendekatan ke arah perencanaan pada
tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
• Koordinasi perencanaan vertikal.
Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya.
Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatan ini dimaksudkan untuk
with the workshop participants on the sub- merangsang diskusi dengan peserta
regional planning approach which they lokakarya tentang pendekatan perencanaan
consider most suitable for their region. The sub-daerah (kecamatan dan desa) mana yang
basis for such a discussion are principles mereka anggap paling sesuai dengan daerah
from the normative framework, and mereka. Dasar bagi diskusi tersebut adalah
operational implications derived for those prinsip-prinsip umum dari kerangka
principles. normatif dan implikasi-implikasi
operasional yang diperoleh dari prinsip
tersebut.
Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya.
4. Pelbagai aliran perencanaan 4.1 Undang-undang dan peraturan- 4. Pelbagai aliran perencanaan 4.3 Koordinasi, pengkajian rencana ke
dipadukan ke dalam suatu peraturan perencanaan dikaji ulang dipadukan ke dalam suatu atas dan proses-proses pembagian
kerangka komprehensif dan disempurnakan untuk kerangka komprehensif (sharing) informasi dirancang untuk
(menyeluruh) untuk perencanaan mengurangi arahan-arahan dan (menyeluruh) untuk perencanaan memaksimalkan otonomi sambil
pembangunan. petunjuk dari pusat sampai batas pembangunan. mengakui adanya pelbagai
minimal, dan untuk mengijinkan kepentingan dan kewenangan.
daerah-daerah memadukan aliran-
aliran perencanaan mereka sesuai
dengan kebutuhan atau keinginan
daerah.
4.2 Daerah-daerah sendiri mene-rapkan
suatu pengaturan yang minimal yang
memungkinkan sektor dan tingkat
lebih bawah melaksanakan fungsi-
fungsi perencanaan mereka lebih
leluasa.
Approach Pendekatan
Coordination in planning will become more Koordinasi dalam perencanaan akan menjadi
important than ever before, but the manner lebih penting lagi dari sebelumnya, tetapi
in which it is being done will have to be cara dan mekanismenya secara substansial
substantially different from previous harus berbeda dengan pengaturan
arrangements. sebelumnya.
This discussion topic wants to explore what Topik diskusi ini ingin menggali gagasan-
ideas and suggestions the workshop gagasan dan saran-saran apa dari peserta
participants have to handle in vertical lokakarya yang harus menangani koordinasi
planning coordination, both with the perencanaan vertikal, baik dengan tingkat
province and the national level. propinsi maupun dengan tingkat pusat.
Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beserta implikasi-
implikasi operasionalnya
Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional
1. Pemerintah pada semua 1.1 Pemerintah pusat menyediakan 1. Pemerintah pada semua 1.3 Suatu sistem pemantauan
tingkatan melaksanakan suatu kerangka perencanaan tingkatan melaksanakan (monitoring) perencanaan
perencanaan sesuai dengan yang memaparkan suatu perencanaan sesuai dengan ditetapkan untuk
mandat dan fungsi-fungsi yang tingkat minimal dari standar- mandat dan fungsi-fungsi yang dipergunakan oleh pemerintah
ditugaskannya dengan jelas standar prosedur dan standar- ditugaskannya dengan jelas pusat dan pemerintah daerah
dalam peraturan perundang- standar perencanaan. dalam peraturan perundang- untuk memantau pembagian
undangan. undangan. fungsi di dalam perencanaan
1.2 Instansi-instansi pemerintah
dan ketaatan bersama terhadap
pusat mengidentifikasi jenis-
standar-standar perencanaan.
jenis rencana pokok, urutan
rencana-rencana serta meru-
muskan standar-standar yang
diperlukan dalam perencanaan
serta menyusunnya dengan
bentuk hukum yang tepat.
In order to deepen the discussion and Untuk mendalami diskusi dan analisis
analysis of local capacity requirements a kebutuhan kapasitas daerah, satu sesi kerja
group work session and presentation of kelompok dibentuk dan kemudian
results are held with workshop participants. mempresentasikan hasil-hasil kerja
kelompoknya di depan peserta lakokarya.
The purpose of this group work is to discuss
critical functions as originating from the Tujuan dari kelompok kerja ini adalah untuk
envisaged revision of the planning system membahas fungsi-fungsi kritis
(the normative framework serving as the (tugas/kegiatan pokok) yang berasal dari
conceptual base) and to identify revisi sistem perencanaan masa depan
institutional characteristics at the local level (kerangka normatif memberikan basis
to comply with those critical functions. konseptual) dan untuk mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik kelembagaan pada
The following table is used to explain to tingkat daerah yang dibutuhkan untuk
participants the interrelationships between memenuhi fungsi-fungsi kritis tersebut.
critical functions of local development
planning and the identification of capacity Tabel selanjutnya dipergunakan untuk
requirements as related to the three levels of menerangkan kepada para peserta hubungan
analysis – the system, organizational and atau keterkaitan antara fungsi-fungsi kritis
individual level. perencanaan pembagunan dan identifikasi
kebutuhan kapasitas yang berhubungan
dengan tiga tingkatan analisis, sistem,
organisasi/kelembagaan dan tingkat
individu.
Action Kegiatan
Participants shall be divided into several Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok
working groups comprising 6 – 8 members kerja, masing-masing terdiri dari 6-8
each. anggota.
Since time does not permit a full analysis of Karena waktu tidak mengijinkan untuk
all critical functions, each group is assigned melakukan analisis secara penuh, maka
one or two different general principles from setiap kelompok ditugaskan hanya mem-
the normative framework and the related bahas satu atau dua prinsip umum yang
critical functions for discussion. Each berbeda dari kerangka normatif serta fungsi-
working group will be moderated by a fungsi kritis yang berhubungan untuk
member of the study team. diskusi. Setiap kelompok kerja dimoderasi
atau dipimpin oleh salah seorang anggota
After the group work session that may last tim studi.
for about one hour, a brief presentation and Setelah sesi kelompok kerja yang
discussion will be held to summarize berlangsung sekitar satu jam, suatu
findings and draw preliminary conclusions presentasi singkat dan diskusi atau tanya
for local capacity building. jawab dilaksanakan untuk merangkum
temuan-temuan dan membuat kesimpulan
awal bagi pengembangan kapasitas daerah.
KERANGKA PENGEMBANGAN
NORMATIF ANALISIS KELEMBAGAAN KAPASITAS
Fungsi – fungsi kritis Siapa Tugas apa Kekuatan Kelemahan Kapasitas yang
1. yang yang harus yang yang harus dibutuhkan
2. terlibat? dikerjakan dimiliki diperbaiki 1. Tingkat Sistem
3. 2. Tingkat
dll Organisasi
3. Tingkat Individu
Halaman 1 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
STRUKTUR PERENCANAAN Sepenuhnya besar saja tidak
KEBIJAKAN PERENCANAAN
Halaman 2 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
Halaman 3 dari 9
DUKUNGAN PERENCANAAN Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
Halaman 4 dari 9
Pertanyaan-pertanyaan kelompok kedua ditujukan kepada kapasitas yang diinginkan pada
masa mendatang dan menanyakan tentang kapasitas yang dibutuhkan untuk membangun dan
mengelola kerangka perencanaan untuk masa mendatang.
• Kapasitas untuk membentuk substansi dan hasil (produk) dari perencanaan sebagai
satu kegiatan tingkat lokal yang nyata/jelas.
• Kapasitas untuk menjalankan fungsi koordinasinya pada tingkat daerah.
• Kapasitas untuk meningkatkan kinerja perencanaan daerah melalui kegiatan-kegiatan
yang dapat dilaksanakan di daerah.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencoba untuk memperoleh persetujuan atau penolakan
terhadap pernyataan-pernyataan yang memandang jauh ke depan seperti yang tercantum dalam
kerangka normativ tentang perencanaan pembangunan daerah dan untuk membangun
pengetahuan / wawasan tentang kapasitas dan kemampuan (kompetensi) perencanaan yang
dibutuhkan.
Untuk setiap pertanyaan , satu sistem skala untuk jawaban disediakan di bawah. Silahkan
tandai (!) yang mewakili pendapat Anda (hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan)
9. Perancangan program-program
pengembangan kapasitas bagi
perencanaan
Halaman 5 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
Halaman 6 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
Halaman 7 dari 9
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
Halaman 8 dari 9
Latar belakang responden
Untuk membantu dan memperkaya analisis kami terhadap jawaban-jawaban Anda, kami
mengharap Bapak/Ibu bersedia untuk memberikan sedikit informasi tentang latar belakang
Anda.
Tahun lahir
Tingkat pendidikan S1 S2 S3
terakhir
Jabatan sekarang
dan sejak kapan
Jabatan
sebelumnya dan
berapa lama
Apakah Anda 1.
pernah mengikuti
pelatihan di bidang
perencanaan 2.
pembangunan
daerah? Jika ya,
pelatihan apa? 3.
Halaman 9 dari 9
5. Focus Group Discussion with Local Technical Agencies (Dinas)
This workshop is held with representatives Lokakarya ini dilakukan dengan perwakilan
from the local technical agencies (Dinas) dari dinas/instansi teknis dan instansi-
and central government offices (Kandep) in instansi pemerintah pusat di
the Kabupaten / Kota. Kabupaten/Kota.
A. TIME SCHEDULE
The length of sessions is only indicative and Lamanya setiap sessi hanya indikatif saja
may vary from place to place. dan bisa bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya.
Waktu Tema
Pendahuluan: Tujuan-tujuan pengkajian
Sessi 1: kebutuhan kapasitas di bidang perencanaan
08:00 – 09:30 daerah
Presentasi
1. Konsep dasar perencanaan pembangunan
daerah
2. Kerangka normatif bagi perencanaan
pembangunan daerah (B 4)
09:30 – 10:00 Rehat kopi
Diskusi
Sessi 2:
10:00 – 11:30 1. Organisasi dan koordinasi dalam rangka
perencanaan pembangunan daerah dan
peran Dinas-dinas
2. Prosedur perencanaan pembangunan
daerah secara vertikal
3. Kebutuhan pengembangan kapasitas
Dinas-dinas di bidang perencanaan dan
pelaksanaan program
To facilitate the discussion, the following handouts are prepared for the participants :
! Normative framework (Section 2)
! Handouts of slides
! Questionnaire for Dinas officials (Section 6)
Approach Pendekatan
The participants invited to take part in this Peserta yang diundang untuk ambil bagian
discussion may not have any prior di dalam pembahasan ini mungkin belum
knowledge of the purpose of the study, and mengetahui tujuan dari studi, dan bagaimana
how their input may contribute to it. Some masukan dari mereka dapat menyumbang
time should therefore be taken to introduce atau memberikan kontribusi dalam
briefly the study and its purpose. pembahasan tersebut. Oleh karena itu perlu
disediakan waktu untuk memperkenalkan
secara ringkas tentang studi dan tujuannya.
Pengetahuan
Tingkatan Ketrampilan
Individu Kompetensi
Etika
MIS
Sumber Daya
Tingkatan Ketatalaksanaan Kapasitas
Kelembagaan Struktur Organisasi
Pemerintahan
Sistem Pengambilan
Keputusan Daerah
Tingkatan Peraturan-perundangan
Sistem Kebijakan Pendukung
Approach Pendekatan
A working definition of local development Ditawarkan satu definisi tentang
planning is offered, to serve as a basis for perencanaan pembangunan daerah (yang
the subsequent discussions. The definition diperlukan bagi kepentingan studi) yang
also helps to highlight differences with dipakai sebagai dasar untuk diskusi-diskusi
current practices of local development selanjutnya. Definisi ini juga membantu
planning. untuk menyoroti perbedaan-perbedaan
dengan praktek-praktek perencanaan
pembangunan daerah saat ini.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
... adalah suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik
umum (publik), swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan
aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi dan aspek-aspek lingkungan
lainnya dengan cara:
• secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah
• merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan
daerah
• menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan
• melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia
sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan
Approach Pendekatan
The basic principles from the normative Prinsip-prinsip umum dari kerangka
framework are presented to the focus group normatif disajikan kepada peserta diskusi,
discussion participants, followed by a diikuti oleh satu diskusi untuk mengkaji
discussion to assess to which extent they can sampai tingkat mana merekan dapat
subscribe to these principles. memahami dan menerima prinsip-prinsip
tersebut.
Slides Transparan
Principles / good practices for local Prinsip-prinsip umum / praktek-praktek
development planning yang baik perencanaan pembangunan daerah
Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk Prinsip-prinsip dan Praktek yang baik untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Approach Pendekatan
The approach is to stimulate the discussion Pendekatannya adalah untuk merangsang
with the workshop participants on the future diskusi dengan peserta lokakarya tentang
organisational framework for planning kerangka organisasi perencanaan masa
which they consider most suitable for their depan yang mereka anggap paling sesuai
circumstances. dengan keadaan mereka.
The basis for such a discussion are Dasar untuk diskusi tersebut adalah prinsip-
principles from the normative framework, prinsip pada kerangka normatif beserta
and operational implications derived for implikasi-implikasi operasionalnya.
those principles.
Approach Pendekatan
Coordination in planning will become more Koordinasi dalam perencanaan akan menjadi
important than ever before, but the manner lebih penting lagi dari sebelumnya, tetapi
in which it is being done will have to be cara dan mekanismenya secara substansial
substantially different from previous harus berbeda dengan pengaturan
arrangements. sebelumnya.
This discussion topic wants to explore what Topik diskusi ini ingin menggali gagasan-
ideas and suggestions the workshop gagasan dan saran-saran apa dari peserta
participants have to handle in vertical lokakarya yang harus menangani koordinasi
planning coordination, both with the perencanaan vertikal, baik koordinasi
province and the national level. vertikal dengan tingkat propinsi maupun
dengan tingkat pusat.
Slides Transparan
Principles and operational implications Prinsip-prinsip umum beseta implikasi-
implikasi operasionalnya
Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk Prinsip-prinsip dan Pertimbangan Operasional untuk
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional Prinsip-prinsip Umum ... ... Dan Pertimbangan Operasional
1. Pemerintah pada semua 1.1 Pemerintah pusat menyediakan 1. Pemerintah pada semua 1.3 Suatu sistem pemantauan
tingkatan melaksanakan suatu kerangka perencanaan tingkatan melaksanakan (monitoring) perencanaan
perencanaan sesuai dengan yang memaparkan suatu perencanaan sesuai dengan ditetapkan untuk
mandat dan fungsi-fungsi yang tingkat minimal dari standar- mandat dan fungsi-fungsi yang dipergunakan oleh pemerintah
ditugaskannya dengan jelas standar prosedur dan standar- ditugaskannya dengan jelas pusat dan pemerintah daerah
dalam peraturan perundang- standar perencanaan. dalam peraturan perundang- untuk memantau pembagian
undangan. undangan. fungsi di dalam perencanaan
1.2 Instansi-instansi pemerintah
dan ketaatan bersama terhadap
pusat mengidentifikasi jenis-
standar-standar perencanaan.
jenis rencana pokok, urutan
rencana-rencana serta meru-
muskan standar-standar yang
diperlukan dalam perencanaan
serta menyusunnya dengan
bentuk hukum yang tepat.
2. Perencanaan dimengerti 2.1 Dikembangkan suatu sistem 4. Pelbagai aliran perencanaan 4.3 Koordinasi, pengkajian rencana
sebagai suatu dialog di antara perencanaan yang fleksibel dipadukan ke dalam suatu ke atas dan proses-proses
pelbagai pelaku melintasi yang mengijinkan para pelaku kerangka komprehensif pembagian (sharing) informasi
tingkat-tingkat horizontal dan pada pelbagai tingkat untuk (menyeluruh) untuk dirancang untuk memaksimalkan
vertikal dari perencanaan. berpartisipasi di dalam proses perencanaan pembangunan. otonomi sambil mengakui adanya
perencanaan. pelbagai kepentingan dan
2.2 Perencanaan dilihat sebagai kewenangan.
kegiatan yang terus-menerus
dan memiliki keterkaitan yang
erat dengan proses
penganggaran
Halaman 1 dari 5
Sebagian Sebagian Sama sekali
STRUKTUR PERENCANAAN Sepenuhnya besar saja tidak
KEBIJAKAN PERENCANAAN
Halaman 2 dari 5
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
DUKUNGAN PERENCANAAN
Halaman 3 dari 5
Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
Menurut Anda strategi yang mana efektif Sebagian Sebagian Sama sekali
Sepenuhnya besar saja tidak
untuk meningkatkan kemampuan dan fungsi
perencanaan daerah di masa mendatang ?
Halaman 4 dari 5
Latar belakang responden
Untuk membantu dan memperkaya analisis kami terhadap jawaban-jawaban Anda, kami
mengharap Bapak/Ibu bersedia untuk memberikan sedikit informasi tentang latar belakang
Anda.
Tahun lahir
Tingkat pendidikan S1 S2 S3
terakhir
Jabatan sekarang
dan sejak kapan
Jabatan
sebelumnya dan
berapa lama
Apakah Anda 1.
pernah mengikuti
pelatihan di bidang
perencanaan 2.
pembangunan
daerah? Jika ya,
pelatihan apa? 3.
4.
Halaman 5 dari 5