Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN

INTERPRETASI CITRA SATELIT


Di susun oleh :
Apriyanti Rahayu 230210080010
Christon 230210080019
Candra Perkasa Nurlukman 230210080029
Risa Rahmadani 230210080037
Farid Fadhil 230210080045
Agil Setia Darma 230210070017

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2010
INTERPRETASI CITRA

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi
atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek,
daerah atau fenomena yang dikaji. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan jauh
(inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera (sensor) yang dipasang pada
pesawat terbang atau satelit (Lillesand dan Keifer, 1994). Teknologi Penginderaan Jauh
(Inderaja) semakin berkembang melalui kehadiran berbagai sistem satelit dengan berbagai
misi dan teknologi sensor. Aplikasi satelit penginderaan jauh telah mampu memberikan
data/informasi tentang sumberdaya alam dataran dan sumberdaya alam kelautan secara teratur
dan periodik.
Orbit satelit selau mengitari bumi termasuk Indonesia. Satelit bisa sewaktu-waktu
mengambil gambar muka bumi dan membuat cakupan rekaman data tentang kenampakan
permukaan bumi wilayah Indonesia dapat direkam semuanya dan dapat dipetakan sesuai
periode waktu yang ditetapkan. Salah satu kesulitan dalam proses pemetaan dengan citra
satelit adalah masih diperlukan proses interpretasi data obyek yang ada pada citra satelit,
sehingga diperlukan pengecekan lapangan (field checking) dan data/peta lain untuk ketepatan
informasi tentang data yang dipetakan. Namun kesulitan ini dapat diatasi sendiri oleh pihak
pengguna dengan jalan melaksanakan kegiatan pengecekan lapangan sendiri sesuai
kebutuhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Interpretasi Citra
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Estes dan
Simonet dalam Sutanto, 1986:7). Untuk melakukan interpretasi citra maupun foto udara
digunakan kreteria/unsur interpretasi yaitu terdiri atas rona atau warna, ukuran, bentuk,
tekstur, pola, bayangan, situs dan asosiasi (Sutanto, 1986). Untuk pokok pembahasan kali ini
adalah interpretasi citra satelit. Citra Satelit merupakan suatu gambaran citra non-fotografik
secara digital yang direkam oleh satelit penginderaan jauh dalam bentuk gambar (element
pixel). Element gambar tersebut menyatakan tingkat keabuan atau tingkat warna sedangkan
informasi di dalamnya bersifat diskrit atau dengan ukuran presisi tertentu. Keunggulan citra
satelit dibandingkan dengan photo udara adalah sebagai berikut :
a. Cakupan lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisis skala regional, yang
seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area.
b. Dapat mencakup objek terkecil sesuai dengan resolusi spasial setiap satelit.

Citra Satelit Resolusi Spasial


ASTER 60 m, 30m, 15 m
SPOT 5 2,5 m
Ikonos 1m
Quickbird 0,6 m
Tabel 1. Beberapa contoh satelit dengan resolusi spasialnya

c. Lebih seringnya berbagai fenomena dapat diamati.


d. Pengambilan data dapat dilakukan sewaktu-waktu (multi-temporal) karena orbit satelit
mengitari bumi.
e. Dimungkinkannya penelitian- penelitian susah atau berbahaya bagi manusia, seperti
daerah kutub, kebakaran hutan dan lain- lain.

2.2 Analisa Citra Satelit


fasilitas
Pengolahan
data

sistem
analisa citra

stasiun
Pengguna bumi
(aplikasi)

Gambar 1. Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi, 2001 : 4)


Identifikasi dan
Interpretasi
Pengolahan Citra
1. Load data
ER Mapper 2. Visualisasi
3. Rektifikasi Klasifikasi
4. Cropping citra
5. Transformasi
Deliniasi dan Arc View
Digitasi

Konversi Polyline ke
Arc Info
Polygon

Database dan
Layout

Gambar 2. Alur Pengolahan dan Pemetaaan Data Citra

Teknologi Penginderaan Jauh yang memakai citra, memerlukan software ER Mapper


dalam pengolahan data rasternya. Dalam pengolahan data melalui ER Mapper dapat
melakukan :
a. Load data dimaksudkan untuk me-load data raster/citra yang masih dalam format CD atau
media penyimpanan lainnya.
b. Visualisasi digunakan untuk membuat tampilan citra sesuai dengan tampilan aslinya,
misalnya dalam RGB.
c. Rektifikasi dimaksudkan untuk memasukkan koordinat melalui Ground Control Point
kedalam citra sehingga citra yang dipakai ada sistem koordinatnya.
d. Cropping citra dimaksudkan untuk memotong daerah yang hendak dipetakan (Area Of
Interest). kapasitas penyimpanan yang dipakai tidak terlalu besar dan mudah dalam analisa
datanya.
e. Transformasi adalah teknik peningkatan kontras warna dan cahaya dari suatu citra sehingga
memudahkan untuk interpretasi dari analisis citra.
Sedangkan teknologi Sistem Informasi Geogarfi yang dipakai adalah software Arc
View dan Arc Info. Hal yang dilakukan dalam system Informasi Geografis ini khususnya
melalui software Arc View dan Arc Info antara lain.
a. Deliniasi merupakan suatu kegiatan menentukan batas suatu fenomena geografi seperti
penggunaan lahan.
b. Digitasi merupakan kegiatan membuat batas kelas penggunaan berdasarkan acuan yang
pasti.
c. Konversi garis kedalam poligon merupakan satu–satunya kegiatan dalam program Arc Info.
Konversi ini dimaksudkan untuk merubah data garis kedalam bentuk poligon.
d. Pemasukan database penggunaan lahan pada untuk data atribut, hal ini dimaksudkan agar
analisis luasan atau area lebih mudah.
e. Layout merupakan tahapan akhir suatu proses pemetaan sebelum peta naik cetak (print out).
Layout peta harus memenuhi standar komposisi peta yang telah ada disamping
mengedepankan unsur keseimbangan dan seni.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Sedangkan Citra Satelit merupakan suatu gambaran citra non-fotografik secara digital yang
direkam oleh satelit penginderaan jauh dalam bentuk gambar (element pixel). Element
gambar tersebut menyatakan tingkat keabuan atau tingkat warna sedangkan informasi di
dalamnya bersifat diskrit atau dengan ukuran presisi tertentu. Untuk pengolahan data citra
satelit diperlukan software ER Mapper untuk data rasternya, sedangkan teknologi Sistem
Informasi Geogarfi yang dipakai adalah software Arc View dan Arc Info.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Interpretasi Citra.http://inderaja.blogspot.com/2007/11/interpretasi-citra.html


Anonim.2010. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
http://mbojo.wordpress.com/2007/07/22/interpretasi-citra-pengindraan-jauh/
Febrianto,Adi. 2007. Interpretasi Citra Satelit SPOT 5 Untuk Pemetaan Penggunaan Lahan
Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Semarang.
Martono, Dwi Nowo. Teori Dasar Interpretasi Citra Satelit LANDSAT TM7+Metode
Interpretasi Visual.

Anda mungkin juga menyukai