Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Diagnostik Dan Penatalaksanaan


Limfoma Non Hodgkin

Santoso M, Krisifu C
SMF Penyakit Dalam RSUD Koja
Departemen Penyakit Dalam FK UKRIDA
Jakarta

Abstrak. Limfoma non Hodgkin adalah suatu keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat
padat. Lebih dari 45.000 pasien didiagnosis sebagai Limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahun
di Amerika Serikat. Sebagian besar pasien tidak menampakan gejala (asimtomatik), kurang
lebih 2%, pasien mengalami demam, keringat malam dan penurunan berat badan. Penentuan
stadium ditentukan berdasarkan pada jenis patologi dan tingkat keterlibatan. Jenis patologi
(tingkat rendah, sedang dan tinggi) didasarkan pada formulasi kerja yang baru. Tingkat
keterlibatan ditentukan dengan klasifikasi Ann Arbor.9

Kata Kunci: Limfoma non Hodgkin, asimtomatik, jenis patologi dan tingkat keterlibatan

Pendahuluan Tanda-Tanda Imunologis Limfoma non Hodgkin

Definisi Limfosit B mengandung imunoglobulin permukaan


(surface immunoglobulins) yang dapat diwarnai dan
Limfoma malignum non Hodgkin atau limfoma non menampilkan reseptor-reseptor untuk komplemen
Hodgkin adalah suatu keganasan primer jaringan dan fraksi Fc dari imunoglobulin. Limfosit T tidak
limfoid yang bersifat padat.1 mempunyai imunoglobulin permukaan yang dapat
Lebih dari 45.000 pasien didiagnosis sebagai diwarnai tetapi mempunyai kemampuan membentuk
limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahun di Amerika ikatan dengan sel-sel darah merah biri-biri.
Serikat. Limfoma non Hodgkin, khususnya limfoma Dengan demikian limfosit B dan T dapat dikenal
susunan saraf pusat biasa ditemukan pada pasien dan ditetapkan jumlahnya baik dalam darah tepi
dengan keadaan defisiensi imun dan yang mendapat maupun dalam suspensi sel yang berasal dari jaringan
obat-obat imunosupresif, seperti pada pasien dengan limfoid. Pendekatan ini telah membuktikan bahwa
transplantasi ginjal dan jantung.2 sebagian besar LNH berasal dari sel B dan bahwa sel
yang berproliferasi biasanya monoklonal.1,5
Penggolongan Histologis Limfoma non Hodgkin
Etiologi dan Patogenesis
Anggapan pertama adalah bahwa status diferensiasi
limfosit dapat dilihat dari ukuran dan konfigurasi Abnormalitas sitogenik, seperti translokasi
intinya, sel-sel limfoid yang kecil dan bulat dianggap kromosom. Limfoma malignum subjenis sel yang
sebagai sel-sel yang berdiferensiasi baik, dan sel-sel tidak berdiferensiasi (DU) ialah LNH derajat
limfoid kecil yang tidak beraturan bentuknya keganasan tinggi lainnya, jarang dijumpai pada
dianggap sebagai limfosit yang berdiferensiasi buruk. dewasa tetapi sering ditemukan pada anak. Subjenis
Anggapan kedua adalah sel-sel limfoid besar histologis ini mencakup limfoma Burkitt, yang
dengan inti vesikular dan mempunyai banyak merupakan limfoma sel B dan mempunyai ciri
sitoplasma yang biasanya berwarna pucat dianggap abnormalitas kromosom, yaitu translokasi lengan
berasal dari golongan monosit makrofag (histiosit).1 panjang kromosom nomor 8 (8q) biasanya ke lengan

DEXA MEDIA, No. 4, Vol. 17, Oktober - Desember 2004 143


Santoso M, Krisifu C: Diagnostik dan penatalaksanaan LNH

panjang kromosom nomor 14 (14q+).1,2 adanya sel Reed-Sternberg atau variannya yang
Infeksi virus, salah satu yang dicurigai adalah vi- disebut sel Hodgkin dan gambaran selular getah
rus Epstein-Barr yang berhubungan dengan limfoma bening yang khas.1,3
Burkitt, sebuah penyakit yang biasa ditemukan di Gejala utama adalah pembesaran kelenjar yang
Afrika. Infeksi HTLV-1 (Human T Lymphoytopic Virus paling sering dan mudah dideteksi adalah pembesaran
type 1).2 kelenjar di daerah leher. Pada jenis-jenis tipe ganas
(prognosis jelek) dan pada penyakit yang sudah dalam
Gambaran Klinis stadium lanjut sering disertai gejala-gejala sistemik
yaitu: panas yang tidak jelas sebabnya, berkeringat
Gejala pada sebagian besar pasien asimtomatik malam dan penurunan berat badan sebesar 10%
sebanyak 2% pasien dapat mengalami demam, selama 6 bulan. Kadang-kadang kelenjar terasa nyeri
keringat malam dan penurunan berat badan.2,3 kalau penderita minum alkohol. Hampir semua sistem
Pada pasien dengan limfoma indolen dapat terjadi dapat diserang penyakit ini, seperti traktus gas-
adenopati selama beberapa bulan sebelum trointestinal, traktus respiratorius, sistem saraf, sistem
terdiagnosis, meskipun biasanya terdapat pembesaran darah, dan lain-lain.
persisten dari nodul kelenjar bening. Untuk
ekstranodalnya, penyakit ini paling sering terjadi pada Limfadenitis Tuberkulosa
lambung, paru-paru dan tulang, yang mengakibatkan
karakter gejala pada penyakit yang biasa menyerang Merupakan salah satu sebab pembesaran kelenjar
organ-organ tersebut. limfe yang paling sering ditemukan. Biasanya
Dengan menerapkan kriteria yang digunakan oleh mengenai kelenjar limfe leher, berasal dari mulut dan
Rosenberg dan Kaplan untuk menentukan rantai- tenggorok (tonsil).
rantai kelenjar getah bening yang saling berhubungan. Pembesaran kelenjar-kelenjar limfe bronchus
Jones menemukan bahwa pada 81% di antara 97 disebabkan oleh tuberkulosis paru-paru, sedangkan
penderita LNH jenis folikular dan 90% di antara 93 pembesaran kelenjar limfe mesenterium disebabkan
penderita LNH jenis difus, penyebaran penyakit juga oleh tuberkulosis usus. Apabila kelenjar ileocecal
terjadi dengan cara merambat dari satu tempat ke terkena pada anak-anak sering timbul gejala-gejala
tempat yang berdekatan. Walaupun demikian appendicitis acuta, yaitu nyeri tekan pada perut kanan
hubungan antara kelenjar getah bening daerah leher bawah, ketegangan otot-otot perut, demam, muntah-
kiri dan daerah para aorta pada LNH jenis folikular muntah dan lekositosis ringan.
tidak sejelas seperti apa yang terlihat pada LNH jenis Mula-mula kelenjar-kelenjar keras dan tidak saling
difus.1,4 melekat, tetapi kemudian karena terdapat periadeni-
Rosenberg melaporkan bahwa pada semua tis, terjadi perlekatan-perlekatan.6
penderita LNH difus dengan jangkitan pada sumsum
tulang, didapati jangkitan pada kelenjar getah bening Prosedur Penetapan
para aorta yang terjadi sebelumnya atau bersamaan
dengan terjadinya jangkitan pada sumsum tulang. Di Stadium Penyakit
antara semua subjenis LNH menurut klasifikasi
Rappaport subjenis histiotik difus menunjukkan angka Penentuan stadium didasarkan pada jenis patologi dan
yang terendah dari jangkitan penyakit pada hati.1,4 tingkat keterlibatan. Jenis patologi (tingkat rendah,
sedang atau tinggi) didasarkan pada formulasi kerja
Diagnosis Banding yang baru. Tingkat keterlibatan ditentukan sesuai
dengan klasifikasi Ann Arbor.
Limfoma Hodgkin
a. Formulasi kerja yang baru
Penyakit Hodgkin adalah suatu jenis keganasan sistem Tingkat rendah: Tipe yang baik
kelenjar getah bening dengan gambaran histologis 1. Limfositik kecil
yang khas. Ciri histologis yang dianggap khas adalah 2. Sel folikulas, kecil berbelah

144 DEXA MEDIA, No. 4, Vol. 17, Oktober - Desember 2004


Santoso M, Krisifu C: Diagnostik dan penatalaksanaan LNH

3. Sel folikulas dan campuran sel besar dan kecil sakit.


berbelah 2. demam yang tidak dapat diterangkan dengan suhu
Tingkat sedang: Tipe yang tidak baik di atas 38°C
4. Sel folikulis, besar 3. keringat malam hari.
5. Sel kecil berbelah, difus
6. Sel campuran besar dan kecil, difus Kriteria Penentuan Stadium
7. Sel besar, difus
Tingkat tinggi: Tipe yang tidak menguntungkan Klinik (CS) bila semata-mata didasarkan pada hasil
8. Sel besar imunublastik pemeriksaan fisik dan laboratorium patologi (PS) bila
9. Limfoblastik berdasarkan biopsi dan laparotomi.
10.Sel kecil tak berbelah
Penatalaksanaan
b. Tingkat keterlibatan ditentukan sesuai dengan
klasifikasi Ann Arbor Terapi yang dilakukan biasanya melalui pendekatan
Stadium I: multidisiplin. Terapi yang dapat dilakukan adalah:2,3,8
Keterlibatan satu daerah kelenjar getah bening (I) 1. Derajat Keganasan Rendah (DKR)/indolen:
atau keterlibatan satu organ atau satu tempat Pada prinsipnya simtomatik
ekstralimfatik(IIE) - Kemoterapi: obat tunggal atau ganda (per oral),
Stadium II: jika dianggap perlu: COP (Cyclophosphamide,
Keterlibatan 2 daerah kelenjar getah bening atau Oncovin, dan Prednisone)
lebih pada sisi diafragma yang sama (II) atau - Radioterapi: LNH sangat radiosensitif.
keterlibatan lokal pada organ atau tempat Radioterapi ini dapat dilakukan untuk lokal dan
ekstralimfatik dan satu atau lebih daerah kelenjar paliatif.
getah bening pada sisi diafragma yang sama (IIE). Radioterapi: Low Dose TOI + Involved Field Ra-
Rekomendasi lain: jumlah daerah nodus yang diotherapy saja2,3,7,8
terlibat ditunjukkan dengan tulisan di bawah garis 2. Derajat Keganasan Mengah (DKM)/agresif
(subscript) (misalnya II3) limfoma
Stadium III: - Stadium I: Kemoterapi (CHOP/CHVMP/
Keterlibatan daerah kelenjar getah bening pada BU)+radioterapi
kedua did diafragma (III), yang juga dapat disertai CHOP (Cyclophosphamide, Hydroxydouhomycin,
dengan keterlibatan lokal pada organ atau tempat Oncovin, Prednisone)
ekstralimfatik (IIIE) atau keduanya (IIIE+S) - Stadium II - IV: kemoterapi parenteral kombinasi,
Stadium IV: radioterapi berperan untuk tujuan paliasi.
Keterlibatan yang difus atau tanpa disertai 3. Derajat Keganasan Tinggi (DKT)
pembesaran kelenjar getah bening. Alasan untuk DKT Limfoblastik (LNH-Limfoblastik)
menggolongkan pasien ke dalam stadium IV harus - Selalu diberikan pengobatan seperti Leukemia
dijelaskan lebih lanjut dengan menunjukkan tempat Limfoblastik Akut (LLA)
itu dengan simbol. - Re-evaluasi hasil pengobatan dilakukan pada:
1. setelah siklus kemoterapi ke-empat
Gejala Sistemik 2. setelah siklus pengobatan lengkap

Tiap stadium dibagi lagi ke dalam kategori A dan Prognosis


B. B untuk pasien dengan gejala tertentu dan A untuk
yang tanpa gejala tersebut. Banyak pasien yang dapat mencapai respons
Klasifikasi B akan diberikan pada pasien dengan: sempurna, sebagian diantaranya dengan limfoma sel
1. penurunan berat badan yang tidak dapat besar difus, dapat berada dalam keadaan bebas gejala
diterangkan dimana besarnya lebih dari 10% dari dalam periode waktu yang lama dan dapat pula
berat badan dalam 6 bulan sebelum masuk rumah disembuhkan. Pemberian regimen kombinasi

DEXA MEDIA, No. 4, Vol. 17, Oktober - Desember 2004 145


Santoso M, Krisifu C: Diagnostik dan penatalaksanaan LNH

kemoterapi agresif berisi doksorubisin mempunyai 6. Penatalaksanaan yang dilakukan biasanya melalui
respons sempurna yang tinggi berkisar 40-80%.2 pendekatan multidisiplin. Sesuai dengan derajat
keganasan, dari yang rendah, menengah dan
Kesimpulan keganasan tinggi.

1. Limfoma malignum non Hodgkin adalah suatu Daftar Pustaka


keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat 1. Soeparman, Waspadji S. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 1990
padat.
2. Mansjoer A, Triyanti, Savitri R, et al. Kapita selekta
2. Etiologi limfoma non Hodgkin adalah abnormalitas kedokteran. Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta:Media Aes-
sitogenik, seperti translokasi kromosom. Bisa juga culapius FKUI, 1999
disebabkan oleh infeksi virus seperti virus Epstein- 3. Abdulmuthalib. Pedoman diagnosa dan terapi di
bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat
barr dan infeksi HTLV-1 (Human T Lymphotropic Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit
virus tipe 1) Dalam FKUI
3. Gambaran klinis pada sebagian besar pasien 4. Coleman CN, Cohen JR, Rosenberg SA. Adult
asimtomatik sebanyak 2% pasien dapat mengalami lymphoblastik lymphoma result of a pilot proto-
col. Blood 1981; 4:679-84
demam, keringat malam dan penurunan berat 5. Gramatzki M, Dolan MF, Fouci AS, et al. Immunologic
badan. characterization of a helper T cell lymphoma. Blood
4. Diagnosis banding limfoma non Hodgkin dan 1982; 59:702-80
6. Staf Pengajar Bagian Patologik Anatomik, Fakultas
limfadenitis tuberkulosa. Pada limfoma Hodgkin
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1996. dr.
mempunyai gambaran histologis yang khas. Sutrisno Himawan, Kumpulan Kuliah Patologi,
Sedangkan limfadenitis tuberkulosa, biasanya Jakarta, 1996
mengenai kelenjar limfe leher, berasal dari mulut 7. Mill WB, Lee FA, Franssila KO. Radiation therapy of
stage I and II extranodal non-hodgkin’s lymphoma
dan tenggorok (tonsil).
of the head and neck. Cancer 1980; 45:653-61
5. Limfoma non Hodgkin mempunyai 4 stadium. Di 8. Voakes JB, Jones SE, Mc Kelvey EM. The chemo-
sini dibagi atau ditetapkan tingkat penyakit: tahap therapy of lymphoblastic lymphoma. Blood 1981;
I, tahap II, tahap III dan tahap IV. 57:186-8

146 DEXA MEDIA, No. 4, Vol. 17, Oktober - Desember 2004

Anda mungkin juga menyukai