0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan7 halaman
Kontaminasi mikroba pada daging ayam dipengaruhi oleh faktor sanitasi penyembelihan, proses penyimpanan, dan pengolahan. Daging ayam dapat diawetkan dengan menggunakan bakteriostatik seperti asam, garam, atau pemanis, atau dengan pengalengan yang menambahkan flavor. Metode pengawetan digunakan untuk kebutuhan tertentu.
Kontaminasi mikroba pada daging ayam dipengaruhi oleh faktor sanitasi penyembelihan, proses penyimpanan, dan pengolahan. Daging ayam dapat diawetkan dengan menggunakan bakteriostatik seperti asam, garam, atau pemanis, atau dengan pengalengan yang menambahkan flavor. Metode pengawetan digunakan untuk kebutuhan tertentu.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Kontaminasi mikroba pada daging ayam dipengaruhi oleh faktor sanitasi penyembelihan, proses penyimpanan, dan pengolahan. Daging ayam dapat diawetkan dengan menggunakan bakteriostatik seperti asam, garam, atau pemanis, atau dengan pengalengan yang menambahkan flavor. Metode pengawetan digunakan untuk kebutuhan tertentu.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
pengaturan kandang, proses penyembelihan, dan penanganan pasca penyembelihan. Kandang yang baik tidak boleh terlalu sempit agar peningkatan resiko infeksi dengan jalan berkontak dapat dicegah Alternatif lain untuk mempertahankan mutu daging ayam adalah dengan penggunaan biopreservatif di antaranya bakteriosin yang dapat disintesis oleh bakteri asam laktat (BAL). Bakteriosin sebagai biopreservatif pangan harus memenuhi kriteria seperti pengawet atau bahan tambahan makanan lainnya antara lain aman bagi konsumen, memiliki aktivitas bakterisidal terhadap kelompok bakteri Gram positif dalam sistem makanan, stabil, terdistribusi secara merata dalam sistem makanan, dan ekonomis Bahan-bahan antimikroba lain yang umum digunakan untuk pengawetan produk olahan daging ayam antara lain adalah 1) garam (sodium chloride), 2) alkaline phosphates (sodium tripolyphosphate), 3) sweetener seperti dextrose, sukrosa dan sorbitol, 4) sodium atau potassium nitrite digabungkan dengan sodium atau potassium erythorbate atau ascorbate, 5) sodium laktat atau potassium lactate, 6) sodium acetate dan diacetate, 7) liquid smoke, antioxidan seperti butylated hydroxy anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) propyl gallate (PG), alpha tocopherols. Terdapat pula beberapa asam yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada karkas unggas. Daging ayam sering juga dikalengkan. Kaleng mempunyai sifat yang baik sebagai pengemas karena mampu menahan gas, uap air, jasad renik, debu, dan kotoran. Kaleng juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrem, dan toksisitasnya relative rendah. Adapun prosesnya adalah daging ayam dimasukkan ke dalam kaleng, sembari ditambahkan ke dalamnya kaldu ayam dan bumbu- bumbu (cabe, lada atau jenis-jenis “spices” lainnya). Kadang- kadang ditambahkan pula tepung ke dalamnya. Selain itu kaldu ayam juga sering dikalengkan. Kaldu ayam adalah air yang diperoleh dari pemasakan daging ayam Pada pengendalian mikroba dengan penyimpanan pada suhu rendah, daging ayam dapat mengalami chilling injury ataupun freezing injury (Campbell, 1986). Chilling injury terjadi pada suhu 5-7oC, kandungan air daging ayam meningkat sebab untuk memberikan efek dingin, daging ayam direndam dalam air dingin. Freezing injury terjadi pada suhu -45oC jika proses pembekuannya lama (2 hari), terjadi kerusakan jaringan karena terbentuk kristal es yang besar pada permukaan. Pada pengendalian mikroba dengan penyimpanan pada suhu tinggi, daging ayam dapat mengalami penurunan kadar air, perubahan mutu dan perubahan flavor. Sedangkan Pada pengendalian mikroba dengan penambahan senyawa antimikroba secara umum hanya menyebabkan perubahan pada flavor. SIMPULAN Kontaminasi mikroba pada bahan makanan yaitu daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari sanitasi penyembelihan, proses penyimpanan dan juga proses pengolahannya. Keawetan daging ayam dapat dilakukan dengan pemakaian bakteriostatik dan bakteriosidal. Bahan pengawet ini dapat berupa asam, garam, maupun pemanis. Cara pengawetan lain yang dapat digunakan adalah dengan metode pengalengan, pada pengalengan biasanya digabungkan dengan proses pemberian flavor. Metode-metode pengawetan daging ayam ini mempunyai kelebihan masing-masing dan digunakan untuk kebutuhan tertentu.