Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ridwan Setiawan

Kelas : TT3A

NIM : 130903013X

Tabel Frekuensi Televisi dan Kanal Televisi

VHF TELEVISION FREQUENCIES

VHF LOW 02 54-60 Mhz VHF HIGH 07 174-180 Mhz


VHF LOW 03 60-66 Mhz VHF HIGH 08 180-186 Mhz
VHF LOW 04 66-72 Mhz VHF HIGH 09 186-192 Mhz
VHF LOW 05 76-82 Mhz VHF HIGH 10 192-198 Mhz
VHF LOW 06 82-88 Mhz VHF HIGH 11 198-204 Mhz
VHF HIGH 12 204-210 Mhz
VHF HIGH 13 210-216 Mhz

UHF TELEVISION FREQUENCIES

14 470-476 Mhz 38 614-620 Mhz 62 758-764 Mhz


15 476-482 Mhz 39 620-626 Mhz 63 764-770 Mhz
16 482-488 Mhz 40 626-632 Mhz 64 770-776 Mhz
17 488-494 Mhz 41 632-638 Mhz 65 776-782 Mhz
18 494-500 Mhz 42 638-644 Mhz 66 782-788 Mhz
19 500-506 Mhz 43 644-650 Mhz 67 788-794 Mhz
20 506-512 Mhz 44 650-656 Mhz 68 794-800 Mhz
21 512-518 Mhz 45 656-662 Mhz 69 800-806 Mhz
22 518-524 Mhz 46 662-668 Mhz 70 806-812 Mhz
23 524-530 Mhz 47 668-674 Mhz 71 812-818 Mhz
24 530-536 Mhz 48 674-680 Mhz 72 818-824 Mhz
25 536-542 Mhz 49 680-686 Mhz 73 824-830 Mhz
26 542-548 Mhz 50 686-692 Mhz 74 830-836 Mhz
27 548-554 Mhz 51 692-698 Mhz 75 836-842 Mhz
28 554-560 Mhz 52 698-704 Mhz 76 842-848 Mhz
29 560-566 Mhz 53 704-710 Mhz 77 848-854 Mhz
30 566-572 Mhz 54 710-716 Mhz 78 854-860 Mhz
31 572-578 Mhz 55 716-722 Mhz 79 860-866 Mhz
32 578-584 Mhz 56 722-728 Mhz 80 866-872 Mhz
33 584-590 Mhz 57 728-734 Mhz 81 872-878 Mhz
34 590-596 Mhz 58 734-740 Mhz 82 878-884 Mhz
35 596-602 Mhz 59 740-746 Mhz 83 884-890 Mhz
36 602-608 Mhz 60 746-752 Mhz
37 608-614 Mhz 61 752-758 Mhz

Prinsip perencanaan frekuensi TV UHF di Indonesia


 Kanal UHF: Ch. 22-62 (41 kanal)
 Dalam satu wilayah layanan yang sama, untuk TV analog:
1. Tidak bisa adjacent channel (kanal sebelahnya)
2. Hindari selisih kanal 9, image-channel interference
3. Kombinasi kanal genap dan kanal ganjil saja

 Jumlah maksimum teoritis dalam satu wilayah layanan terisolasi adalah 41:2 = 20-21 kanal. Tetapi
tidak bisa semuanya digunakan, karena diperlukan untuk mengakomodasi daerah layanan sekitarnya,
serta juga untuk jatah gap filler. Gap filler pemancar daya pancar kecil untuk menutup blank spot karena
ada halangan (gunung, gedung tinggi, dsb).

 Di ibu kota propinsi, sepanjang memungkinkan, jumlah maksimum, dengan mempertimbangkan 7


kanal untuk jatah daerah sekitar lokasi tersebut, adalah maksimum menjadi 14 kanal(mengambil jatah
daerah yg bersebelahan)

 Dari 14 kanal, perlu dipertimbangkan 2 kanal untuk jatah TV digital.

 Catatan: Ch.22-25, di beberapa daerah digunakan penyelenggara selular analog NMT-470 (Mobisel).
Perlu dikaji seksama agar tidak interferensi. Hal ini dapat mengurangi jumlah kanal yang dapat
digunakan.

Pengelompokkan kanal TV UHF di Indonesia


Pada intinya frekuensi UHF di Indonesia berbeda-beda. Namun, terdapat pengelompokkan yang
disesuaikan per daerah di Indonesia, seperti di bawah ini

Channel Ch. Ch. Ch. Ch. Ch. Ch. Ch.


Group UHF UHF UHF UHF UHF UHF UHF

A 22 24 26 28 30 32 34

D 23 25 27 29 31 33 35

B 36 38 40 42 44 46 48

E 37 39 41 43 45 47 39

C 50 52 54 56 58 60 62

F 51 53 55 57 59 61 63
Pengelompokan dasar dalam 6 grup (A,B,C,D,E,F) untuk kebutuhan 7 saluran di tiap wilayah. Untuk
memenuhi kebutuhan lebih dari 7 saluran per wilayah dapat mengambil jatah saluran dari wilayah
tetangga. Konsekuensi logis jika tidak dapat dilakukan pengulangan saluran frekuensi yang sama, akan
mengurangi jatah saluran frekuensi di wilayah tetangga tersebut.

 Sesuai pola dasar (7 kanal utama) – Group kanal

1. Ditentukan wilayah layanan sesuai dengan master plan atau rencana induk TV UHF.

2. Dipilih lokasi pemancar yang sesuai

3. Dihitung ERP pemancar yang tidak menyebabkan melebihi batasan yang ditentukan.

 Di luar pola dasar (7 kanal utama) - Penambahan kanal untuk pemancar berdaya pancar besar

1. Dalam keadaan yang memaksa di satu wilayah siaran dapat ditambah saluran baru di luar 7 (tujuh)
saluran yang telah direncanakan.

2. Dengan digunakannya saluran yang direncanakan untuk wilayah lain mengakibatkan berkurangnya
jumlah saluran, atau bahkan tidak ada lagi saluran yang bisa digunakan di wilayah tersebut. Hal ini
mengandung konsekuensi bahwa jumlah stasiun pemancar baru yang bisa dibangun di daerah tersebut
akan berkurang dari 7 saluran yang disediakan, sehingga mungkin perlu dilakukan seleksi atau
pertimbangan lain yang lebih luas bagi penyelenggara siaran yang mengajukan usulan baru.

 Contoh pengelompokkan wilayah Jabotabek dan Bandung

Jabotabek : Group D, E, & F (23, 27, 29, 31, 37, 39, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, 57)

Bandung : Group B & C (36, 38, 40, 42, 44, 46, 48, 50, 52, 54, 56, 58, 60, 62)

Anda mungkin juga menyukai