Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa kritis dimana terjadi peralihan dari masa

anak-anak ke masa dewasa. Pada masa kritis ini diawali adanya menars

(menstruasi pertama kali oleh wanita) yang merupakan salah satu tanda

perkembangan seks pada remaja putri selama periode menstruasi, terkadang

dijumpai adanya gangguan-gangguan pada masa haid, salah satu diantaranya

adalah dismenorea.

Pada sebagian besar wanita mengalami rasa nyeri pada waktu haid

yang disebut dengan dismenorea (Changjaya, 2004). Dismenorea bukan suatu

penyakit tetapi dapat menjadi gejala dari hampir semua kelainan ginekologis

pada wanita berusia 15-45 tahun dan menjadi sebab langsung dari hilangnya

waktu kerja, sekolah maupun kegiatan lain pada wanita yang sukar dihitung

nilainya ( Baziad, 2003).

Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang

menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari yang ringan sampai yang berat

pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha.

Mengingat sebagian besar wanita mengalami beberapa derajat nyeri pelvik

selama haid, maka istilah dismenorea hanya dipakai untuk nyeri haid yang

cukup berat.
Angka kejadian dismenorea di Indonesia pada tahun 2007 mencapai

54,89% merupakan nyeri haid primer dan 9,36% merupakan nyeri haid

sekunder. Biasanya gejala ini terjadi pada perempuan usia produktif, 3-5 tahun

setelah haid pertama, dan belum pernah hamil. Tingkatan dismenorea antara

wanita satu dengan wanita yang lain berbeda, sehingga berbeda pula cara

mereka menanggulangi masalah tersebut. Mereka mencoba mencari sendiri

upaya untuk menguranginya, ada yang mengurangi dengan cara mencari

pertolongan dokter atau pengobatan sendiri dengan analgetik.

Di pihak lain angka kejadian dismenorea primer sangat beragam

tergantung pada sifat pasien dan patokan yang dipakai untuk menilai nyeri.

Meskipun bukan merupakan gangguan yang berbahaya, dismenorea primer

mempunyai makna sosial ekonomi karena menimbulkan cacat bulanan selama

1-2 hari dalam suatu perbandingan yang bermakna dari populasi wanita.

Menurut Said, dkk dalam Baziad, dkk (1993) mendapatkan angka

kejadian dismenorea 54,89 % dialami pada Siswi Sekolah Perawat Kesehatan

dan Siswa Sekolah Bidan. yang 9,36 % diantaranya menderita Dismenorea

Berat.

Sifat dan derajat nyeri pada dismenorea ini bervariasi, mulai dari yang

ringan sampai yang berat (PKBI, 2004). Sedangkan tingkatan dismenorea

menurut Baziad, dkk (1993) dibagi menjadi 3 antara lain dismenorea ringan

yaitu rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat, sehingga hanya diperlukan

istirahat sejenak untuk menghilangkan tanpa disertai obat, dan dismenorea

sedang adalah diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa


meninggalkan aktifitas sehari-hari, demikian pula dismenorea berat adalah

diperlukan istirahat lama dan dapat meninggalkan aktifitas sehari-hari satu

hari atau lebih. Di mana setiap orang memberikan reaksi yang berbeda

terhadap nyeri tersebut.

. Nyeri yang dirasakan biasanya berlokasi di daerah suprapubis atau

abdomen bagian bawah. Oleh karena itu, hampir setiap wanita mengalami rasa

tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan selama haid dan sering kali

merasakan mual. Nyeri haid yang dirasakan sering memaksa penderita.-untuk

istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk

beberapa jam atau beberapa hari.

Faktor pendukung dismenorea lainnya adalah psikologis yakni

berhubungan dengan kesiapan mental remaja sendiri diduga juga terkait

dengan kejadian dismenorea ini, mencakup sikap yang ditanamkan orang tua

terhadap anak-anak gadisnya. Anak perempuan seharusnya menerima

informasi akurat tentang menstruasi sebelum menarche dialaminya. Karena

pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak

mendapatkan penerangan yang cukup akan mudah terjadi dismenorea.

Pengetahuan yang salah mengenai proses haid mudah untuk timbul

dismenorea. Jadi dapat dikatakan bahwa pengetahuan remaja tentang

dismenorea dapat mempengaruhi bagaimana cara remaja dalam menghadapi

dismenorea.

Berdasarkan fenomena yang peneliti amati serta pengalaman yang

ditunjukkkan oleh beberapa wanita yang sedang mengalami dismenorea, maka


didapatkan bahwa adanya dismenorea ini menyebabkan terjadinya gangguan.

Gangguan itu terutama berupa gangguan fisik maupun aktifitas di mana saat

dismenorea tersebut datang mereka terpaksa harus menunda aktifitasnya

akibat rasa nyeri akibat dismenorea. Dalam mengatasi rasa nyeri tersebut,

beragam cararnaupun koping yang dilakukan oleh remaja. Dan masing-masing

orang tidak selalu sama cara mengatasinya.

Pada remaja yang sedang berada pada usia pertumbuhan dan

perkembangan adanya nyeri pada saat haid bisa jadi merupakan sumber stress

tersendiri yang disebabkan gangguan akibat dismenorea tersebut. Namun ada

juga beberapa remaja yang menganggap dismenorea adalah suatu penyakit dan

mengira dismenorea berbahaya bagi kemampuan reproduksinya. Padahal nyeri

pada waktu haid dikarenakan terlepasnya lapisan endometrium dan hanya

merupakan akibat dari suatu peristiwa normal dalam siklus haid.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Studi Diskriptif Tingkat Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Sikap Dalam Mengatasi Dismenorea di

Karang Taruna Desa Sarowo Ungaran Timur ”

A. Perumusan masalah

Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang

dismenorea dan sikap dalam mengatasi Dismenorea di Karang Taruna Desa

Sarowo Ungaran Timur.


B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea dan sikap dalam mengatasi dismenorea.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri

terhadap dismenorea di Desa Sarowo Ungaran Timur.

b. Untuk mengetahui sikap remaja putri dalam mengatasi

dismenorea di Desa Sarowo Ungaran Timur.

C. Manfaat

1. Tenaga Kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran

pengetahuan remaja tentang dismenorea dan sikap dalam mengatasi

dismenorea sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan informasi yang

tepat pada remaja tentang menstruasi, dismenorea serta sikap dalam

mengatasinya.

2. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman langsung bagi peneliti untuk

melaksanakan penelitian secara langsung. Dan untuk mengimplementasi-

kan teori yang telah didapatkan dalam kuliah melalui penelitian ini.
3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan suatu masukan

kepada institusi pendidikan akan pentingnya pendidikan kesehatan

reproduksi dikenalkan kepada remaja putri di Karang Taruna secara dini

khususnya mengenai hal yang sering dialami pada masa ini, salah satu

contohnya tentang nyeri haid atau dismenorea.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian dapat sebagai wacana untuk menambah

pengetahuan masyarakat akan pentingnya pengetahuan remaja mengenai

dismenorea .

5. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian

selanjutnya tentang pengetahuan remaja putri terhadap dismenorea

berkaitan dengan faktor psikis, fisik dan budaya..

Anda mungkin juga menyukai