Anda di halaman 1dari 14

MATERI 8

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN:


KE ARAH ONLINE LEARNING

Pada bagian ini kita akan membasas implementasi teknologi


pembelajaran berbasis online. Untuk memahami materi ini, Anda diminta
mengkaji secara mendalam. Kemudian Anda diminta mengerjakan tugas-
tugas yang telah disediakan pada bagian assignment.

Pendahuluan
Pengenalan teknologi baru, khususnya teknologi pendidikan atau
pembelajaran akan mengarah pada berbagai tuntutan kemanfaatannya.
Tuntutan semacam ini berkenaan dengan bagaimana keefektifan
teknologi baru tersebut dalam meningkatkan kinerja pebelajar. Bagaimana
pun, ketersediaan teknologi baru tersebut (apakah teknologi pendidikan
atu pembelajaran) dapat membawakan pesan-pesan pembelajaran yang
disajikan kepada pebelajar. Sebagaimana dikemukakan di depan Balogun
& Knapp (1996) menyatakan bahwa teknologi baru lebih baik daripada
penyajian melalui buku teks. Lebih jauh, mereka juga mengemukakan
bahwa teknologi baru tersebut lebih efektif daripada penyajian melalui
ceramah.
Teknologi kadangkala dapat dianggap menggantikan posisi guru-
dosen dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Kadangkala hal
ini ada benarnya, walaupun tidak tidak untuk semuanya. Peran guru-
dosen dalam melakukan pembelajaran masih sangat diperlukan (proses
manusiawi, dan kurang tepat bahwa teknologi selalu melahirkan proses
dehumanisasi). Pembelajaran dengan teknologi memungkinkan guru-
dosen melakukan interaksi secara bersama-sama dengan pebelajar di
dalam kelas. Guru-dosen yang sudah berpengalaman mengetahui bahwa
tidak ada cara pemecahan tunggal dan cepat untuk segala variasi gaya
belajar diantara pebelajar. Oleh sebab itu, para guru-dosen yang cukup
berpengalaman sebelum menggunakan teknologi di dalam kelas, mereka
perlu mengenali segala keterbatasan baik dari segi waktu waupun tenaga
untuk mengintegrasikan potensi teknologi ke dalam kelas. Upaya-upaya
semacam ini akan dapat memberikan dampak positif dalam rangka
meningkatkan kinerja pebelajar.

Perkembangan teknologi informasi berdampak pada proses


pembelajaran yang semakin efektif. Perkembangan teknologi informasi ini
secara nyata nampak pada pembelajaran berbasis jaringan komputer
(computer-based technology). Secara nyata penggunaan jaringan online
technology ini dengan telah digunakannya internet sebagai sarana
komunikasi interkatif. Dalam konteks makro penggunaan jaringan ini
memiliki dampak yang sangat luas terhadap produktifitas kerja manusia,
karena telah memudahkan manusia mengerjakan sesuatu. Aplikasi
teknologi online ini dapat dilihat dalam dunia perbankan, misalnya transfer
uang tidak lagi menggunakan isian application form dimana nasabah
datang ke bank tetapi ia cukup datang ke anjungan tunai mandiri (ATM)
dan masih banyak lagi aplikasi jaringan teknologi online secara makro ini.
Penggunaan program yang dijalankan secara interaktif ini
diwujudkan dalam bentuk atau format pembelajaran intranet – yaitu
jaringan belajar level local yang menggabungkan antara komputer-
komputer yang ada. Cara belajar online learning system ini memberikan
peluang besar kepada peserta didik (pebelajar) untuk mengakses sendiri
bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disajikan oleh dosen-guru
atau fasilitator. Lagipula, dengan menggabungkan teknologi komputer ke
dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan sikap positif pebelajar
terhadap sekolah, pelajaran, dan belajar secara umum. Mengingat sikap
terhadap belajar meningkat, harga diri dan keinginan untuk berkembang
juga meningkat. Cotton (1991) menyimpulkan hasil penelitian tentang
pembelajaran berbantuan komputer jika dikaitkan komputer sebagai
bagian dari pembelajaran, maka pembelajaran berbantuan komputer ini
meningkatkan perolehan hasil belajar lebih tinggi.

Pengertian Online Learning atau e-Learning


Sebagaimana dikemukakan pada bagian sebelumnya, pembelajaran
akan semakin diarahkan pada pembelajaran yang efektif dan efisien.
Untuk menjawab tantangan ini, perlu ada sistem belajar yang mendukung.
Sistem ini berupa belajar melalui jaringan, online learning atau e-learning.
Secara spesifik, e-learning menurut Clark & Mayer (2003) didefinisikan
sebagai berikut.

Instruction delivered on computer by way of CD-ROM, internet, or intranet


with the following features: 1) includes content relevant to the learning
objectives, 2) uses instructional methods such as examples and practice
to help learning, 3) uses media elements such as words and pictures to
deliver the content and methods, and 4) builds new knowledge and skills
linked to individual learning goals or to improve organizational
performance.

Berdasarkan batasan di atas, pembelajaran melalui sistem jaringan


online ini sebagaimana dikemukakan oleh Clark & Mayer mencakup
empat hal penting, yaitu:
1) isi yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus
pembelajaran yang ingin dicapai,
2) menggunakan metode-metode pembelajaran melalui contoh-

2
contoh dan latihan-latihan untuk membantu belajar pebelajar,
3) menggunakan media seperti gambar-gambar dan kata-kata untuk
menyajikan isi dan metode,
4) mengembangkan dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru
sesuai dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi.

Perangkat
Penyambung

Komputer Pengajar
Komputer Siswa

Gambar 3.1 Sistem jaringan Belajar Online

Secara singkat definisi di atas, mencakup tiga hal penting, yaitu: apa,
bagaimana, dan mengapa e-learning. Hal apa (What) berkenaan dengan
bahan-bahan e-learning meliputi baik isi (yaitu informasi atau pesan)
maupun metode pembelajaran (yaitu, tenik-teknik) yang membantu
seseorang (mahasiswa) mempelajari bahan. Hal bagaimana (How)
menyangkut bahwa bahan-bahan atau materi mata kuliah e-learning itu
disajikan melalui komputer dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk
lisan atau bahan (teks) cetak dan gambar-gambar seperti ilustrasi, foto,
animasi, dan video. Hal mengapa (Why) berkenaan dengan bahan-bahan
ata mata kuliah e-learning dimaksudkan untuk membantu pebelajar
mencapai tujuan-tujuan khusus pembelajaran atau melakukan tugas-tugas
atau pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa guna meningkatkan tujuan
utama pembelajaran atau pendidikan secara khusus dan lembaga secara
umum.

3
Dengan kata lain, ungkapan “e” dalam e-learning merunjuk pada
bagaimana bahan-pesan atau mata kuliah disajikan dalam bentuk digital
sehingga hal tersebut dapat disimpan dalam bentuk elektronik. Ungkapan,
“belajar,” merujuk pada apa, yaitu bahan atau mata kuliah yang meliputi isi
dan cara-cara untuk membantu seseorang belajar bahan-isi pesan atau
informasi. Ungkapan bagaimana menyangkut bahwa tujuan penyajian ini
adalah ingin membantu individu mencapai tujuan pendidikan atau
membantu lembaga membantu mengembangan keterampilan-
keterampilan yang berhubungan dengan unjuk kerja yang dikembangkan.

Sejalan dengan batasan di atas, tujuan e-learning adalah ingin


membangun pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang dapat
ditransfer yang berkaitan dengan unjuk kerja organisasi atau membantu
individu mencapai tujuan belajar secara personal.

Keefektifan Pembelajaran: Keaktifan Pebelajar dan


Kemanarikan Sajian

Keefektifan pembelajaran dapat diidentifikasi melalui perilaku-


perilaku, yaitu pembelajar (dosen) dan pebelajar atau peserta didik yang
efektif dalam kelas, dan juga sebagian besar konteks lingkungan di mana
proses pembelajaran berlangsung. Perilaku-perilaku pembelajar ini diacu
sebagai perilaku umum, yang mencakup kecepatan, balikan, dan
pemberian contoh. Berbeda dengan pengajaran dalam strategi spesifik,
mahasiswa menganggap bahwa tingkat pengajaran yang tinggi berkaitan
dengan perilaku umum pembelajar (dosen) yang dipakai dalam
pembelajaran keterampilan dasar. Mahasiswa secara relatif menganggap
bahwa beberapa perilaku umum pembelajar (dosen) berhubungan dengan
hasil belajar tingkat lebih tinggi (toleransi untuk respon yang beraneka
ragam, menekankan proses daripada produk, dan kesempatan untuk
berpikir tingkat yang lebih tinggi).

Pada lingkup yang lebih sempit, jaringan teknologi online ini dapat
dilihat pada penggunaan online learning di sekolah-sekolah atau kelas-
kelas. Dalam lingkungan belajar online (Heinich, Molenda, Russell, dan
Smaldino, 1999) mengungkapkan bahwa guru lebih banyak tanggung
jawab dalam membuat rancangan. Bahan-bahan yang diperlukan para
pebelajar harus disiapkan lebih dahulu sebelum disajikan untuk dipelajari
oleh pebelajar. Di samping itu, pebelajar harus memahami tentang tujuan
(apa) yang diharapkan kepada mereka berkenaan dengan berbagai
respon terhadap stimulus yang dihadapinya. Belajar akan lebih efektif
apabila pebelajar dapat terlibat secara aktif.

Morison, Ross, & Kemp (2001) menyatakan bahwa belajar dapat


meningkat bilamana para pebelajar terlibat secara aktif dalam proses

4
pembelajaran. Apabila peserta didik atau pebelajar terlibat aktif dalam
pembelajaran, dimana pebelajar dapat mengakses dan mengelola sendiri
bahan sajian mereka akan lebih tertarik pada apa yang dipelajari. Dengan
demikian, dipandang sangat penting mengembangkan suatu rancangan
yang melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses pembelajaran, di
samping itu proses pembelajaran sendiri harus diorganisasikan secara
jelas dan sistematis.

Secara singkat batasan atau pengertian online learning atau e-


learning adalah sebagai format pembelajaran yang disajikan melalui
komputer melalui CD-ROM, internet, atau intranet dengan memperhatikan
fitur-fitur sebagai berikut ini, 1) meliputi isi yang relevan dengan tujuan
khusus belajar, 2) menggunakan metode pembelajaran misalnya contoh-
contoh dan latihan untuk membantu belajar, 3) menggunakan unsur-unsur
media.

Belajar melalui online (online learning) juga disebut belajar melalui


elektronik (electronic learning) yang kini lebih dikenal dengan sebutan e-
learning (Smaldino, Russell, Heinich, Molenda, 2005). Belajar ini
merupakan hasil pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan
menggunakan media berbasis komputer (computer-based media). Bahan-
bahan belajar secara online ini sering diakses atau diperoleh melalui
sebuah jaringan komputer. Sumber-sumber yang digunakan untuk
mengakses meliputi situs-situs web (websites), internets, intranets, CD-
ROMs, dan DVDs. Di samping menyajikan pembelajaran, belajar secara
online ini dapat memantau kinerja pebelajar dan melaporkan kemajuan
pebelajar. Belajar melalui online atau e-learning ini tidak hanya
mengakses informasi (misalnya, Web pages), tetapi juga memberikan
bimbingan kepada para pebelajar untuk mencapai hasil secara spesifik.

Belajar melalui elektronik (e-learning) ini sering dikombinasikan


dengan pembelajaran langsung secara tatap muka (face-to-face) yang
disebut juga sebagai blended learning atau hybrid learning. Pada
penelitian ini pembelajaran online learning atau e-learning difokuskan
pada model intranets. Dalam pembelajaran e-learning ini, dosen atau guru
perlu menyadari bahwa berbagai variasi atau pilihan untuk mendukung
aktivitas pembelajaran termasuk belajar jarak jauh. Mengingat bahwa
belajar secara elektronik atau electronic learning ini sangat penting untuk
mendukung efektifitas pembelajaran, kedua belah pihak yaitu dosen dan
mahasiswa perlu memberikan perhatian penuh terkait dengan akses
secara kontinu terhadap kegiatan ini.

5
Potensi Pembelajaran melalui Online Learning
Pembelajaran melalui jaringan ini memiliki potensi-potensi antara lain
kebermaknaan belajar, kemudahan mengakses, dan peningkatan hasil
belajar. Uraian tentang potensi-potensi tersebut dapat diikuti sebagai
berikut ini.

Kebermaknaan Belajar
Potensi belajar melalui aplikasi pendidikan berbasis komputer
(online learning) ini sedang mengalami perkembangan pesat saat ini.
Pebelajar tidak perlu lagi memiliki buku-buku teks, apalagi buku-buku
tersebut tersimpan dalam perpustakaan yang proses penggunaannya
tidak begitu praktis lagi. Dosen atau guru dan pebelajar memperoleh
bahan-bahan ajar secara berlipat ganda, dari lokasi yang cukup jauh dan
tersimpan di perpustakaan-perpustkaan yang ada di seluruh dunia.
Sumber-sumber belajar yang pada saat itu hanya menjadi impian bagi
semua orang kini telah tersedia bagi setia orang secara dan tinggal
memanfaatkan secara potensial. Dengan demikian, dengan semakin
berkembangnya sekolah yang saling terjalin dalam layanan jaringan
misalnya AOL dan EduCom.

Gambar 3.2 Variasi gaya belajar di kelas

6
Pebelajar dan pembelajar (instruktur) dapat meningkatkan belajar di
sekolah (pembelajaran) dengan mengakses informasi dari jaringan
sumber-sumber (misalnya databases, perpustakaan, kelompok minat dan
sebagainya), mengkomunikasikan melalui komputer dengan dosen dan
pebelajar lain, dan mengubah atau merevisi pesan atau data sesuai
dengan kebutuhan. Di samping itu, dosen atau guru dan pebelajar dapat
mengakses dokumen-dokumen lain untuk memperkaya pengalaman
belajarnya. Para pebelajar dapat berpartisipasi secara aktif karena belajar
melalui online ini memberikan atau menyediakan lingkungan belajar yang
interaktif. Ditambah lagi, para pebelajar dapat menghubungkan informasi
melalui jaringan elektronik ini pada pekerjaan-pekerjaan misalnya dalam
penyusunan makalah dan tugas-tugas, yang dapat membuat tugas-tugas
tersebut menjadi sebuah dokumen yang kontekstual.

Kemudahan Mengakses
Mengingat komputer memiliki kemampuan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai bentuk (misalnya berupa bahan cetak, tampilan
visual atau video, dan rekaman suara dan musik) maka komputer dapat
dikatakan sebagai sebuah perpustakaan tanpa batas (a boundless
library). Dalam konteks belajar secara online, pebelajar dapat
berhubungan secara cepat dan langsung dengan teks, gambar, suara,
data, video dua arah, interaksi yang dihasilkan dapat menimbulkan
perubahan peran dosen-guru dan pebelajar. Perubahan peran ini nampak
pada diaksesnya pesan atau informasi pembelajaran tanpa harus
menunggu kehadiran dosen-guru di kelas. Pesan atau informasi diakses
kapan dan dimana saja. Di samping itu, pebelajar dapat belajar dari
pebelajar lain.

7
Gambar 3.3 Sedang Mengkases Informasi dari Internet

Peningkatan Hasil Belajar


Beberapa hasil penelitian yang dilakukan selama dua dekade
terakhir telah memberikan bukti dampak teknologi terhadap unjuk kerja
pebelajar dan lingkungan belajar. Cotton (1991), misalnya, telah
melakukan kajian terhadap 59 hasil penelitian yang berkenaan
pembelajaran berbantuan komputer dan hasil belajar. Kajian penelitian
yang memfokuskan pada teknologi ini ternyata lebih baik daripada kajian
yang membahas dampak teknologi terhadap lingkungan belajar secara
keseluruhan dan hasil belajar pebelajar. Temuan-temuan penelitian juga
menunjukkan bahwa peneliti yang mencoba mencari jawaban secara
langsung terhadap masalah-masalah belajar pebelajar, hasilnya masih
belum memuaskan. Tetapi, guru-guru yang memahami kompleksitas
belajar dan mengajar hasil penelitian menunjukkan hal yang
menggembirakan dan menunjukkan bahwa teknologi baru terbukti efektif.
Di samping itu, teknologi telah menunjukkan dampak hasil yang sangat
positif berdasarkan kajian penelitian.

Teknik pembelajaran yang inovatif (misalnya, teknik pertanyaan


yang disertakan pada teks, advance organizers, dan media) secara
khusus menunjukkan kemajuan hasil belajar rata-rata pada pebelajar
sebesar satu poin dalam persentil. Tetapi, teknologi baru menunjukkan

8
peningkatan sebesar 15,20 poin atau lebih. Artinya rata-rata skor
pebelajar mencapai persentil ke-50 dalam pembelajaran konvensional,
dan persentil ke-65 dalam kelompok yang dibelajarkan dengan teknologi
(Heinich, Molenda, Russel, & Smaldino, 2002).

Sebagaimana ditunjukkan oleh hasil-hasil penelitian di depan,


keunggulan teknologi dapat meningkatkan kinerja pebelajar, dalam hal ini
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil penelitian lain juga
menunjukkan bahwa pebelajar lebih senang belajar melalui komputer
daripada televisi. Hal ini dapat dikatakan bahwa TV menyajikan apa yang
dimiliki sedangkan komputer mengajak kepada pebelajar tentang apa
yang ingin dilakukan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pebelajar
lebih menyukai peran partisipasi secara interaktif daripada peran
partisipasi pasif. Sejalan dengan hal tersebut, Knapp & Glenn (1996)
mengemukakan mengapa pebelajar lebih menyukai penggunaan teknologi
(komputer) dan lebih senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan
komputer. Program perangkat lunak komputer yang efektif secara aktif
melibatkan pebelajar dan dapat mengendalikann secara bebas.

Keuntungan dan Keterbatasan


Keutungan-keuntungan
Ditinjau dari sisi keuntungannya, belajar melalui online (online
learning) meliputi sebagai berikut ini, yaitu 1) variasi media, 2) informasi
baru, 3) navigasi, 4) pertukaran gagasan, 5) komunikasi yang cocok, 6)
biaya rendah.

Variasi Media
Internets atau intranets merupakan sarana yang sangat memadai
untuk menyajikan pesan atau informasi kepada para pebelajar dalam
jangkauan yang lebih luas di mana sana. Situs internet dan intranet
mencakup berbagai media misalnya teks, audio, grafik, animasi, video,
dan software yang dapat di-download.

Informasi Baru
Hingga kini, para pendidik masih memiliki keterbatasan-
keterbatasan tentang sumber-sumber yang dapat disediakan di kelas-
kelas atau sekolah-sekolah manakala tidak tersedia jaringan teknologi.
Sebaliknya, di sekolah-sekolah dimana telah dipasang jaringan teknologi
informasi yang mampu menghubungkan sumber-sumber dengan
komunitas yang luas di berbagai penjuru (seluruh dunia), pandangan-
pandangan baru tentang pengajaran dan belajar telah terbuka lebar. Para
pebelajar dapat mengakses berbagai informasi dan pesan-pesan dari
pusat sumber belajar atau perpustakaan dan databases dengan baik.

9
Navigasi
Keuntungan utama jaringan internet dan intranet ini adalah
kemampuannya untuk mengubah dengan mudah dalam dan diantara
dokumen. Dengan hanya menekan tombol atau klik mouse, para
pengguna dalam hal ini pebelajar dapat dengan mudahnya menelusur
berbagai dokumen di berbagai lokasi tanpa perlu memindahkan komputer.

Pertukaran Gagasan
Para pebelajar dapat terlibat “pembicaraan” dengan dosen melalui
belajar online ini ketika kedua belah pihak secara bersama-sama
membuka Webnya. Lebih jauh, mereka dapat berperan serta secara aktif
dalam kegiatan-kegiatan yang memungkinkan mereka melakukan tukar
menukar ide atau gagasan, atau pada saat ada “tanya jawab” tentang
pesan-pesan pembelajaran melalui kolom yang disediakan.

Komunikasi yang Cocok


Belajar melalui online (internets) memberikan kemudahan kepada
pebelajar untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran dari lokasi
yang jauh atau lokasi lain di luar batas kelas kepada dosen-guru.
Penggunaan online learning ini memungkinkan pebelajar melakukan
pembicaraan dengan tema lain dalam situasi dan waktu yang berbeda.
Komunikasi ini dipandang cukup memadai atau cocok, karena semua
pesan yang disajikan dapat disimpan dan diperbaiki atau direvisi. Dalam
situasi belajar melalui online (intranet), antara pebelajar dan dosen-guru
dapat berinteraksi melalui tugas-tugas yang disediakan dan pebelajar
merespon tugas-tugas tersebut melalui kolom yang ada.

Biaya Rendah
Biaya yang ditanggung untuk keperluan belajar melalui online ini,
khususnya intranet jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan bentuk
pembelajaran konvesional yang ada. Sebagai bandingan, untuk
menyediakan biaya cetak modul yang dipakai oleh sebanyak, misalnya 40
pebelajar yang masing-masing modul terdiri atas 50 – 150 eksemplar jauh
lebih mahal jika dibandingkan dengan modul yang di-upload di Web dan
pebelajar cukup datang di laboratorium komputer untuk men-download
bahan yang diperlukan. Pada saat dilakukan revisi modul, modul cetak
akan memakan biaya tambahan sedangkan modul elektronik cukup
direvisi hal-hal yang perlu direvisi saja.

Kelemahan-kelemahan
Selain keunggulan-keunggulan di atas, belajar melalui online ini
memiliki keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan itu
sebagai berikut. 1) sulit melakukan kontrol, 2) hak cipta, 3) perkembangan

10
yang belum pernah terjadi sebelumnya, 4) dukungan, 5) akses, 6)
kecepatan akses, dan 7) kurangnya kontrol kualitas.

Sulit Melakukan Kontrol


Bahan-bahan yang ditampilkan kadangkala tidak sesuai lagi
dengan konteksnya. Sebagaimana diketahui bahwa dalam online system,
siapa pun boleh mengakses pesan atau informasi pembelajaran. Apabila
yang mengakses bukan pihak yang semestinya, maka bahan tersebut
kurang sesuai. Bahan-bahan yang di-upload di komputer tidak ada yang
mengendalikan kecuali individu pebelajar sendiri. Pebelajar dapat
melakukan akses apa saja yang disukai terutama online learning lewat
internets. Sebaliknya, online learning secara intranet pebelajar hanya
mengkases bahan yang disediakan (di-upload) untuk keperluan
pembelajaran yang diharapkan.

Hak Cipta
Mengingat pesan atau informasi sedemikian mudah diperoleh, juga
sangat sederhana bagi pebelajar dengan cepat men-download bahan atau
file dan, dengan sedikit perubahan-perubahan, secara ilegal ini dilakukan.
Dengan demikian, pebelajar dapat saja menyerahkan tugas-tugas atau
projek-projek yang bukan menjadi hak miliknya.

Perkembangan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya


Dalam perkembangannya, sekarang ini telah terjadi peningkatan
yang luar biasa berkenaan dengan penambahan jumlah situs atau
websites yang ada di internets. Perkembangan yang sangat cepat ini
menyebabkan sulitnya menemukan informasi yang dicari dan perlu waktu
lama untuk mengaksesnya. Demikian juga, apabila dalam sistem belajar
online intranet ini membutuh waktu lama dalam mengkases apabila telah
banyak pesan atau bahan di-upload dalam komputer jaringan.

Dukungan
Dukungan teknis yang baik sangat diperlukan agar hal-hal yang
perrlu dibelajarkan kepada para mahasiswa selalu tersedia. Tanpa adanya
dukungan ini semacam ini dan manajemen yang tepat, sebuah jaringan
komputer mungkin akan cepat rusak. Masalah-masalah yang berkenaan
dengan jaringan tersebut dapat menyebabkan ketidakberdayaan
laboratorium komputer. Dukungan teknis ini dapat diwujudkan dengan
adanya pengawas teknis yang selalu memelihara dan merawat
pemanfaatan jaringan komputer dan juga komputernya.

Akses

11
Apakah akses dilakukan melalui sistem perangkat keras dengan
jaringan kabel atau tanpa kabel dan modem, semua para pengguna harus
memiliki suatu pemahaman tentang hubungan dalam jaringan. Jaringan
dengan kabel atau tanpa kabel ini ada kelebihan dan kekurang masing-
masing. Dilihat dari ketiadaan gangguan lingkungan, kabel lebih bagus
daripada tanpa kabel. Namun penggunaan kabel tidak praktis. Jika dilihat
dari segi kepraktisan ini jaringan tanpa kabel sangat mudah aksesnya.

Kecepatan Akses
Keterbatasan lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat
kecepatan dimana pengguna dapat mengakses pesan atu informasi.
Lamanya waktu tunggu (lengthy wait time) dapat dicegah dengan melalui
perencanaan pemasangan jaringan yang sangat tepat. Tampilan web
untuk pengguna moden seharusnya terdiri atas teks dan tidak memuat
grafik yang terlalu luas melebihi 50K. Cara lain untuk mengurangi waktu
tunggu dengan jalan melalui instalasi Integrated Service Digital Network
(ISDN), yaitu jaringan komunikasi digital untuk mentransmisikan informasi
dengan tingkat kecepatan 128 kilobytes per second (kbps) atau lebih.

Kurangnya Kontrol Kualitas


Pengguna perlu memiliki tingkat kekritisan dan para pembaca yang
memahami bagaimana menilai informasi. Segala sesuatu yang
ditampilkan atau diposting baik pada internet maupun intranet bukanlah
sesuatu yang mutlak harus diikuti. Seseorang bisa saja memasang
sesuatu pada jaringan tersebut misalnya sesuatu informasi yang tidak
penting, mengandung kesalahan, dan yang tidak benar.

Rangkuman
Pembelajaran melalui sistem jaringan online ini sebagaimana
dikemukakan oleh Clark & Mayer mencakup lima hal penting, yaitu: (1) isi
yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus pembelajaran
yang ingin dicapai, (2) menggunakan metode-metode pembelajaran
melalui contoh-contoh dan latihan-latihan untuk membantu belajar
pebelajar, (3) menggunakan media seperti gambar-gambar dan kata-kata
untuk menyajikan isi dan metode, dan (4) mengembangkan dan
membangun pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan tujuan
individu dan peningkatan organisasi

Daftar Pustaka

Balogun, J. & Hailey, V.H. (2004) Exploring strategic change. 2nd


edition. London: Pearson Education Limited.

12
Clark, R.C., & Mayer, R.E (2003) E-Learning and the Science of
Instruction. Market Street, San Fransisco, CA: John Wiley & Sons,
Inc.

Cotton, K. Computer-Assisted Instruction. School Improvement Research


Series. Portland, OR: Nortwest Regional Educational Laboratory,
May.

Henich, R., Molenda, M., Russell, J.D., & Smaldino, S.E (1999).
Instructional Media and Technology for Learning. Upper Saddle Rive,
NJ: Pearson Education, Inc.

Heinich, R., Molenda, M., Russell, J.D., & Smaldino, S.E (2002)
Instructional media and technologies for learning. Upper Saddle
River, NJ: Pearson Education, Inc.

Jonassen, D.H. (1995) Supporting Communities Of Learners With


Technology: A Vision for Integrating Technology with Learning in
Schools. Educational Technology. July/August, 60-63.

Jonassen, D.H., Campbell, J.P., & Davidson, M.E. (1993) Learning with
Media: Restructuring the debate. Educational Technology
Research and Development. 42, (2), 31-39.

Kozma, R.B. (1991) Learning with Media. Review of Educational


Research. Summer, 61, (2), 179-211.

Knapp, L.R. & Glenn, A.D. (1996) Restructuring School with


Technology. Needham Heghts, Massachussets: Ally &
Bacon.

Means, B. & Olson, K. (1993) Supporting School Reform with


Educational Technology. Atlanta, Georgia: AERA

Seels, B.B & Richey, R.C. (1994) Instructional Technology; The


Definitions and Domains Of The Fields. Washington, DC: AECT

Smaldino, S.E , Russell, J.D., Henich, R., & Molenda, M., & (2005).
Instructional Media and Technology for Learning. Upper Saddle
Rive, NJ: Pearson Education, Inc.

Tellep, A. & Tellep, M.M. (1995) Considerations Before, During, and After
Using Technology In A Classroom. Technology and Teacher
Education Annual, 778-780.

13
14

Anda mungkin juga menyukai