Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Banyak umat yang berangapan bahwa hari raya Idul Adha merupahkan suatu
refleksi keteladanan dari Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah. Dengan
melakukan penyembelihan hewan kurban sebagai ganti diri Ismail yang
tidak jadi disembelih untuk dikorbankan. Karena Allah merasa bahwa
Ibrahim telah mematuhi perintahNya dengan tanpa ragu dan membangkang.
Oleh karena itulah Allah kemudian menggantikan diri Ismail dengan se-
ekor hewan yang lantas dijadikan korban penggantinya.
Sedikit pemaparan di atas adalah untuk menilik awal dari sejarah mun-
culnya ritual yang sampai sekarang masih dilakukan. Dari agama semitik
hanya Islamlah yang masih melakukan ritual tersebut. Sedangkan dua da-
rinya tidak melakukan ritual penyembelihan hewan korban tesebut. Meng-
apa kelangsungan dari ritual ini, bisa tidak berkesinambungan terhadap
yang lain? Apakah karena Islam mengklaim bahwa satu-satunya agama yang
disempurnakan? Untuk itulah ritual penyembelihan hewan kurban mestilah
dilakukan untuk membedakan dari yang tidak sempurna?
Ketentuan dan peraturan dari ritual kurban ini ditentukan oleh hadits
Nabi Muhammad bukanlah dari keteladanan Nabi Ibrahim. Baca URL mendis-
kripsikan hal ini http://www.alislam.or.id/artikel/a-qurban.html jadi
adalah sangat salah bila dikait-kaitkan dengan Nabi Ibrahim dalam ri-
tual kurban. Karena Nabi Ibrahim tidak pernah membuat ketentuan atau-
pun peraturan yang membahas masalah kurban tersebut. Istilah paling
pas adalah adanya pengadopsian spirit Nabi Ibrahim didalamnya untuk
mematuhi perintah Allah. Peristiwa itupun hanyalah sekali dan tidak
ada cerita yang menyatakan bahwa Nabi Ibrahim melakukan penyembelihan
hewan kurban lagi setelah peristiwa itu.
Ada semacam peristiwa atau sejarah yang membingungkan dalam kasus dari
hari Idul Adha ini. Apalagi kalau dikaitkan dengan Ibadah Haji maka
semakin menjadi tidak jelas dan kabur meski bisa digotak-gatik-gatukan
satu peristiwa dengan peristiwa lainnya atau sejarahnya. Maka dibutuh-
kan suatu keberanian untuk memaknai hari raya kurban (Idul Adha) seba-
gai ketentuan sekali seumur hidup seperti juga Ibadah Haji itu sendiri
Dengan begitu maka akan dapat diselamatkan hewan-hewan yang tidak per-
lu untuk dipotong(dikurbankan) di hari kurban. Kalau itu mereferensi
kepada tauladan Nabi Ibrahim bukannya QS Al Kautsar:1-2.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:xHjgCF8xPHwJ:apakabar.ws/forums/viewtopic.php%3Fp%3D26478%26sid
%3Dad8d6bacc479ff2066252c80f5f17130+sejarah+idul+adha&cd=9&hl=id&ct=clnk
&gl=id