Syawal Propossal

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat dan bangsa indonesia kini sedang memasuki gerbang abad

21,era globalisasi yang penuh tantangan yang meminta manusia indonesia berkualitas

tinggi.sementara itu krisis moneter yang berkepanjangan yang di hadapi bangsa

indonesia dewasa ini lebih mempertegas lagi perlunya pengembangan sumberdaya

manusia indonesia yang tangguh, berwawasan, unggul dan termpil. Sumber daya

manusia yang berkualitas tersebut merupakan produk dari sistem pembangunan

pendidikan nasional yang mantap dan tangguh.

Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang diterapkan ditingkat

sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang berkewajiban untuk mendidik

siswa memahami akan pentingnya olahraga. Sejalan dengan standar nasional

pendidikan dan pengajaran disekolah Bab IX Pasal 35, yaitu:” Standar Nasional

pendidikan terdiri dari atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian

pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”. (2003:16)

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya perhatian kepala sekolah yaitu

dengan melengkapi fasilitas dan peralatan yang memadai serta guru yang

professional. Fasilitas dan peralatan sangat berpengaruh terhadap terciptanya sumber

1
daya manusia yang berkualitas, karena bagaimanapun baiknya program pendidikan

jasmani dirancang serta tersedianya guru pendidikan jasmani yang professional, bila

tidak ada alat dan fasilitas yang memadai tersedia disekolah maupun disekitarnya,

tujuan pendidikan jasmani mustahil dapat dicapai.

Pada kenyataannya sarana dan prasarana yang ada di SMKN 5 Pekanbaru

tidak memadai karena terlihat dari kurangnya peralatan olahraga dan keadaan

beberapa lapangan yang rusak sehingga mengganggu siswa untuk berolahraga secara

maksimal.

Akibat hal tersebut mengakibatkan para murid kurang berminat terhadap

pelajaran pendidikan jasmani karena mereka menganggap olahraga tersebut hanya

sebagai pelarian atau untuk menghilangkan kebosanan yang dihadapi apabila mereka

sudah capek/bosan belajar didalam kelas.

Bila alat dan fasilitas telah tersedia disinilah peran guru sebagai peserta

didik dituntut untuk mampu memgelola proses belajar mengajar yang dapat

memberikan rangsangan kepada siswa sehingga timbul minat untuk belajar. Dengan

adanya minat, situasi belajar mengajar akan menjadi efektif, karena minat merupakan

faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Minat yang tinggi

akan membuat siswa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani

yang dituangkan dalam kegiatan olahraga.

Minat yang tinggi pada siswa akan membuat siswa berusaha keras

mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kegiatan olahraga disekolah,

demikian pula minat rendah akan mengakibatkan menurunnya keinginan siswa

2
melakukan kegiatan olahraga yang akhirnya akan menghambat tercapainya sumber

daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pendidikan

jasmani itu sendiri.

Dengan demikian usaha-usaha yang menyangkut agar tumbuhnya minat

siswa untuk menyukai pelajaran pendidikan jasmani harus dilaksanakan dengan baik.

Keinginan siswa untuk belajar pendidikan jasmani yang dilakukan melalui kegiatan

olahraga harus selalu diawasi, diamati dan diarahkan dalam rangka terciptanya situasi

belajar mengajar yang efektif.

Berdasarkan dari fenomena yang ditemukan, penulis merasa perlu meneliti

tentang “STUDI MINAT SISWA SMK NEGERI 5 PEKAN BARU TERHADAP

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI”.

B. Identifikasi Masalah

Mengingat minat merupakan hal yang memang ada pada diri seseorang dan

berdasarkan uraian diatas, maka perlu kiranya ditumbuhkan pada diri siswa, oleh

karena itu pada penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan kepada:

a) Sejauh mana minat siswa terhadap pelajaran pendidikan jasmani ?

b) Bagaimana pelaksanaan pelajaran pendidikan jasmani di SMKN 5

Pekanbaru ?

c) Sejauh mana keberadaan sarana dan prasarana yang tersedia di SMKN 5

Pekanbaru ?

d) Apa saja faktor penyebab kurangnya minat siswa ?

3
e) Sejauh mana tingkat keprofesian tenaga pengajar ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan tenaga dan waktu yang tersedia, maka

penulis membatasi masalah yang diteliti pada penelitian yang diarahkan kepada:

a) Minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani.

b) Seberapa tersedianya sarana dan prasarana.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan urutan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

BAGAIMANA MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI DI SMK NEGERI 5 PEKANBARU.

E. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui bagaimanakah minat siswa terhadap pelajaran pendidikan

jasmani di SMKN 5 Pekanbaru.

b) Untuk mengetahui apakah sarana dan praasarana yang tersedia telah memadai

atau belum

F. Manfaat Penelitian

a) Sebagai pengembangan ilmu pendidikan jasmani dan kesehatan yang

diperoleh di FKIP UNRI-UNP.

4
b) Sebagai bahan masukan bagi instansi yang bersangkutan dalam upaya

menumbuhkan minat pada siswa.

c) Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang mengambil masalah yang

sama.

d) Untuk melengkapi tugas dan persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana

pendidikan pada FKIP UNRI-UNP

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Minat

1. Pengertian Minat

Minat merupakan masalah yang paling penting di dalam pendidikan, apalagi

bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang

ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam aktivitas untuk mencapai

suatu tujuan.

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Beberapa pengertian minat

antara lain:

Menurut Muhibbin Syah (1999:151) minat seperti yang dipahami dan

dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar

siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh

minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak

daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif

terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkannya.

6
Menurut Slameto (dalam Ahmad Muhajir, 2006:8) minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat.

Menurut Abu Ahmadi (dalam Ahmad Muhajir, 2006:8) minat adalah sikap

jiwa orang seseorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi) yang

tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:144) minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan

mereka merasa berminat, ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan

berkurang minat pun berkurang.

Dari pengertian tetang minat dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi

kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik berupa benda atau hal lain, rasa

tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan suatu ketertarikan dari subyek yang

disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada obyek minat, dengan kata lain

minat merupakan sambutan yang sadar yang didasari oleh perasaan positif yang

nantinya menimbulkan perasaan yang positif juga.

2. Pentingnya Minat

7
Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan

seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini

terutama pada masa kanak-kanak. Jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh

minat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Sepanjang masa kanak-kanak,

minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat

terhadap suatu kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan, akan berusaha lebih

keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa

bosan. Jika kita mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan kemampuan

anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak. Ini

merupakan “saat siap diajar”yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat

terhadap obyek yang baru dikenalnya sehingga keuntungan dan kepuasan pribadi

dapat diperoleh lewat pengalaman belajar. Minat mempengaruhi bentuk dan

intensitas aspirasi anak. Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka di

masa mendatang misalnya, mereka menentukan apa yang mereka ingin lakukan bila

mereka dewasa. Semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan,

semakin besar minat mereka terhadap kegiatan, di kelas atau di luar kelas, yang

mendukung tercapainya aspirasi itu. Minat menambah kegembiraan pada setiap

kegiatan yang ditekuni seseorang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan,

pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan daripada bila mereka merasa

bosan. Lagi pula, jika anak-anak tidak memperoleh kegembiraan suatu kegiatan,

mereka hanya akan berusaha seperlunya saja. Akibatnya, prestasi mereka jauh lebih

rendah dari kemampuan mereka. Ini menjadikan mereka merasa bersalah dan malu

8
sikap ini lebih mengurangi kesenangan mereka pada kegiatan tersebut. Untuk

mengerti peran minat yang penting dalam kehidupan anak, perlu diketahui ciri-ciri

minat anak.

3. Ciri-ciri Minat Anak

Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di

semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu

pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak

yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari teman sebayanya. Mereka yang

lambat matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah

social karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka minat

remaja.

a. Minat bergantung pada kesiapan belajar.

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum meraka siap secara fisik

dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-

sungguh untuk bermain bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot

yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.

b. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik

anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena

lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh

9
dari rumah”. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada

minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

c. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas,

membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai

minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya

normal.

d. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa

lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap

minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang

dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

e. Minat berbobot emosional

Bobot emosional - aspek afektif – dari minat menentukan kekuatannya.

Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional

yang menyenangkan memperkuat minat.

f. Minat itu egoisentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egoisentris. Misalnya, minat anak

laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di bidang

matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang

menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha. (Elizabeth B. Hurlock, 1993: 115)

4. Cara Menemukan Minat Anak

10
Cara menemukan minat anak yaitu dengan :

a. Pengamatan kegiatan

Dengan mengamati mainan anak dan benda-benda yang mereka beli,

kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur spontanitas, kita dapat

memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.

b. Pertanyaan

Bila anak terus menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya pada hal

tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang hanya sekali-kali ditanyakan.

c. Pokok pembicaraan

Apa yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya

memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut.

d. Membaca

Bila anak-anak bebas memilih buku untuk dibaca atau dibacakan, anak

memilih yang membahas topik yang menarik minatnya.

e. Menggambar spontan

Apa yang digambar atau dilukis anak secara spontan dan seberapa sering

mereka mengulangnya akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap

sesuatu.

f. Keinginan

Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja

yang mereka ingini kebanyakan anak dengan jujur akan menyebut hal-hal yang

paling diminati.

11
g. Laporan mengenai apa saja yang diminati

Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih yang paling

diminati, anak-anak menunjukkan minat yang telah terbentuk, yang memberi

petunjuk tentang hal-hal yang memberi mereka kepuasan. (Elizabeth B. Hurlock,

1993: 115)

5. Aspek-aspek Minat

Semua minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif yang didasarkan

atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.

Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi

dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, serta dari berbagai

jenis media massa. Aspek afektif atau bobot emosional konsep yang membangun

aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang

ditimbulkan minat. (Elizabeth B. Hurlock, 1993: 117)

6. Unsur-Unsur Minat

Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki

beberapa unsur antara lain:

a. Perhatian

Menurut Wisty soemanto (1987:32) perhatian dapat diartikan dua macam

yaitu: Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu

obyek. Perhatian adalah mendayagunakan kesadaran untuk menyertai sesuatu

aktivitas.

12
Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian,

yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Jadi

seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan

memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini perhatian ditujukan pada

obyek ekstrakurikuler olahraga.

b. Kesenangan dan perasaan

Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan

menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada

gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya.

Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan

obyek tersebut.

c. Kemauan

Menurut Augustine (dalam Wasty Soemanto 1987:38) kemauan merupakan

pengendali dari pada keinginan. Kemauan tidak selamanya bebas. Kemauan dapat

bekerja, baik secara paksaan maupun dalam bentuk pilihan sendiri. Kemauan yang

bebas adalah kemauan yang sesuai dengan keinginan diri, sedangkan kemauan yang

terikat adalah kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi kebutuhan yang terbatasi oleh

norma social ataupun kondisi lingkungan.

Kemauan yang dimaksud diatas adalah dorongan yang terarah pada tujuan

yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu

13
perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan minat

individu yang bersangkutan.

7. Macam-macam Minat

Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran,

dikemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat,

yaitu:

a. Minat yang diekspresikan (expressed interest)

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan katakata

tertentu. Misal: Seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam

mengumpulkan mata uang logam, perangko dan lain-lain.

b. Minat yang diwujudkan (manifest interest)

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan

dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu

kegiatan, missal: kegiatan olahraga, pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.

c. Minat yang diinventarisasikan (inventoried interest)

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap

sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk aktivitas tertentu. Minat

yang diekspresikan (expressed interest) dan minat yang diwujudkan (manifest

14
interest) keduanya merupakan petunjuk yang bermakna dari minat siswa (Sukardi,

1993: 117).

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat

Pada dasarnya belajar tidak akan lepas dari persoalan minat, sebab itu

peristiwa belajar dipandang sebagai suatu fungsi, untuk itulah dalam mencapai tujuan

pendidikan disekolah-sekolah hendaknya para guru dan kepala sekolah dapat

membangkitkan minat pelajarnya.

Disamping itu peran serta orang tua tak kalah pentingnya dalam

membangkitkan minat anak-anak. Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

munandar (1984: 7)bahwa:” Dengan senang hati pelajar-pelajar akan melakukan

pekerjaan-pekerjaan untuk sekolahnya, karena minatnya kita dorong”.

Orangtua dan guru memikul tanggung jawab bersama yaitu tangung jawab

menumbuhkan minat anak dan memperluas horizonnya sedemikian rupa, sehingga

hal itu selanjutnya meningkatkan kegairahannya untuk belajar.

Dari pendapat ini tampak dengan jelas bahwa masih adanya usaha-usaha

yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan minat dari anak, misalnya memberikan

dorongan dan pujian-pujian terhadap anak. Disini jelas ditekankan bahwa minat lebih

ditentukan untuk perasaan suka dan perasaan tidak suka.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

digolongkan menjadi 2 golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor-faktor intern

15
Didalam membicarakan faktor intern (dalam) ini, akan dibahas menjadi 3

faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan.

a. Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

bagiannya/bebas dari penyakit. kesehatan adalah suatu keadaan atau hal

yang sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyababkan kurang baik, atau kurang

sempurna mengenai tubuh/badan yang dapat memberi akibat

berkurangnya minat anak dalam mengikuti mata pelajaran pendididkan

jasmani.

b. Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong dalam faktor psikolgis

yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor itu adalah:

1) Intelegensi

Anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan berkemampuan

memberikan penampilan aktivitas yang tinggi pula dalam proses belajar

dibandingkan dengan anak yang memiliki intelegensi rendah.

2) Perhatian

16
Perhatian sebagai awal dari pemusatan penghayatan dan pengamatan dari

hal memperoleh informasi yang jelas dalam upaya memperoleh

kemampuan mencerna materi pelajaran yang disajikan.

3) Minat

Minat merupakan dasar dan hasrat berkehendak yang berdaya tarik dan

berkenyamanan dalam penerimaan terhadap pelajaran yang disajikan.

4) Bakat

Bakat sebagai potensi aktivitas dari bawaan melalui pendidikan jasmani

diberi isi dan arah, akan membentuk sikap, tindakan dan karya yang

berkepribadian manusia seutuhnya.

5) Motif

Motif merupakan kebutuhan diri antara lain keinginan mengembangkan

dirinya sesuai dengan dengan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan

dalam kegiatan belajar mendorong mencapai keberhasilan.

6) Kematangan

Kematangan merupakan tingkat pencapaian perubahan puncak

perkembangan dan dalam proses belajar mencapai pemahaman.

7) Kesiapan

17
Kesiapan sebagai pernyataan kesanggupan dalam kemampuan

mengalokasi suatu yang dihadapi dalam proses belajar kemampuan dalam

memecahkan masalah.

c. Faktor kelelahan

Kelemahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi kerena

kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak / kurang

lancar pada bagian-bagian tertentu.

2. Faktor-foktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan

menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyrakat.

Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut :

a. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara

orang tua mendidik, relasi anatr anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup : metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

18
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran diatas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi kerena keberadaannya siswa dalam

masyarakat.

Belajar akan lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan

tujuan siswa. Hal ini terjadi bila banyak hubungan dengan apa yang diperlukan siswa

dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan secara sederhana yang dimaksud ialah agar anak-anak belajar jauh

lebih cepat dan lebih baik, apabila pelajaran mereka berkaitan dengan bakat dan

kehidupan mereka pribadi. Untuk membuat siswa itu berminat terhadap olahraga

disekolah, perlu pula didukung dengan fasilitas yang memadai, yang dimaksud

dengan fasilitas disini adalah ruangan untuk melakukan aktivitas jasmani baik berupa

ruangan dalam gedung maupun diluar gedung seperti lapangan atau pekarangan yang

relatif luas. Harus pula tersedia alat dan fasilitas dalam jumlah dan jenis yang

memadai disekolah.

Peserta didik pasti menginginkan sesuatu yang menyenangkan dengan

pelajaran pendidikan jasmani, yaitu aktifitas yang ada unsur permainan didalamnya.

Kalau lapangan yang tersedia hanya satu saja, yang harus mengajar siswa terdiri dari

30-50 murid mustahil semua dapat bermain dalam waktu yang sama, terpaksa

sebahagian harus menunggu. Menunggu adalah sesuatu hal yang tidak disenangi

19
tentunya oleh siswa itu sendiri, dan demikian pula bila bola yang tersedia hanya satu

buah, hal ini akan menghambat kemampuan dan bakat yang di miliki oleh siswa

tersebut.

Dengan keterbatasan fasilitas olahraga guru olahraga tidak akan mungkin

memberikan pengalaman bermain dalam berbagai cabang olahraga dan untuk

mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan untuk bermain, yang akan

membangkitkan minat siswa dalam melakukannya.

Pemerintah kota pekanbaru bersama-sama dengan anggota masyarakat perlu

menyediakan berbagai fasilitas olahraga yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah dan

masyarakat untuk melakukan kegiatan jasmani yang diminatinya.

Penulis beranggapan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

minat siswa, diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana ynag tersedia di

sekolah itu sendiri, lingkunagn tempat tinggalnya, keluarga, kesehatan, ekonomi

keluarga dan keadaan cuaca pada saat melakukan olahaga tersebut.

Dari semua uraian jelaslah bahwa ada satu faktor yang masuk ke dalam

setiap proses belajar yang berhasil. Cara yang paling sederhana dan paling dapat

mencapai hal itu, adalah agar kita mempelajari sesuatu yang dirasakannya penting

bagi dirinya dan harus pula tersedia sarana dan prasarana yang memadai dalam

melaksanakan olahraga itu sendiri. Inilah ynag diusahakan oleh sekolah untuk bisa

melaksanakannya tak terkecuali pula di SMKN 5 Pekanbaru.

Beranjak dari uraian diatas, maka dalam penelitaian ini penulis akan melihat

minat belajar siswa SMKN 5 pekanbaru terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani.

20
B. Anggapan dasar

Berdasarkan kajian teoritis diatas maka penulis berasumsi sebagai berikut :

1. Minat yang tinggi akan membuat siswa lebih aktif mengikuti proses

belajar mengajar pendidikan jasmani

2. Sarana dan prasarana yang memadai akan membuat pelaksanaan

proses belajar mengajar lebih lancar dan siswa akan lebih minat untuk

mempelajarinya.

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian kajian teoritis dan kerangka berfikir diatas, maka dapat

diajukan hipotasisnya sebagai berikut: minat siswa SMKN 5 Pekanbaru terhadap

mata pelajaran pendidikan jasmani sangat tinggi, dikarenakan penulis pernah

meninjau langsung kegiatan belajar mengajar di SMKN tesebut.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel-variabel pada

suatu Faktor penelitian. (Ari Kunto 2006: 31)

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian direncanakan bulan Agustus 2010

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini direncanakan di SMKN 5 Pekanbaru.

B. Populasi dan Sampel

22
1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 5 Pekanbaru maka

populasi penelitian ini terdiri dari pelajar kelas X tahun ajaran 2009-2010 yang terdiri

dari tiga buah lokal. Karena banyaknya populasi dalam penelitian, maka penulis tidak

mengambil kelas XI dan XII, dikarenakan juga kelas XII sudah tamat.

N KELAS JUMLAH
1 X TPTL 1 34
2 X TPTL 2 31
3 X TGB 28
4 X MM 35
5 X TKBB 32
6 X TAV 2 35
7 X TAV 1 35
8 X TPTU 34
9 X TMO 36
1 X TSM 38
1 X GEO 35
1 X TKJ 35
TOTAL 408

2. Sampel

Mengingat dari jumlah populasi yang begitu besar serta keterbatasan waktu,

tenaga dan dana yang tersedia, maka penelitian tidak dilakukan terhadap keseluruhan

populasi yang ada, hanya mengambil 15% dari populasi yang ada.

Menurut pendapat Ari kunto (1997 : 112) dalam bukunya mengatakan

bahwa :

23
“Apabila subjeknya kurang dari seratus lebih baik di ambil semua sehinga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar

dari seratus dapat diambil antara 10-15%, 20-25% atau lebih”.

Untuk lebih jelasnya dapat uraikan sebagai berikut :

• Jumlah total siswa 408

• Sampel yang diambil 15%

• Jadi jumlah siswa yang di ambil dari 15% adalah 61 siswa.

C. Teknik pengumpulan data

1. Jenis data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data yang langsung diambil

dan diperoleh dari sampel yang telah ditetapkan yaitu berupa penyebaran angket dan

tes wawancara langsung kepada siswa

2. Sumber data

Sumber data yaitu siswa kelas X SMKN 5 Pekanbaru yang telah dicatat

untuk dijadikan sampel

Metode penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah deskriptif, gunanya

untuk mendeskriptifkan minat siswa SMKN 5 Pekanbaru terhadap mata pelajaran

pendidikan jasmani, sedangkan teknik yang digunakan sebgai berikut :

1. Observasi

Teknik ini berguna untuk mengetahui minat siswa SMKN 5 Pekanbaru

dalam melakukan kegiatan mata pelajaran pendidikan jasmani

24
2. Angket

Teknik iniberguna untuk mengupulkan data yang bersumber dari siswa,

guru, kepala sekolah.

3. Perpustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan konsep-kosep atau teori-teori

yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui secara langsung tentang

minat siswa terhadap pelajaran penjas.

D. Instrumen penelitian

Tujuan dari adanya pelaksanaan test wawancara dan pemberian angket

adalah agar mengetahui seberapa besar minat siswa kelas X terhadap ata pelajaran

olahraga.

E. Teknik Analisis Data

Hasil data penelitian yang diperoleh dianalisa sebagai berikut :

1. Data hasil observasi untuk mendapatkan keterangan tentang

minat siswa-siswa SMKN 5 Pekanbaru terhadap mata pelajaran

25
pendidikan jasmani dijadikan sebagai bahan rujukan interprestasi data

angket bila di pandang perlu.

2. Hasil angket yang diperoleh dari siswa-siswi SMKN 5

Pekanbaru dikelasifikasikan dengan persentase

Rumus :

F
R= x 100%
N

R = Prosentase

F = Frekuensi

N = Sampel

Teknik ini diambil berdasarkan pendapat sujana dan ibrahim (1989 :129)

26
27

Anda mungkin juga menyukai