Anda di halaman 1dari 8

http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?

id=2000010600034931
Kamis, 6 Januari 2000

Sebanyak 77 Ekor Burung Unta yang Tertular Antrak Hilang


Media Indonesia - Kesra (1/6/00)

PURWAKARTA (Media): Sedikitnya 77 ekor burung unta yang dinyatakan tertular


penyakit hewan
mematikan, bakteri Bacillus Antraksois (Antrak), hilang dan diduga dicuri dari
kawasan penangkaran di
Desa Ciparungsari, Kabupaten Purwakarta, Jabar.

Pihak pengelola penangkaran menyesalkan hilangnya burung unta sebanyak itu bukan
karena kehilangan
burung yang harganya mahal yaitu Rp 7 juta per ekor, tetapi khawatir daging
burung itu dikonsumsi
manusia.

Betty Sumanto dari PT Cisada Kamasuri (CK) selaku pengelola penangkaran burung
unta di Ciparungsari
mengatakan, burung-burung `raksasa` asal Afrika tersebut hilang beberapa hari
menjelang pembantaian
(pemusnahan) guna mencegah meluasnya wabah Antrak itu.

"Diduga burung itu dicuri dan hanya diambil kedua pahanya, hati dan jantungnya,"
ujarnya.
Dikatakan, di sekitar tempat penangkaran ditemukan dua ekor burung unta sudah
dalam keadaan mati
tanpa kedua paha, hati, dan jantung.

Burung-burung tersebut bersama sekitar 3.000 ekor lainnya yang ditangkar di


areal seluas 113 hektare
itu, segera dibantai untuk dimusnahkan, setelah terkena wabah Antrak, yaitu
sejenis penyakit hewan
menular dan bisa mematikan manusia.

Pihak pengelola peternakan dalam tiga hari terakhir ini telah membantai 1.666
ekor burung unta, dari
sekitar 3.000 ekor burung raksasa asal Afrika itu yang ditangkar di kawasan
peternakan Ciparungsari.

Disebutkan, paha burung unta sangat besar, dan dagingnya setiap paha beratnya
minimal 15 kg. Rupa
dan aromanya sangat mirip atau nyaris tidak berbeda dengan daging sapi atau
kerbau.

Kepala Dinas Peternakan Purwakarta, Yosi Sukmayasa membenarkan hilangnya 77 ekor


burung unta
yang siap dibantai, dan menyatakan pihaknya sedang berupaya `mencari` daging
burung unta yang sudah
terjangkit bakteri menular itu.

"Kami khawatir daging burung unta tersebut dijual ke pasar, padahal terjangkit
penyakit yang mematikan
serta membahayakan bagi manusia," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya bersama tim dari Dinas Kesehatan Purwakarta juga segera
turun tangan untuk
melakukan pemeriksaan medis, terutama terhadap warga masyarakat di sekitar
penangkaran burung
unta.

Kawasan penangkaran burung unta di Desa Ciparungsari kini diisolasi dan tertutup
dalam upaya
mencegah meluasnya wabah bakteri Antrak.

Upaya lain, dengan penyuntikan vaksin yang dilakukan terhadap ternak-ternak


peliharaan milik warga di
sekitar lokasi penangkaran burung unta.

Sementara aparat kepolisian setempat dikerahkan di sekitar kawasan penangkaran,


untuk mencegah
tindak pencurian burung unta yang dinyatakan positif tertular bakteri Antrak.
(Ant/V-1)

Burung Unta
Iwan Setiawan, 11 Juni 2010
Burung onta merupakan binatang herbivora yang hidup

secara berkelompok dan sangat menyukai air, tetapi dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang relatif lama

tanpa air. Pada masa lampau, burung onta diternakan untuk menghasilkan bulu-bulu dan merupakan salah satu

komoditas ekspor utama. setelah didomestikan, pemeliharaan burung onta ditujukan sebagai penghasil telur, daging

dan bulu.

Species burung unta higga saat ini hanya diketemukan sebgai struthio camelus. Sejauh ini, burung unta merupakan

burung terbesar yang masih hidup, tingginya dapat mencapai 2,5 meter. Tinggi burung onta jantan dewasa mencapai

9 kaki dengan berat badan mencapai 75-150 kg, betina dengan kisaran 5,5-6,5 kaki dengan berat badan dibawah

berat badan jantan. Pertumbuhan anaknya mencapai 10 inchi per bulan pada tahun pertama dan beratnya mencapai

50 kg pada umur 1 bulan.

Habitat burung unta umumnya berada didaerah kering atau berpasir di afrika tengah dan afrika selatan. Daerah

savana atau padang rumput juga merupakan habitat yang baik untuk burung onta. Burung unta jantan berwarna

hitam dan putih, sedangkan betina berwarna cokelat keabu-abuan.

Burung unta hidup bergerombol atau berkelompok, terdiri dari 5-50 ekor, umumnya ditemukan bersama-sama

dengan binatang-binatang yang merumput, seperti zebra dan antelope. Karakteristik lain burung unta adalah amat

menyukai air dan sering dijumpai mandi secara berkala

Read more: http://centralunggas.blogspot.com/2010/06/burung-unta.html#ixzz14xDrD8Xj
Budidaya 200 Butir Telur Burung Unta Di Kupang Untuk Hiasan

Ende, Kompas
Budidaya "unggas raksasa" burung unta yang dimulai sejak April lalu di
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga kini sudah menghasilkan
200 butir telur. Namun keseluruhan belum ditetaskan, karena pengelolanya PT
Royal Timor Ostrindo (RTO) tidak memiliki incubator (mesin pengeram/
penetas). Keterangan yang diperoleh dari Kupang hari Minggu (8/9)
menyebutkan, sebagian telur masih tersimpan di lokasi karantina di
Noelbaki, 25 km timur kota Kupang. Sedangkan sebagian lainnya sudah
dibagi-bagikan di sejumlah kantor pemerintah, pejabat atau warga setempat
sebagai hiasan.

Pemilik PT RTO, Asrul Sutana mengakui kalau sebagian telur hewan piaraannya
itu dibagi-bagikan begitu saja ke berbagai pihak. "Ini dilakukan karena
kami belum memiliki incubator," jelasnya. Menurut dia, perusahaan
sebenarnya sudah memesan incubator sebanyak delapan unit, masing-masing
enam unit mesin pengeram dan dua unit mesin penetas. "Mesin-mesin ini sudah
dalam perjalanan dan diharapkan dalam waktu dekat ini sudah tiba di
Kupang," tambahnya. Ia tidak menjelaskan, asal mesin termaksud. Burung unta
itu didatangkan langsung dari negara asalnya, Afrika Selatan. Dari target
1.000 ekor, sudah masuk 229 ekor yang telah berhasil diangkut secara
bertahap ke Kupang. Dari jumlah itu, tiga di antaranya mati, sehingga
tinggal 226 ekor.

Dari jumlah yang disebut terakhir, 151 ekor masih bertahan di lokasi
karantina di Noelbaki, sedang 75 ekor lainnya sudah dipindah ke lokasi
penangkarnya di Camplong, sekitar 48 km timur kota Kupang. Sementara itu
diperoleh keterangan, Presiden Soeharto dalam kunjungan kerja ke Kupang,
Oktober mendatang, dijadwalkan mengunjungi lokasi penangkaran burung unta
di Camplong. Rencana ini diungkapkan Gubernur NTT, Herman Musakabe, hari
Sabtu. Burung unta tercatat sebagai jenis burung terbesar di dunia. Untuk
yang dewasa tingginya mencapai 2,5 meter dan beratnya antara 100 - 120 kg.
Khusus burung unta betina mencapai usia dewasa setelah 20 bulan. Usia
produktif antara tiga sampai 75 tahun dan dari tiap induknya dapat
menghasilkan 40 - 70 butir telur per tahun. Burung yang tidak bisa terbang
ini termasuk satwa mahal. Harga per ekornya mencapai Rp 80 juta. Maksud PT
RTO menangkarkan burung unta tersebut untuk diekspor. (ans)

Sumber: KOMPAS, Senin, 09-09-1996. Hal. 8

PUSAT INFORMASI KOMPAS


Palmerah Selatan 26-28, JAKARTA 10270
Telepon 5347710, 5347720, 5347730
Fax. 5349005
Burung Unta (Ostrich) bukan sembarang burung. Tinggi
badannya dapat mencapai 2,5 meter dengan berat 180 kg. Selain
besar, Burung Unta juga memiliki daya tahan yang luar biasa.
Burung ini bisa bertahan hidup pada suhu di atas 40 derajat
Celcius hingga suhu 0 derajat Celcius. Umurnya juga terbilang
panjang, bisa mencapai usia sekitar 50 tahun. Walau begitu,
sekalipun Burung Unta sedemikian besar, pengeluaran untuk biaya
makan Burung Unta hanya mencapai kira-kira USD75 setahun.

Kesulitan umum satu-satunya dalam memelihara Burung Unta


adalah masalah kandang. Diperlukan lahan yang cukup luas, dan
berpagar.
Masalahnya, sekali seekor Burung Unta lari keluar dari
pagar, anda perlu sebuah mobil untuk mengejar dan menangkapnya,
karena Burung Unta dapat berlari hingga kecepatan 50 km/jam.
Tag: copas, knowledge, piaraan, kelakuan, usil
Sebelumnya: bantuin .. mau?
Selanjutnya : Man... buat lu nih infonya..

Dari RS Gratis hingga Naik Burung Onta

Selain kaya dengan beragam adat istiadat, Negeri Sembilan, Malaysia juga menyimpan
banyak potensi wisata lainnya yang patut dikunjungi. Tidak hanya menjual wisata alam,
rumah sakit dan perguruan tinggi selalu dimasukkan ke agenda pelancongan.

Laporan Mhd Nazir Fahmi,


Negeri Sembilan

DALAM kunjungan rombongan DPD Association of the Indonesia Tours and Travel (ASITA)
Riau ke Negeri Sembilan 14-17 Mei lalu, ada dua rumah sakit swasta yang dikunjungi. Ada
Mawar Renal Medical Centre dan KPJ Seremban Specialist Hospital. Dua rumah sakit ini
memiliki kelebihan masing-masing. Tapi, secara teknologi rata-rata menggunakan alat-alat
modern dengan dokter siaga 24 jam.
  Mawar Renal Medical Centre yang berada di Jalan Rasah Seremban, merupakan rumah
sakit khusus untuk penyakit homodialisis atau penyakit ginjal. Inilah satu-satunya rumah
sakit di Malaysia yang mengkhususkan merawat orang-orang berpenyakit ginjal.
  Menariknya, rumah sakit ini menggratiskan biaya perawatan bagi warga Malaysia yang
dikategorikan miskin. ''Rumah sakit ini bukan untuk komersial, tapi dikhususkan untuk
membantu warga miskin,'' kata Dato' DR Yeow Chai Thiam, The Founder and Chairman of
Pusat Hemodialisis Mawar and Mawar Renal Medical Centre.
  Bagi warga miskin yang dirawat di Mawar, menurut Yeow, tidak bayar. Yang membayar ke
rumah sakit adalah pihak donatur yang bersimpati dengan Mawar. Bagi yang tidak miskin,
biaya perawatan juga bisa dinego. Bagi warga asing pun hanya dikenakan cas 200 ringgit.
''Kita tak lihat dari mana orangnya. Asal dia bertempat tinggal di Malaysia dan berstatus
warga miskin, biaya perawatan hingga sembuh tidak dikenai sepersen pun,'' katanya lagi.
  Walau pun tidak dibayar dan yang lainnya juga murah, jelas Yeow, peralatan kedokteran
di Mawar bukan murahan. Semuanya serba canggih. Saat ini di Mawar ada 200 buah alat
canggih untuk mencuci darah. Ada juga alat untuk operasi jantung yang canggih. Untuk
biaya, kata Yeow semuanya bisa dibincangkan.
  Kalau KPJ Seremban Specialist Hospital lebih mengkhususkan kepada perawatan
penyakit jantung. Dokter spesialis di sini bekerja 24 jam untuk KPJ. Mereka tidak boleh
praktek ke rumah sakit lainnya. KPJ punya banyak cabang di Malaysia. Juga ada di
Sumatera Barat. Namanya RS Selasih. Tapi kini RS tersebut tinggal puing-puing karena
hancur digoyang gempa beberapa waktu lalu. Dari kedua rumah sakit tersebut, selalu
menawarkan harga yang terbilang murah di banding beberapa rumah sakit di tempat
lainnya.
  Selain berkunjung ke dua rumah sakit, rombongan juga dikenalkan dengan Nilai University
College (NUC). Perguruan tinggi yang memfokuskan kepada perbisnisan ini terletak di atas
tanah seluas 105 hektare. Kampusnya apik, indah dan asri. Peralatannya serba canggih.
  Kata Eileen Tan, Marketing Management NUC, untuk mahasiswa yang kuliah di Nilai
hanya dipungut uang kuliah saja dan biaya hidup selama menuntut ilmu. Uniknya, kuliah di
Nilai, ijazahnya dikeluarkan oleh Oxford University dan bisa langsung menuntut S2 di
Oxford.
  Perguruan tinggi ini benar-benar serius menggarap dunia perbisnisan. Ada satu jurusan
yakni Teknik Perawatan Pesawat Terbang dibuka di universitas ini. Ada juga program
Bioteknologi menjadi hal yang diseriusi perguruan tinggi ini.
  Ingin tahu dengan burung onta, bisa datang ke Jelita Impian Jelebu di Seremban yang
khusus beternak burung onta. Produk-produk turunan dari burung ini pun diolah menjadi
kosmetik. Ini pun menjadi tempat menarik untuk berwisata. Di sini pun bisa mendapatkan
Surat Izin Mengendarai (SIM) burung onta. Pengunjung bisa naik punggung onta atau bisa
pula menyaksikan pacu burung onta. Pokoknya, asyiklah.
  Mau tahu tentang perjuangan rakyat Malaysia zaman tempo dulu, bisa mengunjungi
Muzium Tentara Darat di Port Dickson. Semuanya mengoleksi senjata zaman perjuangan
dulu mulai dari yang semi tradisionil hingga modern. Ada juga terowongan partai Komunis
yang pernah memberontak di Malaysia. Semuanya dipajang dan dirancang dengan sistem
multimedia.
  Empat hari melawat di Negeri Sembilan, belum semua tempat wisata terjalani. Banyak
tempat-tempat lain yang patut dikunjungi. Pantainya yang indah, makanannya yang murah,
mungkin menjadi salah satu tempat pilihan buat Anda dalam mengisi hari libur.(*)
Diposkan oleh Mhd Nazir Fahmi di 10.01   
Rahasia Kecepatan Lari Burung Unta
Monday, 01 November 2010 00:00

Wartapedia : Cara burung unta berjalan boleh dikatakan


memang tidak anggun, namun hewan ini bisa lari dengan kecepatan yang sangat mengesankan. Kini
para ilmuan sudah bisa mengetahui apa yang menyebabkan unggas tersebut bisa berlari begitu cepat
dan begitu efisien.

Burung unta menggunakan separuh dari energi yang diperlukan manusia pada saat berlari dalam
kecepatan paling tinggi, kata para peneliti. Dari kesimpulan didapat dengan cara membandingkan
manusia dan burung unta dalam satu lomba lari.

Rahasianya terletak pada kelenturan atau daya lenting hewan tersebut. Otot-otot burung unta bisa
menyimpan "energi elastis" dua kali lebih banyak per langkah bila dibandingkan dengan manusia.

Lima ekor burung unta yang "sangat jinak" merupakan obyek dari pengkajian tersebut. Para ilmuan
mengukur gerakan berbagai anggota badan serta persendian tulang termasuk kekuatan pijak pada
waktu kedua kaki burung unta menyentuh tanah.

Burung-burung unta ini lari pada jalur-lari sepanjang 50 meter yang sengaja dibuat. Pada persendian
tulang unggas-unggas tersebut dipasang alat-alat reflektif serhingga gerakan hewan tersebut bisa
direkam secara rinci.

Karena Lentur, Burung Unta Bisa Lari Cepat


SENIN, 01/11/2010 - 07:46

LONDON, (PRLM).- Cara burung unta berjalan boleh dikatakan memang tidak anggun, namun hewan ini bisa lari
dengan kecepatan yang sangat mengesankan. Kini para ilmuan sudah bisa mengetahui apa yang menyebabkan
unggas tersebut bisa berlari begitu cepat dan begitu efisien.

Burung unta menggunakan separuh dari energi yang diperlukan manusia pada saat berlari dalam kecepatan paling
tinggi, kata para peneliti yang dikutip "BBC".. Kesimpulan didapat dengan cara membandingkan manusia dan burung
unta dalam satu lomba lari.
Rahasianya terletak pada kelenturan atau daya lenting hewan tersebut. Otot-otot burung unta bisa menyimpan
"energi elastis" dua kali lebih banyak per langkah bila dibandingkan dengan manusia. Hasil eksperimen biomechanics
ini dijelaskan dalam majalah ilmiah Royal Society Journal Interface.

Lima ekor burung unta yang "sangat jinak" merupakan objek dari pengkajian tersebut. Para ilmuan mengukur
gerakan berbagai anggota badan serta persendian tulang termasuk kekuatan pijak pada waktu kedua kaki burung
unta menyentuh tanah.

Burung-burung unta ini lari pada jalur-lari sepanjang 50 meter yang sengaja dibuat. Pada persendian tulang unggas-
unggas tersebut dipasang alat-alat reflektif sehingga gerakan hewan tersebut bisa direkam secara rinci. Lima orang
relawan juga diteliti dengan cara yang persis sama - dengan beberapa kamera merekam mereka dari berbagai sudut
pengambilan gambar. (A-147)***

Anda mungkin juga menyukai