A. Lay
ABSTRAK
ABSTRACT
Keterangan (Note) :
Dehidrator Destilator 2
Dehydrator Destillator 2
Keterangan (Note):
a. Lama pemanasan adalah waktu pengolahan etanol kasar menjadi etanol.
Heating time is processing time for crude ethanol to produce ethanol.
b. Suhu tangki penguapan adalah suhu suhu mendidih sampai selesai pengolahan.
Evaporating tank temperature is boiling temperature was finished process.
c. Suhu destilasi adalah suhu yang ditunjukkan pada thermo-kopple destilator I.
Destillation temperature is temperatur show that on destillator thermo-coupple.
d. Suhu dehidrasi adalah suhu yang ditunjukkan pada termo-kopel dehidrator.
Dehydration temperature is temperature shown that on destillator thermo-coupple.
yakni 2-13%, sedangkan pada regenerasi laboratorium, karena sisa-sisa uap air
II peningkatan kadar alkohol menurun bahan sisa proses akan melekat pada
menjadi 1%. Penggunaan hidrat saringan dinding pipa unit proses yang dapat
molekuler impor regenerasi II dapat menurunkan kadar etanol.
meningkatkan kadar alkohol bahan olah Dalam upaya meningkatkan kadar
dari 83% menjadi 92-93% pada hasil des- etanol bahan olah menjadi hasil olah
tilasi I dan 95-97%, pada hasil dehidrasi. dengan kadar 99,5% atau lebih, perlu
Bahan sisa proses masih mengandung dirancang alat destilator-dehidrator
alkohol berkisar 5-18%. Bahan sisa dengan dehidrator ganda kapasitas ter-
proses dengan kadar etanol rata-rata pasang masing-masing 10–10,5 kg hidrat.
13%, yang diproses ulang menghasilkan Selain itu, diperlukan tambahan unit
etanol kadar 80-83%, walaupun tanpa pompa vakum dan unit pemanas untuk
menggunakan hidrat. mempercepat proses penguapan etanol
Penggunaan hidrat saringan mole- dari hidrat, dan regenerasi hidrat ber-
kuler impor mempunyai kemampuan langsung dalam unit proses agar etanol
dapat meningkatkan kadar etanol yang diuapkan dari proses regenerasi
sampai 97%, walaupun jumlah saringan tidak terbuang, tetapi dapat diproses
molekuler impor yang tersedia relatif ulang.
terbatas, yakni 3,6 kg, sedangkan kapasi- Dilaporkan bahwa pengolahan
tas terpasang hidrator sekitar 6,3 kg. bioetanol dengan menggunakan desti-
Pengolahan bioetanol pada penelitian ini, lator sistem tunggal skala laboratorium,
dengan proses regenasi hidrat meng- dengan proses destilasi bertingkat
gunakan oven sehingga etanol yang (dua kali proses destilasi) menghasilkan
diserap hidrat dalam proses pemanasan bioetanol dengan kadar 69,2-89,1%
akan menguap dan terbuang ke udara (Anonim, 2008). Dibanding alat peng-
(losses product). olahan bioetanol destilator sistem tung-
Penggunaaan dehidrator tanpa gal skala laboratorium dengan destilator-
hidrat mengalami penurunan kadar dehidrator sistem sinambung, kinerja alat
etanol sebesar 3%, yaitu dari 83% men- pengolahan bioetanol dengan destilator-
jadi 80%. Penurunan kadar etanol dari dehidrator sistem sinambung dapat
proses destilasi ke proses hidrasi dikategorikan lebih efektif, yang ditandai
disebabkan etanol yang keluar pada pengolahan etanol kadar 25-30% dengan
destilator I adalah fraksi mudah meng- satu kali proses destilasi-dehidrasi meng-
uap karena kadar etanol lebih tinggi hasilkan bioetanol 90-94%. Selain itu, alat
(Bernasconi et al., 1995). destilator sistem tunggal akan sulit
Pada proses destilasi-dehidrasi memperoleh bioetanol kadar 95-97%,
berakhir ditandai dengan menetesnya karena pada tangki masak tidak terdapat
cairan hasil destilasi-dehidrasi sangat kontrol suhu dan tidak tersedia unit
lambat atau berhenti. Bahan sisa proses dehidrator.
yang terdapat dalam tangki penguapan, Proses destilasi bertingkat akan
masih mengandung etanol, jika akan menggunakan banyak energi panas dan
didestilasi untuk menghasilkan bioetanol waktu proses lebih lama (Bernasconi et
berkadar cukup tinggi, sebaiknya di- al., 1995). Penggunaan hidrator dengan
lakukan pada unit pengolahan tersendiri, saringan molekuler 3 Å (hidrat yang
seperti destilasi sistem tunggal skala mempunyai kemampuan tinggi untuk
Tabel 2. Neraca massa bahan baku dan produk pada pengolahan bioetanol.
Table 2. Matterial balance of the raw matterialo and products on bioethanol processing.
Bahan olah Produk hasil destilasi Produk hasil dehidrasi Bahan sisa proses
Raw matterial Destillated product Dehydrated product Residue processed Kehi-
langan
No. hasil
Kadar Kadar Kadar Kadar
Product
Volume Etanol Volume Etanol Volume Etanol Volume Etanol
losses
Volume Ethanol Volume Ethanol Volume Ethanol Volume Ethanol
(%)
(liter) content (liter) content (liter) content (liter) content
(%) (%) (%) (%)
1. 24 25 1,7 80 2,4 93 18,4 10,0 5,1
2. 45 30 3,3 92 4,7 94 34,2 10,0 6,4
3. 37 30 2,6 90 3,0 90 29,3 15,0 5,9
4. 48 13 0,6 83 0,9 80 40,3 5,0 0,4
5. 12 83 8,8 92-93,5 1,2 95-97 1,5 18,0 4,2
minimal 24 jam, agar diperoleh data pada Toyota Kijang di Serpong, ternyata
yang lebih akurat. konsumsi bahan bakar lebih hemat
Hasil penelitian menunjukkan dibanding Pertamax dan bensin murni
bahwa penggunaan bahan bakar cam- (Yamin, 2005).
puran bensin-bioetanol dengan rasio Penelitian yang dilakukan di Pusat
90:10 akan menghemat penggunaan Peneltian Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan,
bahan bakar sebesar 12,5-29,0% diban- pada kendaraan Nissan siklus 4 langkah
ding dengan menggunakan bahan bakar dalam keadaan stasioner, menggunakan
bensin murni. Penggunaan campuran bahan bakar campuran bensin premium-
bensin-bioetanol pada mesin siklus 4 etanol 90:10, ternyata lebih tinggi
langkah lebih efektif dibanding mesin antiknock index bahan bakar (makin
dengan siklus 2 langkah, yang ditandai sempurna pembakaran bahan bakar
pada campuran bensin : etanol (80:20) dalam mesin), lebih hemat konsumsi
mesin 4 tak dapat beroperasi secara bahan bakar, rendah kadar CO dalam
normal, sedangkan mesin 2 tak hanya gas buangan mesin, dibanding dengan
dapat beroperasi selama 2 menit, menggunakan bensin premium, serta
kemudian mesin mati. Perbedaan ini tidak memerlukan setting baru mesin
disebabkan oleh perbedaan desain mesin bensin (Bahri et al., 2007).
4 langkah dan 2 langkah, terutama pada
sistem kompresi dan pembakaran
KESIMPULAN DAN SARAN
(Prihandana et al., 2008).
Optimalnya penggunaan bahan
bakar mesin campuran bensin-alkohol Kesimpulan
(90:10) adalah sesuai untuk mesin 4 Tak
dan 2 Tak. Dilaporkan bahwa peng- 1. Alat pengolahan bioetanol, terdiri
gunaan bahan bakar Ep 10 (Rasio dari: tangki penguapan, destilator I,
campuran bensin-etanol adalah 90:10) destilator II, dan dehidrator yang