Anda di halaman 1dari 12

http://dezlicious.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan_10.

html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK

JUL 10 Posted by delicious _ DeZ

Labels: Asuhan Keperawatan

I. Konsep Dasar Teori

A. Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. (Brunner dan Suddarth,
1996).

B. Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi, dua kategori
umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.

1. Ventilator Tekanan Negatif

Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal. Dengan mengurangi
tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga
memenuhi volumenya. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang
berhubungn dengan kondisi neurovaskular seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi lateral
amiotrifik dan miastenia gravis. Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang
kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.

2. Ventilator Tekanan Positif

Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan positif pada
jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Pada ventilator
jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada
klien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus,
waktu bersiklus dan volume bersiklus. Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif
yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup
mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan
kemudian siklus mati. Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di
ruang pemulihan. Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan. Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan
frekuensi aliran udara . Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi. Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah ditentukan. Jika volume
preset telah dikirimkan pada klien , siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Ventilator
volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang paling banyak digunakan.

Gambaran ventilasi mekanik yang ideal adalah :

• Sederhana, mudah dan murah

• Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga 60X/menit dan
dapat diatur ratio I/E.

• Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan yang lain.

• Dapat dirangkai dengan PEEP

• Dapat memonitor tekanan , volume inhalasi, volume ekshalasi, volume tidal, frekuensi nafas, dan
konsentrasi oksigen inhalasi

• Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya

• Mempunyai fasilitas untuk SIMV, CPAP, Pressure Support

• Mudah membersihkan dan mensterilkannya.

C. Indikasi Klinik

1. Kegagalan Ventilasi

• Neuromuscular Disease

• Central Nervous System disease

• Depresi system saraf pusat

• Musculosceletal disease

• Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi


2. Kegagalan pertukaran gas

• Gagal nafas akut

• Gagal nafas kronik

• Gagal jantung kiri

• Penyakit paru-gangguan difusi

• Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch

D. Modus Operasional

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang diperlukan untuk
pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu :

• Frekuensi pernafasan permenit

• Tidal volume

• Konsentrasi oksigen (FiO2)

• Positive end respiratory pressure

Pada klien dewasa, frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x / menit. Tidal volume istirahat 7 ml /
kg BB, dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-15 ml / kg BB. Untuk
mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase (Way, 1994 dikutip dari LeMone and
Burke, 1996). Jumlah oksigen ditentukan berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas. Karena
resiko keracunan oksigen dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah. PO2 dan saturasi
oksigen arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen. PEEP digunakan untuk mencegah
kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveolikapiler.

Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari :

1. Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian ventilator
meliputi pasien dengan apnoe. Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif
yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.Ventilator tipe ini
meningkatkan kerja pernafasan klien.
2. Assist/Control

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan.Bila klien gagal untuk
ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan
yang spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator.

3. Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol, klien dengan
hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin dan sewaktu-waktu diambil alih
oleh ventilator.

4. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah dan
efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya tergantung pada aktivasi klien.
Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat.

5. Positive End-Expiratory pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan tujuan untuk
mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena tekanan yang tinggi, atelektasis akan
dapat dihindari. Indikasi pada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan
pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun, barotrauma dan
penurunman curah jantung.

6. Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC. Biasanya digunakan untuk penyapihan
ventilator.

E. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu :

1. Obstruksi jalan nafas


2. Hipertensi

3. Tension pneumotoraks

4. Atelektase

5. Infeksi pulmonal

6. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan gastrointestinal.

7. Kelainan fungsi ginjal

8. Kelainan fungsi susunan saraf pusat

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator. Dalam mengkaji
klien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut :

• Tanda-tanda vital

• Bukti adanya hipoksia

• Frekuensi dan pola pernafasan

• Bunyi nafas

• Status neurologis

• Volume tidal, ventilasi semenit, kapasitas vital kuat

• Kebutuhan pengisapan

• Upaya ventilasi spontan klien

• Status nutrisi

• Status psikologis

Pengkajian Kardiovaskuler

Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif. Tekanan
intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar dengan demikian
mengurangi arus balik vena dan curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan
pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli. Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi
pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu arus balik vena, curah jantung dan tekanan
darah. Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan gejala
hipoksemia dan hipoksia (gelisah,gugup, kelam fakir, takikardi,

takipnoe, pucat yang berkembang menjadi sianosis, berkeringat dan penurunan haluaran urin).

Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilatorpengaturannya telah dibuat dengan
tepat. Dalam memantau ventilator, perawat harus memperhatikan hal-hal berikut :

• Jenis ventilator

• Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll)

• Pengaturan volume tidal dan frekunsi

• Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)

• Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan.

• Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang.

• Humidifikasi

• Alarm

• PEEP

Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator, dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan diperbaiki
dengan cepat, perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan menggunakan Bag
Resuscitation Manual.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik yaitu :

1. Pemeriksaan fungsi paru

2. Analisa gas darah arteri


3. Kapasitas vital paru

4. Kapasitas vital kuat

5. Volume tidal

6. Inspirasi negative kuat

7. Ventilasi semenit

8. Tekanan inspirasi

9. Volume ekspirasi kuat

10. Aliran-volume

11. Sinar X dada

12. Status nutrisi / elaktrolit.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup :

• Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari, atau penyesuaian
pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan .

• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang
berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif .

• Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi.

• Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator

• Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea dan
pemasangan pada ventilator.

• Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan ketergantungan
pada ventilator.

C. Masalah kolaboratif /Komplikasi Potensial

• Melawan kerja ventilator


• Masalah-masalah ventilator – peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak ; penurunan
tekanan ; kehilangan volume

• Gangguan kardiovaskuler

• Barotrauma dan pneumothoraks

• Infeksi paru

D. Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu : pertukaran gas optimal; penurunan akumulasi lendir; tidak
terdapat trauma atau infeksi ; pencapaian mobilisasi yang optimal ; penyesuaian terhadap metode
komunikasi non verbal ; mendapatkan tindakan koping yang berhasil ; dan tidak terjadi komplikasi.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik membutuhkan teknik dan keterampilan
interpersonal yang unik, antara lain :

1. Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas dengan
mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen. Perubahan dalam pertukaran gas dapat
dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari
mesin dengan pasien. Tim perawatan kesehatan, termasuk perawat , dokter, dan ahli terapi pernafasan ,
secara kontinu mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat , tanda dan gejala hipoksia, dan
respon terhadap tindakan. Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor
yang sangat beragam; tingkat kesadaran, atelektasis, kelebihan cairan, nyeri insisi, atau penyakit primer
seperti pneumonia. Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi dada ( perkusi,fibrasi ) adalah
strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang
kerusakan intima pohon trakeobronkial. Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat
ventilasi mekanik yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri. Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau kecenderungan signifikan
dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah ( pneumotoraks, perubahan letak selang, emboli
pulmonal ).

2. Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi pasien yang
mendasari. Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam.
Tindakan untuk membersihakn jalan nafas termasuk pengisapan, fisioterapi dada, perubahan posisi yang
sering, dan peningkatan mobilitas secepat mungkin. Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan
untuk membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan. Bronkodilator baik
intravena maupun inhalasi, diberikan sesuai dengan resep untuk mendilatasi bronkiolus.

3. Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau trakeostomi.
Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit kemungkinan tertarik atau
penyimpangan selang dalam trakea. Perawatan trakeostomi dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika
diindikasikan karena peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral
merupakan sumber utama kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah.
Adanya selang nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi. Pasien juga diposisikan dengan
kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk mengurangi potensial aspirasi isi
lambung.

4. Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator. Mobilitas dan aktivitas otot sangat
bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki mental. Latihan rentang gerak pasif/aktif
dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi otot, kontraktur dan statis vena.

5. Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi mekanik. Bila
keterbatasan pasien diketahui, perawat menggunakan pendekatan komunikasi; membaca gerak bibir,
menggunakan kertas dan pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi, papan pengumuman. Ahli
terapi bahasa dapat membantu dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien.

6. Meningkatkan kemampuan koping.

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai ventilator,
kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat. Memberikan penjelasan prosedur
setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit.
Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan
akibatnya perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien, bila memungkinkan
pengalihan perhatian seperti menonton TV, bermain musik atau berjalan-jalan jika sesuai dan
memungkinkan dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan punggung, tindakan relaksasi) membantu
melepaskan ketegangan dan memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan
kondisi dan ketergantungan pada ventilator.

E. Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain :

1. Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda
vital yang adekuat.

2. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal.

3. Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih.

4. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan.

5. Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis, gerak tubuh atau alat komunikasi lainnya.

6. Dapat mengatasi masalah secara efektif.

Penyapihan dari ventilasi mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik :

1. Tes penyapihan

• Kapasitas vital 10-15 cc / kg

• Volume tidal 4-5 cc / kg

• Ventilasi menit 6-10 l

• Frekuensi permenit < 20 permenit

2. Pengaturan ventilator

• FiO2 < 50%

• Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP) : 0

3. Gas darah arteri


• PaCO2 normal

• PaO2 60-70 mmHg

• PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki

4. Selang Endotrakeal

• Posisi diatas karina pada foto Rontgen

• Ukuran : diameter 8.5 mm

5. Nutrisi

• Kalori perhari 2000-2500 kal

• Waktu : 1 jam sebelum makan

6. Jalan nafas

• Sekresi : antibiotik bila terjadi perubahan warna, penghisapan (suctioning)

• Bronkospasme : kontrol dengan Beta Adrenergik, Tiofilin atau Steroid

• Posisi : duduk, semi fowler

7. Obat-obatan

• Agen sedative : dihentikan lebih dari 24 jam

• Agen paralise : dihentikan lebih dari 24 jam

8. Emosi

Persiapan psikologis terhadap penyapihan

9. Fisik
Stabil, istirahat terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai