Pendahuluan
Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang
jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secara
terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah
berhenti, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun
dalam mukaddimahnya “Tidak ada masyarakat manusia yang tidak
berubah” dengan demikian dalam merespon perkembangan IPTEK,
menghentikan jalannya perubahan merupakan pekerjaan mustahil.
Rekayasa genetika khususnya masalah kloning manusia akhir-
akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta
perhatian yang cukup serius dikalangan umat terutama kaum muslim,
sebab selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan memberi
manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya, juga
memunculkan persoalan-persoaln mendasar yang perlu dicermati lebih
serius guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa
mendatang.
Melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang
dihasilkannya telah menantang gagasan-gagasan tradisional mengenai
hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaan-
pertanyaan etis, dan tingkat kekhawatiran manusia yang sangat
mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan hasil yang
dibawah oleh rekayasa genetika tersebut.
Salah satu dari perkembangan IPTEK dewasa ini adalah
Rekayasa genetika dalam berbagai proses dan produknya yang akhir-
akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta
perhatian serius. Seiring dengan hal itu penelitian genetika kembali
*
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Tarbiyah STAIN Samarinda.
26 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
maju dengan pesatnya sekitar tahun 1971 sampai 1973, sehingga dapat
disebut revolusi dalam ilmu biologi modern. Suatu metode yang sama
sekali baru di kembangkan. Sehingga memungkinkan eksperimen
yang sebelumya tidak mungkin dilakukan akhirnya dilaksanakan dan
gena itu sendiri adalah suatu partikel yang berada dalam sel.1 Kloning
merupakan prestasi besar dan menjadi berita spektakuler sejak
kemunculannya pada akhir abad yang lalu sehingga sampai sekarang
menjadi topik yang sangat menarik untuk di bicarakan dalam tulisan-
tulisan maupun pertemuan. Berbagai sudut pandang digunakan untuk
melihat permasalahan kloning. Dari sudut pandang biologi, medis,
hukum dan moral, ini semua menggambarkan betapa kloning akan
memiliki dampak yang sangat besar bagi masa depan peradaban
karena kemampuan manusia untuk melakukan rekayasa genetika yang
radikal terhadap perjalanan hidup manusia.
Melalui rekayasa genetika (kloning manusia) telah
memunculkan berbagai problem, pertanyaan-pertanyaan etis, serta
tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap
seluruh perkembangannya.
Upaya penerapan kloning pada manusia telah menimbulkan
reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan dan berbagai pandangan
yang dikeluarkan sama-sama memiliki argumen yang cukup kuat.
Sehingga kloning pada manusia benar-benar dalam posisi yang sangat
dilematis dan bagaimanakah Islam menjawab permasalahan ini.
1
T.A. Browen Van Nastrad Rainhold (vk), Pengantar Kloning Gena,
(Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika) , h. 4
Zamroni, Rekayasa Genetika………. 27
4
Dadang Hawari, Psikiater, Ilmu Kebudayaan Jiwa dan Kesehatan Jiwa,
(Yogyakarta: PT. Dana Bakti Primayasa, 1996), h. 207
5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Semarang: Toha putra, 1990), h.549
6
M. Masduki, op.cit, h. 30
Zamroni, Rekayasa Genetika………. 29
7
Aziz mustafa dan Imam Musbikin, op-Cit, h. 101
8
Imam Musbikin, Qowa’id al-Fiqhiyah,, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), h. 74
9
Ibid., h. 75
30 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
Pertimbangan Teologi
Dalam hal ini al-Qur’an megisyaratkan adanya intervensi
manusia didalam proses produksi manusia.Sebagaimana termaktub
dalam firmanNya Q.S.al-Mukminun ayat 13-14 yang berbunyi:
Pertimbangan Moral
Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset
atau penelitian hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset
dengan tujuan apapun tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan
menimbulkan resiko, meskipun manusia di muka bumi adalah sebagai
khalifah, namun dalam mengekpresikan dan mengaktualisasikan
kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu pada
pertimbangan moral dalam agama.
Pertimbangan Hukum
Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hukum
inilah yang secara tegas memberikan putusan, khususnya dari para
ulama’ fiqh yang akan menolak mengenai praktek kloning manusia
selain memakai dua landasan pertimbangan di atas. Larangan ini
muncul karena alasan adanya kekhawatiran tingginya frekuensi mutasi
pada gen produk kloning sehingga akan menimbulkan efek buruk
pada kemudian hari dari segi pembiayaan yang sangat mahal dan juga
dari sudut pandang ushul fiqh bahwa jika sesuatu itu lebih banyak
madharat-nya dari pada manfaatnya maka sesuatu itu perlu ditolak.10
Dalam masalah ini terdapat beberapa pendapat ulama tentang
kloning manusia diantaranya; Muhammad Quraish Shihab
mengatakan, tidak pernah memisahkan ketetapan-ketetapan hukumnya
dari moral sehingga dalam kasus kloning walaupun dalam segi aqidah
tidak melanggar wilayah qodrat Illahi, namun karena dari moral
teknologi kloning dapat mengantar kepada perpecahan manusia
karena larangan lahir dari aspek ini.11
Munawar Ahmad Anas mengatakan bahwa paradigma al-Qur’an
menolak kloning seluruh siklus kehidupan mulai dari kehidupan
hingga kematian, adalah tindakan Illahiyah. Manusia adalah agen
yang diberi amanah oleh Tuhan, karena itu penggandaan manusia
semata-mata tak di perlukan (suatu tindakan yang mubadzir).
Sedang Abdul Aziz Sachedia, salah seorang tokoh agama Islam
Amerika Serikat mengatakan bahwa “teknologi kloning hanya akan
meruntuhkan institusi perkawinan”
Analisis Kritis
Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma laki-
laki adalah tanda dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan
teknologi merupakan konskuensi logis dari konsep ilmu dalam al-
Qur’an yang mengatakan hakekat ilmu adalah menemukan sesuatu
10
Kompas, Pandangan Islam Terhadap kloning Manusia, Minggu 21 April,
2002, h. 32
11
Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, al-Islam dan IPTEK, jilid I,
(Jakarta: Rajawali Press, 1999), h.267
32 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak tahu menjadi tahu
seperti dalam firman Allah:
12
Munawar Ahmad Anees, Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia,
Etika Gender,Teknologi, (Bandung: Mizan, 1995), h. 30
13
M. Masduki, Op-cit, h. 123-124
Zamroni, Rekayasa Genetika………. 33
Penutup
Perkembangan teknologi merupakan salah satu tanda kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Meskipun
14
Abdul Fadl Mohsin Ebrahim, Cloning, Eutanasia, Tranfusi darah,
Transpalasi organ, dan eksperimen pada hewan,Telaah Fiqh dan Biotek Islam,
(Serambi: 2004), h.108
34 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Semarang: Toha putra, 1990.
Hawari, Dadang, Ilmu Kebudayaan Jiwa dan Kesehatan Jiwa,
Yogyakarta: PT. Dana Bakti Primayasa,1996.
Kompas, Pandangan Islam Terhadap Kloning Manusia, Minggu 21
April, 2002.
Ebrahim, Abdul Fadl Mohsin, Cloning, Eutanasia,Trnfusi darah,
Transplantasi organ, dan eksperimen pada hewan, Telaah
dan Biotek Islam, 2004.
Musbikin, Imam, Qowa’id al-Fiqhiyah, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.
Musthafa, Aziz dan Imam Musbikin, , Kloning manusia Abad XXI
Antara Harapan, Tantangan dan pertentangan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001.
Masduki, M., Kloning Menurut Pandangan Islam, Pasuruan: Garoeda,
1997
Munawar, Ahmad Anees, Islam dan Masa Depan Biologis Umat
Manusia, Etika Gender, Teknologi, Bandung: Mizan, 1995
Rainhold, T.A. Browen Van Nastrad (vk) Pengantar kloning Gena,
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1994
Teknologi Reproduksi Menimbulkan Paradigma Baru dalam
Masyarakat. (http ://www/greenpeace.org/)06/12/2004.
Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ, Jakarta, al-Islam dan IPTEK,
jilid I, Rajawali Press,jakarta, 1999
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.