Anda di halaman 1dari 1

cpddokter.

com - Continuing Profesional Development Dokter Indonesia

Angina Pektoris Stabil


Kontribusi Dari Administrator
Wednesday, 24 March 2010

DefinisiAngina adalah nyeri dada yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke jantung. Nyeri pada umumnya terjadi
perlahan-lahan dan bertambah buruk setiap menitnya sebelum pada akhirnya menghilang. Angina pektoris stabil adalah
angina yang terjadi di kala aktivitas dan membaik dengan obat-obatan atau istirahat. Episode gejala klinis yang terjadi
tergantung dari iskemia miokardium akut. Laki-laki yang mengalami gejala ini berkisar 70% dari semua pasien dengan
angina pektoris dan bahkan lebih besar pada mereka dengan usia < 50 tahun
DefinisiAngina adalah nyeri dada yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke jantung. Nyeri pada umumnya terjadi
perlahan-lahan dan bertambah buruk setiap menitnya sebelum pada akhirnya menghilang. Angina pektoris stabil adalah
angina yang terjadi di kala aktivitas dan membaik dengan obat-obatan atau istirahat. Episode gejala klinis yang terjadi
tergantung dari iskemia miokardium akut. Laki-laki yang mengalami gejala ini berkisar 70% dari semua pasien dengan
angina pektoris dan bahkan lebih besar pada mereka dengan usia < 50 tahun.Gejala dan tandaTipikal pasien dengan
angina adalah laki-laki berusia > 50 tahun atau wanita dengan usia > 60 tahun yang mengeluhkan nyeri dada yang
digambarkan seperti tertimpa benda berat, ditekan, atau diremas. Nyeri berlangsung 2-5 menit, crescendo-decrescendo,
dan dapat menjalar ke bahu kiri dan kedua lengan terutama pada permukaan tangan dan lengan bawah. Nyeri juga
dapat menembus ke punggung, regio interskapula, dasar dari leher, rahang, gigi, dan ulu hati. Angina jarang terlokalisasi
di bawah umbilikus (pusar) atau di atas mandibula (rahang bawah). Episode angina umumnya dipicu oleh latihan
(olahraga, aktivitas fisik, aktivitas seksual), emosi (stres, marah, ketakutan, frustrasi), dan menghilang dengan istirahat
atau kombinasi dari istirahat dan nitrogliserin sublingual.Gambar 1. Nyeri DadaAmbang batas untuk terjadinya angina
bervariasi pada setiap individu. Terkadang nyeri hanya disebabkan oleh aktivitas fisik, contohnya berlari selama 15
menit, pada seseorang, terkadang nyeri bertambah hebat baik intensitas maupun durasinya pada aktivitas fisik yang
sama. Bagaimanapun juga angina pektoris dapat bergejala pada nyeri dada atipikal dan lokasinya tidak selalu berkaitan
dengan faktor pencetus. Gejala tersebut dapat timbul dan hilang dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Gejala sesak
napas, mudah lelah, dan pingsan adalah gejala angina yang umum ditemukan pada orang lanjut usia dan penderita
diabetes melitus.Pasien dengan gejala angina sebaiknya dibedakan dengan mereka yang mengalami penyakit perifer
arteri, stroke, atau Transient Ishemic Attack (TIA). Faktor risiko angina adalah riwayat keluarga dengan panyakit jantung
iskemik ( < 45 tahun pada pria dan < 55 tahun pada wanita), terdapat penyakit penyerta seperti diabetes melitus,
hiperlipidemia, hipertensi, riwayat merokok. Pada pasien dengan nyeri dada atipikal (tidak khas), keberadaaan usia
lanjut, jenis kelamin pria, wanita postmenopause, dan faktor risiko aterosklerosis meningkatkan kemungkinan penyakit
jantung koroner.Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium baik darah maupun air seni dapat membantu
mengarahkan diagnosis penyakit jantung iskemik. Pemeriksaan roentgen dada, elektrokardiogram atau EKG (alat rekam
listrik jantung), ekokardiografi atau radionuklida angiografi, serta arteriografi koroner dapat digunakan sesuai indikasi
untuk membantu menentukan penyakit ini. Tes stres seperti treadmil dapat memberikan gambaran kelainan EKG pada
pasien dengan gejala angina.TerapiPenatalaksanaan masing-masing individu disesuaikan dengan tujuan akhir terapi,
kontrol gejala, dan pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi seperti infark miokardium (kematian sel-sel jantung) dan
kematian. Terapi medikamentosa yang sering digunakan adalah obat golongan nitrat, ß-blocker, antagonis kalsium, dan
antiplatelet seperti aspirin. Selain terapi obat-obatan, terdapat juga terapi revaskularisasi yaitu terapi intervensi
berupa Percutaneus Coronary Intervention (PCI) dan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Terapi intervensi umumnya
digunakan pada angina yang tidak memberikan hasil adekuat dengan pengobatan medikamentosa. Terapi intervensi ini
dapat memberikan hasil yang lebih baik.

http://cpddokter.com/home Menggunakan Joomla! Generated: 24 November, 2010, 19:40

Anda mungkin juga menyukai