Anda di halaman 1dari 20

2.

1 Hakikat Kepemimpinan
Banyak muncul pengertian - pengertian mengenai pemimpin dan
kepemimpinan, antara lain :
Pemimpin Kepemimpinan
 Pemimpin adalah seorang yang  Kepemimpinan adalah hubungan
memimpin, dengan jalan yang ada dalam diri seorang
memprakarsai tingkah laku sosial pemimpin, mempengaruhi orang lain
dengan mengatur, mengarahkan, untuk bekerja sama secara sadar
mengorganisir atau mengontrol dalam hubungan tugas untuk
usaha/upaya orang lain atau melalui mencapai yang diinginkan pemimpin.
prestise,kekuasaan atau posisi (Henry (G.R.Terry)
Pratt Fairchild)  Kepemimpinan adalah proses
 Pemimpin adalah pemandu, mempengaruhi aktivitas kelompok
penunjuk , penuntun, komandan. untuk menetapkan tujuan dan
(John Gage Allee) mencapai tujuan. (Fred E. Fiedler)
2.1.1 Asal – Usul Kepemimpinan
Terdapat  2 pendapat mengenai asal-usul kepemimpinan yaitu :
•  Pemimpin Dilahirkan (Leaders are born)
• Pemimpin Dibentuk dan Ditempa (Leaders are made).
Terdapat 4 aspek penting dalam kepemimpinan, yaitu :
– Pengikut (followers).
– Perbedaan Kekuasaan (distribution of powers) antara pemimpin
dan pengikut.
– Penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi (distribution of
influence).
– Nilai yang dibangun (leadership value).
2.1.2 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Menurut Abraham Zalezik dari sekolah bisnis Harvard berpendapat
bahwa pemimpin dan manager sangat berbeda, yakni dari motivasi,sejarah
pribadi, cara pikir serta bertindak.
Seseorang mungkin saja dapat menjadi manajer, pemimpin, atau juga
keduanya. Namun secara esensi keduanya memilki perbedaan – perbedaan.
Perbedaan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Griffin (2000) dapat
dilihat dalam Tabel berikut:

Kegiatan Manajemen Kepemimpinan

Perencanaan dan Penganggaran Penentuan Arah Kegiatan


Penentuan rencana spesifik dari Menyusun visi atau tujuan
kegiatan untuk pencapaian tujuan jangka panjang yang akan diraih
serta mengalokasikan segala oleh organisasi serta strategi
Penyusun Rencana sumber daya yang dibutuhkan. perubahan yang harus
dilakukan.
Kegiatan Manajemen Kepemimpinan
Penorganisasian dan Penempatan Mengomunikasikan visi kepada orang
Membangun relasi SDM – orang
antarmanusia atau Menyusun struktur organisasi, Serta membangun kerja sama dengan
kelompok kerja prosedur kerja, tanggung jawab orang – orang yang siap untuk
untuk merealisasikan dari setiap bagian organisasi, serta mewujudkan visi secara bersama –
rencana metode implementasi. sama.

Pengawasan dan Pemecahan Memotivasi dan Memberikan Inspirasi


Masalah Peran yang dilakukan pada saat
Pada tahap implementasi, tugas implementasi adalah memotivasi
manajemen adalah melakukan orang –morang yang telah sepakat
Implementasi pengawasan dan pengendalian bekerja sama untuk melakukan
rencana atas berbagai kendala yang implementasi dari apa yang telah
mungkin ditemui. dibangun sebagai upaya pencapaian
visi.

Sesuatu yang telah diperkirakan Suatu perubahan yang akan


Hasil yang diperoleh atau ditargetkan sebelumnya. mendukung pencapaian visi.
2.2 Teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli mengenai
timbulnya seorang pemimpin.
2.2.1. Teori Karakter
Salah satu teori kepemimpinan yang pertama adalah teori
karakter atau teori ciri pembawaan yang memaparkan
intelegensia, kepribadian, serta kemampuan seseorang. Teori
karakter ini yang membedakan adalah ciri-ciri pembawaan (trait)
atau sifat antara seorang pemimpin dan seorang yang bukan
pemimpin.
2.2.2. Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan teori – teori yang mengemukakan
bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dan bukan-
pemimpin.
Telaah Universitas Negeri Ohio
Selama tiga dekade, kebanyakan studi mengenai perilaku
kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuisioner untuk
mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi
pada hubungan. Hasil studi kepemimpinan Ohio State University
menunjukkan bahwa perilaku pemimpin pada dasarnya mengarah pada
dua kategori yaitu Struktur Prakarsa dan Pertimbangan.

Tinggi Orientasi
Orientasi
Pekerjaan Rendah Pekerjaan dan
dan Orientasi Orientasi
PekerjaTinggi PekerjaTinggi

Orientasi Pekerja
(Consideration) Orientasi Orientasi
Pekerjaan dan Pekerjaan Tinggi
Orientasi Pekerja dan Orientasi
Rendah Pekerja Rendah

Rendah Tinggi
Orientasi Pekerjaan
(Initiating Structure)
Telaah Universitas Michigan
Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa
perilaku pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi karyawan dan
berorientasi pada produksi/hasil.
Pemimpin yang berorientasi-karyawan dikaitkan dengan produktivitas
kelompok yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Pemimpin yang berorientasi produksi cenderung dikaitkan dengan
produktivas kelompok yang rendah dan kepuasan kerja yang lebih rendah.

Kisi Manajerial (Managerial Grid)


The Managerial Grid yang merupakan tulisan Blake dan Mouton
(1964) membagi kepemimpinan dalam sebuah matriks, di mana garis
vertikal atau ordinat melihat pada pertimbangan manusia dan garis
horizontal serta absis melihat pada produksi.
Pada sisi lain kisi manajerial, sebenarnya menggambarkan secara
grafik kriteria yang digunakan oleh Ohio State University dan orientasi
yang digunakan oleh Michigan University.
Telaah Skandinavia
Premis dasar peneliti Finlandia dan Swedia adalah bahwa
dalam dunia yang berubah pemimpin yang efektif akan menampakkan
pemimpin yang berorientasi-pengembangan.
Pemimpin yang berorientasi-pengembangan adalah
pemimpin yang menghargai eksperimentasi, mengusahakan gagasan
baru, dan menimbulkan serta melaksanakan perubahan.

2.2.3.Teori Kemungkinan
Teori kemungkinan berasumsi bahwa berbagai pola perilaku
pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi
efektivitas kepemimpinan.
Tidak sedikit telaah yang mencoba memilahkan faktor
penting situasional yang mempengaruhi keefektifan kepemimpinan,
misalnya variabel pelunak (moderating variable) yang popular.

Model Fiedler
Fiedler mengembangkan suatu instrumen, yang disebutnya
kuesioner LPC (kuesioner rekan sekerja paling kurang disukai: least
preferred coworker).
Setelah gaya kepemimpinan dasar seorang individu dinilai lewat LPC,
perlulah memadankan pemimpin itu dengan situasi. Fiedler telah
mengidentifikasikan 3 dimensi kemungkinan yang mendefinisikan faktor
situasional utama yang menentukan keefektifan kepemimpinan, yaitu :
1.Hubungan pemimpin-anggota
2.Struktur tugas
3.Kekuasaan jabatan
Kemudian, Fiedler dan seorang rekan peneliti mudanya, Joe Gracia,
mengkonsep ulang teori Fiedler. Mereka menyebut rekonseptualisasi ini
sebagai teori sumber daya kognitif. Hakikat teori baru itu dapat dibagi
menjadi tiga hal :
1.Perilaku direktif menghasilkan kinerja yang baik hanya jika dhubungkan
dengan kecerdasan yang tinggi dalam suatu lingkungan kepemimpinan
tanpa-stres yang mendukung;
2.Dalam situasi penuh-stres, ada suatu hubungan positif antara
pengalaman pekerjaan dan kinerja;
3.Kemampuan intelektual dari para pemimpin berkorelasi dengan kinerja
kelompok dalam situasi – situasi yang dipersepsikan oleh si pemimpin
sebagai tidak penuh stress.

Teori Situasional Hersey dan Blanchard


Teori situasional ini memusatkan perhatiannya pada para pengikut.
Hersey dan Blanchard melangkah lebih jauh dibanding Fiedler dengan
menganggap masing – masing dimensi sebagai tinggi atau rendah dan
kemudian menggabungkan semuanya menjadi empat perilaku pemimpin
yang spesifik :
1.Memberitahukan (orientasi tugas tinggi––hubungan rendah).
2.Menjual (orientasi tugas tinggi––hubungan tinggi).
3.Berperan – serta (orientasi tugas rendah––hubungan tinggi).
4.Mendelegasikan (orientasi tugas rendah––hubungan rendah).

Komponen akhir dalam teori Hersey dan Blanchard adalah mendefinisikan


empat tahap dari kesiapan pengikut:
R1 : Orang yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil tanggung
jawab untuk melakukan sesuatu.
R2 : Orang yang tidak mampu tetapi bersedia melakukan tugas pekerjaan
yang perlu.
R3 :Orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang
diinginkan oleh pemimpin.
R4 :Orang mampu dan bersedia melakukan apa yang diminta pada mereka
Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX, Leader-
Member exchange)
Graen, Novak, dan Sommerkamp (1982) mengemukakan teori LMX
yang merupakan teori pertukaran pemimpin dan bawahan berpandangan
bahwa pemimpin dapat menciptakan kelompok dalam dan luar.
Teori Jalur-Tujuan (path-goal theory)
Dikembangkan oleh Robert House, teori ini tentang kepemimpinan
meneliti bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta
motivasi pengikut. Istilah jalur-tujuan diturunkan dari keyakinan bahwa
pemimpin yang efektif menjelaskan jalur (path) untuk membantu pengikut
mereka berangkat dari mana mereka berada menuju pencapaian tujuan
kerja mereka dan melakukan perjalanan sepanjang jalur secara lebih
mudah dengan mengurangi hambatan dan perangkap.
Model Partisipasi-Pemimpin (Leader Participation Model)
Dikembangkan oleh Victor Vroom dan Phillip Yetton, Leader
Participation Model menggambarkan bagaimana perilaku pemimpin dalam
proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan variabel situasi. Model ini
menganalisis berbagai jenis situasi yang mungkin dihadapi seorang
pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.
2.3 Pendekatan Terbaru Terhadap Kepemimpinan
Pendekatan yang lebih baru terhadap teori kepemimpinan ada 4, yaitu :

2.3.1 Teori Atribusi Kepemimpinan


Teori atribusi dikembangkan oleh Kelley (1967), kemudian Green
serta Mitchell (1979). Mereka berpandangan bahwa perilaku
kepemimpinan disebabkan oleh atribut penyebab.

2.3.2 Teori Kepemimpinan Karismatik


Kepemimpinan karismatik mungkin tidak selalu diperlukan untuk
mencapai tingkat kinerja karayawan yang tinggi. Mungkin paling tepat bila
tugas dari pengikut memiliki suatu komponen ideologis.
2.3.3 Teori Kepemimpinan Transaksional vs Transformasional
Menurut Burn (1997) keterkaitan transaksional dan transformasional dapat
dipahami dengan gagasan bahwa kebutuhan karyawan yang lebih rendah, seperti
kebutuhan fisiologis dan rasa aman hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya
kepemimpinan transaksional.
Sebaliknya, Keller (1992) mengemukakan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi,
seperti harga diri dan aktualisasi diri, hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya
kepemimpinan transformasional.
2.3.4 Kepemimpinan Visioner
Tiga keterampilan yang harus mampu dilaksanakan oleh pemimpin visoner adalah
sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk menjelaskan visi kepada orang lain
2. Mampu mengungkapkan visi tidak hanya secara verbal melainkan melalui
perilaku pemimpin.
3. Mampu memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang berbeda.
2.4 Persoalan Kontemporer dalam Kepemimpinan
Dalam bagian ini, akan dibahas secara singkat lima persoalan kontemporer dalam
kepemimpinan.
2.4.1 Permasalahan Gender
Suatu kajian yang ekstensif dan literatur mengemukakan dua kesimpulan
mengenai gender dan kepemiminan. Pertama, kemiripan antara pria dan
wanita cenderung lebih besar daripada perbedaanya. Kedua, perbedaannya
dalah bahwa wanita mengandalkan kepemimpinan yang demokratis sedangkan
pria merasa lebih nyaman dengan gaya direktif.
2.4.2 Memberikan Kepemimpinan Tim
Kepemimpinan semakin mendapat tempat dalam konteks tim.
Tantangan bagi kebanyakan pemimpin adalah mempelajari bagaimana
menjadi pemimpin tim yang efektif.

2.4.3 Memimpin Lewat Pemberdayaan


Peran pemimpin yang memberdayakan adalah menunjukan
kepercayaan, memberikan visi, menyingkirkan penghalang kinerja,
mengemukakan dorongan, memotivasi, dan melatih karyawan.

2.4.4 Pengikut (Follower)


4 kualitas kepengikutan yang harus terpenuhi sebagai berikut :
1. Mereka mengelola diri dengan baik.
2. Mereka berkomitmen pada suatu maksud diluar diri mereka sendiri.
3. Mereka membina kompetisi mereka dan memfokuskan upaya mereka
pada dampak yang maksimum.
4. Mereka berani, jujur, dan dapat dipercaya.
2.4.5 Budaya Nasional
Budaya nasional mempengaruhi gaya kepemimpinan lewat
para pengikut. Pemimpin tidak dapat memilih gaya mereka sesuka hati.
Mereka menghadapi kendala oleh kondisi budaya yang diharapkan oleh
pengikut mereka.
2.4.6 Dasar Biologis
Suatu riset yang bertambah banyak menyatakan bahwa
pemimpin yang baik tidak perlu yang tercerdik, terkuat atau paling
agresif dari suatu kelompok tetapi mereka yang paling cakap menangani
interaksi sosial.

2.4.7 Dimensi Moral pada Kepemimpinan


Baru-baru ini saja para ahli etika dan periset kepemimpinan
mulai mempertimbangkan implikasi etis dalam kepemimpinan. Satu
alasan yang mungkin adalah minat umum yang terus berkembang dalam
etika diseluruh bidang manajemen.

Anda mungkin juga menyukai