Anda di halaman 1dari 2

Integrasi Budaya

Setiap negara memiliki budaya negara, tiap masyarakat memiliki budaya masyarakat, tiap
komunitas memiliki budayanya sendiri. Saat kita mengalami perpindahan dari suatu tempat ke
tempat lain, kita tidak mungkin bisa hidup nyaman tanpa melakukan adaptasi budaya, harus ada
yang diubah dalam diri kita apabila mau hidup tenang di masyarakat yang baru. Begitu juga yang
harus dilakukan oleh para imigran, termasuk buruh migrant.

Integrasi budaya ini sering disebut asimilasi budaya. Asimilasi budaya adalah proses yang teridi
dari integrasi budaya dimana anggota dari sebuah etnis atau kebudayaan, seperti imigran, yang
biasanya merupakan golongan minoritas, diterima dalam komunitas baru yang lebih besar.
Proses asimilasi ini biasanya menyebabkan hilangnya beberapa karakteristik dari komunitas yang
“terserap”. Proses asimilasi ini kadan dilakukan oleh para imigran secara sukarela karena dia
merasa butuh dan memiliki jiwa perubahan serta kemauan untuk berubah, tetapi juga ada yang
berasimilasi karena tekanan negara penerimanya, misalnya karena penjajahan atau karena
tekanan etnis yang lebih besar.

Faktor paling utama dalam asimilasi adalah factor bahasa. Masalah utama dalam masuk ke suatu
negara sebagai imigran, contohnya ke USA, adalah bukan di bagian imigrasinya, tapi di masalah
bahasa dan budaya. Setiap orang yang pergi ke satu negara, minimal dia harus menguasai
bahasanya. Itu merupakan syarat utama apabila anda mau diterima dalam sebuah kebudayaan
yang baru.

Tempat atau komunitas dimana asimilasi itu terjadi biasa disebut melting pot, Melting pot adalah
sebuah wadah (pot) yang berisi berbagai ras, budaya dan etnis yang bersatu padu sehingga
menimbulkan sebuah persatuan multietnis yang berkembang. Salah satu negara yang disebut
merupakan melting pot paling baik di dunia adalah USA dan Kanada. Mengenai
multikulturalisme di kanada, anda dapat melihatnya di sini (Nanti dilink yah)

Beberapa contoh asimilasi adalah imigran meksiko yang pergi ke USA untuk mencari kerja. Di
awal kedatangan mereka ke USA, mereka selalu ditolak dan dianggap mengganggu
keberadaannya disana. Beberapa penyebab penolakana terhadap mereka adalah masalah bahasa
dan mereka dianggap sebagai masyarakat kumuh oleh penduduk asli di USA. Tapi akhirnya
mereka sekarang menjadi salah satu etnis yang unggul di USA.

Itu adalah contoh yang imigran yang berhasil. Contoh lain adalah etnis keturunan tionghoa yang
berada di Indonesia. Mereka datang sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Para etnis
keturunan tionghoa ini menjadi penguasa lahan ekonomi di Indonesia, hampir semua lahan
ekonomi, sebelum tahun 1998, dikuasai oleh mereka. Tapi mereka kurang melebur dengan
masyarakat asli pribumi Indonesia, akhirnya pada kerusuhan 1998, merekalah yang menjadi
sasaran utama. Setelah itu, para imigran tionghoa ini memahami pentingnya integrasi budaya,
jadi sekarang mereka sudah melebur dengan masyarakat pribumi dan akhirnya mereka saling
menghargai dan menghormati satu sama lain.
Jadi memang salah satu hal paling penting imigrasi adalah asimilasi budaya. Seorang imigran,
harus dapat melebur dengan lingkungan barunya, terutama dalam hal bahasa dan budaya.
Kebanyakan, seorang imigran yang dapat melebur dengan baik pada masyarakat barunya, tetapi
tetap menunjukkan budaya aslinya, akan mendapat tempat yang baik di msyarakat dan menjadi
mudah akrab karena dianggap unik. Bahkan asimilasi ini menjadikan timbulnya budaya-budaya
baru, seperti kawasan China Town atau Little Arab di beberapa negara di dunia. Hal itu
menjadikan keunikan sendiri, yaitu gabungan budaya asli yang kental disana, tapi sudah
disesuaikan dengan kebudayaan negara yang ditinggali, jadilah sebuah kebudayaan baru yang
menarik dan unik.

Legrain, Philippe. 2006. Immigrants: Your Country Needs Them. New Jersey: Princeton
University Press.
Samuel P. Huntington. 2005. Who Are We? America's Great Debate. The Free Press.
http://www.washingtonpost.com/wp- srv/national/longterm/meltingpot/melt0222.htm
http://blogcritics.org/archives/2007/11/28/1238042.php
http://www.mta.ca/about_canada/multi/index.htm#attitudes

Anda mungkin juga menyukai