Anda di halaman 1dari 20

ORGANISASI

Pengertian

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa
pendapat sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions”
mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang
atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more
persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every
human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing
together of interdependent part to form a unified whole through which
authority, coordination and control may be exercised to achive a given
purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian
yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang
bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan).

Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi
harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara
orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki.

67
Ciri-ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan
secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa;
pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Prinsip-prinsip organisasi

Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M.
Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization
of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi
meliputi :
1) Prinsip Bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian
tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi,
mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam
pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas
jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja.

68
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil
yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi
kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang
lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya
kepada atasan.

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.


Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-
masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
7) Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang
atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan
tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup
banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas
dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan.

69
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya
kepada orang lain.
10) Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak
kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan
berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta,
Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya
pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu
menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan
kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Jenis-jenis organisasi

Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai


berikut :
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua
kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi,
pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang,
semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu
kesatuan.
2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.

70
Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan
mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat
yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam
organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas
sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3)
bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-
fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja
lebih bersifat horizontal.
3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti :
organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum (2) organisasi
informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi,
antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.
4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari
keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau ‘non profit
oriented ‘
5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan
lain lain.
6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi
berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat
integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya
organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2)
Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh
pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak
dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth

71
organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh
masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah
sakit, Puskesmas, dll

Struktur Organisasi

Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini


terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan
bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan
sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja

Pengertian & Definisi Manajemen


1 Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet,1997)
2 Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui
rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh
and McHugh ,1997)
3 Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian
tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005)

72
Faktor-faktor dalam Pencapaian Tujuan
1. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun
faktor-faktor produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya
manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi (Griffin,2002)
2. Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan.
3. Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan
Sumber Daya Organisasi
1. Sumber Daya Manusia
2. Sumber Daya Informasi
3. Sumber Daya Fisik
4. Sumber Daya Keuangan
5. Sumber Daya Alam

Pengertian Efektif dan Efisien (Drucker)


1. Efektif : mengerjakan pekerjaan yang benar atau tepat
2. Efisien : mengerjakan pekerjaan dengan benar atau tepat

Fungsi-fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan


a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis

73
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggungjawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat

3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi


Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak
dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

74
4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia
bisnis yang dihadapi.

Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian


a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis

Kegiatan dalam Fungsi-fungsi Manajemen

75
Sumber Daya Organisasi, Tujuan, dan Fungsi-fungsi Manajemen

Perbedaan pandangan dalam Fungsi-fungsi Manajemen

76
Fungsi Operasional dalam Manajemen
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang
kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat
dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa
konstan ataupun bertambah
b. Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan
oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan
c. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan
keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai
pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi
d. Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan
mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas
manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis
diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan
secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan
e. Manajemen Informasi
Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk
terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi
bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan
perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong
kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi di masyarakat

77
Manajemen Informasi System (MIS)
Ini memainkan peranan penting dalam pengawasan dan perencanaan yang efektif.
Pengertian MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membuat proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan
operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.

Tahap perancangan dari MIS yaitu :


1. survai pendahuluan dan perumusan masalah
2. desain konsepsual
3. desain terperinci
4. implementasi akhir

Agar MIS berjalan efektif maka harus memenuhi lima kriteria, yaitu :
1. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
2. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem
3. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
4. Adanya pengujian pendahuluan
5. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis bagi para operator da pemakai sistem.

Kriteria utama MIS efektif yaitu :


1. pengawasan terhadap kegiatan yang benar
2. tepat waktu dalam pemakaiannya
3. menekan biaya secara efektif
4. sistem yang digunakan harus tepat dan akurat
5. dapat diterima oleh yang bersangkutan

78
Management by exception
Adalah suatu gaya yang diikuti manajer, jika aktivitas itu menyimpang dari kinerja
yang dapat diterima. Agar manajer dapat mempraktekan management by exception, harus
ditetapkan standar dalam bentuk batas atas dan batas bawah kinerja yang dapat diterima.
Keuntungan Management by exception
Management by exception memberikan tiga keuntungan dasar, yaitu :
1. manajer tidak membuang-buang waktu untuk memantau aktivitas yang berlangsung
secara normal.
2. karena lebih sedikit keputusan yang dibuat, tiap keputusan dapat memperoleh
perhatian lebih menyeluruh.
3. perhatian dipusatkan pada peluang-peluang, maupun pada hal-hal yang tidak
berjalan semestinya.

Kedala Penerapan Management by exception


1. Seberapa jenis kinerja bisnis tertentu tidak mudah ditentukan secara kuantitas
sehingga standar tidak dapat ditetapkan.
2. Suatu sistem informasi yang memantau kinerja secara akurat sangat diperlukan.
3. Perhatian harus terus diarahkan pada standar untuk menjaga standar pada tingkat
yang tepat.
4. manajer tidak boleh pasif dan hanya menunggu batas kinerja lewat. Manajer harus
bertindak memecahkan suatu permasalahan sebelum situasi menjadi tidak
terkendali.

Faktor sukses kritis CSF (critical success factors)


1. Faktor sukses kritis CSF adalah salah satu kegiatan perusahaan yang berpengaruh
kuat pada kemampuan perusahaan mencapai tujuannya.
2. Perusahaan biasanya memiliki beberapa CSF. Misalnya pada industri otomotif, CSF
yang telah teridentifikasi adalah gaya, jaringan dealer yang efisien, dan
pengendalian biaya manufaktur yang ketat.

79
3. Konsep CSF sama dengan management by exception dalam hal memusatkan
perhatian pada sebagian operasi perusahaan.
4. Selain itu, kedua konsep tersebut berbeda dalam hal CSF relatif stabil, sedangkan
unsur-unsur pengecualian dari management by exception dapat berubah dari satu
periode ke periode selanjutnya.

Aliran Keputusan

80
Aliran Keputusan

Management Bay Objective ( MBO )


Pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker dalam bukunya The Practice of
Management pada tahun 1954. Management by objective dapat juga disebut sebagai
manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan hasil (Management by Result),
Goals management, Work planning and review dan lain sebagainya yang pada intinya
sama.

Management by objective menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam


perencanaan yang efektif, dengan menetapkan prosedur pencapaian baik yang formal
maupun informal, pertama dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan peninjauan kembali
atas pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan MBO singkatan dari management by

81
objective yaitu proses partisipasi yang melibatkan bawahan dan para manajer dalam setiap
tingkatan organisasi yang dirumuskan dengan bentuk misi atau sasaran, yang dapat diukur
dimana penggunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi pengoperasian satuan kerja.

Sistem Management By Objective Yang Efektif

1. Adanya komitmen para manajer tujuan pribadi dan organisasi, sehingga dia harus
berjumpa dengan bawahannya untuk memberikan penetapan tujuan dan menilainya.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak yang dinyatakan dalam nilai tertentu yang dapat
diukur, sehingga antara manajer dan bawahan mempunyai gagasan yang jelas tentang
apa yang diharapkan oleh manajemen puncak, sehingga dapat diketahui antara individu
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
3. Tujuan perseorangan, dimana antara manajer dan bawahan harus merumuskan tujuan
bersama dan tanggung jawab terhadap bagiannya secara jelas guna memahami tentang
apa yang akan dicapai.
4. Perlunya partisipasi semua pihak, dimana semakin besar partisipasi dari semua anggota,
maka semakin besar tujuan yang akan tercapai.
5. Otonomi dan implementasi rencana, disini bawahan dan manajer bebas untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan program-program pencapaian tujuannya.
6. Peninjauan kembali prestasi yang dilakukan secara periodik terhadap kemajuan tujuan.
Kebaikan dan Kelemahan MBO
1. Kebaikan :
a. Mengetahui apa yang diharap-harapkan dari organisasi.
b. Membantu manajer membuat tujuan dan sasaran.
c. Memperbaiki komunikasi vertikal antara manajer dengan bawahan

d. Membuat proses evaluasi.

2. Kelemahan :

1. Kelemahan yang melekat pada proses MBO, dalam konsumsi waktu dan biaya yang
besar.

2. Dalam hal pengembangan dan implementasi program-program MBO

82
Unsur-unsur Efektivitas MBO
1. Agar MBO sukses maka manajer harus memahami dan mempunyai trampilan
secara mengetahui kemanfaatan dan kegunaan dari MBO.
2. Tujuan merupakan hal yang realistis dan mudah dipahami oleh siapapun juga,
sehingga tujuan ini sering digunakan untuk mengevaluasi prestasi kerja dari
manajer, apakah dia berhasil dalam tugasnya atau gagal.
3. Top manajer harus menjaga sistem MBO ini tetap hidup dan berfungsi sebagaimana
mestinya.
4. Tanpa partisipasi semua pihak tidaklah mungkin program MBO ini berjalan, maka
semua pihak harus mengetahui posisinya dalam hubungannya dengan tujuan yang
akan dicapai, umpan balik terhadapnya sangat berguna.

Bentuk-bentuk Pembuatan Keputusan ( Decision Making )

Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam
penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh setiap jabatan dalam
organisasi. Manajer akan membantu keputusan yang berbeda dalam situasi dan kondisi
yang berbeda pula. Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang diprogram
(Programmed decisions) atau tidak, bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat di
bawah kondisi kepastian, resiko dan ketidak pastian. Keputusan terprogram yaitu keputusan
yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-
ulang. Contoh : penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur
kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram (non-
programmed decisions), yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah
khusus atau tidak biasanya. Contoh : pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi,
penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern, dan lain sebagainya.
Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini tergantung dari beberapa aspek
yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, seperti reaksi pesaing, perubahan
perekonomian, perubahan teknologi, perilaku konsumen dan lain sebagainya. Oleh karena
itu ini terbagi dalam tiga jenis situasi, yaitu :
Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keaaan yang akan terjadi diwaktu
mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility. Resiko (risk),

83
yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas setiap kemungkinan yang akan
terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan. Ketidak pastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas
yang dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena
tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini menyangkut keputusan yang
kritis dan paling menarik.

Proses Pembuatan Keputusan


1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan
bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya
dipecahkan.
2. Pengumpuland an Analisa Data yang Relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk
membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan
yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4. Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan
Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan
tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai
seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan
kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6. Implementasi Keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya
yang diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap keputusan
yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodic dan
mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang

84
dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
7. Evaluasi atas Hasil Keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan
lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.

85
REFERENSI
1. AM. Willms (1965), Organization of Canadian Government
Administration, Ottawa
2. Depkes (1999), Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
Jakarta
3. Poeng P. Poerwanto (2000), Reformation : The renewal of thinking pattern, Jakarta,
ADB
4. Soedarmono Soejitno (2001), Akselerasi Reformasi Kesehatan,
Jakarta
5. Richard L. Daft (1986), Organizational Theory and Design, New
York
6. Yayat Hayati Djatmiko (2002), Perilaku Organisasi, Alfabeta-
Bandung

86

Anda mungkin juga menyukai