PENDAHULUAN
mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar
(SD) dituntut untuk menguasai semua bidang studi. Namun hasil perolehan nilai
beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi
standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran PKN. Berdasarkan pengalaman peneliti
hal ini disebabkan oleh, teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini
Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan interaksi belajar mengajar yang
Motivasi belajar tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan
membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran PKN siswa
cenderung merasa enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada
solusi dalam penyampaian mata pelajaran PKN dengan menggunakan berbagai cara
yang menarik yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sunardi (2006:13)
sampaikan materi yang sudah dikenal anak hingga anak percaya diri.
kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi,
diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan
siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan
pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita
yang mungkin terkait dengan terapan PKN atau kehidupan sehari-hari (Guntur
Sumilih 2002:103).
Memperhatikan uraian di atas keadaan yang sama dialami juga oleh siswa
SMPN I Gondangwetan, siswa masih merasa kesulitan, takut dan kurang berani
bertanya terhadap hal-hal yang belum dipahami, sementara itu peneliti kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai
pelajaran PKN akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan
minimal yang telah ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus
dasar PKN, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah. Pengalaman peneliti
sudah berusaha maksimal, mulai dari persiapan RPP, media hingga strategi
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Namun disisi lain peneliti sebagai guru memang
ceramah, kondisi ini ternyata membuat siswa menjadi bosan, jemu dan tidak tertarik
untuk belajar. Guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga banyak
diantara siswa yang acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan oleh
dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses
2
belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah
satu langkahnya adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.
Menurut Holstein (1986: 67) media akan memperjelas dan membuat pelajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
3
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi pembelajaran berbasis
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat, baik bagi siswa, guru, maupun guru lain.
a. Bagi siswa :
b. Bagi guru,
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Inkuiri
Model inkuiri didefinisikan oleh (Sund dan Trowbridge, 1973) dalam (Putrayasa,
2001) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
Dahar (1988) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran di mana guru dan
jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang
inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan
Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery
yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses
menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental
maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan
demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti,
dibedakan menjadi dua. Menurut Skemp (1976) dalam Wahyudi (2001). Tingkatan
understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap
tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi.
Lebih lanjut, siswa pada tahapan ini juga belum atau tidak bisa menerapkan hal
tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Selanjutnya, tingkatan pemahaman yang
tingkatan ini, menurut Skemp, siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu
6
hal, tetapi dia juga tahu bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut, dia
situasi lain.
Menurut Byers dan Herscovics (1977) dalam Wahyudi (2001) menganalisis ide
Skemp itu dan mengembangkannya lebih jauh. yaitu, siswa terlebih dahulu berada
analysis of the problem." Pada tahap tingkatan ini siswa sering menebak jawaban
terlebih dahulu. Akibatnya, meskipun siswa dapat menjawab suatu pertanyaan dengan
benar, tetapi dia tidak dapat menjelaskan kenapa (why). Kedua, sebelum siswa sampai
C. Pengertian Kreativitas
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Selanjutnya
dalam belajar kreatif siswa terlibat secara aktif dan mendalami bahan yang dipelajari.
mengasyikkan.
7
Pentingnya kreativitas dikembangkan karena : (1) dengan berkreasi orang dapat
mewujudkan dirinya; (2) kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk
bersibuk diri dengan kratif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan
Dari uraian yang ada diatas maka yang dimaksud dengan kreativitas adalah
seorang yang selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba, bertualang, suka
bermain-main, intuisif, dan mempunyai potensi untuk menjadi orang yang kreatif.
Semua orang lahir dengan kreativitas dan jika ia yakin ia adalah orang yang kreatif
maka ia akan menemukan cara yang kreatif untuk mengatasi masalah harian baik
pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut
pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191 ) tes hasil belajar adalah salah satu alat
ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam
suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program
pendidikan. Adapun dasar-dasar penyususan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:
8
b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-
yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan
berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan , terutama bila diinginkan
Menurut Nana Sudjana (1988; 49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai
dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988;50-54) juga
sebagai berikut :
lainnya.
9
b. Pemahaman (konprehention), kemampuan menangkap makna
mengabtraksikan suatu konsep. Ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru,
intergritas (kesatuan ynag utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai
arti .
dipakainya.
diperhatikanoleh guru, tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan
pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat
tinggi.
Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari
menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk
organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lainnya dan
dan ketetapan.
11
12
BAB III
METODE PENELITIAN
berjarak kurang lebih 4 km. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMPN I
Gondangwetan, sebanyak 20 siswa. Latar belakang orang tua wali murid sebagian
C. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru dapat meneliti sendiri terhadap pelaksanaan
19
permasalahan dalam pembelajaran guru dapat merencanakan tindakan alternatif,
realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat
diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti.
Dalam buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau
a) Persiapan/perencanaan (Planning)
b) Tindakan/pelaksanaan (Acting)
c) Observasi (Observing)
d) Refleksi (Reflecting)
a. Tahap Pelaksanaan
1) Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
berikut :
20
b. Tindakan / pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah tertuang
1. Tindakan Siklus 1
Langkah-langkah tindakan:
motivasi belajar.
dimasyarakat seperti:
tepat
pembelajaran
c. Observasi (Observing)
kegiatan berlangsung, juga teman, guru yang diminta bantuan untuk ikut
aktifitas guru.
d. Refleksi (Reflecting)
22
lembar pengamatan, kuesioner, dan tes. Dalam refleksi melibatkan
2) Siklus II
dimasayarakat
Langkah-langkah tindakan:
lagu daerah
23
- Guru mengajak siswa melakukan studi
yang dialaminya
pembelajaran
24
c. Observasi (Observing)
siswa.
d. Refleksi (reflecting)
D. Perangkat penelitian
a. Rencana Pembelajaran
b. Media Pembelajaran
25
E. Instrumen Penelitian
antara lain :
1. Lembar observasi
proses pembelajaran antara lain contoh lembar observasi seperti pada lampiran.
2. Soal tes
Berupa tes hasil belajar berbentuk soal pilihan ganda dan uraian. Soal tes
dikerjakan secara invidu oleh siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan gambaran
hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, tes diadakan setiap
akhir siklus. Dari hasil tes pada siklus satu dan dua dapat ditarik kesimpulan ada
tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil
individual.
3. Angket/ Kuisioner
kendala yang ada serta saran siswa terhadap proses pembelajaran. Contoh angket
26
1. Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa adalah data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
menyelesaikan tugas mandiri. (Lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran form
pengamatan)
Data hasil tes adalah data yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan tes
formatif terhadap siswa setelah pembelajaran. Tes belajar siswa dilakukan selama
2 (dua) kali, pada setiap siklus yang dilakukan. Dari hasil tes pada siklus satu dan
dua nantinya akan dibandingkan sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya
peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan
sebagai berikut :
27
Jumlah siswa yang tuntas
X 100 %
Jumlah seluruh siswa
3. Angket/ Kuisioner
Data yang diperoleh melalui angket siswa dianalisis dengan menggunakan jumlah
28
BAB IV
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana tiap siklusnya
terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran
yang lamanya 2 x 35 menit. Jadi pada penelitian tindakan kelas ini diadakan proses
1. Pelaksanaan Siklus 1
1) Perencanan ( planning )
c. Membuat silabus
mengamati dan mencatat kegiatan norma-norma dan adat istiadat. Guru dan
kemudian oleh guru diminta menjelaskan kegiatan yang dapat terjadi. Guru
29
simulasi kelas selesai dilakukan, setelah itu guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dicatat
1. Temuan positif
b) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski
2. Temuan negatif
maksimal.
B. Pelaksanaan Siklus 2
1) Perencanan ( planning )
c. Membuat silabus
30
d. Membuat lembar kerja sesuai materi
Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada siswa beberapa tokoh penting
yang berperan dalam norma dan adat istiadat. Sesi selanjutnya setelah siswa
telah menyelesaikan tugas yang diberikan guru maka guru memulai kegiatan
oleh guru
Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau
pendapat yang berbeda sehingga kemudian pada saat siswa telah dianggap
dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
secara bersama-sama
Setelah diskusi kelas selesai dilakukan, setelah itu guru peneliti melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dicatat
31
1. Temuan positif
a) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski
b) Jumlah siswa yang aktif meningkat hal ini terlihat dengan adanya
2. Temuan negatif
sehingga alur diskusi masih belum berjalan lancer. Dan masih didominasi
maksimal.
dengan menggunakan instrumen yaitu: (1) pengamatan terhadap kreativitas siswa (2)
Berikut dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dari pelaksanaan
(tujuh) indikator yang meliputi keseriusan siswa, inisiatif siswa, partisipasi siwa
32
dalam pembelajaran, kemampuan siswa menyebutkan fakta, kemampuan siswa
Tabel 4.1
Pengamatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran
Hasil Observasi
No Indikator
Siklus I Siklus II
B C K B C K
1. Keseriusan siswa √ - - √ - -
2. Inisiatif bertanya - - √ √ - -
3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran - √ - √ -
4. Kemampuan siswa menyebutkan fakta - - √ - √ -
5. Kemampuan siswa menjelaskan - - √ - √ -
konsep dengan kata-kata sendiri
6. Berdiskusi - - √ √ - -
7. Kemampuan siswa memahami - - √ √ - -
perintah guru
Sumber : Hasil pengamatan dan data diolah
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa dan telah dianalisis berdasrkan
indikator pencapaian pemahaman materi benda dan sifatnya maka diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Tes Formatif Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
Mengalami
No Indikator Mampu menjawab
kesulitan
I II I II
1. Mampu mendeskripsikan hubungan 29 34 7 2
antara norma dan adat istiadat 80,5% (94,4%) 19,5% (5,6%)
2. Mampu membedakan macam-macam 24 33 12 3
norma 67% (91,6%) 33,4% (8,4%)
3. Mampu menjelaskan kegunaan norma 24 35 12 1
dan adat istiadat 67% (97,2%) 33,4% (2,8%)
4. Mampu menjelaskan keuntungan dan 20 33 16 3
kerugian adanya norma 56% (91,6%) 44,5% (8,4%)
5 Mampu mendeskripsikan tujuan 21 35 15 1
33
Mengalami
No Indikator Mampu menjawab
kesulitan
penggunaan norma dalam masyarakat 58% (97,2%) 41,7% (2,8%)
Rata-rata 65 % 91,5 34,75% 8,5 %
siswa.
Berdasarkan angket yang telah diberikan dan diisi oleh siswa maka diperoleh data
Tabel 4. 3
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Jawaban Siswa
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Siswa senang belajar dengan metode 34 2
pembelajaran yang dilkakukan oleh guru (94,4%) (5,6%)
2 Siswa merasakan kegunaan pembelajaran yang 33 3
baru dilakukan dalam kehidupannya. (88,8%) (11,2%)
3 Siswa memerlukan metode pendekatan inkuiri 33 3
seperti yang telah dilakukan. (88,8%) (11,2%)
4 Siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah 31 5
pembelajaran yang baru dilakukan. (86,1%) (13,9%)
5 Siswa tertarik dengan metode pembelajaran yang 34 2
dikembangkan guru (94,4%) (5,6%)
Sumber data: hasil angket siswa dan data diolah
Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada Siklus I dan Siklus II diolah dan
berbasis inkuiri pada pokok bahasan benda dan sifatnya memberikan kontribusi
yang cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan kreativitas siswa. hal ini
terlihat dari siklus ke-1 ke siklus ke-2 tampak pada tabel diatas pada siklus ke-1
34
sedangkan pada siklus ke-2 dari 7 (tujuh) indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2
cukup hal ini membuktikan terdapat adanya peningkatan kreativitas siswa dalam
pembelajaran siswa.
2. Dari data formatif I dan tes formatif II tampak terdapat peningkatan yang
signifikan, hal ini tampak pada hasil formatif I rata-rata siswa yang mampu
menjawab soal tes 65,25 % dan mengalami kesulitan 34,75 %, sedangkan pada hasil tes
formatif II yang mampu menjawab soal tes 91,5% dan yang mengalami kesulitan
8,5%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 26,25% pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa implementasi
3. Berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan hanya 2 (5,6%) siswa menyatakan
tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam
3 (11,2%) siswa belum dapat. Prosentase tersebut juga berlaku dalam aspek
tentang perlu tidaknya metode pembelajran itu digunakan. Padahal sebagian besar
dilakukan, hal ini ditunjukkan oleh 31 (86,1%) siswa dan 5 (13,9%) siswa merasa
tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode
35
tidak tertarik. Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri yang
dikembangkan oleh guru (peneliti) secara garis besar dapat diterima oleh siswa.
BAB V
Simpulan
sifatnya untuk siswa kelas VII SMPN I Gondangwetan dilakukan dalam 3 (tiga)
materi benda dan sifatnya dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII SMPN
siklus I sebesar 65,25 % menjadi 91,5% pada siklus II, atau mengalami peningkatan
sebesar 26,25%
materi benda dan sifatnya dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VII SMPN I
Gondangwetan.
pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi benda dan sifatnya untuk siswa kelas
36
Saran-Saran
2. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-idenya, dan guru
37
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, PT. Rineka
Cipta.Jakarta.
38
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur dengan memilih salah satu jawaban yang
1. Apakah Anda senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh
guru
a. Ya b. Tidak
kehidupanmu sehari-hari
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
dilakukan.
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
39
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
Frekuensi Aktivitas
No Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Keseriusan siswa
2. Inisiatif bertanya
3. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
4. Kemampuan siswa
menyebutkan fakta
5. Kemampuan siswa
menjelaskan konsep dengan
kata-kata sendiri
6. Berdiskusi
7. Kemampuan siswa memahami
perintah guru
…………………., ………….
Pengamat
(----------------------------------)
40