Anda di halaman 1dari 4

Setelah Rasulullah menerima wahyu pertama dari Allah SWT di Gua Hira’, maka bermulalah

dakwahnya secara sembunyi. Hasil dari dakwah inilah munculnya sahabat yang ula (utama)memeluk
Agama Islam seperti, Siti Khadijah,AbuBakar,Ali,Bilal,Mus’ab,Yasir,Amar, Sumayah dan lain-lain.

Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Rasulullah dalam fasa ini iaitu;

1. Pemantapan Akidah;

Ia dilakukan agar para sahabat tetap teguh didalam mentauhidkan Allah swt. Contohnya;

-Bilal bin Rabah diseksa oleh tuannya di tengah panas terik namun tetap dengan keislamannya.

- Keluarga Yasir disiksa dengan begitu azab sekali, namun tetap berpegang teguh dengan Islam
sehingga Rasulullah bersabda; “ Bersabarlah keluarga Yasir , bagimu syurga Allah..” Akhirnya syahidlah
Sumayah dan Yasir.

- Abu Bakar dan Mus’ab meninggalkan semua harta mereka demi Allah,Rasul dan dakwah Islam.

2. Pembentukkan Syakhsiyah Islamiyah.

Sebagai contohnya;

- Umar, semasa jahiliyah merupakan seorang yang bengis, pemabuk dan pernah menanam anak
perempuan. Apabila telah memeluk islam syakhsiyahnya bertukar 100%.

- Peristiwa turunnya ayat pengharaman khamar.(Al Maidah :90)

* Semua sahabat yang masih meminum arak memecahkan bejana yang berisi arak.Juga ada yang
memuntahkan arak yang telah diminumnya.

- Turunya ayat mewajibkan pemakaian kerudung.(An.Nur :24)

* Para muslimah terus menutup aurat*

3. Pembentukan Kutlah (kelompok) Dakwah.

- Pembentukan kelompok ini berlaku masih ditahap pertama. Sebagai contoh;

Terjadinya Mayirah (demontrasi aman) parti Rasulullah mengelilingi Kota Mekah yang diketuai oleh
Rasulullah sendiri berserta 40 orang muslim lainnya.

Fasa Interaksi Dan Perjuangan.(marhalah tafa’ul kiffah.)

- Merupakan fasa yang paling getir bagi Rasulullah saw. dan para sahabat.

- Fasa dimana Rasulullah berdakwah secara terang-terangan.

- Dalam fasa ini Rasulullah dan para sahabat mengalami siksaan yang dahsyat. Contohnya;
(Bilal bin Rabah disiksa, Sumayah dan Ammar Syahid.)

* Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat.Antaranya;

1. Syira’ul Fikri (pertarungan pemikiran.)

- Rasulullah mulai menyerang ‘aqidah serta ideologi yang bertentangan dengan Islam.

- Perang ini bertujuan memutuskan kepercayaan umat daripada penguasa yang zalim.

- Contohnya; “Kecelakaan besar bagi orang yang curang (dalam timbangan dan sukatan)” (Al
Muthaffifin : 1 )

• Merupakan ayat makkiyah. Dalamnya Allah swt mencela golongan pedagang yang menipu di
dalam timbangan.

• Menunjukkan perintah Allah kepada Rasulullah untuk melakukan perang pemikiran kepada
penduduk mekah.

2. Kifahus Siyasi ( perjuangan politik )

-Pada tahap ini dakwah Rasulullah berubah dari sembunyi-sembunyi


menjadi terang-terangan.

-Dari aktivitas mendekati individu-individu kemudian membentuk kutlah (kelompok) menjadi


menyeru secara langsung dan terbuka kepada masyarakat seluruhnya.

-Hal ini dilakukan setelah Rasulullah beserta para pengikutnya mendapat perintahdaripada Allah
SWT:

"Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang


diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."
[Al-Hijr: 94]

Tatkala para pemimpin Mekah mulai menyakiti Rasul setelah paman Baginda saw, Abu Thalib
wafat. Rasulullah berusaha mencari pendukung ke kota Tha’if. Tetapi usaha Baginda tidak
berhasil bahkan disambut dengan penghinaan dan lemparan batu.

- Rasulullah mulai mencari perlindungan dari kabilah-kabilah yang datang berniaga di Kota
Mekah.Perlindungan ini dikenali sebagai tholabun nusrah.

3. Tholabun Nusrah (Meminta pertolongan)

- Rasulullah mendatangan kaum yang berdagang di Mekah.

- Meminta mereka melindungi baginda dan para sahabat.


- Contohnya; Rasulullah pernah mendatangi Bani Tsa’labah untuk melindungi dakwah beliau dan
memerangi kaum musyrikin Mekah.Bani tsa’labah mengenakan syarat supaya tidak memerangi
Parsi.Syarat itu tidak boleh diterima oleh Rasulullah.

-Baginda SAW selain aktif berdakwah kepada kabilah-kabilah di sekitar Mekah, Baginda juga
mendatangi kabilah-kabilah di luar Mekah yang datang tiap-tiap tahun ke Mekah, baik untuk
berdagang maupun untuk mengunjungi Ka’bah, di jalan-jalan, pasar Ukadz, dan Mina.

- Sampai suatu ketika pada musim haji, datanglah serombongan orang dari suku Aus dan Khazraj
dari Yatsrib (Madinah).

- Kesempatan ini digunakan oleh Rasulullah SAW untuk menyampaikan dakwah.

- Ketika rombongan ini mendengar ajakan Rasul, satu sama lain antara mereka saling
berpandangan sambil berkata: “Demi Allah, dia ini seorang nabi seperti yang dianjurkan orang-
orang Yahudi kepada kami.”

Kemudian mereka menerima dakwah Rasulullah SAW sambil berkata: ‘Kami tinggalkan kaum
kami disana dan tidak ada pertentangan serta permusuhan antara kaum kami dengan kaum
yang lain, mudah-mudahan Allah SWT mempertemukan mereka denganmu dan menerima
dakwahmu, maka tidak ada lagi orang yang paling mulia darimu.’ [Sirah Ibnu Hisham 1; 428]

Tatkala tahun berikutnya tiba dan musim haji datang, dua belas orang lelaki dari penduduk
Madinah bertemu dengan Rasulullah SAW di Aqobah. Mereka berbai’at kepada Rasulullah SAW
yang dikenal dengan Bai’atul Aqabah.

Isi baiat (Pengistiharan untuk patuh) tersebut adalah:

“Tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina dan tidak membunuh anak-anak kecil,
tidak berbohong serta tidak menentang Rasulullah dalam perbuatan ma’ruf.”

[ Hadis Riwayat Bukhari ]

- Setelah bai’at itu, Rasul mengutus Mush’ab bin Umair untuk mengajarkan Al-Quran dan hukum
agama.

- Pada tahun berikutnya, Mush’ab bin Umair kembali ke Mekah bersama tujuh puluh lima orang
Madinah yang telah masuk Islam. Dua diantaranya adalah wanita dan mereka membai’at
Rasulullah SAW. Bai’at ini dinamakan Bai’atul Aqabah II.

- Selesai melakukan bai’at, Rasulullah menunjuk dua belas orang untuk menjadi pemimpin
masing-masing qabilah mereka.

- Abbas bin Ubadah, salah seorang dari mereka berkata kepada Rasulullah:

“Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, bila engkau mengizinkan, kami akan perangi
penduduk Mina besok pagi dengan pedang-pedang kami.”
Jawab Rasulullah SAW:

“Kita belum diperintahkan untuk itu, dan lebih baik kembalilah ke kenderaanmu masing-
masing.”

- Mush’ab bin Umair telah diutus ke Madinah untuk mengajarkan Al Quran.

- Di tangan Mush’ab lah, Rasulullah mendapatkan nusrah dari penduduk Madinah.

- Di tangan Mush’ab bin Umair jugalah terjadinya

( BAI’ATUL ‘AQABAH II )

1.Berjanji untuk taat dan setia kepadaku baik dalam keadaan sibuk maupun senggang.
2.Berjanji untuk tetap berinfaq baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit.
3.Berjanji untuk tetap melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar.
4.Berjanji untuk tetap teguh membela kebenaran karena Allah, tanpa rasa takut di cela oleh
orang yang mencela.
5.Berjanji untuk tetap membantuku dan membelaku apabila aku telah berada ditengah-tengah
kalian,sebagaimana kalian membela diri kalian sendiri dan anak istri kalian.Dengan demikian
kalian akan memperoleh syurga.

Anda mungkin juga menyukai