Anda di halaman 1dari 15

Mentawai Psychosocial &

Disaster Risk Reduction Project

Rang Mudo Minang Universitas Bakrie


Jl. Lontar No.3 RT XI/15 Menteng Atas Setia Budi Jakarta Selatan 12960
 +62852 7457 7705 / email :rangmudominangub@gmail.com

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 1


…”Pemulihan setelah bencana seharusnya tidak dilihat secara sepotong-potong
tapi justru dimanfaatkan sebagai wahana untuk mempererat jalinan sosial
yang mungkin sudah semakin renggang. Bantuan seyogyanya tidak mematikan
sistem sosial dalam arti kultural….”

A. Latar Belakang
25 Oktober 2010 tengah malam Kepulauan Mentawai yang berada di pesisir
barat kepulauan Sumatera diguncang gempa 7.2 SR (skala richter) dengan
kedalaman 10 km yang diikuti oleh hantaman tsunami dengan ketinggian 2-3
meter. Pos beserta alat pendeteksi tsunami yang pada 2008 lalu telah diinstal, pada
saat kejadian berada dalam kondisi rusak/tidak berfungsi sehingga mengakibatkan
area dan korban terdampak menjadi bertambah besar.
Terhitung 18 desa dari 4 distrik menjadi kawasan yang terkena dampak cukup
serius dari bencana ini. Pagai Utara dan Pagai Selatan merupakan sub-district
dengan tingkat kerusakan terparah. Data dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) per tanggal 3 November 2010 melaporkan 428 orang meninggal,
173 orang cedera berat, 325 orang cedera ringan,dan 74 orang hilang. Sementara
itu, 15.097 penduduk masih mengungsi dan 721 rumah rusak parah.
Hingga saat ini, belum ada data spesifik mengenai anak-anak korban tsunami di
Kep. Mentawai. Cuaca yang buruk, kerusakan dan kapasitas bangunan yang
terbatas menyebabkan banyak penduduk, termasuk anak-anak hidup dalam kondisi
yang serba terbatas. Dalam kondisi seperti ini, anak selalu menjadi kelompok yang
paling rentan, karena secara psikologis anak selalu bereaksi tehadap perubahan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya, apalagi perubahan ini telah membuat anak
mengalami dan berada dalam kondisi yang tidak nyaman dan menakutkan bagi
dirinya.

B. Kondisi Lapangan Terkini


1. Maonai
Dusun ini terletak di ujung Pulau Pagai Selatan dan merupakan bagian
dari Desa Bulasat. Pada peristiwa gempa bumi yang disertai gelombang tsunami
25 Oktober 2010, Maonai merupakan salah satu daerah terparah terkena

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 2


dampak dengan korban meninggal dunia 35 jiwa, sementara 3 jiwa lainnya
dinyatakan hilang. Kebanyakan korban yang meninggal dunia adalah anak –
anak dibawah usia 10 tahun.
Warga yang selamat saat ini harus rela tinggal di tenda – tenda
pengungsian yang mereka bangun secara swadaya, difasilitasi oleh lembaga lokal
yang berhasil menembus daerah ini. Sejak peristiwa gempa bumi dan tsunami
terjadi, warga sudah menerima beberapa kali bantuan pangan. Namun mereka
masih kekurangan pakaian untuk anak – anak, susu yang biasa dikonsumsi anak
– anak, serta alat – alat pertukangan untuk membangun kembali pemukiman
mereka, yang tentu saja akan dibangun di daerah baru.
Sementara untuk sarana air bersih, tidak ada sumber air bersih yang
memadai di daerah ini. Warga mengambil air untuk keperluan mencuci dan
keperluan memasak dari sungai kecil yang mengalir. Namun air sungai tersebut
sangat tidak pantas untuk dikonsumsi karena kemungkinan besar mengandung
bakteri yang sangat tinggi pasca dilanda gelombang tsunami.

2. Tumaley
Dusun ini terletak di ujung Pulau Pagai Utara, dan merupakan bagian
dari Desa Silabu. Tumaley juga merupakan salah satu daerah terparah terkena
dampak tsunami, dengan korbang meninggal hanya 1 orang. Dengan korban
meninggal hanya 1 orang, Tumaley pantas dijadikan pembelajaran bagi daerah
– daerah lain. Sementara kerusakan bangunan juga parah. Hampir tidak ada
bangunan yang terdiri dari rumah penduduk, gereja dan sekolah, yang selamat
dari amukan gelombang tsunami, semuanya rata dengan tanah.
Saat ini warga juga tinggal di hunian sementara yang dibangun secara
swadaya oleh masyarakat di lokasi ketinggian. Tidak ada sarana air bersih yang
memadai di daerah ini. Untuk mengakses air bersih, warga memanfaatkan
aliran sungai yang berada di daerah rendah. Untuk itu warga harus rela naik
turun bukit untuk melakukan aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring dan
mengambil air minum. Dan kegiatan mengambil air ini lebih banyak dilakukan
oleh kaum perempuan dan anak perempuan.

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 3


Akibat seringnya turun hujan, mengakibatkan jalan yang biasa dilalui
untuk mengakses air bersih menjadi berlumpur. Tak hanya itu, hunian
sementara tempat mereka tinggal juga menjadi sangat becek. Situasi ini tentu
saja tidak baik bagi kesehatan. Untuk itu, warga pengungsi Tumaley sangat
membutuhkan percepatan dalam pembangunan kembali gedung sekolah, gereja
dan pemukiman mereka. Agar anak – anak bisa kembali mengikuti kegiatan
belajar – mengajar dan warga bisa kembali hidup normal dalam menjalankan
ibadah dan roda kehidupan.
Selain itu sarana kesehatan juga menjadi perhatian penting didaerah ini.
Karena seperti di Maonai, sebelum bencana terjadi saja tidak ada layanan
kesehatan yang memadai didaerah ini. Untuk itu dalam masa pemulihan
nantinya, sangat penting untuk membangun pusat – pusat layanan kesehatan
dan mengaktifkannya dengan maksimal. Terutama pelayanan kesehatan bagi
ibu hamil, menyususui dan anak – anak bayi serta balita (posyandu).
3. Saumanganyak
Desa Saumanganyak merupakan bagian dari Kecamatan Saumanganyak,
yang terletak di pesisir Timur dari Pulau Pagai Utara. Akibat gempa bumi dan
tsunami yang terjadi pada 25 Oktober 2010 lalu, tak banyak kerusakan berarti
yang dialami daerah ini. Kerusakan hanya dialami oleh sebagian warga yang
bermukim di pinggir pantai akibat guncangan gempa dan naiknya permukaan
air. Sementara gelombang tsunami tidak terjadi didaerah ini. Meski demikian
warga tetap berbondong – bondong mengungsi kedaerah yang lebih tinggi.
Mereka takut suatu saat nanti tsunami akan datang menyapu daerah mereka.
Untuk itu mereka memutuskan membangun pemukiman baru di dekat ladang
mereka didaerah yang lebih tinggi.
Sementara kegiatan belajar mengajar siswa tidak terganggu didaerah ini.
Hanya saja anak – anak yang orang tuanya mengungsi karena takut, mengalami
sedikit kesulitan untuk memulai kembali kegiatan belajar mengajar mereka. Hal
ini karena mereka terpaksa tinggal dihunian sementara yang di bangun oleh
keluarga mereka. Sama seperti daerah yang terkena dampak lainnya, sarana air
bersih juga tidak memadai disini. Warga harus rela berjalan turun naik untuk

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 4


mengakses air bersih yang mereka manfaatkan dari sungai air payau yang
mengalir dari laut.
4. Purourougat
Dusun ini terletak di tengah Pulau Pagai Selatan tepatnya bagian
pinggir pantai, dan merupakan bagian dari Desa malakopa. Purourougat terdiri
dari 64 kepala keluarga merupakan salah satu daerah terparah terkena dampak
tsunami, dengan korbang meninggal hanya 72 orang dan hilang 3 orang.
Sementara kerusakan bangunan, hanya tiga rumah yang masih berdiri tapi tak
layak huni sedangkan yang lainnya sudah rata dengan tanah.
Saat ini tak seorang pun warga Purourougat yang berani tinggal di
daerahnya, mereka sangat trauma dengan kejadian tsunami di daerahnya.
Sekarang warga tinggal di hunian sementara dan mengungsi ke dusun tetangga
yaitu dusun Muntei Besar dan dusun Asahan yang dibangun secara swadaya
oleh masyarakat di lokasi ketinggian dan sebahagian untuk sementara waktu
mereka menumpang dengan masyarakat setempat. Tidak ada sarana air
bersih/MCK yang memadai di daerah ini. Untuk mengakses air bersih, warga
memanfaatkan aliran sungai yang berada di daerah rendah. Untuk itu warga
harus rela naik turun bukit untuk melakukan aktivitas mencuci pakaian,
mencuci piring dan mengambil air minum. Dan kegiatan mengambil air ini
lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan dan anak perempuan.
Akibat seringnya turun hujan, mengakibatkan jalan yang biasa dilalui
untuk mengakses air bersih menjadi berlumpur. Tak hanya itu, hunian
sementara tempat mereka tinggal juga menjadi sangat becek. Situasi ini tentu
saja tidak baik bagi kesehatan. Untuk itu, warga pengungsi Purourougat sangat
membutuhkan percepatan dalam pembangunan kembali gedung sekolah, gereja
dan pemukiman mereka. Agar anak – anak bisa kembali mengikuti kegiatan
belajar – mengajar dan warga bisa kembali hidup normal dalam menjalankan
ibadah dan roda kehidupan seperti biasanya sebelum bencana.

5. Muntei Besar
Dusun ini terletak di tengah Pulau Pagai Selatan tepatnya sebelah
dusun purourougat, dan merupakan bagian dari Desa malakopa. Purourougat

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 5


terdiri dari 42 kepala keluarga juga merupakan salah satu daerah terkena
dampak tsunami, tidak ada korban yang meninggal dan luka. Kerusakan
bagunan hanya sebahagian wilayah dusun ini, dengan kondisi hancur total dan
sebahagian rumah penduduk yang lain tidak terkena bencana tsunami karena
berada di daerah ketinggian dan berjarak agak jauh dari pinggir pantai. Dan
disinilah masyarakat berkumpul untuk pengungsian sementara.
Kondisi umumnya sama dengan warga Purourougat karena meraka
tinggal bergabung satu tempat tersebut. Sekarang warga tinggal di hunian
sementara dan mengungsi ke tetangga yang tidak terkena dampak tsunami,
dibangun secara swadaya oleh masyarakat di lokasi ketinggian dan untuk
sementara waktu mereka menumpang dengan masyarakat setempat sampai
selesainya hunian sementara yang layak huni. Untuk sarana air bersih/MCK
sekarang tidak memadai di daerah ini. Untuk mengakses air bersih, warga
memanfaatkan aliran sungai yang berada di daerah rendah. Untuk itu warga
harus rela naik turun bukit untuk melakukan aktivitas mencuci pakaian,
mencuci piring dan mengambil air minum. Dan kegiatan mengambil air ini
lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan dan anak perempuan.
Akibat seringnya turun hujan, mengakibatkan jalan yang biasa dilalui
untuk mengakses air bersih menjadi berlumpur. Tak hanya itu, hunian
sementara tempat mereka tinggal juga menjadi sangat becek. Situasi ini tentu
saja tidak baik bagi kesehatan. Untuk itu, warga pengungsi Mutei Besar sangat
membutuhkan percepatan dalam pembangunan kembali gereja dan
pemukiman mereka. Agar anak – anak bisa kembali mengikuti kegiatan belajar
– mengajar dan warga bisa kembali hidup normal dalam menjalankan ibadah
dan roda kehidupan seperti biasanya sebelum bencana.

 Catatan penting :
 Puskesmas yang satu-satunya berada di Sikakap, pasca bencana
tidak pernah beroperasi lagi. Para korban bergantung pada
bantuan medis darurat yang seringkali seadanya sehingga
menyebabkan banyaknya korban menderita penyakit kulit,
ISPA, diare. Tidak ada pelayanan khusus bagi ibu hamil,

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 6


menyusui, kelompok difabel dan lansia sehingga memperparah
kondisi fisik maupun psikis. Anak-anak bayi membutuhkan
asupan gizi yang cukup, saat ini sebagai pengganti susu bayi
meminum air taji (air nasi) dan makan pisang.
 Sektor pendidikan belum berjalan sama sekali. Tenda darurat
hingga 25 November 2010 belum ada yang dimanfaatkan
sebagai sarana pendidikan. Gereja yang biasanya dijadikan
tempat belajar, pasca bencana justru tidak ada lagi berkegiatan.
Untuk mencapai sekolah dalam kondisi normal, anak-anak
menempuh jarak 500 meter hinggan 3 km berjalan kaki atau
naik kapal. Akibat gempa bumi dan tsunami, tidak satupun alat
sekolah yang bisa diselamatkan termasuk perlengkapan pribadi
berupa seragam sekolah, buku, alat tulis, dll.
 Kondisi daerah yang porak poranda dan trauma mengakibatkan
aktifitas berladang dan bersampan yang sebelumnya menjadi
mata pencaharian utama terhenti. Peralatan dan ladang yang
telah hancur sampai saat ini belum memungkinkan penduduk
melakukan aktifitas seperti sediakala.
 Para penduduk saat ini mencoba membangun hunian sementara
dari sisa puing rumah mereka yang telah hancur. Pembangunan
dilakukan sekitar 500 meter dari bibir pantai. Kebutuhan seperti
alat pertukangan, kayu dan seng sangat dibutuhkan. Korban juga
masih jarang mendapat bantuan pasta dan sikat gigi, shampoo,
sabun.
 Kebutuhan air dan sanitasi sejauh ini bergantung pada air
sungai. Sungai sekaligus juga dijadikan sebagai tempat MCK dan
buang sampah. Sumur gali yang ada berada pada jarak 30 menit,
dan yang biasa mendapatkan tugas untuk mengambil air ini
adalah perempuan dan anak dimana harus melalui jalan yang
terjal dan berbahaya. Tidak ada pembedaan WC/toilet antara
laki-laki dan perempuan, berjarak 200-500 meter dari tenda
pengungsian.

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 7


 Sejauh ini belum ditemukan kasus pelecehan seksual ataupun
meningkatnya kasus KDRT. Namun begitu, juga tidak ada
perlindungan khusus bagi orang tua, difabel, anak-anak yang
hidup sendiri tanpa orang tua, RT dengan kepala keluarga
janda, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia dari kekerasan,
penyalahgunaan dan eksploitasi. Juga tidak ada perhatian khusus
terhadap kelompok tersebut untuk mendapatkan makanan, air
dan hunian sementara.

Data sekolah terdampang gempa dan tsunami Mentawai, 25 Oktober 2010

DATA KERUSAKAN
No. NAMA SEKOLAH Pulau/Kecamatan Murid
BERAT SEDANG RINGAN
1 SD 10 Saumanganya Pagai Utara 3 lokal 111
2 SD 11 Saumanganya Pagai Utara 2 lokal 130

3 SD 12 Saumanganya all (6 lokal) 116


4 SD 14 Malakopa Pagai Selatan 4 lokal 108
5 SD 27 Silabu Pagai Utara 3 lokal 112

6 SD 31 Malakopa Pagai Selatan all (6 lokal) 177

7 SD 33 Betumonga 4 lokal 86
8 Incentius Fotorogan 4 lokal 330
9 Filial Matobe 3 lokal 21
10 SMP 1 Pagai Selatan Pagai Selatan 3 lokal 73
Total 38 lokal 1264

Baseline jumlah SD (dari data penerima BOS)


Sikakap 9 SD
Pagai Utara 9 SD
Pagai Selatan 17 SD
Sipora Selatan 13 SD

C. Identifikasi Kebutuhan
Dari ratusan jumlah korban yang terdata, beberapa diantaranya merupakan
anak-anak (umur 18 tahun kebawah). Sementara, korban selamat yang saat ini
menetap sementara di lokasi pengungsian setiap harinya terancam oleh berbagai
serangan penyakit. Situasi anak-anak pun ikut memburuk yang disebabkan oleh

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 8


buruknya kualitas tenda, mengkonsumsi makanan instan setiap hari, kekurangan
pakaian dan selimut dan banyak lainnya. Walaupun pemerintah yang turut dibantu
oleh berbagai lembaga menyatakan telah mengirim perlengkapan bayi dan anak,
namun karena keterbatasan transportasi proses pendistribusian berjalan sangat
lambat.
Tahapan tanggap bencana selanjutnya, atau biasa dikenal dengan fase recovery
akan dimulai pada bulan Desember 2010. Rang Mudo Minang Universitas Bakrie
sebagai sebuah paguyuban mahasiswa keturunan Minangkabau yang saat ini sedang
berkuliah di Universitas Bakrie, Jakarta merasa mempunyai tanggung jawab moral
dan social guna menstimulasi fase penting ini. Program kedepannya akan diarahkan
dalam bentuk pendampingan psikososial dan pengurangan resiko bencana yang
terintegrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, kami turut merangkul
beberapa lembaga kemitraan terkait yang memiliki kapasitas dan reputasi baik
dalam penanganan korban pasca bencana.

D. Rasionalisasi Proyek
Rang Mudo Minang UB (RMM-UB) berdampingan dengan lembaga terkait
menginisiasi program pendampingan psikososial dan pengurangan resiko bencana
(disaster risk reduction), yang dalam hal ini anak-anak menjadi fokus utama. Program
ini dicanangkan beriringan dengan masa pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi
yang dijalankan oleh pemerintah daerah dan pusat. Dalam pengimplementasian
kedepannya, RMM UB membuka kesempatan seluas-luasnya bagi donatur pribadi
dan lembaga donor nasional maupun internasional untuk terlibat membantu secara
moril dan materil.

E. Tujuan
1. Melindungi dan menjamin hak anak akan survival, development, protection
and participation bagi anak-anak yang menjadi korban bencana
2. Melakukan upaya pemenuhan hak-hak dasar anak yang menjadi korban
bencana

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 9


3. Memberikan pendampingan psikosial bagi anak-anak korban bencana
melalui kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kegembiraan dan keceriaan
bagi anak (play therapy) dan memiliki unsure belajar (belajar dan bermain)
4. Pembentukan dan penguatan kembali potensi dan kearifan local di
tingkatan anak/remaja yang menjadi korban bencana

F. Objektif Proyek
Sasaran objektif dari kegiatan ini antara lain :
1. Memastikan anak yang terkena dampak tsunami Mentawai dapat hidup secara
normal dan layak, serta terlindung dari pengabaian dan eksploitasi.
2. Mendukung anak-anak terdampak tsunami untuk meningkatkan kreatifitas dan
kapasitas mereka dalam bidang olahraga dan seni.
3. Mendampingi anak-anak beserta keluarga dalam mengidentifikasi potensi
bahaya yang terdapat disekitar mereka serta menemukan alternative rencana
evakuasi jika berada dalam keadaan darurat. Minimal 25 masyarakat local yang
berumur antara 17-40 tahun aktif terlibat dalam persiapan respon darurat
seperti pelatihan pertolongan pertama gawat darurat, simulasi evakuasi, dan
pemberian informasi konstruksi bangunan yang aman.
4. Mendukung anak-anak terkena dampak untuk meningkatkaan
kemampuan/skills yang mereka punya dan meningkatkan pendapatan keluarga.
5. Terbangun dan terbentuknya kembali kelompok-kelompok anak yang dapat
menjadi wadah bagi anak-anak untuk saling menguatkan dirinya bersama
dengan teman-temannya pasca kejadian bencana.

G. Deskripsi Proyek
1. Kajian dan database anak
- Analisa lapangan dan identifikasi area yang sangat berpengaruh di wilayah
Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat
- Koordinasi dengan pemerintah setempat dan golongan terkait untuk
efektivitas dan bantuan
- Mengumpulkan data keluarga dan anak – anak di wilayah dimana proyek
ini akan dilaksanakan

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 10


2. Aktifitas psikososial
- Merekrut relawan lokal sebagai kader ICC
- Mengadakan 3 hari pelatihan untuk para kader mengenai perlindungan
anak dan psychosocial
- Membeli perlengkapan untuk psychosocial, seperti perlengkapan seni dan
olahraga
- Mengatur kegiatan ruangan dan luar ruangan untuk psychosocial di tenda
IDP dan perkampungan terkait untuk mengobati trauma. Kegiatan
psychosocialnya termasuk olahraga, kesenian lokal seperti tari tradisional
dan drama, lukisan dan kerajinan buatan tangan dan atau kegiatan lain
berdasarkan keinginan dan bakat anak – anak dan budaya lokal
- Menyediakan makanan dan nutrisi minimal untuk 1000 anak, terutama
anak – anak yang memerlukan kebutuhan khusus seperti anak – anak
malnutrisi, anak – anak penyandang cacat, anak – anak yang tinggal di
rumah yang tidak layak, dan dampak lain dari bencana.
- Mengenalkan kebersihan pribadi, nutrisi, dan sanitasi lingkungan kepada
masyarakat yang terjangkit melalui diskusi kecil dan poster.

Adapun beberapa aktivitas yang dilakukan selama kegiatan pendampingan adalah


sbb :

a. Kegiatan bernyanyi, gerak dan lagu, serta games yang mengasah daya
insting dan kerjasama anak.
b. Penyampaian materi yang dibagi kedalam tiga topik besar yiatu :
- Perkenalan
- Aku dan Diriku
- Aku dan keluargaku
- Aku dan Lingkunganku
- Aku dan pengetahuan tentang gempa.
Setiap topik besar itu akan dibagi kedalambeberapa sub topik dan
mengantarkan topik tersebut denganmenggunakan media melukis, mewarnai
serta membuat media-media kreatif lainnya.

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 11


c. Pembuatan media kreatif, dalam hal ini adalah belajar membuat
berbagai bentuk hewan dan benda dari kertas origami.
d. Penyebarluasan isu hak anak dan inisiasi pengorganisasian (terutama
pada fase perpanjangan).

3. Ketentuan Dari Kegiatan Pengurangan Resiko Akibat Bencana


- Menaksir dan melakukan identifikasi awal mengenai potensi bahaya di
setiap daerah operasi
- Melakukan pelatihan Disaster Risk Reduction (DRR) di sekolah-sekolah dasar
yang terletak berdekatan dengan daerah target
- Membekali materi kampanye untuk pengurangan resiko bencana dengan
menggunakan kearifan budaya local
- Mengorganisasi simulasi evakuasi di sekolah-sekolah dan daerah operasi

H. Strategi Pelaksanaan Kegiatan

Assessmen:
Membangun Posko  Komunitas anak Penentuan
Ceria sebagai  Data lokasi
sentra aktifitas  Simpul informasi pendampingan
masyarakat

Menggalang bantuan
khusus untuk
kebutuhan anak

Menyalurkan
bantuan khusus
kebutuhan anak KELOMPOK
ANAK

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 12


I. Jenis Barang-Barang Yang Dibutuhkan
1. Alat permainan edukatif dengan berbagai bentuk seperti :

2. Alat Tulis seperti buku gambar, caryon, pensil, penghapus dan kertas origami.
3. Peralatan olah raga dan permainan lainnya seperti bola kaki, raket badminton,
cock badminton, bola warna warni, boomerang bulat, dll.

4. Estimasi Waktu dan Lokasi Pendampingan


Lokasi pendampingan akan difokuskan di Sikakap (KM 37 dan mess Pemda),
dan jika terjadi beberapa perkembangan akan ditentukan setelah melakukan
assessment lanjutan kembali. Waktu pelaksanaan ditargetkan berjalan efektif pada
minggu ke-3 Desember 2010.

5. Pemantauan dan Evaluasi


 Asisten proyek menyiapkan laporan harian dan memperbaharui
perkembangan kinerja setiap harinya

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 13


 Koordinator proyek mempersiapkan laporan mingguan dan bulanan
berdasarkan data yang diperoleh dari laporan harian. Semua laporan akan
digabungkan menjadi laporan tiga bulanan oleh manajer proyek
 Diskusi dan pelatihan akan dilakukan setiap hari untuk tujuan peningkatan
kinerja dan meminimalisasi masalah di lapangan
 Memperbaharui sistem dengan pendokumentasian dalam bentuk soft copy
dan hard copy

6. Keberlanjutan (sustainability)
Untuk tahapan lebih lanjut, RMM UB akan terus memastikan terjalinnya
konsolidasi dan kerjasama dengan para mitra dalam rangka kolaborasi bersama
komunitas, pemerintahan, dan elemen terkait lainnya. Proyek ini berusaha untuk
konsisten melakukan pemantauan terkait kemandirian komunitas hingga lingkup
terkecil dalam penyesuaian diri terhadap program jangka panjang yang dilakukan
oleh pemerintah dan stakeholder lainnya.

7. Struktur Organisasi
Manajer Proyek :
Koordinator Lapangan :
Asisten Koordinator :

8. Kemitraan
1. Lembaga : Arche Nova bekerjasama dengan PMI
Fokus : Rain Water Harvest
Kuantitas : 20-30 unit di KM 27 dan 6-10 unit di KM 44.
Durasi Proyek : Oktober 2010 – pertengahan Januari 2011
2. Lembaga : Surfaid
Fokus : Pemukiman sementara
Durasi Proyek : Minimal 1 tahun
3. Lembaga : Mercy Corps
Fokus : Finalisasi kebutuhan assessment. Agrikultur, psikososial,
distribusi logistik non makanan.

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 14


Durasi Proyek : 12 bulan
4. Lembaga : Lembaga Perlindungan Anak Cab. Kota Padang (KomNas
Anak)
Fokus : Pendampingan psikososial
Kontak : Muharman 0813 6343 9757
Komnas 08567897799 (Lisda)
5. Lembaga : Yayasan Pelita Aksara / sekolahalamminangkabau
Fokus : Medis – Water Purrifying – Distribusi Logistik (makanan dan
non makanan – Trauma Healing
Kontak : Miya Syahrul 081166 4304
Jl. Ujung Pandang no. 11, Asratek, Ulak Karang
Selatan,Padang, 25135, Sumatera Barat
6. Lembaga : United Nations - Office of the Humanitarian/Resident
Coordinator
Fokus : Recovery Network – Pusat Sumber Daya Air
Kontak : Jl. Khatib Sulaiman no. 106, Padang
Arwin Soelaksono 0813 8152 9888
7. Lembaga : Keluarga Besar Mahasiswa Minangkabau
Fokus : www.mentawairesponse.org
Kontak : Rifki 0813 8130 5528

9. Financial (?????????????)

MP&DRR Project | Rang Mudo Minang Universitas Bakrie 15

Anda mungkin juga menyukai