2001 Sri Pujiyati
2001 Sri Pujiyati
2001
November 2001
Dosen :
Oleh :
Sri Pujiyati
Email: sripujiyati@hotmail.com
1. PENDAHULUAN
Wilayah laut Indonesia mencakup 12 mil laut ke arah luar garis pantai, selain itu
Indonesia memiliki wilayah yuridiksi nasional yang meliputi Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) sejauh 200 mil dan landas kontinen sampai sejauh 350 mil dari garis pantai.
Dengan ditetapkannya konvensi PBB tentang hukum laut Internasional 1982, wilayah
laut yang dapat dimanfaatkan diperkirakan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari 3,1
juta km2 perairan laut teritorial Indonesia dan sisanya sekitar 2,7 juta km2 perairan ZEE.
Wilayah laut menjadi sangat penting dengan dicantumkannya pada GBHN tahun
1993, dan didirikannya Departemen Kelautan dan Perikanan. Undang-Undang No. 22
dan 25 tahun 1999 juga mencantumkan kelautan sebagai bagian dari otonomi daerah.
♦ Indonesia memiliki sumberdaya laut yang besar baik ditinjau dari kuantitas maupun
keragamannya, Sumberdaya laut tersebut bila ditinjau dari kuantitas sangat besar
seperti yang diuraikan di sub bab potensi sumberdaya laut di bagian bawah ini,
adapun keragaman sumberdaya laut untuk jenis ikan diketahui terdapat 8.500 jenis
ikan pada kolom perairan yang sama, 1.800 jenis rumput laut dan 20.000 jenis
moluska,
♦ Sumberdaya laut merupakan sumberdaya yang dapat dipulihkan, artinya bahwa ikan
ataupun sumberdaya laut lainnya dapat dimanfaatkan, namun harus memperhatikan
kelestariaannya, sehingga nantinya masih terus dapat diusahakan
♦ Sumber protein hewani, sumberdaya ikan mengandung protein yang tinggi khususnya
untuk asam amino tak jenuh, atau dikenal juga dengan kandungan OMEGA-3 yang
sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
♦ Penghasil devisa negara, udang dan beberapa jenis ikan ekonomis penting seperti
tuna, cakalang ataupun lobster, saat ini merupakan komoditi eksport yang
menghasilkan devisa negara diluar sektor kehutanan maupun pertambangan.
Potensi perikanan laut sesungguhnya merupakan asset yang sangat besar bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun asset ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut, dan industri
bioteknologi kelautan. Potensi perikanan laut menurut Rokhmin, D (2001) sebagai
berikut :
Potensi perikanan tangkap diperkirakan mencapai 6,26 juta ton per tahun dengan
jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5.007 juta ton atau 80% dari MSY
(Maximum Sustainable Yield). Hingga saat ini jumlah tangkapan mencapai 3,5 juta
ton sehingga tersisa peluang sebesar 1,5 ton/tahun. Seluruh potensi perikanan
tangkap tersebut diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar US$15.1 milyar.
• Potensi Budidaya Laut
Potensi budidaya laut terdiri dari total potensi budidaya ikan, udang, moluska dan
budidaya rumput laut. Potensi budidaya laut diperkirakan sebesar 46,73 juta ton per
tahun.
Perkiraan umum nilai ekonomi dari potensi Sumberdaya Perikanan laut sebagai
berikut:
a. Kondisi geografis
Perairan Indonesia yang luas dan terletak pada posisi silang antara dua samudera,
yaitu samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan antara dua benua yaitu Benua
Australia dan Asia merupakan wilayah yang rawan dalam segi HANKAMNAS dan
berpotensi menimbulkan benturan kepentingan.
d. Komitmen Pemerintah
Peran IPTEK dalam usaha memanfaatkan potensi sumberdaya kelautan secara efisien
dan berkelanjutan sangat jauh tertinggal. Dengan luasnya wilayah laut Indonesia
serta keberadaan sumberdaya alam, baik di laut, di dasar laut mengharuskan kita
memanfaatkan keunggulan IPTEK. Sistem pemantau maupun pemetaan sumberdaya
alam di laut tidak dapat lagi menggunakan teknologi konvensional.
Keberadaan Perairan Indonesia yang luas dan terletak pada posisi silang di antara
dua samudera dan dua benua, mengharuskan Indonesia untuk berperan aktif dalam
forum-forum regional sehingga terjalin kerjasama dan kesatuan di antara negara-negara
tetangga. Kerjasama luar negeri baik itu bilateral, regional maupun internasional perlu
ditingkatkan untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya ikan, penelitian maupun
pengelolaan laut, termasuk dalam pengaturan batas ZEE.
Selain itu Pendayagunaan dan pemanfaatan fungsi wilayah laut nasional dengan
menerapkan konvensi hukum laut internasional meliputi penetapan batas wilayah
perairan indonesia maupun ZEE serta mengembangkan potensi nasional merupakan
kekuatan pertahanan keamanan di bidang maritim untuk menjamin keselamatan dan
pembangunan di laut.
Selain teknologi yang terus ditingkatkan juga perlu diimbangi dengan sistem
informasi dan data yang akurat bagi kepentingan nelayan maupun instansi terkait untuk
pengambilan kebijakan. Misalnya informasi mengenai daerah penangkapan ikan, potensi
sumberdaya ikan di suatu perairan tertentu sehingga informasi-informasi ini dapat
mengarahkan nelayan melakukan penangkapan.
Geografis
- Hamkamnas
- Sarana perhubungan laut
-Pelabuhan Perikanan/Tempat
Pendaratan Ikan
Aktualisasi Pemanfaatan
-Pengaturan lokasi
penangkapan
Komitmen Pemerintah
-Pembuatan Undang-undang
-Pengawasan
Sumberdaya Manusia
-Penguasaan teknologi
Kesejahteraan Bangsa
dan
Negara
IPTEK
-Pengembangan rekayasa
Kelautan
-Sistem Informasi
-Pemakaian teknologi
Kemitraan
-BUMN
-Kredit
Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perikanan laut
5. PENUTUP
6. DAFTAR PUSTAKA