Pemeriksaan Fisik: Sri Wahyuni, S.Kep dapat memiliki dentur 13-150 denyut per menit. Orang dewasa Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah memiliki denyut sekitar 50-80 per menit. sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil KECEPATAN PERNAPASAN pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis Beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan sekitar 12-16 kali penarikan napas per menit. diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. BIOMETRIKA DASAR Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir i.Tinggi pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama Tinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, seseorang. Tinggi dapat diukur dengan stasiometer atau beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti tongkat pengukur. Pasien akan diminta untuk berdiri test neurologi. tegak tanpa alas kaki. Anak-anak berusia dibawah 2 Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan tahun diukur tingginya dengan cara dibaringkan. riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab ii.Berat atau massa yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes Berat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan untuk Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri menghitung hubungan antara tinggi dan mssa sehat penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang serta tingkat kegemukan. spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. iii.Nyeri Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting SUHU sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai '0' Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari kimiawi. Pemeriksaan suhu tubah dapat dilakukan di beberapa ekspresi wajah pasien), hingga '5' (nyeri terburuk yang tempat yaitu:1. ketiak, 2.mulut, 3.anus pernah dirasakan pasien). Nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu STRUKTUR DALAM PENULISAN RIWAYAT tubuh manusia dibagi menjadi empat yaitu : PEMERIKSAAN * Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C Tampilan Umum * Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C Kondisi yang jelas tertangkap ketika pasien masuk ke * Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C ruangan konsultasi dan berkomunikasi dengan * Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C dokter. (misalnya: pasien terlihat pincang atau pasien mengalami ketulian sehingga sulit berkomunikasi) TEKANAN DARAH JACCOL, sebuah jembatan keledai, Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan 1. untuk tanda kekuningan (Jaudience), tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan 2. kemungkinan tanda pucat pada kulit istirahat. atau konjungtiva (Anaemia), Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada 3. tanda kebiruan pada bibir atau anggota gerak lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut (Cyanosis), terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik 4. kelainan bentuk pada kuku jari (Clubbing), dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, 5. pembengkakan (Oedema atau Edema), tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air 6. pemeriksaan pada nodus limfatikus (Lymph raksa. nodes) pada leher, ketiak, dan lipatan paha. Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi SISTEM ORGAN pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, Sistem Kardiovaskular misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan 1. Tekanan darah, denyut nadi, irama lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam jantung nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan 2. Tekanan vena jugularis atau Jugular darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi veins preassure (JVP), edema perifer, atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. dan bukti edema pulmonaris atau Tekanan darah rendah disebut hipotensi. edema paru. DENYUT 3. Pemeriksaan jantung Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa Tekanan vena jugularis adalah tekanan sistem vena yang titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan diamati secara tidak langsung (indirek). Secara langsung tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. centralis (vena cava superior). Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis Pengukuran: JVP diukur pada seseorang dengan posisi setengah duduk 45° dalam keadaan rileks. Pengukuran dilakukan berdasarkan tingkat pengisian vena jugularis dari titik nol atau dari sudut sternum. Pada orang sehat, JVP maksimum 3-4 cm di atas sudut sternum.