Buku ini tidak membahas secara rinci semua jenis cekungan sedimen,
akan tetapi beberapa cekungan yang dianggap penting di Indonesia akan
dibahas secara singkat di bawah ini (sebagian besar disarikan dari Boggs,
2001).
Renggang (Rift)
Cekungan akibat perenggangan ini umumnya sempit tetapi memanjang,
dibatasi oleh lembah patahan (Gambar 10.1B).. Ukuran berkisar dari
beberapa km sampai sangat lebar seperti pada Sistem Renggangan Afrika
Timur, dimana mempunyai lebar 30-40 km dan panjang hampir 300 km.
Cekungan ini dapat terbentuk oleh berbagai tataan tektonik, namun yang
paling umum oleh divergen. Perenggangan lempeng benua seperti antara
Amerika Utara dan Eropa terjadi pada Trias menghasilkan Punggungan
Tengah Atlantik (Mid-Atlantic Ridge). Sistem renggangan pada Afrika
Timur merupakan contoh sistem renggangan modern.
Gambar 10.1:
Aulakogen (Aulacogen)
Aulakogen adalah jenis khusus dari renggangan yang menyudut besar
terhadap tepian benua, dimana umumnya dianggap sebagai renggangan
tetapi gagal dan kemudian diaktifkan kembali selama tektonik konvergen
(Gambar 10.1C). Palung yang sempit tapi panjang dapat menggapai
sampai kraton benua dengan sudut besar dari lajur sesar. Sedimen yang
mengisi cekungan jenis ini dapat berupa sedimen darat (misalnya kipas
aluvium), endapan paparan, dan endapan yang lebih dalam seperti
endapan turbit. Contoh aulakogen di antaranya Renggangan Reelfoot
yang berumur Paleozoik dimana Sungai Misisipi mengalir dan Palung
Benue yang berumur Kapur dimana Sungai Niger membelahnya.
Cekungan tepian benua
Cekungan tepian benua dicirikan oleh kehadiran baji yang sangat besar
dari sedimen yang ke arah laut dibatasi oleh lereng landai dari benua dan
sembulan. Ketidakterusan struktur dijumpai di bawah sistem ini, antara
kerak benua normal dan kerak peralihan (Gambar 10.1D). Sedimen
terendapkan pada sistem ini: pada paparan berupa pasir neritik dangkal,
lumpur, kabonat dan endapan evaporasi; pada lerengan terdiri atas
lumpur hemipelagik; dan pada sembulan benua berupa endapan turbit.
Cekungan renggangan (rift basin) dapat berhubungan dengan cekungan
tepian benua. Contoh yang baik dari cekungan jenis ini adalah pantai
Amerika dan bagian selatan-timur Kanada (Cekungan Blake Plateau,
Palung Lembah Baltimor, Cekungan George Bank dan Cekungan Nova
Scotian) yang terbentuk pada akhir Trias- awal Jura oleh renggangan dan
terpisahnya Pangea. Beberapa cekungan itu terpisahkan dari laut
membentuk lapisan tebal dari endapan klastik arkosik dan endapan
lakustrin; berselingan dengan batuan gunungapi basa. Cekungan yang
lain berhubungan dengan laut, membentuk sedimen yang berkisar dari
endapan evaporit sampai delta, turbit, dan serpih hitam.
Contoh yang baik dari sistem subduksi ini adalah subduksi Sumatra,
Jepang, Peru, Chili dan Amerika Tengah. Contoh cekungan busur muka
purba di antaranya adalah cekungan busur muka Great Valley, Kalifornia;
Midland Valley, Inggris dan Coastal range, Taiwan. Contoh cekungan
busur belakang di antaranya terjadi pada Jura Akhir – Awal Kapur
terbentuk di belakang Busur Andean di Chili selatan.
Diagram Pagar
Informasi stratigrafi dapat pula disajikan dalam diagram pagar yang
menggambarkan pandangan tiga dimensi stratigrafi dari suatu daerah
atau wilayah tertentu (Gambar 10.4). Dengan cara ini hubungan antar
satuan stratigrafi dapat dilihat dengan jelas. Sayangnya, bagian pagar
depan akan menutup sebagian belakangnya; sehingga menyulitkan
pembuat untuk menyuguhkan gambar yang baik dan jelas.
Gambar 10.4: Diagram pagar yang
menggambarkan hubungan tiga
dimensi dari beberapa satuan
stratigrafi dari suatu wilayah
Peta Struktur
Untuk menggambarkan bentuk dan orientasi cekungan serta geometri
pengisian cekungan diperlukan peta struktur. Pada dasarnya, kontur pada
peta ini adalah kumpulan titik-titik yang mempunyai elevasi sama dari
bagian atas atau bawah suatu datum tertentu. Struktur lokal seperti
antiklin dan sinklin dapat dengan mudah dikenali pada peta jenis ini
(Gambar 10.5). Peta struktur ini sangat berguna dalam eksplorasi baik
hidrokarbon maupun mineral dan batubara. Dasar cekungan dapat
digambarkan dengan peta ini, apabila menggunakan datum bagian
bawah lapisan tertua pengisi cekungan yang bersangkutan. Dengan
begitu topografi purba dapat diinterpretasi dengan mudah.
Peta Isopak
Peta isopak adalah suatu peta yang konturnya menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketebalan sama dari suatu lapisan atau satuan batuan
(Gambar 10.6). Ketebalan suatu satuan batuan tergantung dari kecepatan
pasokan sedimen dan ruang yang tersedia pada cekungan. Ruang pada
cekungan merupakan fungsi dari geometri cekungan dan kecepatan
subsiden cekungan. Bagian yang menebal secara abnormal merupakan
pusat pengendapan, sebaliknya yang menipis abnormal adalah daerah
yang sebelum pengendapan merupakan tinggian atau sudah lebih banyak
tererosi setelah pengendapan. Dengan peta jenis ini dapat digambarkan
keadaan cekungan sebelum dan selama pengendapan, sehingga apabila
dilakukan analisa peta isopak untuk setiap satuan pada cekungan dimana
mereka diendapkan, akan mendapatkan informasi perubahan struktur
cekungan dari waktu ke waktu.
Peta Paleogeologi
Peta paleogeologi adalah peta yang menggambarkan kondisi geologi
tertentu di bawah atau di atas suatu unit tertentu. Sebagai contoh, kita
dapat mengupas semua satuan batuan mulai dari unit stratigrafi tertentu
untuk melihat satuan batuan di bawah unit stratigrafi tertentu tersebut.
Kemudian kita gambarkan peta geologi di atas alas satauan batuan
tersebut. Peta semacam ini disebut peta superkrop (supercrop map).
Dengan yang cara sama, satuan batuan di atas suatu formasi atau tubuh
batuan tertentu dapat pula digambarkan. Peta superkrop umumnya
dibuat pada batas ketidakselarasan, tetapi dapat pula dibuat pada suatu
satuan batuan yang mempunyai ciri tertentu. Manfaat peta jenis ini
adalah untuk interpretasi pola aliran purba, pola pengisian cekungan,
pergeseran garis pantai, penimbunan secara gradual dari paleotopografi.
Peta Litofasies
Peta fasies menggambarkan vareasi sifat litologi atau biolofi dari satuan
stratigrafi tertentu (Boggs, 2001). Peta fasies yang umum dipakai adalah
peta litofasies dimana menyajikan beberapa aspek komposisi dan tekstur
batuan. Peta litofasies yang umum dipakai adalah:
a. peta perbandingan klastik (clastic-ratio map) dan
b. peta litofasies tiga komponen.
Peta perbadingan klastik menunjukkan kontur dari perbandingan klastik
yang sebanding. Sedangkan perbandingan klastik adalah perbandingan
dari jumlah kumulatif ketebalan endapan klastik dan jumlah kumulatif
endapan non-klastik, sebagai contoh:
Peta jenis ini sangat bermafaat untuk melihat hubungan litologi dengan
tepi cekungan dimana sedimen tersebut diendapkan. Tentu saja bagian
yang nilai perbandingan klastiknya relatif tinggi menunjukan bagian
tersebut dekat dengan asal batuan atau sangat mungkin tepi cekungan.
Sedangkan bagian yang nilai perbandingan klastiknya rendah
menunjukkan bagian tersebut relatif jauh dari tepi cekungan. Dengan
peta ini juga dapat diketahui arah tranportasi sedimen secara regional
dalam cekungan itu (Gambar 10.7).
Vareasi litologi dari batuan asal dipelajari dari berbagai jenis mineral dan
kepingan batuan yang dijumpai pada suatu batuan sedimen klastika.