Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Strategi, Praktek Manajemen Kualitas Dan Sistem Pelaporan

Kinerja Dengan Akreditasi Iso ...154

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar bekang

Persaingan antar produk/jasa dewasa ini terus meningkat dalam merebut perhatian konsumren
sehingga menyebabkan persaingan antar bisnis terus meningkat pula . Persaingan ini semakin
menyadarkan perusahaan akan pentingnya kualitas produk/jasa . Meskipun kualitas terkadang
diartikan relatif, namun tetap dipandang penting dalam persaingan ( Price dalam lock dan Smith,
1990 : 6-7 ), dan meskipun kualitas pada awalnya diidentikkan ( misconceptions ) dengan
sesuatu yang sulit di ukur tapi diakui ketika melihatnya dan juga dinilai mahal, mewah, dan
eksklusif , namun perlahan –lahan disadari kepentingannya selama mampu memenuhi atau
melebihi ekspektasi pelanggan ( Fox,1993 :5-6 ).

Dari prespektif lain, kualitas produk /jasa semakin dianggap penting dan terus dijadikan fokus
perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat baik dimata konsumen maupun dimata pesaing.
Hal tersebut dapat dilihat dari semakin kuatnya inisiatif perusahaan dalam mengembangkan
sistem manajemen kualitas ( quality management system ) untuk memastikan apakah produk
/jasa yang dihasilkan telah memenuhi tujuan kualitas yang diharapkan atau tidak. Sistem
manajemen kualitas dinilai dapat memenuhi tujuan tersebut melalui penyediaan informasi terkait
dengan upaya dalam mengidentifakasi kualitas ( Weiss dan Gershon , 1989: 758 ).

Memang upoaya menciptakan produk/jasa yang berkualitas sebenarnya tidak bisa terlepas dari
proses operasinya. Proses tersebut sangat tergantung pada jasa produk/jasa yang dihasilkan,
semakin banyak karakteristik yang dibutuhkan, maka dapat semakin banyak pula proses yang
dibutuhkan .Seitring dengan beragamnya proses dalam menciptakan suatup roduk.jasa yang
berkualitas tersebut , maka diperlukan suatu sistem agar kualitas itu sendiri dapat dihasilkan
secara konsisten dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Pada dasarnya , terdapat beberapa konsep sistem manajemen kualitas (quality management
system) yang pernah diterapkan . Konsep tersebut terus dikembangkan seiring dengan evolusi
manajemen kualitas tersebut dapat diklasifikasikan kedalam 5 ( lima) fase yaitu : (1) Fase
inspeksi penerimaan (acceptance inspection), (2) Fase konterol kualitas (quality control), (3)
Fase jaminan kualitas (quality assurance), fase manaajemen mutu terpadu (total quality
assurance) ( Pratical Guide to ISO 9000:2000.2003 :1 ). Masing-masing fase tersebut memiliki
sejarah tersendiri sejak fase inspeksi dikenalkan pada tahun 1920-an ( Bank, 1989:7 ) .

Dari beberapa fase , fase Total Quality Management ( TQM) hingga kini dipandang sebagai fase
evolusi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan manajemen kualitas fase ini
tidak hanya dipandang sebagai teknik . namun merupakan filosofi atau full commitment pada
semua level dalam mencapai kualitas produk/jasa . Fase Total Quality Assurance (TQA )
merupakan fase lanjutan dari TQM sebagai respon terhadap High technology. Diciptakannya
akreditasi ISO ( The Intyernational Organization Standardization) sejak 1987 dengan
menetapkan sertifikasi ISO 9000:1994 series hingga direvisi menjadi sertifikasi ISO 9000 : 2000
series itu masih mengakui bahwa Total Quality Management (TQM ) merupakan pencapaian
standarisasi yang optimum (Suardi ,2004 :39)

Seperti diketahui bahwa ISO merupkan organisasi non pemerintah yang berbasis di Jenewa ,
Swiss. ISO didirikan di tahun 1946 untuk memajukan perkemnbangan standar Internasional dan
aktivitas-aktivitas terkait dalam memfasilitasi pertukaran produk dan jasa secara global .Sejak
didirikan ISO masih belum ditetapkan standarisasi yang baku , barupada tahun 1987
ditetapkannya ISO 9000 series ( Pratical Guide to ISO 9000:2000.2003 :12) . Pengembangan
yang terkhir adalah ditetapkannya keluarga ISO9000,2000 seriues sebagai core standard yang
terdiri dari ISO 9000,9001 dan 9004 dan ISO19011 :2002 sebagai supporting standard . ISO
9001 :2000 merupakan standarisasi tertinggi karena mencakup penerapan standar komitmen
TQM dan juga TQA sebagai respon terhadap high –tecnology dalam bentuk business alliance
and technology sharing antara perusahaan dengan suplier.

Seiring dengan terus dikembangkannya konsep manajemen kualitas dan akreditasi ISO , namun
disayangkan bahwa tidak sedikit perusahaan yang meragukan manfaat dalam mengadopsi konsep
ini . Khususnya untuk akreditasi ISO , terkadang hanya dianggap sebagai respon terhadap
permintaan eksternal ( pelanggan ). . Dugaan ini seperti yang telah dibuktikan oleh Car et al .
(1997 : 383-403), dimana ternyata tidak banyak perbedaan antara perusahaa yang berakreditasi
ISO dengan yang non ISO. Dari tiga kelompok variabel yang digunakan yaitu strategi , praktek
manajemen kualitas dan sistem pelaporan kinerja, secara signifikan hanyalah strategi yang
membedakan antara perusahaan ISO dan nono ISO dimana perusahaan ISO lebih menekankan
pada strategi kuialitas daripada strategi biaya.

Penelitian yang lain mendukung penelitian di atas seperti yang ditemukan oleh Sjoblom ( 1998 :
363-373 ) dimana sistem pelaporan kinerja fisik dalam mengidentifikasikan dan meningkatan
kualitas tenyata dianggap lebih bermanmaat dibanding sistem pelaporan kinerja keuangan berupa
cost of quality ( COQ) seperti yang diisyaratkan oleh akreditasi ISO . Sistem pelaporan kinerja
keuangan dianggap kurang relevan dan reliabel ketimbang sistem pelaporan kinerja fisik .
Informasi keuangan dinilai memiliki keterbatasan dalam keputusan operasi.
Di Indonesia tidak sedikit yang meragukan menfaat dari standarisasi ini (Suardi , 2004 : 30 ) .
Kebanyakan beberapa perusahaan sepertri Indonesia berupaya untuk mendapatkan akreditasi
ISO hanya sekedar untuk mendapatkan sertifikasi , untuk memenuhi persyaratan pelanggan ,atau
bahkan untuk mengikuti trend dan bukan untuk membantu organisasi dalam mencapai sasaran
bisnisnya .Dari orientasi ini perusahaan menjadi merasa terbebani daripada mendapatkan
maknanya (Suardi , 2004 : 38 )

Jika banyak perusahaan yang meragukan manfaat dari akreditasi ISO , dan TQM dipandang oleh
akreditasi ISO sebagai filosofi atau full commitment pada semua lecvel dalam mencapai kualitas
produk/jasa yang optimal, yang menjadi pertnyaan adalah seberapa pentingkah diterapkannya
penerapan total quality management (TQM pada suatu perusahaan .Jika suatu mperusahaan
mementingkan strategi biaya ( cost leardership strategy ) dari pada kualitas ( quality- focused
strategy ) agar dihasilkan produk/jasa yang murah dan dapat memenangkan persaingan, masih
pentingkah akreditasi ISO tersebut ?
Terkait dengan hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh car et el. ( 1997 :383-403 ) dan
Sjoblom ( 1998 :363-373 ) dan juag beberapa dugaan mengenai realitas perusahaan di Indonesia
mengenai penilaian mereka terhadap akreditasi ISO , kemudian peneliti ingin mengkaji
bagaimana sebenarnya realitas di lapangan . Peneliti ingin mengkaji hal ini khususnya pada
beberapa perusahaan Sinar Mas Group Divisi Pulp & Paper Product , dimana peneliti ini secara
khusus mendasarkan pada penelitian yang telah dialakukan oleh carr et.al .di atas. Bagaimana
hubungsan antara strategi , praktek manajemen kualitas dan sistem pelaporan kinerja yang
ditetapkan pada perusahaan tersebut dengan akreditasi ISO yang telah mereka peroleh.
Sinar Mas Group merupakan kelompok bisnis yang memiliki 4 ( empat) divisi besar yaitu : (1)
divisi agribisnis dan makanan, ( 2 ) divisi developer dan properties, ( 3 ) divisi finance, dan ( 4)
divisi pulp & paper masing-masing divisi terdiri dari beberapa unit perusahaan yang berbeda.
Divisi pulp & paper product merukana divisi terbesar karena divisi merupakan core business dari
Sinar Mas Group. Divisi ini terdiri dari 5 perusahaan yang berbeda yang bergerak di industri
pengolahan kertas yang menghhasilkan produk-produk seperti corrogium medium, kraft liner
,core board , chipboard , wraping paper, tube /core dan laminating paper dan lain sebagainya,
seluruh perusahaan pada devisi ini telah memperoleh sertifikasi ISO 9000:2000.

Alasan mengapa memilih perusahaan Sinar Mas Group Divis pulp & Paper Product ini sebagai
obyek penelitian adalah karena divisi ini selain telah lama memperoleh sertifikasi ISO , devisi ini
juga masuk dalam kelompok 4 besar dunia yang bergerak di industri pengelohan kertas .Selain
itu industri ini juga memiliki value chain yasng kompleks dan memerlukan strategi yang akurat.
Shank dan Govidarajan ( 1993 :52 ) menggunakan contoh industri ini dalam menggambarkan
bagaimana value chain antar pesaing itubekerja di industri ini .

Semula peneliti ingin mengkaji perbedaan antara perusahaan ISO dan non ISO pada Sinar Mas
Group Divisi Pulp & Paper Pruduct ini seperti yang semula dilakukan oleh carr et.al.( 1997 :
383-403 ). Namun karena semua perusahaan devisi ini memeperolah sertifikasi ISO9000: 2000,
maka peneliti mengembangkan penelitian ini seperti yang juga telah dilakukan oleh carr et.al..
dalam analisis sensitivitasnya guna mencari hubungan antar strategi , pratek manajemen kualitas
dan sistem pelaporan kinerja dengan akreditasi ISO.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas , permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1. Apakah secara simultan ada hubungan dengan antara faktor strategi praktek manajemen
kualitas dan sistem pelaporan kinerja dengan akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar Mas Group
Divisi Pulp & Paper Product ?
1.2.2. Apakah secara parsial ada hubunga dengan antara faktor strategi praktek manajemen
kualitas dan sistem pelaporan kinerja dengan akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar Mas Group
Divisi Pulp & Paper Product ?
1.2.3. Seberapa besar determinasi pengaruh strategi praktek manajemen kualitas dan sistem
pelporan kinerja terhadap akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar Mas Group Divisi Pulp & Paper
Product ?
1.3. Tujuan Penelitian

Dengan memeperhatikan perumusan masalah tersebut , maka tujuan penelitian ini dapat di
jabarkan sebagai berikut :
1.3.1. Menganalisa hubungan secara simultan antara faktor strategi antara faktor strategi praktek
manajemen kualitas dan sistem pelaporan kinerja dengan akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar
Mas Group Divisi Pulp & Paper Product
1.3.2. Menganalisa hubunagan secara parsial antara antara faktor strategi praktek manajemen
kualitas dan sistem pelaporan kinerja dengan akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar Mas Group
Divisi Pulp & Paper Product
1.3.3. Menaganalisa determinasi praktek manajemen kualitas sistem pelporan kinerja dengan
akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar Mas Group Divisi Pulp & Paper Product ?

1.4. Manfaat Penelitian

1.5. Penelitian mengenai hubungan strategi ,praktek manajemen kualitas dan sistem pelaporan
kinerja dengan akreditasi ISO pada Perusahaan Sinar Mas Group Divisi Pulp & Paper Product ini
diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi :
1.5.1. Pihak manajemen Perusahaan Sinar Mas Group Divisi Pulp & Paper Product , sebagai
dasar menyususn strategi , pratek manajemen kualitas dan sistem pelaporan kinerja dalam
pengambilan keputusan operasi
1.5.2. Pihak karyawan Perusahaan Sinar Mas Group Divisi Pulp & Paper Product , sebagai salah
satu bahan pemikiran guna pemahaman dalam mengembangkan kinerja karyawan untuk
mendukung tujuan dan sasaran perusahaan
1.5.3. Pihak Universitas Brawijaya , peneliti dan akademisi yang berkecimpung dalam disiplin
ilmu Manajemen sebagai tanmbahan referensi dan wacana diskusi mengenai kajian strategi
praktek manajemen kualitas dan sisitem pelaporan kinerja guna mengembangkan teori-teori
manajemen stategi yang lebih komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai