Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN SUMBERDAYA DOSEN

DI PERGURUAN TINGGI

KECERDASAN EMOSIONAL
DI TEMPAT KERJA

Disajikan oleh
MARGONO SLAMET
Institut Pertanian Bogor
Kecerdasan emosional di tempat
kerja

Dipetik dari buku berjudul


EQ IN THE
WORKPLACE
Karya Dr. Patricia Patton
Diadaptasi oleh Margono Slamet
KECERDASAN INTELEKTUAL & KECERDASAN
EMOSIONAL

• Setiap orang memiliki KI dan KE (IQ dan EQ)


• KI adalah sifat bawaan, tidak dapat dikembangkan.
• KE dapat berkembang dan dikembangkan.
• Sekolah kebanyakan hanya mengembangkan pengetahuan; kurang
mengembangkan emosi/perasaan.
• Penggunaan/pengamalan pengetahuan dalam masyarakat
memerlukan KI dan KE.
• Keberhasilan seseorang dalam hidupnya hanya 20% ditentukan
oleh KI-nya, dan 80% oleh KE dan lainnya.
• Dalam setiap organisasi kerja keberhasilan kerja setiap orang
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya berkomunikasi dan
berinteraksi dengan rekan-rekan dan relasinya. Dan kemampuan
ini tergantung pada KE-nya.
• Keberhasilan memerlukan keseimbangan KI dan KE.
3
Jika dosen dapat mencapai keselarasan KI dan
KE, manfaatnya ialah :

 Dosen dapat bekerja lebih baik dari sebelumnya;


 Menjadi anggota kelompok dosen yang lebih baik;
 Merasa percaya diri dan diberdayakan untuk
mencapai tujuan;
 Menangani masalah dengan lebih efektif;
 Memberi pelayanan lebih efektif;
 Berkomunikasi lebih efektif;
 Memimpin dan mengelola staf dan mahasiswa
dengan falsafah hati dan kepala;
 Menciptakan perguruan tinggi yang memiliki inte-
gritas, nilai dan standar perilaku yang tinggi.

4
Masalah umum Dalam Pengelolaan
Dosen
1. Orang tidak merasa senang terhadap dirinya atau
tempat kerjanya.
2. Orang tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
apa yang ia kerjakan.
3. Orang mengalami masalah kesehatan karena
ketidakmampuan mereka menyesuaikan diri dengan
yang dibutuhkan di tempat kerja.
4. Orang merasa tertekan dan kurang berminat pada
pekerjaan.
5. Orang kehilangan gairah, semangat dan motivasi
kerja.
6. Pegawai tertentu mengakibatkan suasana tidak
menyenangkan kepada kawan kerjanya akibat
perilaku dan sikapnya. 5
7. Para pimpinan memberi umpan balik yang tidak
efektif kepada para dosen dan pegawainya.
8. Para pimpinan merasa sukar membentuk kelompok
yang sinergis.
9. Pelanggan tidak merasa puas dengan pelayanan
dan berusaha mencari yang lain.
10. Keluarga dosen mendertita akibat tekanan
pekerjaan.
11. Perguruan tinggi merasakan masalah ketahanan
dan moral para dosen dan pegawainya.
12. Perguruan tinggi menghadapi masalah produk-
tivitas dan rendahnya mutu kerja.
(Patricia Patton, EQ in the Workplace, 1998
Dengan adaptasi oleh Margono Slamet))6
Pertanyaan untuk evaluasi diri
1. Berapa banyak dari masalah yang disebutkan di
atas yang Anda hadapi?
2. Berapa banyak lagi yang Anda dapat tambahkan
pada daftar masalah di atas?
3. Berapa banyak dari masalah di atas yang ber-
hubungan dengan pengetahuan teknis atau
keterampilan?
4. Berapa banyak masalah yang berhubungan dengan
kemampuan pribadi atau kemampuan antar pribadi
(interpersonal)?
5. Berapa banyak dosen yang gagal karena mereka
tidak memahami diri mereka atau orang lain?
6. Berapa banyak perguruan tinggi yang menderita
karena mereka tidak memahami atau menghargai
dosen, pegawai atau pelanggan mereka?
7
(Patricia Patton / Margono Slamet)
Ada orang berkata bahwa: “. . .untuk berhasil dalam
hidup Anda tidak perlu menjadi populer atau bahkan
efektif dalam berhadapan dengan orang lain.

 Itu benar bila Anda maksudkan keberhasilan itu dengan


merugikan orang lain atau dengan mengorbankan kebaha-
giaan pribadi Anda sendiri.
 Itu benar bila Anda hanya menyamakan keberhasilan dengan
uang, kekuasaan dan kepemilikan harta.
 Itu benar bila Anda menyakiti orang lain, hanya sedikit
memperhatikan, karena Anda yakin setiap orang hendaknya
memperhatikan diri mereka sendiri.
 Itu benar bila Anda tidak berminat pada integritas Anda,
enggan mengasihi orang lain, dan tidak tertarik membangun
kehidupan yang bahagia bagi diri Anda atau orang lain.
 Itu benar bila Anda tidak berminat untuk menciptakan atau
meninggalkan suatu kesan sehingga orang merasa bangga
mengenal Anda.
8
TANTANGAN KE DI PERGURUAN
TINGGI
1. Kebutuhan untuk merekrut, mengembangkan
dan mempertahankan dosen yang positif,
mampu, kreatif dan produktif yang mampu
memenuhi dan melebihi harapan pelanggan.

2. Kebutuhan untuk menciptakan organisasi yang


mengutamakan pelayanan, memusatkan pada
mutu dan mampu menghadapi tantangan dari
lingkungan kerja yang berubah cepat.
9
Menghadapi tantangan organisasi itu dan
kebutuhan khusus lainnya mengharuskan
para dosen memiliki :
 Kemampuan intelektual untuk menjalankan berbagai
tingkatan tanggung jawab.
 Kemampuan bekerja dengan orang lain untuk men-capai
tujuan perguruan tinggi.
 Kematangan emosional untuk menghadapi tantangan,
perubahan, ketidakpastian dan konflik.

 Beberapa pimpinan dalam menghadapi tantangan tersebut


beranggapan bahwa untuk mengatasinya para dosen perlu
ditambah pengetahuan tehnik dan pengalaman magang. Itu
baru separuh benar.
 Separuh lainnya yang sering terlupakan adalah kawasan KE.
10
Agar PT dapat mencapai tujuannya perlu
dipastikan bahwa para dosen dapat :

 Mengelola emosi mereka dan emosi orang lain;


 Mengenali apakah masalahnya berkaitan dengan
emosi atau bersifat rasional;
 Memaksimalkan penggunaan emosi positif seperti
rasa optimisme, ketabahan, dan harapan dalam
mencapai tujuan;
 Mempertahankan motivasi diri dan disiplin diri untuk
menjaga mutu dan produktivitas;
 Merasa empati dan memperhatikan pada orang lain;
 Menunjukkan integritas dan kesetiaan.
Itu semua bukan keterampilan teknik tetapi
kemampuan kemanusiaan. 11
“Karakter menentukan apakah seseorang dapat
berhasil dalam hidup atau tidak. IQ yang tinggi
saja tidaklah cukup ….. Kepemimpinan bukan
yang utama selain sebagai seni membujuk orang
untuk bekerja mencapai suatu tujuan bersama.
Ini semua membutuhkan keterampilan antar
pribadi (interpersonal) dan kecerdasan sosial
yang tinggi …. Aku memahami banyak tentang
kecerdasan emosional di Lembaga Raffles. Hal
ini membentuk karakterku. Ia memberiku
kemampuan emosional untuk memimpin.”
Goh Chok Tong
Perdana Menteri Singapura
12
 Seorang pimpinan perlu memiliki keseimbangan
antara apa yang diketahui dan apa yang dilakukan;
dan itu memerlukan keselarasan antara KI dan
KE.
 Tanpa keseimbangan itu tindakan pimpinan
akan menjadikan orang-orang yang dipimpin
menjadi korban. Misalnya tindakan
pimpinan yang :
1. Mengambil keputusan tidak berperasaan;
2. Menghambat pertumbuhan karir orang;
3. Melukai orang yang disayangi dan mitra kerjanya;
4. Mengurangi keefektifan kita dengan orang lain;
5. Membatasi kekuatan pribadi untuk bekerja keras
menghadapi tantangan lebih besar dan mendapatkan imbalan
yang lebih baik;
6. Bertindak menurut cara yang dapat mengurangi potensi
13
orang dan menekan perasaan orang.
Untuk mengembangkan KE di perguruan
tinggi perlu diciptakan lebih dulu
kerangka organisasi berupa :
1. Visi, misi, tujuan, target dan sasaran keuangan
yang menunjang arah perguruan tinggi.
2. Nilai dan perilaku yang akan memberikan dasar
untuk menjaga agar perguruan tinggi tetap kuat.
3. Kebijaksanaan dan prosedur yang akan menjadi batu
dan semen dalam membangun struktur yang tepat.
4. Peluang pemberian wewenang dan strategi memo-
tivasi tim yang akan memberikan rincian penting
untuk meningkatkan kelas dan membuat sebuah
perguruan tinggi berbeda.
5. Suatu atmosfir budaya yang akan menerangi dan
memperkuat estetika tinggi.

14
Bagaimana membangun KE dalam lingkungan PT?.
1. MEMBANGUN KESADARAN : siapa diri kita ini, untuk apa
kita di PT, apa yang harus dicapai, ba-gaimana
kemampuan kita, bagaimana komitmen ki-ta, apa yang
sudah tercapai, bagaimana kondisi PT kita, bagaimana
mutu kinerja, dll.
2. MENERIMA TANGGUNG JAWAB : hasilnya ada-lah
tumbuhnya usaha sebaik mungkin dengan sikap dan
kemampuan positif yang kita miliki.
3. KESUNGGUHAN : dengan kesungguhan itu kita akan
sanggup mengubah cara kerja kita agar lebih efektif dan
mencapai kepuasan kerja pribadi, mes-ki harus bersusah
payah.
4. MELAKUKAN TINDAKAN : mulailah melakukan tindakan
pertama yang diperlukan berupa membuat rencana
strategis, mengorganisasi sumberdaya, dan memulai
proses “produksi” (jasa dan barang) yang lebih bermutu.

15
MEMBANGUN KE DENGAN LIMA ALAT
1. MENUNJUKKAN : menunjukkan bahwa peran dosen sangat
penting dan buktikan kebenarannya. Buktikan bahwa Anda
benar-benar menghargai mereka. Responsif terhadap
kebutuhan dan keluhan mereka. Pelajari emosi Anda sendiri
dengan cara : (1) menganalisa emosi yang Anda
rasakan; (2) Mengenali emosi, apa yang
sebenarnya terjadi?;
(3) Mengelola emosi (mengusai atau diperbudak emosi
sendiri).

2. MENJELASKAN : dengan jalan : (1)


mencontohkan perilaku KE; (2)
Memudahkan perubahan.

16
3. MEMOHON : merendah meminta bantuan dan mele-
paskan rasa bangga diri yang menghalangi kita men-
jangkau orang lain. Melalui (1) belajar bertanya; (2)
membalas perbuatan baik; (3) keterbukaan : mau
menerima dan memberikan bantuan.

4. MENYELIDIKI : usaha mengetahui emosi orang


lain, yang kemudian akan menumbuhkan empati dan
mem-perbaiki hubungan.

5. MEMOTIVASI : perlu memotivasi diri sendiri dan


orang lain. (1) Bersikap proaktif, tumbuhkan emosi
positif; (2) Memiliki visi; (3) Mengembangkan
rencana khas mengubah suasana negatif menjadi
positif.

17

Anda mungkin juga menyukai