Anda di halaman 1dari 6

Mahfuds Jurnal Protein

Hidrogen Peroksida Sebagai Desinfektan Pengganti Gas Formaldehyde pada


Penetasan Telur Ayam
L.D. Mahfudz*
* Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Kampus Baru UNDIP Tembalang Semarang

Hydrogen Peroxide As A Replacement Of Formaldehyde Gas In The Incubation Of Eggs Chicken

ABSTRACT

Background : Disinfection on egg hatching process was important to depress the microorganism growth and therefor
could alter the hatchability. An experiment was done at Poultry Science Laboratory, Faculty of Animal Agriculture
Diponegoro University from March 21st until April17th 2004. The research was to known hatchability, quality of day old
quails and amount of bacteria and fungi caused by disinfectant on during incubation.
Methods : Materials of this research are 270 eggs “Arab” chicken with average weight is 47,64 ± 2,04g, from hens at ±
1,5 years old and the old of eggs is 1 – 5 days. Eight Incubation machine divided into 3 block depend on the capacity of
machine, i.e.: 60, 75 and 100 eggs for block machine I, II and III. The treatment is with out disinfectant (T1),
formaldehyde (T2) and hydrogen peroxide (T3). The parameter was the amount and growth rate of bacteria and fungi.
The experiment design were Randomized Block Design for hatchability, quality of day old chicks and Split Plot Design
for amount of bacteria and fungi, there are two factor: factor one are disinfectant i.e.; T0, T1 and T3, factor two are time
for collect sample i.e.; H1 (day 1), H7 (day 7), H14 (day 14) and H21 (day 21). The parameters were hatchability,
quality of doq and amount of bacteria and fungi.
Result : The result shown that disinfectant did not affected to fertility, time for hatch, and quality of DOQ. But affected
to hatchability and amount of bacteria and fungi. Higher bacteria colony is 19,08; 13,28 and 12,15 for T1, T3 and T2
respectively. While fungi colony are 10,3; 8,3 and 6,6 for T1, T2 and T3, respectively. Based on time sample collection
amount of bacteria colony are 4,12; 10,86; 18,56 and 25,80 for H1, H7, H14 and H21, respectively, while fungi colony
are 1,3; 2,7; 8,9 and 20,6, for H1; H7; H14 and H21, respectively. This experiment can be concluded that disinfectant
can be increased hatchability, and decreased bacteria and fungi. Amount of bacteria and fungi colony increased with
increasing incubation period. Hydrogen peroxide (H2O2) can be used as disinfectant and replace formaldehyde gas.

Key words: disinfectant, hatchability, day old quality and amount of bacteria and fungi

ABSTRAK

Latar Belakang : Desinfeksi pada proses penetasan telur bukan hanya sebagai pelengkap pada pembersihan mesin
tetas, tetapi merupakan rangkaian system sanitasi dan memiliki peran yang sangat penting untuk menekan
perkembangan mikroorganisme dan meningkatkan daya tetas telur. Suatu penilitian telah dilaksanakan di Laboratorium
Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitaas Diponegoro pada 21 Maret sampai dengan 17 April 2004.
Penilitian ditujukan untuk mengetahui daya tetas dan kualitas manakan serta jumlah bakteri dan kapang akibat
penggunaan desinfektan yang berbeda pada proses penetasan telur ayam arab.
Metode : Materi yang digunakan adalah 270 butir telur ayam arab, dengan berat rata-rata 47,64 ± 2,04g, umur telur 1 –
5 hari, dari umur induk ± 1,5 tahun. Mesin tetas sebanyak 9 unit dikelompokan menjadi 3 berdasarkan kapasitas telur,
yaitu: kelompok I, II dan III adalah 60 , 75 dan 100 butir. Perlakuan yang diterapkan adalah desinfektan, yaitu tanpa
desinfektan (T0), formaldehyde (T1) dan hydrogen peroksida (T2). Parameter yang diamati meliputi: jumlah bakteri
dan kapang pada hari ke 1, 7, 14 dan 21 penetasan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(randomized block design), dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.untuk daya tetas dan kualitas anakan. Data dianalisis
ragam dengan tingkat ketelitian 5%. Apabila terjadi perbedaan yang nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan Uji Duncan.
Jumlah bakteri dan kapang dengan Rancangan Petak Terbagi. Analisis ragam dengan 2 faktor, sebagai faktor pertama
(petak utama) adalah T1, T2 dan T3. Faktor kedua (anak petak) adalah waktu pengambilan sample yaitu: H1, H7, H14
dan H21, masing-masing untuk hari ke 1, 7, 14 dan 21.
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan tidak bepengaruh nyata (P>0,05) terhadap fertilitas T0, T1
dan T2 masing-masing 82,22; 83,30 dan 80,00%, dan umur tetas yaitu 494,06; 488,66 dan 504,11 jam, serta kualitas
anak ayam (berat tetas, normalitas, omhalitis, dehidrasi dan daya hidup). Perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
terhadap daya tetas, masing-masing 62,25; 73,30 dan 70,27% untuk T0, T1 dan T2. Koloni tertinggi berturut-turut T1,
T3 dan T2, untuk bakteri adalah 19,08; 13,28 dan 12,15, dan untuk kapang adalah10,3; 8,3 dan 6,6. W aktu
pengambilan sample jumlah koloni bakteri untuk H1, H7, H14 dan H21 adalah 4,12; 10,86; 18,56 dan 25,80, sedang
koloni kapang adalah 1,3; 2,7; 8,9 dan 20,6, untuk H1; H7; H14 dan H21. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
desinfektan dapat meningkatkan daya tetas, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas anak ayam dan desinfektan
mampu menekan jumlah bakteri dan kapang. Jumlah koloni bakteri dan kapang meningkat dengan meningkatnya umur
penetasan.. Hydrogen peroksida dapat diapakai sebagai pengganti gas formaldehyde.

Kata kunci: desinfektan, daya tetas, kualitas anak ayam, jumlah bakteri dan kapang

PENDAHULUAN sanitasi dan memiliki peran yang sangat penting


untuk menekan perkembangan mikroorganisme
Desinfeksi pada proses penetasan telur dan meningkatkan daya tetas telur. Hal ini dapat
bukan hanya sebagai pelengkap pada pembersihan dimengerti, karena pada proses penetasan,
mesin tetas, tetapi merupakan rangkaian system

128
Mahfuds Jurnal Protein

temperature pengeraman sangat sesuai dengan Hipotesis dari penelitiaan ini adalah
temperature untuk pertumbuhan mikroorganisme. hydrogen peroksida dapat dipakai sebagai
Selama proses penetasan harus diusahakan desinfektan pada penetasan telur dan dapat
seminim mungkin adanya mikroorganisme. menggantikan gas formaldehyde.
Namun program desinfeksi kadang juga dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menyebabkan kematian embrio. Hal ini pengaruh jenis desinfektan (hydrogen peroksida
disebabkan oleh karena jenis desinfektan yang dan formaldehyde) pada proses penetasan telur
kurang tepat, atau dosisnya yang terlalu tinggi, ayam arab, dengan melihat fertilitas, daya tetas,
atau pelaksanaan desinfeksi yang tidak benar. kualitas anak ayam yang dihasilkan, dan jumlah
Jenis desinfektan yang banyak digunakan bakteri serta kapang yang berkembang selam
pada proses penetasan adalah fumigasi dengan gas proses penetasan.
formaldehyde. Gas formaldehyde sangat efektif Manfaat penelitian ini adalah sebagai
untuk membunuh mikroorganisme, antara lain, pengembangan ilmu dibidang penetasan telur
bakteri gram +/-, virus, jamur bahkan protozoa. ayam, khususnya pada proses sanitasi selama
Gas formaldehyde yang lazim diterapkan adalah penetasan. Diketemukannya desinfektan
dihasilkan dari pencampuran kalium alternative yang murah, mudah didapat, dan
permanganate (KMnO4) dengan formalin. sangat aman bagi embrio maupun manusia.
Gas formaldehyde ini sangat beracun,
menimbulkan efek iritasi, sehingga sangat MATERI DAN METODE PENELITIAN
berbahaya apabila terhirup atau masuk kedalam
mata, karena akan merusak system pernafasan Materi
maupun itritasi pada mata. Materi yang digunakan dalam penelitian ini
Akhir-akhir ini, KMnO4 dan atau Formalin adalah 170 butir telur ayam arab umur 1 – 5 hari,
sangat sulit didapat dipasaran. Import KMnO4 dengan berat rata-rata 47,64 ± 2,04g, umur induk
sangat dibatasi, hal ini dikarenakan banyaknya ± 1,5 tahun. Mesin tetas sebanyak 9 unit yang
terjadi kasus penyalah gunaan penggunaan dikelompokan menjadi 3, berdasarkan kapasitas
KMnO4 untuk pembuatan bom. Formalin karena telur, yaitu: kelompok I, II dan III masing-masing
sifat rancunnya sangat tinggi, digunakan untuk dengan kapasitas 60 , 75 dan 100 butir telur
pengawetan mayat, preparat laboratorium. Namun ayam. Desinfektan hydrogen peroksida dan gas
akhir-akhir ini formalin banyak disalahgunakan formaldehyde (KMnO4 dan formalin). Peralatan
untuk pengawetan bahan pangan, seperti tahu, yang digunakan adalah timbangan “Triple Beam”
mie, ikan dan sebagainya. Karena penyalahgunaan dengan ketelitian 1 g dan timbangan analitik
ini, maka kedua bahan tersebut perdagangannya dengan ketelitian 0,01g., alat-alat untuk teropong
diatur dan diawasi dengan ketat, sehingga tidak telur dan kebersihan serta fumigasi.
mudah untuk mendapatkannya. Jikalau ada
dipasaran, harganya menjadi mahal dan jumlah Metode
pembeliannya sangat dibatasi. Persiapan penetasan dimulai dari mencuci
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas mesin tetas dan melakukan fumigasi sesuai
penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan perlakuan yang diterapkan. Pengumpulan
mencari alternative desinfektan lain untuk proses telur selama 5 hari, di komplek Satuan Kerja
penetasan telur, dengan kriteria desinfektan Ayam dan Sapi Potong, Dinas Pertanian Jawa
tersebut mudah didapat, murah dan tidak memiliki Tengah, yang berada di Maron Temanggung.
efek negatif terhadap embrio maupun manusia. Telur-telur disusun dengan bagian tumpul diatas,
Sebagai alternative desinfektan yang akan dicoba menggunakan egg try. Kemudian telur dibawa ke
pada penelitian ini adalah hydrogen peroksida Laboratorium Ilmu Ternak Unggas, Fakultas
(H2O2). Peternakan UNDIP, dilakukan fumigasi sesuai
Hidrogen peroksida merupakan desinfektan dengan perlakuan selama 20 menit.
yang sangat ramah lingkungan, tidak Mesin tetas dihidupkan dan temperature
menimbulkan iritasi, sehingga tidak akan serta kelembabannya disetabilkan, kemudian
mengganggu perkembangan embrio. Hidrogen dilakukan fumigasi sesuai dengan perlakuan yang
peroksida banyak digunakan dibidang kedokteran, diterapkan. Telur-telur dimasukan kedalam mesin
sebagai desinfektan untuk sanitasi tangan, dan proses penetasn dimulai. Parlakuan yang
perlatan kesehatan dan ruang operasi.

129
Vol.13.No.2.Th.2006 Hidrogen Peroksida Sebagai Desinfektan Pengganti Gas Formaldehyde

diterapkan pada penelitian ini adalah penggunaan dikarenakan desinfektan secara aktif akan
desinfektan sebagai berikut: menekan jumlah mikroorganisme seperti
1. Prioses penetasan tanpa dilakukan bakteri, jamur, protozoa dan virus yang dapat
desinfeksi menyebabkan penurunan daya tetas. Telur
2. Proses penetasan dengan desinfektan yang bersih mempunyai daya tetas yang lebih
formaldehyde (KMnO4 + formalin) tinggi dibandingkan telur yang kotor, karena
3. Proses penetasan dengan desinfektan telur yang kotor mengandung mikroorganisme
hydrogen peroksida (H2O2) yang akan masuk kedalam telur pada proses
Parameter yang diamati pada penelitian ini penetasan, sehingga menurunkan daya tetas
meliputi daya tetas dan kualitas anak ayam, serta (Agus, G.T.K., K.A. Agus, A. Dinawati dan
perkembangan mikroorganisme sebagai berikut: U.T. Dipo, 2001). Faktor-faktor yang
1. Fertilitas telur langsung mempengaruhi daya tetas adalah
2. Daya tetas telur kondisi sperma, umur induk, kesehatan induk,
3. Kualitas anak ayam ( berat tetas, kandungan zat gizi pakan, produksi telur,
umur tetas, normalitas, omphalitis, dehidrasi, heretabilitas, rasio jantan betina, iklim, kualita
daya hidup). kulit telur dan kondisi mesin tetas (jumlah
4. Jumlah koloni bakteri dan kapang mikroorganisme) (North, M.O. and D.D. Bell,
Data yang terkumpul di analisis ragam pada 1990).
taraf ketelitian 5% dengan Uji F untuk Berat tetas tidak dipengaruhi oleh jenis
mengetahui pengaruh perlakuan, apabila terdapat desinfektan. Berat telur akan mempengaruhi
pengaruh perlakuan, dilanjutkan dengan Uji berat tetas. Berat telur ayam arab yang
Wilayah Ganda Duncan. ditetaskan dalam penelitian ini adalah
seragam sehingga menghasilkan berat tetas
HASIL DAN PEMBAHASAN yang sama (Mahfudz, L.D., 1998).
Rata-rata umur tetas pada penelitian ini
1. Pengaruh Perlakuan Terhadap adalah termasuk normal (504 jam) dan tidak
Fertilitas, dan Daya Tetas, Berat dan Umur dipengaruhi oleh jenis desinfektan. Karena
Tetas umur tetas lebih dipengaruhi oleh besar
Fertilitas, daya tetas dan berat tetas kecilnya telur, temperature dan kelembaban
akibat perlakuan jenis desinfektan hydrogen mesin tetas. Suhu sangat berpengaruh
peroksida dan formaldehyde disajikan pada terhadap lama penetasan telur. Tetapi
Tabel 1. formaldehyde maupun hydrogen peroksida
Kedua jenis desinfektan tidak meningkatkan daya tetas telur.
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap fertilitas
telur, berat tetas dan umur tetas telur ayam 2. Pengaruh Jenis Desinfektan Terhadap
Arab. Hal ini menunjukan bahwa desinfektan Normalitas, Omphalitis dan Daya Hidup
tidak berhubungan langsung dengan fertilitas Anak Ayam
telur. Akan tetapi penggunaan desinfektan Pengaruh jenis desinfektan terhadap
pada konsentrasi tinggi secara tidak langsung kualitas (normalitas, omphalitis dan daya
akan menurunkan fertilitas. Efek utama hidup) anak ayam diperlihatkan pada Tabel 2.
formaldehyde yang digunakan sebagai Normalitas anak ayam hasil penetasan
desinfektan adalah menurunkan fertilitas telur rata-rata untuk T1, T2 dan T3 adalah 89,03;
(Deeming, D.C., 1998). Desinfektan tidak 92,98 dan 90,15%, secara statistik tidak
langsung mempengaruhi fertilitas, faktor yang berbeda nyata (P>0,05). Hal ini menunjukan
langsung mempengaruhi fertilitas adalah bahwa bahan kimia yang dipakai untuk
kondisi semen, kandungan gizi pakan, desinfektan tidak berpengaruh negatif
produksi telur, heretabilitas, rasio jantan- terhadap perkembangan embrio. Desinfektan
betina, iklim, kualitas kulit telur dan kondisi dalam konsentrasi tinggi pada masa
mesin tetas (North, M.O. and D.D. Bell, perkembangan embrio dapat menyebabkan
1990). abnormalitas (Ensminger, M.E., 1992). Sifat
Tabel 1. memperlihatkan bahwa racun pada desinfektan dapat ditekan dengan
desinfektan meningkatkan dengan nyata konsentrasi desinfektan yang tepat. Pada
(P<0,05) terhadap daya tetas telur. Hal ini penelitian ini baik jenis maupun konsentrasi

130
Mahfuds Jurnal Protein

desinfektan yang digunakan tidak Protein yang telah menggumpal tidak akan
mempengaruhi perkembangan embrio berfungsi lagi, akibatnya bakteri dan kapang
ditunjukan dengan abnormalitas anak ayam mengalami kematian. Gas formaldehyde
(North, M.O. and D.D. Bell, 1990). mudah menyusup dan mempunyai daya
Omphalitis atau infeksi tali pusar bunuh kuman tinggi. Hidrogen peroksida
merupakan salah satu tanda efektivitas berbentuk cair mudah terurai menjadi air dan
desinfektan yang digunakan dalam proses oksigen, dan oksigen sangat mudah
penetasan. Penggunaan formaldehyde dan mengadakan oksidasi sehingga membunuh
hydrogen peroksida dapat menekan terjadinya kuman (Ensminger, M.E., 1992).
omphalitis walau tidak berbeda nyata. Hal ini Tabel 3 juga memperlihatkan bahwa
disebabkan karena masa aktif desinfektan waktu pengambilan sample juga berpengaruh
yang relative singkat menyebabkan mikroba nyata (P<0,05) meningkatkan koloni bakteri
berkembang kembali (North, M.O. and D.D. dan kapang. Koloni bakteri dan kapang pada
Bell, 1990). pengambilan sample pada hari ke-1, ke-7, ke-
Penguapan yang terjadi pada proses 14 dan ke-21 masing-masing menunjukan
penetasan berupa air, CO2, amoniak perbedaan yang nyata (P<0,05) meningkat.
menyebabkan menurunnya aktivitas Bakteri dan kapang yang hidup pada medium
desinfektan (Mahfudz, L.D, 1998). yang sesuai untuk pertumbuhannya akan
Pengamatan daya hidup dilakukan berbiak, sehingga jumlah populasinya akan
dengan memelihara anak ayam hasil meningkat dalam waktu yang relative pendek.
penetasan sampai umur 1 minggu. Hasil uji Setiap 20 menit bakteri dan kapang akan
statistik menunjukan bahwa desinfektan tidak mengadakan divisio, jika faktor-faktor
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya luarnya seperti media, kelembaban, pH dan
hidup anak ayam. Artinya jenis desinfektan temperatur memungkinkan. Pada proses
dan dosis yang digunakan tidak penetasan, baik temperature maupun
mempengaruhi kemampuan hidup anak ayam kelembaban sangat sesaui dengan kebutuhan
paska penetasan. Beberapa penyakit pada bakteri dan kapang, sehingga bakteri dan
breeder farm mempengaruhi perkembangan kapang yang hidup pada proses penetasan
embrio, daya tetas dan kualitas anak ayam, akan berkembang biak dengan cepat
sehingga menyebabkan infeksi pada hasil (Mahfudz, L.D., 1998). Jumlah bakteri dalam
tetas, kematian dan anak ayam menjadi lemah mesin tetas sangat berpengaruh terhadap daya
(North, M.O. and D.D. Bell, 1990). tetas telur, daya tetas telur yang tidak
dilakukan fumigasi sebesar 62,25%, nyata
3. Pengaruh Desinfektan Terhadap (P<0,05) meningkat menjadi 73,30% dengan
Rerata Koloni Bakteri dan Kapang desinfektan formaldehyde dan 70,90% pada
Pengaruh desinfektan terhadap rerata hydrogen peroksida.
koloni bakteri dan kapang pada hari ke 1, 7,
14 dan 21 diperlihatkan pada Tabel 3. KESIMPULAN DAN SARAN
Tabel 3 memperlihatkan bahwa
desinfektan menurunkan dengan nyata Kesimpulan
(P<0,05) koloni bakteri dan kapang. Namun 1. Desinfektan tidak mempengaruhi
jenis desinfektan yaitu formaldehyde dan fertiltas, umur tetas, omphalitis dan daya
hydrogen peroksida tidak menunjukan hidup.
perbedaan yanga nyata (P>0,05). Hal ini 2. Pada proses penetasan perlu
menunjukan bahwa baik formaldehyde dilakukan desinfeksi untuk meningkatkan
maupun hydrogen peroksida mempunyai daya tetas.
daya bunuh kuman yang cukup baik pada 3. Hidrogen peroksida dapat sebagai
proses penetasan. pengganti formaldehyde pada penetasan telur
Desinfektan dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang Saran
dengan cara menghidrolisis atau
menggumpalkan protein bakteri dan kapang,
yang merupakan konstituen dari protoplasma.

131
Vol.13.No.2.Th.2006 Hidrogen Peroksida Sebagai Desinfektan Pengganti Gas Formaldehyde

Saran yang dapat diberikan adalah hydrogen


peroksida dapat menggantikan formaldehyde Mahfudz, L.D. 1998. Manajemen Penetasan Telur
untuk desinfeksi proses penetasan. Unggas. Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial


Chicken Manual. 4th Ed. Avi Publishing Company
Agus, G.T.K., K.A. Agus, A. Dinawati dan U.T. Inc. West Port, California.
Dipo. 2001. Mesin Tetas. Cetakan 1. Agromedia
Pustaka, Jakarta. Soetisna, A. 1999. Pengantar Farmakologi dan
Toksikologi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Deeming, D.C. 1998. Food Microbiology. 4th Ed. Pertanian Bogor (tidak diterbitkan).
Tata McGraw-Hill Book Company, Singapore.
Widjaja, H. 2004. Derajat aksi germisida pada
rd
Ensminger, M.E. 1992. Poultry Science. 3 Ed. berbagai mikroorganisme. Elanco Field Research.
Interstate Publisher Inc. Illinois. Buletin 23: 30 – 32.

132
Mahfuds Jurnal Protein

Lampiran.

Tabel 1. Fertilitas dan Daya, Berat dan Umur Tetas


Variabel Perlakuan Rerata
Kelompok
Penelitian T0 T1 T2 Kelompok
I 86,66 80,00 80,00 82,22
Fertilitas (%) II 83,33 86,66 76,66 82,21
III 76,66 83,33 83,33 81,10
Rerata 82,22 83,33 80,00 81,85
I 61,54 70,83 70,27 67,54
Daya Tetas (%) II 60,00 73,07 68,00 67,02
III 65,21 76,00 72,00 71,07
Rerata 62,25a 70,28b 73,30 b 68,00
I 32,08 32,12 32,11 32,10
Berat Tetas (g) II 32,19 32,10 32,14 32,15
III 32,16 32,22 32,17 32,18
Rerata 32,14 32,15 32,15 32,14
I 496,08 496,55 503,33 498,65
Umur Tetas (jam) II 496,08 472,38 504,46 490,97
III 492,06 497,05 504,55 497,88
Rerata 494,06 488,66 504,11 495,84
Keterangan: Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Tabel 2. Normalitas, Omphalitis dan Daya Hidup Anak Ayam


Variabel Perlakuan Rerata
Kelompok
Penelitian T0 T1 T2 Kelompok
I 93,75 100,00 88,23 93,99
Normalitas (%) II 80,00 84,21 93,33 85,84
III 93,33 94,73 88,88 92,31
Rerata 89,03 92,98 90,15 90,71
I 6,67 0,00 0,00 2,22
Omphalitis (%) II 8,34 6,25 6,25 6,94
III 0,00 0,00 6,25 2,08
Rerata 5,00 2,08 4,16 3,74
I 93,33 100,00 100,00 97,77
Daya Hidup (%) II 91,66 93,75 93,75 93,05
III 100,00 100,00 93,75 97,91
Rerata 94,99 97,91 95,83 96,24

Tabel 3. Rerata Koloni Bakteri dan Kapang pada Hari Pengamatan yang Berbeda
Waktu Pengambilan Sample (hari)
Parameter Perlakuan Rerata
H1 H7 H14 H21
--------------------------- koloni --------------------------
Koloni Bakteri T1 4,99 18,06 24,16 29,12 19,08a
T2 3,68 7,85 14,22 22,84 12,15b
T3 3,69 6,68 17,30 25,44 13,28b
Rerata 4,12a 10,86b 18,56c 25,80d 14,83
Koloni Kapang T1 1,90 4,10 10,30 24,70 10,30a
T2 1,30 2,10 8,10 20,80 8,30b
T3 1,80 1,80 7,50 16,30 6,60b
Rerata 1,30a 2,70b 8,90c 20,60d 8,40
Keterangan : Super script yang berbeda pada baris atau kolom yang sama menunjukan
perbedaan yang nyata (P<0,05)

133

Anda mungkin juga menyukai