Anda di halaman 1dari 2

c ccc      

  cc c c c





 



(Pengganti Pertemuan ke-8)

1.Ê ÷engapa basis public goods dan free riding menjadi karakter utama pendekatan Power dalam
rezim Internasional?
Public good dalam bahasa ekonomi memiliki arti sebagai sesuatu (barang) yang dapat dimiliki
tanpa harus melakukan persaingan dalam proses pencapaiannya, dan juga barang tersebut
dapat dimiliki oleh siapapun tanpa terkecuali, serta harus tersedia bagi semua orang oleh
pemerintah. Sedangkan free riding adalah dimana seseorang mendapatkan sesuatu dengan
melakukan usaha atau kontribusi yang amat kecil bahkan tidak sama sekali (effortless).
Dalam rezim internasional keduanya menjadi hal yang mendasar, karena seperti yang telah
dijelaskan dalam teori stabilitas hegemoni, dimana keberadaan pihak yang mendominasi rezim
tersebut dapat menentukan serta memberikan pengaruhnya pada seluruh prinsip, dan
peraturan yang ada di dalamnya yang juga mengandung paksaan terhadap seluruh member dari
rezim tersebut.
Public goods dan free riding saling berhubungan. ÷unculnya free rider dalam suatu rezim
internasional adalah dikarenakan oleh adanya public goods atau kebutuhan bersama. Dimana
semua member membuat peraturan untuk mencapai public goods bersama-sama dan tentunya
melakukan usaha bersama sebagai wujud sacrifice untuk mendapatkannya. Namun dalam
prosesnya, tidak semua anggota rezim melakukan hal seperti apa yang telah diatur. ÷ereka
terkadang hanya ingin menikmati untungnya saja dengan memberi sedikit sekali kontribusi atau
bahkan ada sama sekali tidak melakukan usaha bersama yang telah disepakati dalam
mendapatkan kebutuhan untuk kesejahteraan bersama tersebut.

2.Ê ÷enurut Anda apa mekanisme power dalam rezim internasional yang efektif bagi Indonesia ;
beri contohnya!
÷enurut saya mekanisme power dalam rezim internasional yang efektif bagi Indonesia
adalah  ! " # $$%$&% &' ( % & dan  ! " '&%% &' '&%"(% &.
Indonesia merupakan negara yang masih berkembang dan memiliki bargaining position yang
tidak cukup kuat dalam mewujudkan national goal-nya ataupun saat menghadapi persoalan
(bersengketa) dengan negara-negara maju. Indonesia akan lebih mudah melakukan usaha
pencapaian tujuannya dengan membentuk kerjasama atau koalisi dengan negara-negara lain
yang memiliki tujuan yang sama seperti Indonesia. Dengan adanya kesepakatan erjasama
ataupun koalisi dengan negara lain, maka kekuatan posisi tawar menawar Indonesia akan lebih
kuat, karena terhimpun dengan kekuatan negara-negara lain yang berada dalam satu koalisi
tersebut. ÷ekanisme Power of Identity and Identification juga diperlukan bagi Indonesia untuk
membentuk kerjasama dengan negara-negara lain. Karena dengan faktor kesamaan identitas
ataupun sejarah akan mempermudah terbentuknya kesepakatan kerjasama atau koalisi dengan
negara-negara lain. ÷isalnya saat Indonesia bersama ASEAN dalam persoalan kebijakan sistem
eco labeling yang diterapkan di kawasan Eropa. Kebijakan tersebut mempersulit negara-negara
dunia ketiga seperti Indonesia dan seluruh negara ASEAN dengan menghambat masuknya
produk mereka ke negara-negara di Eropa, karena semua produk yang boleh beredar di Eropa
harus environmentally friendly. Jelas, ini dapat merugikan negara berkembang sepert Indonesia.
Sebab itulah, dengan kedua mekanisme tersebut diatas, Indonesia dapat mengajak dan
menghimpun negara-negara Asia Tenggara untuk mengajukan keberatan atas kebijakan
labeling tersebut.

Anda mungkin juga menyukai