Anda di halaman 1dari 5

JALAN CAHAYA

jiwaku memanjat tebing sunyi


mencari celah dari gelak tawa dunia
seperti air meresap-resap
tiada mampu membendungnya

jiwa kecilku
tak henti bernada
terus melesat
menyempurna pada keagungannya

aku mengira inilah jalan cahaya


dibendung tak limbung
diterjang tak karam

jalan cahaya ada dalam rahasia


memanjat sulbi-sulbi jiwa
yang menanam biji bunga seroja

Putri Narita Pangestuti


12 Februari 2010

YANG ADA DAN TIADA

tak ada yang mampu menyamai


yang paling tiada, kecuali
yang paling ada

karena yang paling ada


ialah
yang paling tiada
ia tak berawal
tak berakhir
PERANG DAN KEBENARAN

angin memecah dua paru-paruku


pedang amarahmu menancap di jantungku
dan peperangan dari tatapan mata kalian
menyobek-nyobek nadiku

langkahku di antara perang dua kekuatan yang dicipta Tuhan


aku hanyalah penonton gila
tentang perebutan kuasa

surya
sinarnya menyempitkan pandangku tentang keduanya
angin
mengikat tulang dan memeras darahku hingga tak bersisa
mendung
merabunkan mata jiwaku dalam peluk senja

kepak merpati
kurindu
langit biru
harapanku
dan malam itu
membawa kebenaran dari Tuhan

kebenaran mana yang diusung manusia?


mereka saling mengada dan meniadakan!

bisik abadi
adalah kebenaran
di jiwa
dan Tuhan pengirimnya

Putri Narita Pangestuti


13-02-2010
Persahabatan

Oleh : M. Tasar Karimuddin

Tak mengenal ras dan bahasa


Jangan pandang ia dari warna
Papa dan kaya bukan bencana
Susah dan senang lalui cerita 

Terdiam kita dalam kesunyian


Merenung ia tak kunjung datang
Menangisi kenangan mati dijalan
Seribu keceriaan tak terlupakan

Jagalah kesucian dari sang hitam


Lebih dan kurang jadi bimbingan
Menutupi fitnah jangan berjalan
Jauhkan beban dari sang kelam

Mengapa kita mengotorinya


padahal suci didepan mata
Mengapa hati mesti dikhianati
Bila sang raja benar mengarahi

Kepada Koin

menegakkan hukum
ternyata butuh biaya
beratus-ratus juta

mencari keadilan
ternyata melelahkan
dan perlu uang
beratus-ratus juta

tapi rakyat sudah melek hukum


tanpa ketukan palu hakim
mereka sudah tahu
siapa yang benar
siapa yang butuh uang
beratus-ratus juta

“okelah kalau begitu”


kata warteg boys
dan rakyat tahu
dewi keadilan sudah tak tahu malu
ia tak hanya menggenggam pedang
tapi sudah tahu uang
beratus-ratus juta

koin-koin dikumpulkan
uang recehan dihimpun
orang-orang kecil
yang sering ditelikung pengadilan korup
bah!

kini beratus-ratus juta


uang recehan itu siap dilemparkan
ke muka hakim

Argo Lawu, Yogya-Jakarta, 10 Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai